AGEN POKER QQ
Milepoker
CUCUPOKER

KU PERKOSA ADIK KU YANG NAKAL

BERITASEX-Nama aku merupakan Tohir, seseorang anak smu doyan banget nge- seks serta jilatin memek seseorang wanita, Aq memiliki adik wanita yang namanya Fina angelina. Saya serta adikku merupakan anak orang kaya. Bila saya kelas 3 Smu, fina adikku dikala ini duduk di kelas 3 smp ingin lulus.

Fina di sekolahny tercantum wanita, wanita yang sangat terkenal sebab kecantikan serta kemolekan badannya. Aq bagaikan seseorang kakaknya senantiasa membayangkan bila adikku yang manis serta menawan itu saya setubuhi sendiri. Tentu kontolku bakalan nut- nutan.

Pendek kata, adikku fina memanglah seseorang wanita yang sangat menawan serta ialah kebanggaan orang tuaku. Tidak hanya itu ia pula sangat pandai bawa diri di hadapan orang lain sehingga seluruh orang menyukainya. Tetapi di balik seluruh itu, si“ gadis” ini sesungguhnya bukanlah perfect. Kepribadiannya yang manis nyatanya cuma topeng belaka. Di dunia ini, cuma saya, kakak laki- lakinya, yang ketahui hendak kepribadiannya yang sebetulnya. Kedua orang tuaku yang kerap keluar kota buat berbisnis senantiasa menitipkan rumah serta adikku kepadaku. Tetapi mereka tidak ketahui jika saya kesusahan buat mengatur adikku yang bandelnya bukan main. Di hadapanku, ia senantiasa berlagak membangkang serta seenaknya. Apabila saya mengatakan A, hingga ia hendak melaksanakan perihal yang kebalikannya. Pokoknya saya sangat kewalahan buat menanganinya.

Sesuatu hari, seluruhnya berganti drastic. Hari itu merupakan hari Sabtu yang tidak hendak terlupakan dalam hidupku. Pada akhir minggu itu, semacam umumnya kedua orang tuaku lagi terletak di luar kota buat urusan bisnis. Mereka hendak kembali minggu depannya. Kebetulan, saya serta adikku pula lagi liburan panjang. Sesungguhnya kami mau turut dengan orang tua kami keluar kota, tetapi orang tuaku melarang kami turut dengan alibi tidak mau kami mengusik urusan bisnis mereka. Biarpun adikku nampak bagi, tetapi saya ketahui jika ia sangat jengkel di hatinya. Sehabis mereka berangkat, saya berupaya buat menghiburnya dengan mengajaknya nonton DVD baru yang kubeli ialah Harry Potter and the Order of Pheonix. Tetapi kebaikanku dibalas dengan air tuba. Bukan saja ia tidak menerima kebaikanku, apalagi ia membanting pintu kamarnya di depan hidungku.



Inilah penghinaan terakhir yang dapat kuterima. Akupun menyaksikan DVD sendirian di ruang tamu. Tetapi pikiranku bukanlah focus ke film, melainkan gimana triknya membalas perbuatan adikku. Di rumah memanglah hanya terdapat kami berdua. Orang tua kami berkomentar kalau kami tidak membutuhkan pembantu dengan alibi buat melatih tanggung jawab di keluarga kami. Selintas benak ngawur juga melintas di benakku. Saya bermaksud buat menyelinap ke kamar adikku nanti malam serta memfoto badan telanjangnya waktu tidur serta memakainya buat memforsir adikku supaya jadi adik yang penurut.

Malam itu, jam membuktikan jam sebelas malam. Saya juga mengedap di depan pintu kamar adikku. Daun telingaku melekat di pintu buat membenarkan apa adikku telah tertidur. Nyatanya tidak terdapat suara Televisi maupun radio di kamarnya. Memanglah umumnya adikku ini jika hatinya lagi mengkal, hendak lekas berangkat tidur lebih dini. Akupun memakai keahlianku bagaikan mahasiswa jurusan metode buat membuka kunci pintu kamar adikku. Kebetulan saya memanglah memiliki kit buat itu yang kubeli waktu lagi tour ke luar negara. Di tanganku saya memiliki suatu kamera digital.

