Mas Tarno merupakan seseorang penggangguran. Jadi buat keperluan rumah tangga Nita- lah yang bekerja dari pagi hingga malam di suatu Supermarket. pastinya keluarga berbagai ini kerap cek- cok. Nita mengganggap Mas Tarno orangnya pemalas bisanya cuma memohon uang buat beli rokok.
Mas Tarno juga kerap membalas omelan- omelan Nita dengan tamparan serta tendangan apalagi dicoba didepan anaknya. Saya sendiri tidak betah memandang pertengkaran itu. Sesuatu dikala, Mas Tarno bisa pekerjaan bagaikan ABK serta pastinya wajib meninggalkan keluarganya dalam waktu yang lumayan lama. Nita senangnya bukan main mencermatinya.
Pada malam itu, saya ngobrol dengan Nita dikamarnya sembari nonton Televisi. Sang Rara muter- muter sembari bermain maklum usia segitu masih lucu- cucunya.“ Saat ini hening ya, Nit…. tidak terdapat Mas Tarno.” kataku“ Lebih baik ini, Ted. Enakan kalo Mas Tarno tidak terdapat.” Keluh Nita kepadaku.“ Emangnya Mengapa?” tannyaku.“ Mas Tarno tuh kerja tidak kerja tetep nyusahin. normal kan kalo saya memohon uang ke Mas Tarno? Saya kan istrinya. Eh, Dianya marah- marah. Besoknya saya diomelin pula ama bunda mertuaku. Katanya saya tidak boleh memohon duitnya dahulu supaya dapat buat nabung. Gombal!!! Saya tidak yakin Mas Tarno dapat nabung!!!” Ia jawab dengan marah- marah.“ Tabah ya…” Saya berupaya buat menenangkannya terlebih Rara dah memohon bobo’.“ Seandainya Mas Tedy yang jadi suamiku bisa jadi saya tidak hendak merana. Mas Tedy dah bisa pekerjaan senantiasa serta digaji besar sebaliknya suamiku, Mas Tarno cuma pekerja agresif di kapal itupun baru sebulan tadinya penggangguran.” Keluhnya.“ Udah…jangan berandai- andai…. perkenankan hidup mengalir saja.” Jawabku sekenanya.
“ Mas,….. Seketika Nita duduk disebelahku mengapit tanganku serta menyandarkan kepalanya. Saya sangat kaget. Saya ketahui Nita perlu kasih sayang, perlu belaian, perlu atensi. Bukan tendangan serta tamparan. Saya balas ia dengan dekapan di bahunya. Sayang sekali Perempuan semanis Nita disia- siakan oleh pria. Tetapi Saya pula pria wajar memiliki nafsu terhadap perempuan. Malah inilah kesempatanku buat mengerjai Nita terlebih bunda kostku lagi menjenguk keluarganya di Surabaya sepanjang seminggu serta baru berangkat kemarin malam serta Mas Rano bisa jatah kerja Shift malam di suatu Mall. Yuhuyyy…akhirnya peluang itu datang!!!
Kutoleh Nita yang dikala itu lagi mengenakan daster, tanpa basa basi saya langsung merengkuh badan Nita yang montok itu kedalam pelukanku serta langsung kucium bibirnya yang tipis itu. Nita memeluk tubuhku erat erat, Nita sangat pandai memainkan lidahnya, terasa hangat sekali kala lidahnya menyelusup diantara bibirku. Tanganku asik meremas susu Nita yang tidak seberapa besar tetapi kencang, pentilnya kupelintir membuat Nita memejamkan matanya sebab geli. Dengan sigap saya menarik daster Nita, serta nyatanya Nita telah tidak menggunakan apa apa dibalik dasternya itu, nyatanya Nita memanglah telah merencanakannya tanpa sepengetahuanku. Badan Nita benar benar aduhai serta memicu seleraku, badannya semampai, putih dengan susu yang cocok dengan dimensi badannya ditambah Miss V yang tidak berambut mencembung.“ Eh gimana kalo sang Rara bangun?” tanyaku.“ Tenang aja Mas Tedy, Susu yang diminum Rara tadi dah saya campurin CTM.” Jawabnya dengan style yang manja. Betul- betul persiapan yang sempurna.
