AGEN POKER QQ
Milepoker
CUCUPOKER

CROT TERUS SAMPAI PUAS

BERITASEX-Elin merupakan salah seseorang manager pada bagian Treasury di suatu bank asing. Elin berusia 28 tahun, ia merupakan seseorang Sunda yang berasal dari wilayah Bogor. Elin sudah bersuami serta memiliki seseorang anak yang baru berusia 7 tahun. Badan Elin apat dikatakan kurus dengan besar tubuh kurang lebih 163 centimeter, dengan berat tubuhnya kurang lebih 49 kilogram. Buah dadanya berdimensi kecil namun padat, pinggangnya sangat ramping dengan bagian perut yang datar. Kulitnya kuning langsat dengan raut muka yang manis.

Setibanya di Semarang, sehabis check in di hotel mereka langsung mengadakan kunjungan pada sebagian nasabah, yang dicoba hingga dengan sehabis makan malam. Sehabis berakhir berurusan dengan nasabah, mereka kembali ke hotel, dimana Tom serta Anita melanjutkan kegiatan mereka dengan duduk- duduk di bar hotel sembari mengobrol serta minum- minum. Elin pada awal mulanya diajak pula, tetapi sebab merasa sangat letih, serta di samping itu dia pula merasa tidak lezat mengusik mereka, hingga dia lebih dahulu kembali ke kamar hotel buat tidur.

Menjelang tengah malam, Elin seketika terbangun dari tidurnya, perihal ini diakibatkan sebab dia merasa tempat tidurnya bergerak- gerak serta terdengar suara- suara aneh. Dengan lambat- laun Elin membuka matanya buat mengintip apa yang terjalin. Hatinya terkesiap memandang Tom serta Anita lagi bergumul. Keduanya terletak dalam kondisi polos sama sekali.

Anita yang bertubuh kecil itu, lagi terletak di atas Tom semacam seperti seorang yang lagi menunggang kuda, dengan pantatnya yang naik turun dengan kilat. Dari mulutnya terdengar suara mendesis yang tertahan,

“ Ssshhh…, sshhh…”, sebab bisa jadi khawatir membangunkan Elin.

Kedua tangan Tom lagi meremas- remas kedua buah dada Anita yang kecil namun padat berisi itu. Elin sangat panik serta terletak dalam posisi yang serba salah. Jadi ia cuma dapat terus berlagak semacam lagi tidur. Elin mengharapkan mereka kilat berakhir serta Tom lekas kembali ke kamarnya. Esok ia hendak menegur Anita supaya tidak melaksanakan perihal semacam itu lagi di kamar mereka. Sepatutnya mereka bisa melaksanakan perihal itu di kamar Tom sehingga mereka bisa melaksanakannya dengan leluasa tanpa tersendat oleh siapa juga. Dari bau whisky yang tercium, warnanya keduanya masih terletak dalam kondisi mabuk. Elin berupaya keras buat bisa tidur kembali, meski sesungguhnya dia merasa sangat tersendat dengan gerakan serta suara- suara yang ditimbulkan oleh mereka.

Pada dikala Elin mulai terlelap, seketika dia merasakan suatu lagi merayap pada bagian pahanya. Elin sangat kaget serta badannya mengejang, sebab pada dikala ia perhatikan, nyatanya tangan kanan Tom lagi berupaya buat mengusap- ngusap kedua pahanya yang masih tertutup selimut. Elin berpura- pura masih terlelap serta berupaya mengintip apa yang sesungguhnya lagi terjalin. Warnanya game Tom serta Anita telah berakhir serta Anita dalam kondisi keletihan dan hadapi kepuasan yang baru dinikmatinya, telah tergolek tidur.

Tom yang masih terletak dalam kondisi polos dengan posisi tubuh separuh tidur disamping Elin, sembari bertumpu pada siku- siku tangan kiri, tangan kanannya lagi berupaya menyingkap selimut yang dipakai Elin. Elin jadi sangat panik, pada awal mulanya ia hendak bangun serta menegur Tom buat menghentikan perbuatannya, hendak namun di pihak lain ia merasa tidak lezat sebab tentu hendak membuat Tom malu, sebab dipikirnya Tom melaksanakan perihal itu lebih diakibatkan sebab Tom masih terletak dalam kondisi mabuk. Kesimpulannya Elin memutuskan buat senantiasa berpura- pura tidur dengan harapan Tom hendak menghentikan kegiatannya itu.

