Sehabis itu kami tidak sering berjumpa, palingpaling cuma setahun satu ataupun 2 kali. 3 tahun setelah itu dia menikah serta waktu saya kelas 2 SMP saya wajib pindah luar Jawa ke Kota Makassar menjajaki bapak yg dipindah tugas. Sehabis itu kami tidak sempat berjumpa lagi. Kami cuma berhubungan melalui pesan serta kabarnya dia saat ini sudah mempunyai seseorang anak. pada waktu saya lulus SMA saya kembali ke rumah nenek serta bernazar mencari tempat kuliah di Kota Yogya.
Sesampai di rumah nenek saya ketahui kalau Teh Shara telah memiliki rumah sendiri serta tinggal bersama suaminya di desa seberang. Sehabis 2 hari di rumah nenek saya bernazar mendatangi rumah Teh Shara. Sehabis diberi ketahui arah rumahnya( dekat 1 kilometer) saya berangkat kirakira jam 3 sore serta bernazar menginap. Dari sinilah cerita ini berawal.

Ya sebentar.. terdengar sahutan wanita dari dalam.
Tidak lama setelah itu keluar seseorang wanita serta saya masih tahu wajah itu walaupun lama tidak berjumpa. Teh Shara nampak manis serta kulitnya masih putih semacam dahulu. Ia kayaknya tidak mengenaliku.
Cari siapa ya? tanya Teh Shara.
Kamu Teh Shara kan? saya balik bertanya.
Iya benar, kamu siapa ya serta terdapat keperluan apa? Teh Shara kembali bertanya dgn raut muka yg berupaya mengingatingat.
Masih inget sama saya tidak Teh? Saya Ridwan Teh, masak kurang ingat sama saya, kataku.
Kalian Ridwan anaknya Pak Tono? kata Teh Shara separuh tidak yakin.
Ya ampun Rid, saya tidak ngenalin kalian lagi. Berapa tahun coba kita tidak berjumpa. Kata Teh Shara sembari memeluk tubuhku serta menciumi wajahku.
Saya kaget separuh mati, baru kali ini saya diciumi seseorang wanita. Saya rasakan buah dadanya menekan dadaku. Terdapat perasaan lain timbul waktu itu.
Kalian kapan datangnya, dgn siapa kata Teh Shara sembari melepas pelukannya.
Aku tiba 2 hari kemudian, aku cuma sendiri. kataku.
Eh iya mari masuk, hingga kurang ingat, mari duduk. Katanya sembari menggeret tanganku.
Kami setelah itu duduk di ruang tamu sembari mengobrol sanasini, maklum lama tidak tetemu. Teh Shara duduk berhimpitan dgnku. Pasti saja buah dadanya melekat di lenganku. Saya sedikit terangsang sebab perihal ini, tetapi saya coba melenyapkan benak ini sebab Teh Shara telah saya anggap bagaikan keluarga sendiri.
Eh iya hingga kurang ingat buatin kalian minum, kalian tentu haus, sebentar ya.. kata Teh Shara ditengah pembicaraan.
Tidak lama setelah itu dia tiba,
Mari ini diminum, kata Teh Shara.
Kok hening, pada kemana Teh? Tanyaku.
Oh kebetulan Mas Heri( suaminya Teh Shara) berangkat kerumah orang tuanya, terdapat keperluan, rencananya esok pulangya serta sang Dani( anaknya Teh Shara) turut jawab Teh Shara.
Belum memiliki Adik Teh serta Teh Shara kok tidak turut? tanyaku lagi.
Belum Rid sementara itu udah pengen lho.. tetapi memanglah dapatnya lama bisa jadi ya, seperti sang Dani dahulu. Teh Shara ngurusi rumah jadi tidak dapat turut katanya.
Eh kalian nginep disini kan? Teh masih kangen lho sama kalian katanya lagi.
Iya Teh, tadi telah pamit kok kataku.
Kalian mandi dahulu situ, ntar keburu dingin kata Teh Shara.
