Pada posisi kakinya yang dinaikan di atas sofa, nampak jelas celana dalamnya yang putih dengan gundukan kecil di tengahnya.., kemudian saja seketika penisku yang terletak dalam celanaku otomatis mulai ereksi. Mataku mulai melotot memandang keelokan yang tiada duanya, terlebih kala Melda kemudian bangkit dari sofa serta mulai membebaskan pakaian serta rok sekolahnya sehingga saat ini tinggal BH serta celana dalamnya. Sebentar ia berkaca mencermati badannya yang ramping putih serta tangannya mulai meluncur pada payudaranya yang nyatanya masih kecil pula. Diusapnya payudaranya dengan lembut. Dipuntirnya pelan puting susunya sembari memejamkan mata, warnanya ia mulai merasakan nikmat, kemudian tangan satunya meluncur ke dasar, ke celana dalamnya digosoknya dengan pelan, tangannya mulai masuk ke celananya serta bermain lama.
Saya bergetar lemas melihatnya, sebaliknya penisku telah sangat tegang sekali. Kemudian kulihat Melda mulai membebaskan celana dalamnya serta.., Woww, belum terdapat bulunya sama sekali, suatu Miss V yang menggunduk semacam gunung kecil yang tidak berbulu. Ohh, begitu indah, begitu memesona. Kemudian kulihat Melda naik ke tempat tidur, menelungkup serta menggoyangkan pantatnya ibarat lagi bersetubuh. Melda menggoyang pantatnya ke kiri, ke kanan.., naik serta turun.., warnanya lagi mencari kenikmatan yang mau sekali ia rasakan, tetapi hingga lama Melda bergoyang warnanya kenikmatan itu belum dicapainya, Kemudian ia bangkit serta mengarah sofa serta ditempelkannya vaginanya pada ujung sofa sembari digoyang serta ditekan maju mundur.
Kasihan Melda.., warnanya ia lagi terangsang berat.., suara nafasnya yang ditahan menggambarkan ia lagi berupaya mencapai serta mencari kenikmatan surga, Tetapi belum pula berakhir, Melda setelah itu mengambil spidol.., dibasahi dengan ludahnya kemudian pelan- pelan spidol itu dimasukan ke lubang vaginanya, begitu spidol itu masuk dekat satu ataupun 2 centi matanya mulai merem melek serta erangan nafasnya kian memburu,“ Ahh.., ahh”, Kemudian dicopotnya spidol itu dari vaginanya, saat ini jari tengahnya mulai pula dicolokkan ke dalam vaginanya.., awal.., jari itu masuk sebatas kukunya setelah itu ia dorong lagi jarinya buat masuk lebih dalam ialah setengahnya, ia melenguh,“ Oohh.., ohh.., ahh”, tetapi heran saya jadinya, jari tengahnya dicabut lagi dari vaginanya, kurang nikmat warnanya.., kemudian ia memandang sekitar mencari suatu.., saya yang melihat seluruh itu betul- betul telah tidak tahan lagi. Penisku telah sangat membeku serta tegang luar biasa, kemudian kubuka celana dalamku serta saat ini penisku leluasa bangun lebih gagah, lebih besar lagi ereksinya memandang Miss V sang Melda yang lagi terangsang itu. Kemudian saya mengintip lagi serta saat ini Melda warnanya lagi melekatkan vaginanya yang bahenol itu pada ujung meja belajarnya.
Saat ini gerakannya maju mundur sembari menekannya dengan kokoh, lama ia berbuat semacam itu.., serta tiba- datang ia melenguh,“ Ahh.., ahh.., ahh”, warnanya ia sudah menggapai kenikmatan yang dicari- carinya. Sehabis berakhir, ia kemudian tiduran di tempat tidurnya dengan napas yang tersengal- sengal. Saat ini letaknya pas terletak di depan pandanganku. Kulihat vaginanya yang berganti corak jadi agak kemerah- merahan sebab digesek terus dengan ujung sofa serta meja. Nampak jelas vaginanya yang menggembung kecil ibarat kue apem yang mau rasanya kutelan, kulumat habis.., serta tanpa terasa tanganku mulai menekan biji penisku serta kukocok penisku yang lagi dalamn posisi“ ON”.