Kala kubentangkan bibir vaginanya, itilnya yang sebesar biji salak langsung menonjol keluar. kala kusentuh dengan lidahku, Nita langsung menjerit lirih. Saya langsung mencopot pakaian serta celanaku sehingga penisku yang sejauh 12 centimeter langsung mengangguk angguk leluasa. Kala kudekatkan penisku ke wajah Nita, dengan sigap pula Nita menggenggamnya serta setelah itu mengulumnya. Kulihat bibir Nita yang tebal itu hingga membentuk huruf O sebab penisku yang berdiameter 3 centimeter itu nyaris seluruhnya memadati bibir mungilnya, Nita kayaknya terencana memamerkan kehebatan kulumannya, sebab sembari mengulum penisku dia berkali kali melirik kearahku.

Saya cuma bisa menggerenyotkan bibir keenakan dengan servis Nita ini. Bisa jadi posisiku kurang pas untuk Nita yang telah tiduran itu sedangkan saya sendiri masih berdiri disampingnya, hingga Nita membebaskan kulumannya serta menyuruhku tiduran disebelahnya. Sehabis saya tiduran dengan agak tergesa gesa Nita merentangkan kedua kakiku serta mulai lagi menjilati bagian peka disekeliling penisku, seluruhnya dijilatinya, apalagi Nita dengan telaten menjilati penisku yang membuat saya benar benar blingsatan. Saya cuma bisa meremas remas susu Nita dan membelai vaginanya dengan jariku. Saya telah tidak tahan dengan kelihaian Nita ini, kusuruh ia menyudahi namun Nita tidak memperdulikanku malahan dia kian lincah mengeluar masukkan penisku kedalam mulutnya yang hangat itu.
Tanpa bisa dicegah lagi air maniku menyembur keluar yang disambut Nita dengan pijatan pijatan lembut dibatang penisku seolah hendak ia mau memeras air maniku supaya keluar hingga tuntas. Kala Nita merasa jika air maniku telah habis keluar seluruh, dengan pelan pelan ia membebaskan kulumannya, sembari tersenyum manis dia melirik kearahku. Kulihat ditepi bibirnya terdapat sisa air maniku yang masih melekat dibibirnya, sedangkan yang lain warnanya telah habis ditelan oleh Nita. Nita langsung tiduran disampingku serta berbisik“ Mas Tedy diam saja ya, supaya aku yang memuaskan Mas!” Saya tersenyum sembari menciumi bibirnya yang masih berlepotan air maniku sendiri itu. Dengan badan telanjang bundar Nita mulai memijat badanku yang memanglah jadi agak loyo pula sehabis tegang buat sebagian waktu itu, pijatan Nita benar benar aman, terlebih kala tangannya mulai mengurut penisku yang separuh ngaceng itu, tanpa dihisap ataupun diapa apakan, penisku ngaceng lagi, bisa jadi sebab memanglah sebab saya masih kepengen main sebagian kali lagi hingga nafsuku masih bergelora.
Saya pula kian bernafsu memandang susu Nita yang pentilnya masih kaku itu, terlebih kala kuraba vaginanya nyatanya itilnya pula masih membesar menunjukkan jika Nita pula masih bernafsu cuma saja penampilannya sangat kalem. Memandang penisku yang telah tegak itu, Nita langsung mengangkangi saya serta menepatkan penisku diantara bibir vaginanya, setelah itu pelan pelan dia merendahkan pantatnya sehingga kesimpulannya penisku habis ditelan vaginanya itu. Sehabis penisku habis ditelan vaginanya, Nita bukannya menaik turunkan pantatnya, ia malah memutar pantatnya pelan pelan sembari sesekali ditekan, saya merasakan ujung penisku memegang bilik empuk yang warnanya leher rahim Nita.