Hendak namun harapannya itu nyatanya percuma belaka, apalagi secara lambat- laun Tom bangkit serta duduk di samping Elin. Tangannya menyingkap selimut yang menutupi badan Elin dengan lambat- laun serta dari mulutnya menggumam lama- lama,

“ Psssttt sayang, ayo kubantu menikmati suatu yang baru…, nih.., kubantu membebaskan celana dalammu…, tidak baik jika tidur gunakan celana dalam”, sembari tangannya yang sebelumnya mengelus- elus bagian atas paha Elin bergerak naik serta memegang tepi celana dalam Elin, setelah itu menariknya dengan lambat- laun ke dasar meluncur di antara kedua kaki Elin.

Tubuh Elin jadi kaku serta ia tidak ketahui wajib berbuat gimana. Elin seakan- akan berganti jadi arca, pikirannya jadi hitam serta matanya dirasakannya berkunang- kunang. Tom memandang kedua gundukan bukit kecil dengan belahan kecil di tengahnya, yang ditutupi oleh rambut gelap kecoklatan halus yang tidak sangat rimbun di antara paha atas Elin. Jari- jari Tom membuka satu persatu kancing daster Elin, sembari tangannya bergerak terus ke atas serta saat ini dia menyingkapkan segala selimut yang menutupi badan Elin, sehingga terlihatlah buah dada Elin yang membukit kecil dengan putingnya yang kecil bercorak coklat tua.

Saat ini Elin tergolek dengan badannya yang tanpa busana, tungkai kakinya yang panjang serta pantat yang penuh berisi, dan buah dada yang kecil padat serta belahan di antara paha atas yang membukit kecil, betul- betul sangat memicu nafsu birahi Tom. Tom telah tidak mampu menahan nafsunya, penisnya yang baru saja terpuaskan oleh Anita, saat ini bangkit lagi, tegang serta siap tempur.

Semenjak dikala itu Tom berniat buat tidak hendak melepaskan Elin. Dia sangat berharga buat di perkenankan, Tom hendak menikmati badan Elin berulang- ulang pada malam ini. Kemolekan badan Elin sangat sayang buat ditaruh oleh Elin sendiri pikir Tom. Tom mendesak badan Elin serta mulai meremas- remas buah dada Elin yang sudah terbuka itu,

“ Dengerin sayang, you hendak aku ajarin menikmati suatu yang nikmat, asal you baik- baik nurutin apa yang hendak aku tunjukkan”.

Pemahaman Elin mulai kembali secara lambat- laun serta dengan badan gemetar Elin lambat- laun membuka matanya serta mencermati Tom yang lagi merangkak di atasnya. Elin berupaya mendesak tubuh Tom sembari mengatakan,

“ Tom, apa yang lagi kau jalani ini?”,“ Sadarlah Tom, saya khan telah bersuami, jangan kau teruskan perbuatanmu ini!”. Sebab menyangka Tom terletak dalam kondisi mabuk, Elin berupaya membujuk serta menggugah pemahaman Tom.

Hendak namun Tom yang sudah sangat terangsang memandang badan Elin yang molek halus lembut serta bugil di depan matanya mana ingin paham, terlebih penisnya sudah dalam kondisi sangat tegang.

“ Edan! Cakep banget! Amati buah dadamu, padat banget. Sesuai sama seleraku! You emang pinter melindungi badanmu, sayang!”, kata Tom sembari menekan badannya ke badan Elin.

Elin berupaya bangun berdiri, hendak namun tidak dapat serta ia tidak berani sangat berperan agresif, sebab khawatir Tom hendak membalas berlaku agresif padanya.

Sebaliknya dalam letaknya itu saja dia telah tidak terdapat lagi mungkin buat lari.

Sembari menjilat bibirnya Tom tiduran di sisi Elin.