Kuambil sedikit krim pembersih muka serta kuoleskan pada kepala penisku, kemudian kukocok terus, kukocok naik turun serta,“ Akhh”, saya meringik pendek kala air maniku muncrat ke tembok sembari mataku senantiasa memandang pada Miss V Melda yang masih telentang di tempat tidurnya. Nikmat sekali rasanya onani sembari melihat Melda yang masih tiduran telanjang bundar. Kuintip lagi pada lubang angin, serta warnanya ia ketiduran, bisa jadi capai serta letih. Besok harinya saya bangun kesiangan, kemudian saya mandi serta buru- buru berangkat ke kantor. Di kantor semacam biasa banyak kerjaan menumpuk serta rasanya hingga jam 9 malam saya baru berakhir. Meja kubereskan, pc kumatikan serta saya kembali naik taksi serta dekat jam 10 saya hingga ke tempat kostku. Sehabis makan malam tadi di jalanan, saya masih membuka kulkas serta meminum bir dingin yang tinggal 2 botol.
Saya duduk serta menyalakan Televisi, ku- stel volumenya lumayan pelan. Saya memanglah orang yang tidak suka berisik, dalam bicarapun saya bahagia suara yang pelan, jika terdapat perempuan di kantorku yang bersuara keras, saya langsung menjauh, saya tidak suka. Kegiatan Televisi warnanya tidak terdapat yang bagus, kemudian kuingat kamar sebelahku, Melda.., yang tadi malam sudah kusaksikan segalanya yang membuat saya sangat mau memilikinya Saya naik ke tempat biasa serta mulai lagi mengintip ke kamar sebelah. Melda yang menawan itu kulihat tengah tidur di kasurnya, kulihat nafasnya yang tertib naik turun menunjukkan kalau ia lagi betul- betul tidur pulas. Seketika nafsu jahilku mencuat, serta lekas kuganti celana panjangku dengan celana pendek serta dalam celana pendek itu saya tidak mengenakan celana dalam lagi, saya telah nekat, kamar kostku kutinggalkan serta saya pura- pura duduk di luar kamar sembari merokok sebatang ji sam su. Sehabis kulihat situasinya nyaman serta tidak terdapat lagi orang, nyatanya pintunya tidak di kunci, bisa jadi ia kurang ingat ataupun pula memanglah telah ngantuk sekali, jadi ia tidak memikirkan lagi tentang kunci pintu.
Dengan berjingkat, saya masuk ke kamarnya serta pintu langsung kukunci pelan dari dalam, kuhampiri tempat tidurnya, kemudian saya duduk di tempat tidurnya memandangi mukanya yang mungil serta,“ Alaamaak”, Melda mengenakan daster yang tipis, daster yang tembus pandang sehingga celana dalamnya yang saat ini bercorak merah muda sangat jelas terbayang di hadapanku.“ Ohh.., glekk”, saya menelan ludah sendiri serta repotnya, penisku langsung tegang sempurna sehingga keluar dari celana pendekku. Kulihat mukanya, matanya, alisnya yang tebal, serta hidungnya yang mancung agak sedikit menekuk ciri kalau wanita ini memiliki nafsu besar dalam seks, itu memanglah rahasia lelaki untuk yang ketahui. Mau rasanya saya langsung menubruk serta mejebloskan penisku ke dalam vaginanya,
tetapi saya tidak ingin ceroboh semacam itu. Sehabis saya percaya kalau Melda betul- betul telah pulas, pelan- pelan kubuka tali dasternya, serta terbukalah, kemudian saya sampirkan ke samping. Saat ini kulihat pahanya yang putih kecil serta padat itu. Sangat sesuatu panorama alam yang sangat luar biasa, terlebih celana dalamnya yang mini membuat gundukan kecil ibarat gunung merapi yang masih ditutupi oleh awan membuat penisku mengejat- ngejat serta mengangguk- ngangguk.
Pelan- pelan tanganku kutempelkan pada vaginanya yang masih tertutup itu, saya diam sebentar khawatir jika jika Melda bangun, saya dapat kena malu, tetapi warnanya Melda betul- betul tertidur pulas, kemudian saya mulai menyibak celana dalamnya serta memandang vaginanya yang mungil, lucu, menggembung, ibarat kue apem yang ujungnya ditempeli suatu kacang.“ Huaa”, saya merinding serta gemetar, kumainkan jariku pada pinggiran vaginanya, kuputar terus, kugesek pelan, sekali- sekali kumasukkan jariku pada lubang kecil yang betul- betul indah, bulunyapun masih tipis serta lembut. Penisku rasanya kian ereksi berat, saya mendesah lembut. Ahh, indahnya kau Melda, betapa kuingin memilikimu, saya menyayangimu, cintaku langsung cuma untukmu. Oh, saya terperanjat sebentar kala Melda bergerak, warnanya ia menggerakkan tangannya sebentar tanpa siuman, sebab saya mendengar nafasnya yang tertib berarti ia lagi tidur pulas.