Tiap kali Nita menekan pantatnya, saya menggelinjang menahan rasa geli yang sangat terasa diujung penisku itu. Putaran pantat Nita meyakinkan jika Nita memanglah jago bersetubuh, penisku rasanya semacam diremas remas sembari sekalian dihisap hirup oleh bilik Miss V Nita. Hebatnya Miss V Nita sama sekali tidak becek, malahan terasa legit sekali, seakan olah Nita sama sekali tidak terangsang oleh game ini. Sementara itu saya percaya seyakin yakinnya kalau Nita pula sangat bernafsu, sebab kulihat dari mukanya yang memerah, dan susu serta itilnya yang membeku semacam batu itu.
Saya kian lama kian tidak tahan dengan gerakan Nita itu, kudorong dia kesamping sehingga saya bisa menindihinya tanpa butuh membebaskan jepitan vaginanya. Begitu posisiku telah diatas, langsung kutarik penisku serta kutekan sedalam dalamnya merambah Miss V Nita. Nita menggigit bibirnya sembari memejamkan mata, kakinya dinaikan besar besar dan sekalian dipentangnya pahanya lebar lebar sehingga penisku sukses masuk kebagian yang sangat dalam dari Miss V Nita. gerakanku telah mulai tidak tertib sebab saya menahan rasa geli yang telah penuhi ujung penisku, sedangkan Nita sendiri telah merintih rintih sembari menggigiti pundakku.
Mulutku menciumi susu Nita serta menghirup pentilnya yang kaku itu, kala Nita memintaku buat menggigiti susunya, tanpa pikir panjang saya mulai menggigit daging empuk itu dengan penuh gairah, Nita kian keras merintih rintih, kepalaku yang melekat disusunya ditekan keras keras membuatku tidak dapat bernafas lagi, dikala seperti itu tanpa permisi lagi kurasakan Miss V Nita mengejang serta menyemprotkan cairan hangat membasahi segala batang penisku. Kala saya ingin menarik pantatku buat memompa vaginanya, Nita dengan keras menahan pantatku supaya terus menusuk bagian yang sangat dalam dari Miss V sedangkan pantatnya bergoyang terus diatas ranjang merasakan sisa sisa kenikmatannya. Dengan suara agak gemetar merasakan kenikmatannya, Nita menanyaiku apakah saya telah keluar, kala saya menggelengkan kepala, Nita menyuruhku mencabut penisku. Kala penisku kucabut, Nita langsung menjilati penisku sehingga cairan lendir yang berkumpul disana jadi bersih.
Penisku dikala itu rupanya telah merah padam dengan gagahnya tegas keatas dengan urat uratnya yang melingkar lingkar disekeliling batang penisnya. Nita sesekali menjilati ujung penisku serta pula buah pelirku. Kala Nita memandang penisku telah bersih dari lendir yang membuat licin itu, ia kembali menyuruhku memasukkan penisku. Saya menggigit bibirku merasakan kecil dan hangatnya Miss V Nita, kala penisku telah menyelusup masuk hingga kepangkalnya, Nita menyuruhku memaju mundurkan penisku, saya mulai menggerakkan penisku pelan pelan sekali. Kurasakan betapa ketatnya dindingvagina Nita menjepit batang penisku itu, terasa menjalar diseluruh batangnya apalagi terus menjalar hingga keujung kakiku. Benar benar rasa nikmat yang luar biasa, baru sebagian kali saya menggerakkan penisku, saya menghentikannya sebab saya kuatir jika air maniku memancar, rasanya sayang sekali bila kenikmatan itu wajib lekas sirna.
Nita menggigit pundakku kala saya menghentikan gerakanku itu, dia mendesah memohon supaya saya meneruskan permainanku.