“ Lin, lebih baik you menjajaki kemauanku dengan manis, jika tidak aku hendak maksa you serta aku perkosa you habis- habisan. Jika you nurutin, you hendak merasakan kenikmatan serta tidak hendak sakit”. Kemudian tangannya ditangkupkan di buah dada Elin, sembari meremas- remasnya dengan sangat bernafsu, sembari merasakan kehalusan serta kepadatan buah dada Elin.“ Bodi you oke banget!”, kata Tom.“ Coba you berbalik Elin!”. Lambat- laun dengan perasaan yang putus asa Elin berbalik membelakangi Tom. Serta dirasakanya tangan Tom saat ini terdapat di pantatnya meremas serta meraba- raba.

Setelah itu Tom menyibakkan rambut Elin, serta dihirupnya leher Elin dengan hidungnya sedangkan lidahnya menelusuri leher Elin. Sembari melaksanakan perihal itu tangan Tom berpindah mengarah kemaluan Elin. Pada bagian yang membukit itu, tangannya bermain- main, mengelus- elus serta menekan- nekan, sembari mengatakan,

“ Kasihan you, Elin, tentu suami you tidak ketahui metode membahagiakan you?”,

“ Tetapi tenang aja sayang, dengan aku, you tidak bakalan dapat kurang ingat seumur hidup, you bakalan merasakan gimana jadi perempuan sejati!”. Sembari memutar kembali badan Elin.

Sehabis itu Tom mengambil tangan Elin serta meletakkannya di kemaluannya yang sudah sangat tegang itu.

Kala merasakan tangannya memegang barang hangat yang besar lagi keras itu, badan Elin tersentak, belum pernah Elin bisa berpikir dengan jelas, terasa tubuhnya sudah ditelentangkan oleh Tom serta dengan kilat Tom sudah berjongkok di antara kedua kakinya yang dengan paksa terkangkang akibat tekanan lutut Tom. Dengan sebelah tangannya menuntun penisnya yang besar, Tom kemudian melekatkan ujung penisnya ke bibir Miss V Elin,

“ Apa you ingin aku masukin itu?”,

“ Aaahhh…, jangaaann…, jaaangaaann…, Toomm…”, Elin dengan suara mengiba- iba masih berupaya berupaya membatasi hasrat Tom.

Elin berupaya mengeser pinggulnya ke samping, berupaya menjauhi penis Tom supaya tidak bisa menerobos masuk ke dalam liang kewanitaannya.

Sembari tersenyum Tom mengatakan lagi,

“ You tidak bisa kemana- mana lagi, lebih baik you diam- diam saja serta menikmati game aku ini..!”. Tom kemudian memajukan pinggulnya dengan kilat serta menekan ke dasar, sehingga penis besarnya yang sudah melekat pada bibir kemaluan Elin dengan kilat menerobos masuk ke dalam liang Miss V Elin dengan tanpa bisa dihalangi lagi.

Testis Tom mengayun- ayun menampar bagian dasar Miss V Elin, sedangkan Elin megap- megap sebab dorongan keras Tom.

Elin belum sempat merasakan dikala semacam ini, tiap bagian badannya serasa sangat sensitif terhadap rangsangan. Buah dadanya terangsang dikala ditindih oleh dada Tom. Dirinya telah kurang ingat jika lagi diperkosa, dia tidak hirau pada badan besar Tom yang lagi bergerak naik turun menindih badannya yang ramping. Elin mulai merasakan sesuatu sensasi kenikmatan yang menggelitik di bagian dasar badannya, vaginanya yang sudah terisi oleh penis besar serta panjang kepunyaan Tom, terasa menggelitik serta menyebar ke segala badannya, sehingga Elin cuma dapat menggeliat- geliat serta mendesis mirip orang kepedasan.

Elin cuma berupaya menikmati segala rasa nikmat yang dialami badannya. Saat ini Elin berupaya buat berupaya aktif dengan turut menggerakkan pinggulnya menjajaki irama gerakan Tom di atasnya. Tom memandang Elin mengerang, merintih serta mengejang tiap kali dia bergerak. Serta Elin telah mulai terbiasa menjajaki gerakannya. Tom merasakan tangan Elin merangkul erat pada punggung bawahnya mengelus- elus ke dasar serta meremas- remas pantatnya dan menariknya ke depan supaya terus menjadi merapat pada badan Elin. Tom terus menggosok- gosokkan penisnya pada klitoris Elin.

