Tiap harinya Saya mengarah keruang makan buat makan pagi, tetapi hari in tidak terdapat nasi ataupun roti yang umumnya disediakan oleh ibuku.
Kemana bunda ini, sementara itu perutku telah sangat lapar sekali. Saya berangkat ke dapur, tetapi lagi- lagi bunda tidak terdapat di situ, kesimpulannya kuputuskan buat mencarinya di kamar.
Pintu kamar sedikit terbuka dikala saya hingga disitu. Serta.., deg! Jantungku seketika berdebar- debar dikala dari sela- sela pintu kulihat wujud badan lembut, tanpa sehelai pakaian lagi berdiri di depan kaca.
Ibuku lagi asik mengamati badannya, sesekali bunda memutar tubuhnya, Kedua tangannya sesekali meremas kedua payudaranya- yang dahulu kerap kuisap dikala masih kecil- serta meraba pinggangnya yang kecil.
Usia ibuku yang baru 34 tahun tidak membatasi kekagumanku pada kemulusan serta keseksian badan Bunda. Lambat- laun kelamaan saya jadi terangsang memandang badan telanjang Ibuku tersebut, Berulang kali saya meneguk ludah memandang pantat Bunda yang nampak masih padat serta bulat
Ataupun kala tangan Bunda mengusap kemaluannya dengan lembut, saya semacam melihat striptease yang menggairahkan, serta tanpa siuman tubuhku mennyenggol pintu kamar sehingga bunyi pintu yang terbuka mengagetkan Bunda ataupun saya sendiri.
Bunda memandangku sembari melotot sebab merasa malu memandang anaknya lagi memergokinya bertelanjang bundar, tetapi anehnya saya tidak merasa khawatir ataupun malu, saya malah menikmati panorama alam di depanku, badan putih lembut dengan buah dada yang bundar serta kemaluan yang penuh dengan rambut gelap,
“ Andre, semenjak kapan.. kalian di sana?!” tanya Ibuku sembari menahan amarah, saya cuma tersenyum kecil, sebab memandang Ibuku malah bertolak pinggang serta tidak menutupi kemaluan ataupun buah dadanya.
“ Salah Bunda sendiri tidak menutup pintu..”, kataku sembari mendekati Bunda,
“.. ataupun Bunda terencana biar Andre mengintip..”
Seketika tangan kanan Bunda melayang hendak menampar pipiku, tetapi saya lebih kilat serta menangkap tangan Bunda. Dengan gerakan kilat badan Bunda telah terletak dalam pelukanku, saat ini saya bisa merasakan harum serta mulusnya badan Ibuku sendiri, menemukan perlakuan semacam itu pasti saja Ibuku meronta serta berupaya membebaskan diri.
Tetapi kedua tanganku lumayan kokoh buat menahan badan Ibuku dalam pelukanku,“ Andre.., lepaskan!! Saya Ibumu.. jangan jalani ini kepada Bunda, nak..!” saya tidak hirau lagi, leher Bunda yang jenjang jadi target mulutku.

Pipinya pula tidak luput dari ciuman bertubi- tubi serta penuh nafsu dari mulutku. Ibuku terus meronta tiada henti serta membuat kami terjatuh ke tempat tidur, peluang ini kugunakan buat menindih badan Ibuku serta melepas kaos yang kupakai, tetapi dampaknya parah, Bunda bisa mendesak tubuhku serta berupaya melarikan diri.
Dengan sigap, saya menangkap kedua kaki Bunda serta kembali menindih badan lembut Ibuku, kali ini posisi Ibuku telungkup dengan badanku di atasnya. Sedangkan tangan kananku memegangi kedua tangannya, tangan kiriku berupaya melepas celana pendekku.
Untung saya tidak mengenakan celana dalam, sampai dalam sekejap saya telah telanjang bundar semacam Ibuku. Tanpa pemanasan lebih lanjut saya berupaya mencari lubang kemaluan Bunda serta memasukkan penisku ke dalam vaginanya, tetapi posisi Bunda yang telungkup menyulitkanku buat bisa memasukkan penisku ke lubang Miss V Bunda.