Sehabis kurasa agak tenang, saya mulai lagi menggerakkan penisku menyelusuri Miss V Nita itu, dasar telah lama menahan rasa geli, tanpa dikomando lagi air maniku datang datang memancar dengan derasnya, saya melenguh keras sekali sedangkan Nita pula mencengkeram pundakku. Saya jadi loyo sehabis 2 kali memuntahkan air sperma yang saya percaya tentu sangat banyak. Tanpa tenaga lagi saya terguling disamping badan Nita, kulihat penisku yang masih separuh ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya. Nita langsung bangun dari tempat tidur, dengan telanjang bundar dia keluar mengambil air serta dibersihkannya penisku. Sehabis itu, disuruhnya saya telungkup supaya mempermudah ia memijatku, saya jadi tertidur, disamping sebab memanglah letih, pijatan Nita benar benar lezat, sembari memijat sesekali ia menggigiti punggungku serta pantatku.
Saya benar benar puas mengalami wanita satu ini. Saya tertidur lumayan lama, kala terbangun badanku terasa fresh sekali, sebab sepanjang saya tidur tadi Nita terus memijit tubuhku. Kala saya membalikkan tubuhku, nyatanya Nita masih saja telanjang bundar, penisku mulai ngaceng lagi memandang badan Nita yang sintal itu, tanganku mencapai susunya serta kuremas dengan penuh gairah, Nitapun mulai meremas remas penisku yang tegang itu.“ Ayo kita ke kamar mandi” ajakku“ Sapa takut…..” Saya menarik tangan Nita keluar kamar sembari bugil tetapi saya luangkan menyambar 2 buah handuk setelah itu berjalan mengendap masuk, khawatir ketahuan orang sebelah sebelah rumah serta mengunci pintu kamar mandinya dari dalam.” Nit…kamu seksi banget..” desisku sembari lebih mendekatinya, serta langsung mencium bibirnya yang ranum. Nita membalas ciumanku dengan penuh gairah, serta saya mendesak badannya ke bilik kamar mandi. Tanganku membekap dadanya serta memainkan putingnya. Nita mendesah pelan. Dia menciumku kian dalam. Kujilati putingnya yang membeku serta dia melenguh nikmat.
Saya ingat, pacarku sangat suka jika saya berlama- lama di putingnya. Tetapi kali ini tidak terdapat waktu, sebab telah menjelang pagi. Nita mengusap biji pelirku. Kunaikan badan Nita ke bak mandi. Kuciumi perutnya serta kubuka pahanya. Bulu kemaluannya apik sekali. Kujilati liangnya dengan nikmat, telah sangat basah sekali. dia mengelinjang serta kulihat dari kaca, dia meraba putingnya sendiri, serta memilin- milinnya dengan kokoh. Kumasukan 2 jari tanganku ke dalam vaginanya, serta dia menjerit tertahan. Dia tersenyum padaku, nampak sangat menggemari apa yg kulakukan. Jari telunjuk serta tengahku menyolok- nyolok ke dalam vaginanya, serta jempolku meraba- raba agresif klitorisnya. Dia kian membuka pahanya, membiarkan saya melaksanakan dengan bebas. Terus menjadi saya kilat menyikat klitorisnya, terus menjadi keras desahannya. Sampai- sampai saya takut hendak orang sebelah sebelah rumah dengar sebab bilik kamar mandi berdekatan pas dengan bilik rumhah orang sebelah.