Tom saat ini mau membuat Elin orgasme terlebih dulu. Elin terus menjadi terangsang serta tidak terkontrol lagi tiap kali bagian badannya bergerak menjajaki tekanan serta sodokan Tom, saat ini mukanya terbenam di dada bidang Tom, mulutnya megap- megap semacam ikan terdampar di pasir, dengan lambat- laun mulutnya beralih pada dada Bossnya serta sembari terus menjilat kesimpulannya datang pada puting susu Tom.

Saat ini Elin secara refleks mulai menyedot serta menghirup puting susu Tom, sehingga tubuh Tom mulai bergetar pula saking merasa nikmatnya. Penis Tom terasa terus menjadi keras, sehingga Tom terus menjadi ganas saja menggerakkan pantatnya menekan pinggul Elin dalam- dalam. Elin merasakan vaginanya berkontraksi, sembari berupaya menahan rasa geli yang tidak terlukiskan menggelitik segala bilik liang kemaluannya serta menjalar ke segala badannya.

Perasaan itu kian lama kian kokoh menguasainya sehingga seakan- akan menutupi kesadarannya serta membawanya melayang- layang dalam kenikmatan yang tidak sempat dialaminya sepanjang ini serta tidak bisa dilukiskan maupun dijabarkan dengan perkata. Kenikmatan yang dirasakan Elin tercermin pada gerakan badannya yang meronta- ronta liar tanpa terkontrol bagaikan ikan yang menggelepar- gelepar terdampar di pasir. Desahan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulutnya yang mungil,

“ Ooohhhh…., aagghh…, adduhhh..!”.

Kedua pahanya melingkari pantat Tom serta dengan kokoh menjepit dan menekan ke dasar, diiringi badannya yang mengejang serta kedua tangannya mencengkeram alas tempat tidur dengan kokoh, betul- betul sesuatu orgasme yang dahsyat sudah menyerang Elin. Tom merasakan penisnya terjepit dengan kokoh oleh bilik kemaluan Elin yang berdenyut- denyut diiringi isapan kokoh seakan- akan hendak menelan batang penisnya. Terasa benar jepitan bilik Miss V Elin serta di ujung situ terasa terdapat“ tembok” yang mengelus kepala penisnya.

Sehabis istirahat sejenak serta memandang Elin telah agak tenang, Tom mulai memompa lagi. Pompaan Tom kali ini lekas dibalas oleh Elin, pinggulnya bergerak- gerak“ aneh” tetapi efeknya luar biasa. Penis Tom serasa dilumat dari pangkal hingga kepalanya. Kemudian masih ditambah dengan alterasi, kala pinggul Elin menyudahi dari gerakan aneh itu, seketika Tom merasakan penisnya terjepit dengan kokoh serta dinding- dinding kemaluan Elin berdenyut- denyut secara tertib, dekat 4- 5 kali denyut menjepit, baru setelah itu bergoyang aneh lagi.

Wah, sesuatu sensasi menyerang perasaan Tom, sesuatu ikatan kelamin yang belum sempat dinikmatinya dengan perempuan manapun pula sepanjang ini. Menyesal Tom sebab tidak dari dulu- dulu menikmatinya. Gerakan aneh di dalam liang kemaluan Elin kian bermacam- macam. Terkadang Tom malah memohon Elin menyudahi bergoyang buat hanya menarik napas panjang. Lumatan bilik kemaluan Elin pada penis Tom buatnya geli- geli serta serasa hendak‘ meledak’.

Tom tidak mau cepat- cepat hingga, sebab masih mau menikmati

“ elusan” Miss V Elin. Namun gerakan- gerakan di dalam liang kewanitaan Elin terus menjadi merajalela serta terus menjadi liar.