Terlebih Bunda tidak henti- hentinya meronta serta berupaya mendesak tubuhku, kesimpulannya badan Bunda sedikit kumiringkan serta dengan dorongan tangan kiriku yang leluasa, penisku bisa menciptakan kemaluan Ibuku, saya kembali kesusahan menerobos kemaluan Bunda yang seret sebab tidak begitu basah serta penisku sendiri cukup besar.
Tetapi saya tidak putus asa, dengan sedikit usaha serta terus memforsir kesimpulannya penisku dapat masuk seluruhnya ke Miss V Ibuku.“.. Aghh..!!” Bunda berseru sedikit sakit sebab penisku yang memforsir masuk.
“ Andre.. tolong.. menyudahi.. saya Ibumu..!!” Saya diam saja sebab padat jadwal memasukkan serta menghasilkan penisku dari lubang Miss V Bunda.
Badan Bunda yang terus meronta sedikit membantuku dalam menggoyang badannya, kemaluanku keluar masuk dengan agak lembut serta kilat, warnanya Bunda letih meronta terus serta nampak pasrah sebab tiba- tiba badannya menyudahi meronta.
Saya langsung membalikan badan Ibuku sehingga letaknya saat ini telentang, sedangkan penisku masih bersemayam di Miss V Ibuku, kembali saya menggenjot tubuhku serta penisku terus menjadi kilat keluar masuk dari lubang kemaluan Ibuku itu.
Mulusnya gerakan penisku terbantu sebab Miss V Bunda mulai menghasilkan cairan kewanitaannya, serta Bunda juga banyak diam dan sesekali mendesah kecil. Mata Bunda sedikit tertutup serta nampak sayu sekali.
Saya yang mengira Bunda telah bergairah jadi bergairah dalam bergerak maju serta mundur, buah dada Bunda yang basah oleh keringatnya kuciumi dengan panuh nafsu, putingnya kuisap- isap lembut, serta sesekali kugigit.
Bunda sedikit menggelinjang dikala kuperlakukan semacam itu. Kedua kaki Ibuku kuangkat keatas sehingga lubang kemaluannya sedikit menyempit. Saya menggerakan pantatku sedikit lelet serta dikala memajukan kudorong pantatku agak keras.
Bunda warnanya suka dengan gerakan ini sebab desahan Bunda terus menjadi keras, apalagi saat ini saya bisa merasakan pantat Bunda bergoyang buat mengimbangi gerakanku, saya jadi meningkat bernafsu buat bisa mengentoti Ibuku lebih lama lagi, badan Ibuku kembali kubalik serta saat ini posisi badan Ibuku sedikit kutekuk menyamai style anjing.
Bunda yang telah pasrah menuruti keinginanku, melalui style anjing ngentot ini saya terus memasukkan serta menghasilkan penisku dengan kilat, kemaluan Bunda yang saat ini betul- betul basah mempermudah gerakan penisku menelusuri liang Miss V tempat saya dahulu lahir,
Kesimpulannya saya tidak tahan lagi dengan kilat saya menghujamkan penisku dalam- dalam ke lubang kemaluan Ibuku dikala kepuasan itu tiba, serta air maniku juga muncrat begitu deras serta banyak, membasahi Miss V Bunda.
Saya tergeletak kesamping, sedangkan Ibuku masih dalam posisi telungkup membelakangiku, tanganku memegang pinggang Bunda serta berupaya membalikkan badannya, tetapi Bunda malah menolak serta bangkit dari tempat tidurnya, Bunda berdiri serta menatapku dengan mata yang sembab,
“ Keluar Andre.. tinggalkan Bunda sendiri, tolong?!”, tangan Bunda menunjuk ke arah pintu kamar, saya cuma angkat bahu serta mencapai pakaianku dan berangkat dari sana. Saat sebelum berangkat saya memandang wajah Ibuku, tetapi ia membuang muka.
Akupun keluar dari kamar orang tuaku, di kamarku saya baru merenungi perbuatanku sendiri barusan, tetapi entah mengapa saya malah betul- betul merasa sangat puas sehabis mengentoti Ibuku sendiri.