Kemudian saya berangkat mandi di balik rumah serta sehabis berakhir saya lihatlihat kolam ikan di balik rumah serta kulihat Teh Shara gantian mandi. Kurang lebih 5 belas menit, Teh Shara berakhir mandi serta saya kaget sebab dia cuma menggunakan handuk yg dililitkan di badannya. Saya yakinkan dia tidak mengenakan BH serta bisa jadi CD pula sebab tidak saya amati tali BH menggantung di pundaknya.
Sayg Rid ikannya masih kecil, belum dapat buat lauk kata Teh Shara sembari melangkah ke arahku kemudian kami ngobrol sebentar tentang kolam ikannya.
Kulihat buah dadanya sedikit menyembul dari balutan handuknya serta ditambah bau harum badannya membuatku terangsang. Tidak lama setelah itu dia pamit ingin ubah pakaian. Mataku tidak lepas mencermati badan Teh Shara dari balik. Kulitnya benarbenar putih. Sejoli pahanya putih lembut nampak jelas buat kemaluanku berdiri. Mau rasanya saya lepas handuknya kemudian meremas, menjilat buah dadanya, serta menusuknusuk selangkangannya dgn kemaluanku semacam dalam bokep yg kerap saya amati. Sejenak saya berkhayal kemudian kucoba melenyapkan khayalan itu.
Haripun berubah petang, hawa dingin pegunungan mulai terasa. Sehabis makan malam kami nonton teve sembari ngobrol banyak perihal, hingga tidak terasa telah jam 9.
Rid nanti kalian tidur sama saya ya, Teh kangen lho ngeloni kalian kata Teh Shara.
Apa Teh? Kataku kaget.
Iya.. Kalian nanti tidur sama saya saja. Inget tidak dahulu waktu kecil saya kerap ngeloni kalian katanya.
Iya Teh saya inget jawabku.
Nah mari tidur, Teh udah ngantuk nih kata Teh Shara sembari beranjak melangkah ke kamar tidur serta saya mengikutinya dari balik, pikiranku beranganangan ngeres. Hingga dikamar tidur saya masih ragu buat naik ke ranjang.
Mari jadi tidur tidak? tanya Teh Shara.
Kemudian saya naik serta berbaring disampingnya. Saya degdegan. Kami masih ngobrol hingga jam 10 malam.
Tidur ya.. Teh udah ngantuk banget kata Teh Shara.
Iya Teh kataku meski sesungguhnya saya belum ngantuk sebab pikiranku terus menjadi ngeres saja terbaygbayg panorama alam menggairahkan sore tadi, terlebih saat ini Teh Shara terbaring di sampingku, kurasakan kemaluanku membeku.
Saya melirik ke arah Teh Shara serta kulihat dia sudah tertidur lelap. Dadaku terus menjadi berdebar kencang tidak ketahui apa yg wajib saya jalani. Mau saya onani sebab telah tidak tahan, mau pula saya memeluk Teh Shara serta menikmati badannya, tetapi itu tidak bisa jadi pikirku. Saya berupaya melenyapkan benak kotor itu, tetapi senantiasa tidak dapat hingga jam 11 malam. Kemudian saya putus kan buat memandang paha Teh Shara sembari saya onani sebab bimbang serta udah tidak tahan lagi.
Dgn dada berdebardebar saya buka selimut yg menutupi kakinya, setelah itu dgn pelanpelan saya singkapkan roknya sampai celana dalam hitamnya nampak, serta terlihatlah sejoli paha putih lembut didepanku beitu dekat serta jelas. Semula saya cuma mau melihatnya saja sembari berkhayal serta melaksanakan onani, namun saya penasaran mau merasakan gimana meraba paha seseorang wanita tetapi saya khawatir jika ia terbangun. Kurasakan kemaluanku melonjaklonjak seolah mau memandang apa yg buatnya terbangun. Sebab telah dipahami nafsu kesimpulannya saya nekad, kapan lagi jika tidak saat ini pikirku.
Dgn hatihati saya mulai meraba paha Teh Shara dari atas lutut kemudian keatas, terasa halus sekali serta kulakukan sebagian kali. Sebab terus menjadi penasaran saya coba meraba celana dalamnya, namun tibatiba Teh Shara terbangun.
Ridwan! Apa yg kalian jalani! kata Teh Shara dgn kaget.