Sampai kesimpulannya Tom wajib menyerah, tidak sanggup menahan lebih lama lagi perasaan nikmat yang melandanya, terus menjadi kilat Tom bergerak mengimbangi goyangan pinggul Elin, terus menjadi terasa pula rangsangan yang hendak meletupkan lahar panas yang lagi mengarah klimaks, mendaki puncak, saat- saat yang sangat nikmat. Serta kesimpulannya, pada tusukan yang terdalam, Tom menyemprotkan maninya kuat- kuat di dalam liang kewanitaan Elin, sembari mengejang, melayang, bergetar. Pada detik- detik dikala Tom melayang tadi, seketika kaki Elin yang pada awal mulanya mengangkang, diangkatnya serta menjepit pinggul Tom kuat- kuat. Amat sangat kokoh.

Kemudian badannya turut mengejang sebagian detik, mengendor serta terus mengejang lagi, lagi serta lagi…, Elin juga tidak mampu menahan dorongan orgasme yang melandanya lagi, punggungnya melengkung ke atas, matanya terbeliak- beliak, dan totalitas badannya bergetar dengan hebat tanpa terkontrol, bersamaan dengan meledaknya kenikmatan orgasme di vaginanya. Orgasme kedua dari Elin.

“ Toommm, aduuuh, Toomm, aahhhhh…, aaduuhh…, nikmaaatt.., Toomm….!”.

Tom tersenyum puas memandang badan Elin terguncang- guncang sebab orgasme sepanjang 15 detik tanpa henti- hentinya. Setelah itu tangan Elin dengan eratnya menekan pantat Tom ke arah selangkangannya sembari kakinya menggelepar- gelepar ke kiri kanan. Tom juga terus menggerakkan penisnya buat menyikat klitoris Elin. Sehabis orgasmenya berakhir, badan Elin langsung terkulai lemas tidak berdaya, terkapar, dengan kedua tangan serta kakinya terbentang melebar ke kiri kanan. Elin merasa bagian- bagian badannya seakan terlepas serta tubuhnya tidak bisa digerakkan sama sekali.

Sehabis gelombang dahsyat kenikmatan yang melandanya surut, Elin kembali ke alam nyata serta menyadari kalau ia lagi terkapar di dasar tindihan tubuh perkasa lelaki bule berkulit putih yang bukan suaminya yang baru saja membagikan kepuasan yang tiada tara padanya. Sesuatu perasaan malu serta menyesal melandanya, gimana ia dapat begitu mudah ditaklukkan oleh lelaki tersebut. Tanpa terasa air mata penyesalannya bergulir keluar serta Elin mulai menangis tersedu- sedu. Dengan badannya yang masih menghimpit tubuh Elin, Tom berupaya membujuknya dengan membagikan bermacam alibi antara lain sebab dia sangat banyak minum sehingga tidak bisa mengendalikan dirinya.

Sembari membujuk serta mengelus- elus rambut Elin dengan lambat- laun penisnya mulai tegang lagi serta dengan halus penisnya yang memanglah sudah terletak pas di depan kemaluan Elis ditekan lambat- laun supaya masuk ke dalam kewanitaan Elin. Pada dikala merasakan penis Tom mulai menerobos masuk ke dalam kewanitaannya, Elin bereaksi sedikit dengan berupaya memberontak lemah tetapi kesimpulannya diam pasrah serta membiarkan penis besar tersebut masuk seluruhnya ke dalam liang kewanitaannya.

Dengan lambat- laun Tom menggerakkan tubuhnya naik- turun, sehingga lama- kelamaan badan Elin mulai terangsang kembali serta bereaksi, serta pergumulan kedua insan tersebut terus menjadi lama terus menjadi seru mendaki puncak kepuasan serta kenikmatan, terlupa hendak seluruh penyesalan. Pertarungan mereka terus bersinambung sejauh malam serta baru menyudahi menjelang fajar menyingsing keesokan harinya.

Jam 10 pagi keduanya baru terbangun serta nampak Anita sudah berpakaian apik, lagi menikmati makan pagi paginya sembari mengerling ke arah mereka dengan senyum- senyum rahasia. Pada mulanya Elin merasa sangat malu terhadap Anita, tetapi memandang respon Anita yang semacam itu, seakan- akan mengajak bersekutu, kesimpulannya Elin jadi terbiasa.
AGEN POKER QQ