Di kamar adikku, lampu masih cerah sebab ia memanglah tidak berani tidur dalam kegelapan. Akupun berjalan lama- lama mengarah tempat tidurnya. Nyatanya malam itu ia tidur pulas terlentang dengan menggunakan daster putih. Tanganku bergerak lama- lama serta gemetar menyingkap dasternya ke atas. Ia diam saja tidak bergerak serta napasnya masih halus serta tertib. Nyatanya ia mengenakan celana dalam corak putih serta bergambar bunga mawar. Pahanya begitu lembut serta saya juga dapat memandang terdapat bulu- bulu halus menyembul keluar di dekat wilayah vaginanya yang tertutup celana dalamnya.

Setelah itu saya memakai gunting serta menggunting dasternya sehingga kesimpulannya bagian payudaranya nampak. Di luar dugaanku, nyatanya ia tidak menggunakan kutang. Payudaranya tidak begitu besar, bisa jadi dimensi A, tetapi lekukannya sangat indah serta menantang. Jakunku bergerak naik turun serta akupun menelan ludah memandang panorama alam sangat indah dalam hidupku. Setelah itu dengan gemetar serta hati- hati, saya juga membuka celana dalamnya. Adikku masih tertidur pulas.

Panorama alam indah lekas terpampang di hadapanku. Suatu hutan kecil yang tidak begitu rimbun terhampar di depan mataku. Sangking terpesonanya, saya cuma dapat berdiri buat sekian lamanya memandang dengan kamera di tanganku. Saya kurang ingat hendak iktikad kedatanganku kemari. Suatu benak setanpun melintas, mengapa saya wajib puas cuma dengan memotret badan adikku. Apakah saya wajib mensia- siakan peluang satu kali ini dalam hidupku? Terlebih saya masih perjaka ting- ting. Tetapi pemahaman lain pula timbul di benakku, ia merupakan adik kandungku., For God Sake. Kedua kekuatan kebajikan serta kejahatan berkecamuk di pikiranku.

Kesimpulannya, sebab pikiranku tidak dapat memutuskan, hingga saya membiarkan“ adik laki- lakiku” di selangkangku memutuskan. Nyatanya dia telah tegang siap perang. Manusia boleh berencana, tetapi iblislah yang memastikan. Setelah itu saya meletakan kamera di meja. Saya juga memakai kain daster yang telah koyak buat mengikat tangan adikku ke tempat tidur. Terencana saya membiarkan kakinya leluasa supaya tidak membatasi game setan yang hendak lekas kulakukan. Adikku masih pula tidak siuman jika bahaya besar telah mengancamnya. Saya juga lekas membuka bajuku serta celanaku sampai telanjang bundar.

Setelah itu saya menundukan mukaku ke wilayah selangkangan adikku. Nyatanya wilayah itu sangat harum, nampak jika adikku ini sangat melindungi kebersihan badannya. Setelah itu saya juga mulai menjilati wilayah lipatan serta klitoris adikku. Adikku masih tertidur pulas, tetapi sehabis sebagian lama, napasnya telah mulai memburu. Terus menjadi lama, Miss V adikku terus menjadi basah serta merekah. Saya telah tidak tahan lagi serta memusatkan moncong meriamku ke lubang kenikmatan terlarang itu. Kedua tanganku memegang pergelangan kaki adikku serta membukanya lebar- lebar.