Dia kemudian menutupi pahanya dgn rok serta selimutnya kemudian duduk sembari menampar pipiku. Terasa sakit sekali.
Kalian kok berani berbuat kurang ajar pada Teh Shara. Siapa yg ngajari kalian? kata Teh Shara dgn marah.
Saya cuma dapat diam serta menunduk khawatir. Kemaluanku yg sebelumnya begitu perkasa saya rasakan langsung mengecil seolah lenyap.
Tidak kusangka kalian dapat melaksanakan perihal itu padaku. Awas nanti kulaporkan kalian ke nenek serta bapakmu kata Teh Shara.
Ja.. jangan Teh kataku ketakutan.
Teh Shara kan pula salah kataku lagi membela diri.
Apa maksudmu? tanya Teh Shara.
Teh Shara masih menyangka aku anak kecil, sementara itu aku kan udah besar Teh, telah lebih dari 17 tahun. Tetapi Teh Shara masih memperlakukan saya semacam waktu saya masih kecil, gunakan ngeloni saya seluruh. Trus tadi sore pula, habis mandi Teh Shara cuma mengenakan handuk saja didepanku. Aku kan lelaki wajar Teh jelasku.
Kulihat Teh Shara cuma diam saja, kemudian saya bernazar keluar dari kamar.
Teh.. permisi, supaya aku tidur saja di kamar sebelah kataku sembari turun dari ranjang serta berjalan keluar.
Teh Shara cuma diam saja. Hingga di kamar sebelah saya rebahkan tubuhku serta mengutuki diriku yg berbuat bodoh serta membaygkan apa yg hendak terjalin esok. Kurang lebih 15 menit setelah itu kudengar pintu kamarku diketuk.
Rid.. kalian masih bangun? Teh boleh masuk tidak? Terdengar suara Teh Shara dari luar.
Ya Teh, silakan kataku sembari berpikir ingin apa ia.
Teh Shara masuk kamarku kemudian kami duduk di tepi ranjang. Saya amati mukanya telah tidak marah lagi.
Rid.. Maafkan Teh ya sudah nampar kalian katanya.
Sepatutnya aku yg memohon maaf sudah kurang ajar sama Teh Shara kataku.
Tidak Rid, kalian tidak salah, sehabis Teh pikir, apa yg kalian katakan tadi benar. Sebab lama tidak berjumpa, Teh masih saja menyangka kalian seseorang anak kecil semacam dahulu saya ngasuh kalian. Teh tidak menyadari kalau kalian saat ini telah besar kata Teh Shara.
Saya cuma diam dalam hatiku merasa lega Teh Shara tidak marah lagi.
Rid, kalian bener ingin sama Teh? tanya Teh Shara.
Iktikad Teh? kataku kaget sembari memandangi mukanya yg nampak bagitu manis.
Iya.. Teh kan udah tidak muda lagi, masa sih kalian masih tertarik sama saya? katanya lagi.
Saya cuma diam, khawatir salah ngomong serta buatnya marah lagi.
Iktikad Teh.., jika kalian bener ingin sama Teh, saya rela kok melaksanakannya dgn kalian katanya lagi.
Mendengar perihal itu saya tambah kaget, seolah tidak yakin.
Apa Teh kataku kaget.
Bukan apaapa Rid, kalian jangan beranggapan enggakenggak sama Teh. Ini cuma buat meyakinkan Teh kalau kalian sudah berusia serta lain kali tidak menyangka kalian anak kecil lagi kata Teh Shara
Lagilagi saya cuma diam, seolah tidak yakin. Mau saya berkata iya, tetapi khawatir serta malu. Ingin menolak tetapi saya pikir kapan lagi peluang semacam ini yg sepanjang ini cuma dapat saya baygkan.
Gimana Rid? Tetapi sekali aja ya.. serta kalian wajib janji ini jadi rahasia kita berdua kata Teh Shara.
Saya cuma mengangguk kecil ciri kalau saya ingin.
Kalian tentu belum sempat kan? kata Teh Shara.
Belum Teh, tetapi sempat amati di film kataku.
Jika begitu saya tidak butuh ngajari kalian lagi kata Teh Shara.