Nyaris satu separuh jam saya diam di kamar, terus menjadi lama saya berpikir saya malah menikmati bayangan dikala saya serta Bunda bercinta tadi, serta gairahku kembali bangkit membayangkan harum badan Ibuku serta game yang baru kujalani.
Kemaluanku kembali membeku, dikala ini saya betul- betul kembali perlu Miss V Ibuku lagi, tanpa pikir panjang lagi saya lekas keluar kamar serta mencari Ibuku di kamarnya, tetapi Bunda telah tidak terdapat di kamarnya, saya juga mencarinya di ruang tengah, nyatanya tidak terdapat pula.
Dikala itu kulihat Bunda lagi di dapur serta lagi memasak air, Bunda mengenakan daster tanpa lengan, serta lekuk badannya yang ramping terus menjadi membuatku bernafsu buat lekas bercinta dengan Ibuku. Bunda memandang kedatanganku, Bunda sedikit mundur kebelakang dikala saya mendekatinya.
“ Kalian ingin mengapa lagi..?” suara Bunda sedikit bergetar, Saya tidak menanggapi, tangan kananku merengkuh pinggang Bunda yang kecil, dalam sekejap badan Bunda telah dalam pelukanku, tetapi aneh Bunda tidak meronta ataupun mendesak tubuhku, Bunda cuma diam serta dikala lehernya kuciumi Bunda masih diam tidak bereaksi,
“ Andre.. jika kalian menginginkan badan Bunda, tolong jangan sempat menghasilkan air sperma kalian di dalam..” suara Bunda terdengar tertekan di kupingku,“.. Bunda tidak ingin kalian hamilin ataupun aborsi..”
Saya yang menemukan‘ angin’, meningkat nafsu lagi, dengan sedikit terburu- buru saya melepas daster Bunda, serta saya sedikit kaget memandang Bunda tidak mengenakan celana dalam ataupun BH, Saya mencari mulut Bunda, serta bibir Bunda kulumat dengan penuh gairah,
Bunda yang telah pasrah membalasnya dengan hangat, serta bisa kurasakan lidah Bunda bermain di rongga mulutku dengan liar, kami berciuman lama sekali sehingga nyaris membuatku kehilangan napas, serta Bunda sendiri terengah- engah dikala kulepas bibirku dari bibirnya.
Saya kemudian memohon Bunda buat telentang di meja makan, badan Bunda jadi target mulutku dikala Bunda berbaring di meja, payudaranya kuremas serta kujilati, putingnya yang membeku kuisap- isap semacam waktu saya balita, Bunda mendesah- desah tidak henti- hentinya menemukan perlakuan tersebut.
Mulutku kembali mencari target selanjutnya, perut Bunda kuciumi sebentar serta selanjutnya selangkangan Bunda telah di depan mukaku, kemaluan Bunda yang gelap sebab penuh dengan bulu jembut, kuusap- usap dengan lembut, mulutku kubenamkan di kemaluan yang melahirkanku 16 tahun yang kemudian, liang Miss V Bunda yang basah memancarkan aroma yang menggairahkan
Lidahku menjilati bibir Miss V Bunda yang agak menggelambir di kedua sisinya, dinding- dinding Miss V Bunda tidak luput dari lidahku, kelentit Ibuku yang sebesar kacang pula turut kujilati dengan penuh nafsu, suara Bunda yang mendesah serta melenguh mengiringi jilatan lidahku pada kemaluan Ibuku, tampaknya Bunda betul- betul menggemari oral sex yang kuberikan.
Puas menjilati kemaluan Bunda saya naik ke atas meja, kusodorkan penisku pada mulut Bunda yang langsung melahap penisku dengan ganasnya, penisku tenggelam dalam mulut Bunda yang kecil, Bunda nyaris gelagapan dikala berupaya menelan penisku seluruhnya,
Mulut Bunda terus melahap kemaluanku dengan kilat serta liar, sampai kemaluanku berkilat akibat ludah Bunda yang melekat di kemaluanku, Bunda betul- betul ganas dikala mempermainkan penisku dengan mulutnya, nyaris saja air maniku muncrat sebab kenikmatan yang diberikan mulut Ibuku pada penisku.