Ujung kepala penisku telah melekat di bibir Miss V adikku. Sejenak, saya ragu- ragu buat melaksanakannya. Tetapi saya lekas menggelengkan kepalaku serta membuang jauh keraguanku. Dengan suatu sentakan saya mendesak pantatku maju ke depan serta penisku menembus masuk Miss V yang masih sangat rapat tetapi basah itu. Suatu teriakan nyaring bergema di kamar,” Aaaggh, aduh…. uuuhh, KAK ADI, APA YANG KAULAKUKAN??” Adikku terbangun serta menjerit melihatku terletak di atas badannya serta menindihnya. Muka adikku pucat pasi ketakutan serta menahan rasa sakit yang luar biasa. Matanya mulai berkaca- kaca. Sebaliknya pinggulnya bergerak- gerak menahan rasa sakit. Tangannya berguncang berupaya membebaskan diri. Begitu pula kakinya berupaya membebaskan diri dari pegangannku. Tetapi seluruh upaya itu tidak sukses. Saya tidak berani berlama- lama memandang matanya, takut jika saya hendak berganti benak. Saya alihkan pemikiran mataku ke arah selangkangan. Nyatanya Miss V adikku menghasilkan darah, darah keperawanan.

Saya tidak menghiraukan seluruh itu sebab suatu kenikmatan yang belum sempat kurasakan dalam hidupku menyerangku. Penisku yang bercokol di dalam Miss V adikku merasakan rasa panas serta kontraksi otot Miss V adikku. Rasanya semacam disedot oleh suatu vakum cleaner. Saya juga lekas menggerakan pinggulku serta memompa badan adikku. Adikku menangis serta menjerit:” Aduhh.. aahh.. uuhh.. am.. juga.. ka k…lep.. as.. kan.. pana ss…sakitt!!”“ Kak.. Adii.. mengo.. uuhh.. yak.. aduh…tubuhku!!!” Saya tidak tahan dengan rengekan adikku, sebab itu saya lekas memakai celana dalam adikku buat menyumpal mulutnya sehingga yang terdengar cuma suara Ughh.. Ahhh.

Sehabis dekat 5 belas menit, adikku tidak meronta lagi cuma menangis serta meringik kesakitan. Darah masih berkucuran di dekat vaginanya tetapi tidak sederas tadi lagi. Saya sendiri memeramkan mata merasakan kenikmatan yang luar biasa. Saya terus menjadi kilat menggerakan pinggulku sebab saya merasa hendak lekas menggapai klimaksnya. Sesekali tanganku menampar pantat adikku supaya ia menggoyangkan pinggulnya sembari mengatakan:’ World Health Organization is your Daddy?” Suatu dilema timbul di pikiranku. Haruskah saya menembak di dalam rahim adikku ataupun di luar? Saya ketahui jika saya mau melaksanakannya di dalam, tetapi gimana apabila adikku berbadan dua? Ahh… biarlah itu urusan nanti, terlebih saya ketahui di mana ibuku menaruh kapsul KBnya. 3 menit setelah itu.. crott.. crottt.. akupu n menembakan cairan hangat di dalam rahim adikku. Keringat membasahi kedua badan kami serta darah keperawanan adikku membasahi selangkangan kami serta sprei tempat tidur.

Saya membiarkan penisku di dalam Miss V adikku sepanjang sebagian menit. Setelah itu sehabis puas, saya mencabut keluar penisku serta tidur terlentang di samping adikku. Saya setelah itu melepaskan tangan adikku serta membuka sumpalan mulutnya. Kedua tanganku bersiap buat menerima amukan kemarahannya. Tetapi di luar dugaanku, ia tidak menyerangku. Adikku cuma diam membisu seribu bahasa serta masih menangis. Letaknya masih tidur serta cuma punggungnya yang mengadapku. Saya memandang tangannya menutup dadanya serta tangan yang lain menutup vaginanya. Ia masih menangis tersedu- sedu.