Teh Shara kemudian mencopot bajunya serta terlihatlah buah dadanya yg putih lembut terbungkus BH gelap, saya diam sembari mencermati, birahiku mulai naik. Kemudian Teh Shara mencopot roknya serta paha lembut yg saya geraygi tadi nampak. Tangannya ditunjukan ke balik pundak serta BH itupun terlepas, sejoli buah dada berdimensi lagi nampak sangat indah dipadu dgn puting susunya yg mencuat kedepan. Teh Shara kemudian mencopot CD hitamnya serta saat ini dia sudah telanjang bundar. Penisku terasa tegang sebab baru awal kali ini saya memandang wanita telanjang langsung dihadapanku. Dia naik ke atas ranjang serta merebahkan tubuhnya terlentang. Saya begitu takjub, baygkan terdapat seseorang wanita telanjang serta pasrah tiduran di ranjang pas dihadapanku. Saya tertegun serta ragu buat melaksanakannya.
Mari Rid.. apa yg kalian tunggu, Teh udak siap kok, jangan khawatir, nanti Teh bantu kata Teh Shara.
Lekas saya membebaskan seluruh pakaianku sebab sesungguhnya saya telah tidak tahan lagi. Kulihat Teh Shara mencermati kemaluanku yg berdenyutdenyut, saya kemudian naik ke atas ranjang. Sebab telah tidak tabah, langsung saja saya mengawalinya. Langsung saja saya kecup bibirnya, kulumatlumat bibirnya, terasa dia kurang meladeni bibirku, saya pikir bisa jadi suaminya tidak sempat melaksanakannya, tetapi tidak saya hiraukan, terus saya lumat bibirnya. Sedangkan itu kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, kemudian saya eluselus serta remas buah dadanya sembari sesekali memelintir puting susunya.
Ooh.. Rid.. apa yg kau jalani.. ergh.. sshh.. Teh Shara mulai mendesah ciri birahinya mulai naik, sesekali kurasakan dia menelan ludahnya yg mulai mengental. Sehabis puas dgn bibirnya, saat ini mulutku kuarahkan ke dasar, saya mau merasakan gimana rasanya mengulum buah dada. Sejenak saya pandangi buah dada yg saat ini pas terletak di hadapanku, ooh sangat indahnya, putih lembut tanpa cacat sedikitpun, semacam belum sempat terjamah lelaki. Langsung saya jilati mulai dari dasar kemudian ke arah putingnya, sebaliknya buah dada kanannya senantiasa kuremasremas sehingga tambah kenyal serta membeku.
Emmh oh aarghh Teh Shara mendesah hebat kala saya menggigit puting susunya.
Kulirik mukanya serta nampak matanya merem melek serta giginya menggigit bibir bawahnya. Saat ini jariku kuarahkan ke selangkangannya. Disitu kurasakan terdapat rumput yg berkembang di sekitar kemaluannya. Jarijariku kuarahkan kedalamnya, terasa lubang itu telah sangat basah, ciri kalau dia telah benarbenar terangsang. Kupermainkan jarijariku sembari mencari klentitnya. Kugerakkan jarijariku keluar masuk di dalam lubang yg terus menjadi licin tersebut.
Aargghh.. eemhh.. Rid kam.. mu ngapainn oohh.. kata Teh Shara meracau tidak karuan, kakinya menjejakjejak sprei serta tubuhnya mengeliatgeliat. Tidak kupedulikan katakatanya. Badan Teh Shara terus menjadi mengelinjang dipahami nafsu birahi. Kuarasakan badan Teh Shara mengencang serta kulihat mukanya memerah bercucuran keringat, saya pikir ia telah ingin klimaks. Kupercepat gerakan jariku didalam kemaluannya.
Ohh.. arghh.. oohh.. kata Teh Shara dgn napas tersengalsengal serta tibatiba..
Oohh aahh.. Teh Shara mendesah hebat serta pinggulnya terangkat, tubuhnya bergetar hebat sebagian kali. Terasa cairan hangat penuhi kemaluannya.
Ohh.. ohh.. emhh.. Teh Shara masih mendesahdesah meresapi kenikmatan yg baru diraihnya.