Kemudian dengan nekatnya kuturunkan celana dalamnya lama- lama tanpa bunyi, pelan, pelan, serta lepaslah celana dalam dari tempatnya, setelah itu kulepas dari kakinya sehingga saat ini melda betul- betul telanjang bundar. Luar biasa, indah sekali wujudnya, dari kaki hingga mukanya kutatap tidak berkedip. Payudaranya yang masih berbentuk puting itu sangat indah sekali. Akh, sangat luar biasa, pelan- pelan kutempelkan wajahku pada vaginanya yang merekah bak bunga mawar, kuhirup aroma wanginya yang khas. Oh, saya betul- betul tidak tahan, kemudian lidahku kumainkan di dekat vaginanya. Saya memanglah populer bagaikan sang pandai lidah, sebab tiap perempuan yang telah sempat kena lidahku ataupun jilatanku tentu hendak ketagihan, saya memanglah jago memainkan lidah, hingga saya praktekan pada Miss V sang Melda ini. Lereng gunung vaginanya kusapu dengan lidahku, kuayun lidahku pada pinggiran kemudian sekali- kali terencana kusenggol clitorisnya yang indah itu.
Setelah itu gua kecil itu kucolok lembut dengan lidahku yang terencana kuulur panjang, saya usap terus, saya colok terus, kujelajahi gua indahnya sehingga lama- kelamaan gua itu mulai basah, lembab serta berair. Oh, nikmatnya air itu, aroma yang khas membuatku terkejet- kejet, penisku telah tidak tabah lagi, tetapi saya masih khawatir jika jika Melda terbangun dapat runyam nanti, tetapi desakan kokoh pada penisku telah sangat besar sekali. Nafasku betul- betul tidak karuan, tetapi kulihat Melda masih senantiasa saja pulas tidurnya.- Akupun lebih bergairah lagi, saat ini seluruh keahlian lidahku kupraktekan dikala ini pula, luar biasa memanglah, Miss V yang mungil, Miss V yang indah, Miss V yang telah basah. Rasanya semacam telah siap menanti tibanya senjataku yang telah berontak buat menerobos gua indah misterius yang ditumbuhi rumput tipis kepunyaan Melda, tetapi kutahan sebentar, sebab lidahku serta jilatanku masih asik bermain di situ, masih membagikan kenikmatan yang sangat luar biasa untuk Melda.
Sayang Melda tertidur pulas, andaikata Melda bisa merasakan dalam kondisi siuman tentu sangat luar biasa kenikmatan yang lagi dirasakannya itu, tetapi meski Melda dikala ini lagi tertidur pulas secara psycho seks yang berjalan secara natural serta biologis,.. nikmat yang amat sangat itu tentu terbawa dalam mimpinya, itu tentu serta tentu, meski yang dirasakannya saat ini ini cuma dekat 25%, Buktinya dengan nafasnya yang mulai tersengal serta tidak tertib dan vaginanya yang telah basah, itu menunjukkan aspek psycho tsb telah bekerja dengan baik. Sehingga nikmat yang luar biasa itu masih bisa dialami seperempatnya dari keseluruhannya jika di dikala siuman.
Kesimpulannya Sebab kupikir telah lumayan rasanya lidahku bermain di vaginanya, hingga pelan- pelan penisku yang memanglah telah memohon terus semenjak tadi kuoles- oleskan dahulu sesaat pada ujung vaginanya, kemudian pada clitorisnya yang mulai memerah sebab nafsu, rasa basah serta hangat pada vaginanya membuat penisku bergerak sendiri otomatis semacam mencari- cari lubang gua dari titik nikmat yang terdapat di vaginanya. Serta kala penisku dirasa telah lumayan bermain di wilayah istimewanya, hingga dengan hati- hati tetapi tentu penisku kumasukan lambat- laun ke dalam vaginanya.., pelan, pelan serta,“ sleepp.., slesepp”, kepala penisku yang gundul telah tidak nampak sebab batasan di kepala penisku telah masuk ke dalam Miss V Melda yang hangat nikmat itu. Kemudian kuperhatikan sebentar mukanya, Masih!, ia, Melda masih pulas saja, cuma sesaat saja kadangkala nafasnya agak sedikit tersendat,“ Ehhss.., ehh.., ss”, semacam orang ngigau.