Lekas saja saya menyuruh Bunda membebaskan penisku serta saya juga turun ke dasar, dengan posisi berdiri saya memasukkan penisku kedalam lubang kemaluan Ibuku yang telah basah kuyup. Kali ini saya tidak hadapi kesusahan, serta dengan mulusnya penisku tenggelam dalam Miss V Bunda,
Saya juga bergerak maju muindur dengan kilat, sedangkan Bunda langsung menggoyangkan pantatnya dengan lelet, saya bisa merasakan nikmat Miss V Bunda yang mencengkeram erat penisku dikala Bunda menggoyangkan pantatnya, kadangkala Bunda mengangkut pantatnya buat menyongsong hunjaman penisku yang hendak masuk kedalam Miss V Bunda, game berlangsung lumayan lama serta Bunda nampak begitu menikmatinya.
Mata Bunda terus merem melek, mulutnya yang kecil mendesah, kian lama desahan Bunda terus menjadi keras, serta kedua tangan Bunda mencengkeram bahuku, warnanya Bunda nyaris menggapai puncak kenikmatannya.
Saya terus menjadi memesatkan gerakanku, serta Bunda juga memesatkan goyangan pantatnya, Serta dikala Bunda menggapai orgasmenya, badannya mengencang serta vaginanya kurasakan terus menjadi basah.
Saya kemudian menyudahi bergerak serta memeluk badan lembut Bunda buat memberinya peluang menikmati orgasmenya. Saya setelah itu mengangkut badan Ibuku dari meja sedangkan penisku masih melekat di kemaluan Ibuku, Kududukkan badan Ibuku di sofa, serta kembali saya memajukan serta memundurkan pantatku, Bunda yang telah lemas, pasrah dengan aksiku.
Badannya terguncang- guncang menerima gerakanku yang kilat, tangan Bunda melingkar di pinggangku serta turut memajukan badanku dikala kuhunjamkan penisku kedalam Miss V Ibuku, posisi ini tidak pula membuatku menggapai puncak kenikmatan, sementara itu Bunda telah nampak letih serta sedikit mengimbangi dengan goyangan pantatnya.
Saya kemudian melepas penisku dari Miss V Ibuku serta berdiri, saya menyuruh Ibuku menungging di lantai, Bunda bagi serta turun ke lantai dengan posisi menungging, Bunda pasti menyangka saya ingin memasukkan penisku ke vaginanya dari balik, tetapi bukan itu maksudku, saya turut menungging serta mulutku menjilati anus Bunda, sesekali Bunda jariku menusuk anusnya supaya lubangnya membengkak, Bunda pasti saja kaget dengan kelakuanku,
“ Andre.. jangan, jangan dari anus..”, Bunda menoleh ke arahku serta meminta,
“ Itu sakit sekali..” Saya cuman tersenyum kecil serta terus menjilati anus Ibuku hingga basah. Sehabis kurasa lumayan, kedua tanganku memegangi pantat Bunda serta melebarkannya sehingga lubang anus Bunda nampak.
Dikala kepala penisku berupaya masuk, Bunda menjerit kecil serta terjatuh, Posisi badannya saat ini menelungkup, saya terus berupaya melebarkan lubang anus Ibuku supaya bisa lumayan dimasuki penisku, Bunda terus menjadi menjerit tertahan, begitu batang penisku masuk kedalam lubang anus Bunda, serta dikala penisku masuk seluruhnya kedalam lubang anus Ibuku, Bunda mencengkeram kaki sofa kuat- kuat.