Rid apa yg kalian jalani kok Teh dapat seperti ini tanya Teh Shara.
Mengapa emangnya Teh? Kataku.
Baru kali ini saya merasakan nikmat semacam ini, luar biasa kata Teh Shara.
Dia kemudian menceritakan kalau sepanjang bersama suaminya dia tidak sempat memperoleh kepuasan, sebab mereka cuma sebentar saja bercumbu serta dalam bercinta suaminya kilat berakhir.
Teh saat ini giliranku kubisikkan ditelinganya, Teh Shara mengangguk kecil.
Saya mulai mencumbunya lagi. Kulakukan semacam tadi, mulai dari bibirnya yg kulumat, kemudian buah dadanya yg saya nikmati, tidak kurang ingat jarijariku kupermainkan di dalam kemaluannya.
Aarghh.. emhh.. ooh.. terdengar Teh Shara mulai mendesahdesah lagi ciri dia sudah terangsang.
Sehabis saya rasa lumayan, saya mau lekas merasakan gimana rasanya menusukkan kemaluanku ke dalam kemaluannya. Saya mensejajarkan tubuhku diatas badannya serta Teh Shara ketahui, dia kemudian mengangkangkan pahanya serta kuarahkan kemaluanku ke kemaluannya. Sehabis hingga didepannya saya ragu buat melaksanakannya.
Mari Rid jangan khawatir, masukin aja kata Teh Shara.
Perlahanlahan saya masukkan kemaluanku sembari kunikmati, bless terasa nikmat dikala itu. Kemaluanku gampang saja merambah kemaluannya sebab telah sangat basah serta licin. Saat ini mulai kugerakkan pinggulku naik turun perlahanlahan. Ohh nikmatnya.
Lebih kilat Rid arghh.. emhh kata Teh Shara terputusputus dgn mata meremmelek.
Saya percepat gerakanku serta terdengar suara berkecipak dari kemaluannya.
Iya.. begitu.. aahh.. ter.. rrus.. arghh.. Teh Shara mengatakan tidak karuan.
Keringat kami bercucuran deras sekali. Kulihat mukanya terus menjadi memerah.
Rid, Teh ingin.. lezat lagi.. oohh.. ahh.. aahh.. ahh.. kata Teh Shara sembari mendesah panjang, badannya bergetar serta kurasakan kemaluannya dipadati cairan hangat menyiram penisku.
Remasan bilik kemaluannya begitu kokoh, akupun percepat gerakanku serta.. croott.. akupun menggapai klimaks aahh.., kubiarkan air maniku keluar di dalam kemaluannya. Kurasakan nikmat yg luar biasa, berkalikali lebih nikmat dibanding kala saya onani. Saya peluk badannya eraterat sembari mengecup puting susunya menikmati kenikmatan sex yg sebetulnya yg baru saya rasakan awal kali dalam hidupku. Sehabis lumayan kumenikmatinya saya cabut kemaluanku serta merebahkan badanku disampinya.
Teh Shara, terima kasih ya.. kubisikkan lirih ditelinganya sembari kukecup pipinya.
Teh pula Rid.. baru kali ini Teh merasakan kepuasan semacam ini, kalian hebat kata Teh Shara kemudian mengecup bibirku.
Kami berdua kemudian tidur sebab kecapaian.
Kirakira jam 3 pagi saya terbangun serta merasa haus sekali, saya mau mencari minum. Kala saya baru ingin turun dari ranjang, Teh Shara pula terbangun.
Kalian ingin kemana Rid.. katanya.
Saya ingin cari minum, saya haus. Teh Shara ingin? Kataku.
Dia cuma mengangguk kecil. Saya ambil selimut buat menutupi anuku kemudian saya ke dapur serta kuambil sebotol air putih.
Ini Teh minumnya kataku sembari kusodorkan segelas air putih.
Saya duduk di tepi ranjang sembari memandangi Teh Shara yg badannya ditutupi selimut meminum air yg kuberikan.
Terdapat apa Rid, kok kalian memandangi Teh katanya.
Ah tidak Papa. Teh menawan kataku sedikit merayu.