Sehabis seluruh kepuasanku tersalurkan, baru saat ini saya bimbang apa yang wajib kulakukan berikutnya. Seluruh peristiwa ini di luar rencanaku. Saya saat ini sangat ketakutan membayangkan gimana jika orang tuaku ketahui. Hidupku dapat berakhir di penjara. Setelah itu pemikiran mataku menyudahi di kamera. Suatu ilham jenius timbul di pikiranku. Saya mengambil kameranya serta lekas memfoto badan telanjang adikku. Adikku memandang perbuatanku serta bertanya:” Kak Adi, Apa yang kau jalani? Hentikan, masih belum cukupkah perbuatan setanmu malam ini? Hentikan…” Tangannya bergerak berupaya merebut kameraku. Tetapi saya telah memperkirakan ini serta lebih sigap. Sebab tenagaku lebih besar, saya berhasi menjauhkan kameranya dari jangkauannya. Saya mencabut keluar memori card dari kameranya serta mengatakan:“ Jika kalian tidak ingin gambar ini tersebar di web sekolahmu, peristiwa malam ini wajib disembunyikan dari seluruh orang. Kalian pula wajib menuruti perintah kakakmu ini mulai saat ini.”

Wajah adikku pucat pasi, serta air mata masih berlinang di pipinya. Setelah itu dengan lemah ia mengganggukkan kepalanya. Suatu perasaan ibaratnya sudah memenangi piala dunia, bersemayam di dadaku. Saya ketahui, jika mulai malam itu saya sudah menaklukan adikku yang nakal ini. Setelah itu saya memerintahkan ia buat membereskan ruangan kamarnya serta menghilangkan sprei bernoda darah serta potongan dasternya yang koyak. Tidak hanya itu saya lekas menyuruhnya meminum kapsul KB yang kudapat dari lemari obat ibuku. Terakhir saya menyuruhnya mandi mensterilkan tubuh, pasti saja bersamaku. Saya menyuruhnya buat memakai jari- jari lentiknya buat mensterilkan penisku dengan lembut.

Malam itu, saya sudah memenangkan pertempuran. Sepanjang seminggu kepergian orang tuaku, saya senantiasa meniduri adikku di tiap peluang yang terdapat. Pada hari keempat, adikku telah terbiasa serta tidak lagi menolakku biarpun ia masih nampak pilu serta tertekan tiap kali kita bercinta. Saya pula memerintahkannya buat mensterilkan rumah serta memasakan santapan kesukaanku. Saya pula berikan tugas baru buat mulut mungil adikku dengan bibirnya yang merah merekah. Tiap malam sepanjang seminggu kala saya menyaksikan Televisi, saya menyuruh adikku buat berikan oral seks. Serta saya senantiasa menyemprotkan spermaku ke dalam mulutnya serta menyuruhnya buat menelannya.

Kala orang tuaku kembali minggu depannya, saya memerintahkan adikku buat berlagak sewajarnya menyongsong mereka. Kala ibuku memeluk adikku, saya memandang wajah adikku yang semacam mau memberi tahu kejadian yang terjalin sepanjang seminggu ini. Saya juga berperan kilat serta mengatakan pada ibuku:“ Bunda, gimana ekspedisi bunda? Tunjukan dong FOTOnya kepada kami berdua.” Ibuku tersenyum mendengar ini serta tidak mencurigai apa juga. Tetapi adikku jadi sedikit pucat serta ketahui arti dari perkataanku. Ia juga tidak jadi mengatakan apa- apa.

Semenjak itu, tiap kali terdapat peluang, saya senantiasa meniduri adikku. Pasti saja kami mempraktekan safe sex dengan kondom serta kapsul. Sehabis ia lulus SMA, kami masih melaksanakannya, apalagi saat ini ia telah menikmati game kami. Terkadang, ia sendiri yang tiba memintanya. Kala ia lulus SMA, saya yang saat ini telah bekerja di suatu bank dapat dipercaya dipindahkan ke Jakarta. Saya memohon orang tuaku buat mengijinkan adikku kuliah di Jakarta. Pasti saja saya beralasan kalau saya hendak menjaganya supaya adikku tidak terseret dalam pergaulan leluasa. Orang tuaku sepakat serta adikku pula pasrah. Saat ini kami berdua tinggal di Jakarta serta menikmati kebebasan kami. Perihal yang berbeda cumalah saya dapat memandang kalau adikku sudah berganti jadi wanita yang lebih binal.
AGEN POKER QQ