Lubang anus Ibuku yang seret membuat penisku sulit payah buat dapat masuk keluar, Tetapi perihal itu malah membuatku terus menjadi merasakan kenikmatan yang tiada tara, sedangkan Bunda cuma dapat menahan sakit serta nyeri di dekat anusnya,
Kenikmatan mengentoti anus Bunda membuat ku kilat menggapai ejakulasi, begitu saya merasakan air maniku ingin keluar saya lekas melepas penisku dari anus Bunda, badannya dengan kilat kubalikkan sehingga posisi Bunda terlentang,
Serta belum pernah Bunda menghindari saya telah menghujamkan penisku kedalam lubang kemaluan Bunda serta berejakulasi dengan kepuasan yang tiada tara, segala batang penisku kubenamkan dalam- dalam serta memuncratkan cairan panas yang banyak kedalam lubang Miss V Bunda,
Saya tergeletak disamping badan Ibuku yang penuh keringat serta masih sedikit kesakitan akibat anusnya yang kutembus tadi,
“ Andre.. mengapa kalian keluarkan didalam..? Serta kalian masuk.. dari anus lagi..” Saya cuman tersenyum serta mencium bibir Bunda dengan lembut,
“ Tidak‘ pa-‘ pa kan? Anus Bunda pula entar lambat- laun bisa nikmat semacam Miss V Bunda kok.. udah ah Andre letih ingin mandi, Kapan- kapan kita bercinta lagi OK, Bunda tersayang?” Saya bangkit serta mencapai pakaianku serta mengarah kamarku buat mandi sedangkan Bunda masih tidur terlentang di lantai dapur.
Sejak saya leluasa buat bercinta dengan Ibuku sendiri, Bunda tidak menolak jika kuajak bercinta di mana saja, serta dari Bunda baru kuketahui jika bapak terserang penyakit impotensi sehingga tidak sanggup bercinta dengan Bunda sejak 2 bulan yang kemudian, serta saya salah satunya orang yang bercinta dengan Bunda sehabis bapak tidak sanggup lagi bercinta.
Tiap hari kami leluasa buat bercinta sebab di rumah sangat hening, apalagi jika malam, saya kerap memohon Bunda tiba ke kamarku buat melayaniku, Bunda yang memanglah masih bergairah tidak sempat menolakku, serta Bunda tercantum perempuan dengan gairah sex yang besar.
Sempat dikala saya mandi, Bunda seketika masuk kedalam serta langsung mengajakku bercinta sementara itu dikala itu bapak serta Mbak Aisya lagi nonton Televisi di ruang tengah dengan ditemani keluarga adik ayahku, ataupun dikala saya menemani Bunda belanja di supermaket, serta dikala kembali tanpa disangka Bunda mengajakku bercinta di mobil dikala terletak di garasi, sementara itu saya khawatir bapak seketika timbul ataupun Mbak Aisya sebab mendengar mobil masuk garasi.
Tidak heran satu separuh bulan setelah itu Bunda positif berbadan dua, tetapi anehnya Bunda tidak menggugurkan kandungannya itu, serta dikala bapak mengenali perihal itu, dia marah besar serta menceraikan Bunda sebab Bunda tidak ingin berkata siapa yang menghamilinya.
Selepas bapak berangkat dari rumah saya terus menjadi leluasa bercinta dengan Ibuku, terlebih Mbak Aisya kadang- kadang terus menjadi kerap berangkat bermain, kondisi Bunda yang lagi berbadan dua tidak membatasi nafsu kami buat senantiasa bercinta.
Saya apalagi terus menjadi bergairah bercinta dengan Bunda dikala perutnya terus menjadi besar, serta tidak habis- habisnya Miss V serta anus Bunda jadi target penisku, cuma saja begitu kehamilan Bunda menggapai 7 bulan, saya serta Bunda lebih banyak beroral sex buat menghindari suatu yang parah untuk balita kami.
Saya betul- betul tidak bisa membayangkan dikala Bunda melahirkan sebab saya yang dahulu dilahirkan oleh Bunda saat ini memiliki anak yang pula dilahirkan oleh perempuan yang sama dengan yang melahirkanku, serta anak pria yang kuberi nama Baim itu berkembang sehat semacam anak yang lain, dibawah bimbinganku serta Ibuku.
Mbak Aisya sendiri selepas SMA berangkat ke Yogyakarta buat melanjutkan kuliah, sehingga kondisi ini membuatku serta Bunda semacam sejoli suami istri di rumah.
Kamis, 13 Februari 2020