Kemudian kucabut lagi penisku sedikit serta kumasukkan lagi agak lebih dalam kira- kira nyaris setengahnya,“ Akhh.., ahh, betapa nikmatnya, betapa enaknya vaginamu Melda, betapa seretnya lubangmu sayang”. Oh, gerakanku terhenti sebentar, kutatap lagi mukanya yang betul- betul menawan yang mencerminkan sumber seks yang luar biasa dari wajah mata serta hidungnya yang agak menekuk sedikit,.. ohh Melda, betapa sempurnanya badanmu, betapa enaknya vaginamu, betapa nikmatnya lubangmu. Oh, apapun yang terjalin saya hendak bertanggung jawab buat seluruhnya ini. Saya sangat menyayangimu. Kemudian kembali kutekan agak dalam lagi penisku biar dapat masuk lebih jauh lagi ke dalam vaginanya,“ Bleess.., blessess”,“ Akhh.., akhh”, sangat luar biasa, sangat nikmat sekali vaginanya, belum sempat sepanjang ini terdapat perempuan yang memiliki Miss V seenak serta segurih kepunyaan Melda ini.
Kala kumasukan penisku lebih dalam lagi, kulihat Melda agak tersentak sedikit, bisa jadi dalam mimpinya ia merasakan kaget serta nikmat pula yang luar biasa serta nikmat yang amat sangat kala senjataku betul- betul masuk, lagi- lagi ia mengerang, erangan nikmat, erangan sorga yang saya percaya sekali kalau melda tentu merasakannya meski dirasa dalam tidurnya. Akupun demikian, kala penisku telah masuk seluruh ke dalam vaginanya, kutekan lagi hingga terbenam habis, kemudian kuangkat lagi serta kubenamkan lagi sembari kugoyangkan lama- lama ke kanan kiri serta ke atas serta dasar, gemetar badanku merasakan nikmat yang sebetulnya yang diberikan oleh Miss V Melda ini, aneh sangat luar biasa, vaginanya sangat menggigit lembut, menghirup pelan dan lembut serta meremas senjataku dengan lembut serta kasih sayang.
Betul- betul Miss V yang luar biasa. Oh Melda, tidak hendak kutinggalkan kalian. Kemudian dengan lebih semangat lagi saya mendayung dengan kecepatan yang taktis sembari membuat goyangan serta gerakan yang memanglah telah kuciptakan bagaikan formula buat memuaskan melda ini. Kesimpulannya senjataku kubenamkan habis ke dasar vaginanya yang lembut, habis kutekan penisku dalam- dalam. Aakh, sumur Melda memanglah bukan main, meski lubang vaginanya itu kecil namun aneh bisa menampung senjata meriam milikku yang kurasa lumayan besar serta panjang, belum lagi dengan urat- urat yang berkembang di dekat batang penisku ini, Miss V yang luar biasa.
Lama- kelamaan, kala penisku betul- betul kuhunjamkan habis dalam- dalam pada vaginanya, saya mulai merasakan semacam rasa nikmat yang luar biasa, yang hendak muncrat dari lubang perkencinganku.“ Ohh.., ohh”, kupercepat gerakanku naik turun, serta kesimpulannya muncratlah air maniku di dalam vaginanya yang kecil itu. Saya langsung lemas, serta lekas kucabut penisku itu, khawatir Melda terbangun. Serta sehabis berakhir, saya lekas merapikan lagi. Celana dalamnya kupakaikan lagi, begitu pula dengan dasternya pula saya kenakan lagi padanya. Bandar QQ Disini Saat sebelum kutinggalkan, saya kecup dahulu keningnya bagaikan ciri sayang dariku, sayang yang betul- betul mencuat dari diriku, serta kesimpulannya pelan- pelan kamarnya kutinggalkan serta pintunya kututup lagi. Saya masuk lagi ke kamarku, tiduran di tempat tidurku, sembari menerawang, saya menghayati game tadi.
Oh, sangat sesuatu kenikmatan yang tiada taranya. Serta Akupun tertidur dengan pulas. Keesokan harinya semacam biasa saya bangun pagi, mandi serta siap berangkat ke kantor, tetapi kala hendak menutup pintu kamar, tiba- datang Melda keluar serta tersenyum padaku.“ Ingin berangkat Pak?”, tanyanya, saya dengan gugup kesimpulannya mengiyakan perkataannya, kemudian kujawab dengan persoalan lagi.“ Kok Melda tidak sekolah?”.“ Nanti Pak, Melda giliran masuk siang”, akupun tersenyum serta Meldapun kemudian bergegas ke depan rumah, warnanya ingin mencari tukang bubur ayam, perutnya lapar barangkali. Taxi kucegat serta saya langsung berangkat ke kantor.
Sabtu, 22 Februari 2020