Kemudian seketika dia mencapai kepalaku, serta semacam menyuruhku menjilati vaginanya.” Ahhh…ahhh…. Mas… Arghhhh.. uhhh…. Maaasss….” dia mendesah- desah girang kala lidahku menekan klitorisnya kuat2. Serta jari- jariku kian mengocok vaaginanya. Semenit setelah itu, Nita betul- betul orgasme, serta membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Dia tersenyum kemudian mengambil jari2ku yang basah serta menjilatinya sendiri dengan nikmat. Dia kemudian mendorongku duduk di atas wc yg tertutup, Dia duduk bersimpuh serta mengulum penisku yang belum tegak benar. Jari- jarinya dengan lihay mengusap- ngusap bijiku serta sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, saya merasa hendak keluar. Jilatan serta isapannya sangat kokoh, membagikan sensasi aneh antara ngilu serta nikmat. Nita membebaskan pagutannya, serta langsung duduk di atas pangkuanku. Dia bergerak- gerak sendiri mengocok penisku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan kilat, serta sesekali kucubit putingnya dengan keras. Dia nampak sangat menggemari sedikit kekerasan. Hingga dari itu, saya memutuskan buat berdiri serta mengangkut badannya sehingga saat ini posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.
Kupegang pantatnya yang berisi serta mulai kukocok dengan agresif. Nita nampak sangat menyukainya. Dia mendesah- desah tertahan serta mendesak kepalaku ke dadanya. Sebab gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Dia melenguh,” Oh…gitu Mas.. gigit semacam itu…aghhh…” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, serta kurasakan asin sedikit di lidahku. Tetapi tampaknya Nita kian terangsang. Penisku terus memompa liangnya dengan kilat, serta kurasakan liangnya terus menjadi menyempit… Penisku keluar masuk liangnya dengan lebih kilat, serta seketika mata Nita merem melek, serta dia terus menjadi merajalela, lenguhan serta desahannya terus menjadi kencang sampai saya wajib menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.” Ah Maass…Ehmm… Arghh…Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh…” Nita orgasme buat berulang kalinya serta terkulai ke bahuku.
Sebab saya masih belum keluar, saya mencabut penisku dari liangnya yang banjir cairannya, serta membalikan badannya menghadap wc. Biasa jika habis minum staminaku memanglah suka lebih edan. Nita nampak paham maksudku, dia menunggingkan pantatnya, serta langsung kutusuk penisku ke liangnya dari balik. Dia mengeram bahagia, serta saya dapat memandang segala badannya dari kaca di depan kami. Dia nampak terangsang, seksi serta acak- acakan. Saya mulai memompa liangnya dengan pelan, kemudian kian kilat, serta tangan kiriku mencapai puting payudaranya, serta memilinnya dengan agresif, sedangkan tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. Penisku kian kilat menusuk2 liangnya yang terus menjadi lama terus menjadi terasa licin. Tanganku berpindah- pindah, kadangkala mengusap- ngusap klitorisnya dengan kilat. Tubuh Nita naik turun cocok irama kocokanku, serta penisku terus menjadi tegang serta terus menghantam liangnya dari balik. Dia ingin orgasme lagi, warnanya, sebab mukanya mengencang serta dia memusatkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih kilat.
Penisku terasa kian becek oleh cairan liangnya.“ Nita.. saya pula ingin keluar nih….”” oh tahan dulu…kasih aku…. penismu…. tahan!!!!“ Nita langsung membalikan badannya, serta mencaplok penisku dengan rakus. Dia mengulumnya naik turun dengan kilat semacam permen, serta dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya.” ArGGGhhhh!! Oh yes!!” erangku tertahan. Nita menyedot penisku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung penisku, tetapi dia tidak hirau, tangan kirinya menekan
pelirku serta kanannya mengocok penisku dengan gerakan kian pelan. Kakiku lemas serta saya terduduk di sofa wc yg tertutup. Nita berlutut serta menjilati segala penisku dengan rakus. Sehabis Nita menjilat bersih penisku, dia memakaikan handukku, kemudian mengenakan handuknya sendiri. Dia berikan isyarat supaya saya tidak bersuara, kemudian perlahan- lahan membuka pintu kamar mandi. Sehabis percaya nyaman, dia keluar serta saya mengikutinya dari balik. Sehabis peristiwa itu saya sama Nita terus menjadi gila- gilaan dalam bermain seks hingga dengan bunda kosku kembali dari Surabaya pastinya saya cuma dapat melaksanakannya di malam hari.
Selasa, 18 Februari 2020