Ah kalian Rid, dapat aja, Teh kan udah tua Rid kata Teh Shara.
Bener kok, Teh malah kian menawan saat ini kataku sembari kukecup bibirnya.
Rid.. boleh tidak Teh memohon suatu kata Teh Shara.
Memohon apa Teh? tanyaku penasaran.
Ingin tidak kalian jika.. kata Teh Shara terhenti.
Jika apa Teh? kataku penuh ciri tanya.
Jika.. jika kalian emm.. melaksanakannya lagi kata Teh Shara dgn malumalu sembari menunduk, nampak pipinya memerah.
Lho.. katanya tadi, sekali aja ya Rid.., tetapi saat ini kok? kataku menggodanya.
Ah kalian, kan tadi Teh tidak ngira bakal seperti ini katanya manja sembari mencubit lenganku.
Dgn bahagia hati saya hendak melayani Teh Shara kataku.
Sesungguhnya saya baru ingin mengajaknya lagi, e.. malah ia duluan. Nyatanya Teh Shara pula ketagihan. Memanglah benar bila seseorang wanita sempat merasa puas, ia sendiri yg hendak memohon. Kami mulai bercumbu lagi, kali ini saya mau menikmati dgn dgn sepuas hatiku. Mau kunikmati tiap inci badannya, sebab saat ini saya ketahui Teh Shara pula sangat mau. Semacam tadi, pertamatama bibirnya yg kunikmati. Dgn penuh kelembutan saya melumatlumat bibir Teh Shara.
Saya kian berani, kugunakan lidahku buat membelah bibirnya, kupermainkan lidahku. Teh Shara juga mulai berani, lidahnya pula dipermainkan sehingga lidah kami silih beradu, membuatku terus menjadi betah saja berlamalama menikmati bibirnya. Tanganku pula semacam tadi, beroperasi di dadanya, kuremasremas dadanya yg kenyal mulai dari lembah sampai ke puncaknya kemudian saya pelintir putingnya sehingga buatnya menggeliat serta mengelinjang. 2 bukit kembar itupun terus menjadi membeku. Dia menggigit bibirku kala kupelintir putingnya.
Saya telah puas dgn bibirnya, saat ini mulutku mengulum serta melumat buah dadanya. Dgn sigap lidahku menarinari diatas bukitnya yg putih lembut itu. Tanganku senantiasa meremasremas buah dadanya yg kanan. Kulihat mata Teh Shara sangat redup, serta dia memagutmagut bibirnya sendiri, mulutnya menghasilkan desahan erotis.
Oohh.. arghh.. en.. ennak Rid.. emhh.. kata Teh Shara mendesahdesah.
Tibatiba tangannya memegang tanganku yg lagi meremasremas dadanya serta menyeretnya ke selangkangannya. Saya mengerti apa yg diinginkannya, warnanya dia mau saya lekas mempermainkan kemaluannya. Jarijarikupun lekas bergerilya di kemaluannya. Kugerakkan jariku keluar masuk serta kueluselus klentitnya buatnya terus menjadi menggelinjang tidak karuan.
Ya.. terruss.. aargghh.. emmhh.. lezat.. oohh.. mulut Teh Shara meracau.
Tiap kali Teh Shara terasa ingin menggapai klimaks, saya hentikan jariku menusuk kemaluannya, sehabis ia agak tenang, saya permainkan lagi kemaluannya, kulakukan sebagian kali.
Emhh Rid.. mari dong jangan begitu.. kau jahat oohh.. kata Teh Shara meminta.
Mencermatinya membuatku merasa kasihan pula, tetapi saya tidak hendak buatnya klimaks dgn jariku namun dgn mulutku, saya benarbenar mau berupaya seluruh yg sempat saya amati di bokep.
Lekas saya arahkan mulutku ke selangkangannya. Kusibakkan rumputrumpuat gelap yg disekeliling kemaluannya serta terlihatlah kemaluannya yg merah serta mengkilap basah, sangat indah sebab baru kali ini melihatnya. Saya agak ragu buat melaksanakannya, namun rasa penasaranku semacam apa sih rasanya menjilati kemaluan lebih besar. Lekas saya jilati lubang itu, lidahku kujulurkan keluar masuk.
Rid.. apa yg kalian jalani.. arghh itu kan ji.. jik emhh.. kata Teh Shara.
Dia kaget saya memakai mulutku buat menjilati kemaluannya, tetapi saya tidak pedulikan katakatanya. Kala lidahku memegang kelentitnya, dia mendesah panjang serta badannya menggeliat tidak karuan serta tidak lama setelah itu badannya bergetar sebagian kali, tangannya mencengkeram sprei serta mulutku di memenuhi cairan yg keluar dari liang keperempuanannya.
Ohmm.. emhh.. ennak Rid.. aahh.. kata Teh Shara kala dia klimaks.
Sehabis Teh Shara berakhir menikmati kenikmatan yg diperolehnya, saya kembali mencumbunya lagi sebab saya pula mau menggapai kepuasan.
Gantian Teh diatas ya saat ini kataku.
Gimana Rid saya tidak ngerti kata Teh Shara.
Daripada saya menarangkan, langsung saya praktekkan. Saya tidur telentang serta Teh Shara saya suruh melangkah diatas kemaluanku, tampaknya dia mulai paham. Tangannya memegang kemaluanku yg tegang hebat kemudian perlahanlahan pinggangnya diturunkan serta kemaluannya ditunjukan ke kemaluanku serta dalam sekejap bless kemaluanku lenyap ditelan kemaluannya. Teh Shara kemudian mulai melaksanakan gerakan naik turun, dia angkat pinggangnya serta kala hingga di kepala penisku dia turunkan lagi. Mulamula dia pelanpelan tetapi dia saat ini mulai memesatkan gerakannya.
Kulihat mukanya penuh dgn keringat, matanya sayu sembari merem melek serta sesekali dia memandang kearahku. Mulutnya mendesisdesih. Sangat sangat sexy wajah wanita yg lagi dipahami nafsu birahi serta lagi berupaya buat menggapai puncak kenikmatan. Wajah Teh Shara nampak sangat menawan semacam itu terlebih ditambah rambut sebahunya yg nampak acakacakan terombang ambing gerakan kepalanya. Buah dadanya juga terguncangguncang, kemudian tanganku meremasremasnya. Desahannya tambah keras kala jarijariku memelintir puting susunya.
Oh emhh yaah.. ohh.. seperti itu katakata yg keluar dari mulut Teh Shara.
Saya tidak kokoh lagi Rid.. kata Teh Shara sembari menyudahi menggerakkan tubuhnya, saya ketahui dia lekas menggapai klimaks.
Kurebahkan tubuhnya serta saya lekas memompa kemaluannya serta tidak lama setelah itu Teh Shara menggapai klimaks. Kuhentikan gerakanku buat membiarkan Teh Shara menikmati kenikmatan yg diperolehnya. Sehabis itu saya cabut penisku serta kusuruh Teh Shara menungging kemudian kumasukkan kemaluanku dari balik. Teh Shara nampak cuma pasrah saja terhadap apa yg saya jalani kepadanya. Dia cuma dapat mendesah kenikmatan.
Sehabis puas dgn posisi ini, saya suruh Teh Shara rebahan lagi serta saya masukkan lagi kemaluanku serta memompa kemaluannya lagi sebab saya telah mau sekali mengakhirinya. Sebagian dikala setelah itu Teh Shara mau klimaks lagi, mukanya memerah, badannya menggelinjang kesana kemari.
Ahh.. oh.. Teh ingin lezat lagi Rid.. arrghh ahh.. kata Teh Shara.
Tunggu Teh, ki kita bareng saya pula nyaris kataku.
Teh udah tidak tahan Rid.. ahh.. kata Teh Shara sembari mendesah panjang, badannya bergetar hebat, pinggulnya terangkat naik. Cairan hangat menyiram kemaluanku serta kurasakan bilik kemaluannya seakanakan menyedot penisku begitu kokoh serta kesimpulannya akupun tidak kokoh serta croott.. akupun menggapai klimaks, oh my god nikmatnya luar biasa. Kemudian kami silih berpelukan erat menikmati kenikmatan yg baru saja kami raih.
Senin, 24 Februari 2020