tag:blogger.com,1999:blog-82048192009090742942024-03-18T20:41:42.042-07:00BERITA SEXBerita Sex Adalah salah satu websit cerita tentang sex dan hobi cerita ngentotJITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comBlogger123125tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-41619596838686614592021-01-08T16:07:00.000-08:002021-01-19T00:43:27.683-08:00KU TIDURIN MERTUAKU <a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX</a>-Tidak mau sebenernya jalinan perkawinan kami di nodai dengan kata perselingkuhan, perkata ini nampak sangat tidak pantas serta aib buat keluarga kami. Apa boleh buat nafsu diriku sangat tingi sampai imanku terbobol buat melaksanakan perbuatan yang serius hina serta tidak pantas ditiru oleh siapa saja.<br />
<br />
Dengan bersamaan berjalan waktu saya terus menjadi tidak terkendali, ya apa lagi jika bukan Sex.<br />
<br />
Itu seluruh sebab kesalahanku sebab diriku hiper sex, kerutinan kurang baik yang tidak sanggup saya hapus hingga saat ini ialah menyaksikan vidio porno. apalagi nyaris segala style sex kayaknya telah saya praktekan cocok adegan film. Kali aja perihal ini yang jadi faktor dini dari ketergantungan ku melaksanakan sex leluasa ataupun dengan istri sendiri.<br />
<br />
Parahnya lagi hati kecilku mau melampiaskan penis panjang ku ini ke bermacam tipe perempuan, baik tua muda. ABG, ataupun masih dibawah usia. Sementara itu dikala ini saya telah menikah dengan perempuan pilihanku, tetapi karenan agenda kerjanya yang sangat over jadi pertemuan dengan istriku sangatlah sedikit.<br />
<br />
kembali kerja sangat istriku telah letih. ikatan tubuh kadangkala di lalaikannya. inilah yang jadi problem di dalam keluargaku. Bulan ini mertuaku dikabarkan hendak berkunjung kerumahku. Buat itu istriku hari ini mempersiapkan baik kamar tempat tidur serta bermacam keperluan nya sepanjang tinggal disini.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF0P-FhCu-Zt6xBStnfxm-w9fwGEnIsCVlgfqI5ErRvHbpeykrcglZ4FpLIkzJ37MupHorqqWK_QFdhyphenhyphen1qlthJsK9WVenHHv-wsXzeaBmGNGkjIlf_Wob60dbeGCG5foID9T3wsxyUn4js/s1600/2017-japanische-Mode-Sexy-Stickerei-Lace-Floral-Nette-Push-up-M-dchen-Unterw-sche-Bh-und.jpg_640x640.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF0P-FhCu-Zt6xBStnfxm-w9fwGEnIsCVlgfqI5ErRvHbpeykrcglZ4FpLIkzJ37MupHorqqWK_QFdhyphenhyphen1qlthJsK9WVenHHv-wsXzeaBmGNGkjIlf_Wob60dbeGCG5foID9T3wsxyUn4js/s400/2017-japanische-Mode-Sexy-Stickerei-Lace-Floral-Nette-Push-up-M-dchen-Unterw-sche-Bh-und.jpg_640x640.jpg" width="400" /></a>Ini merupakan peluang empuk bagiku, tanpa sepengetahuan istriku saya pula menikmati badan bahenol mertuaku, menantu edan memanglah saya ini, sehabis anaknya ibunya pula turut dimakan. Seluruh memanglah bagaikan surprise, peristiwa ini sangat diluar batasan naluriku.<br />
<br />
Mertuaku pula masih memiliki gairah sex yang luar biasa apalagi istri ku sendiri kayaknya kalah dengan kemampuannya, telah sebagian kali akhrinya saya sukses melampiaskan sex ku kepada bunda mertuaku. Serta kali ini kayaknya, Sepanjang satu minggu Bunda Mertuaku terletak di Jakarta, nyaris tiap hari tiap terdapat peluang saya serta Bunda Mertuaku senantiasa mengulangi persetubuhan kami.<br />
<br />
Terlebih sehabis Indri istriku ditugaskan ke Medan sepanjang 3 hari buat mengerjakan proyek yang lagi di kerjakan kantor istriku, Saya serta Bunda mertuaku tidak menyia- nyiakan peluang yang kami peroleh, kami berdua terus menjadi kurang ingat diri.<br />
<br />
Saya serta Bunda mertuaku tidur seranjang, seperti suami istri, kala hasrat birahi kami tiba saya serta Bunda Mertuaku langsung menyelesaikan hasrat kami berdua. Kusirami terus menerus rahim Bunda Mertuaku dengan spermaku, dampaknya parah. Sehabis istriku kembali dari Medan Ayah mertuaku memohon supaya Bunda mertuaku lekas kembali ke Gl, dengan berat hati kesimpulannya Bunda mertuakupun kembali ke desa Gl.<br />
<br />
Sehabis Bunda mertuaku kembali kedesa GL hari hariku jadi hening Saya begitu ketagihan dengan game sex Bunda Mertuaku saya rindu jeritan jeritan joroknya, dikala orgasme lagi melandanya. Pertengahan juni kemudian Bunda mertuaku menelponku ke kantor, saya begitu gembira sekali Kami berdua telah sama sama silih merindukan,<br />
<br />
buat mengulangi persetubuhan kami, tetapi yang sangat membuatku kaget merupakan dikala Bunda mertuaku membagikan berita, jika dia terlambat tiba bulan serta sehabis ditilik ke dokter, Bunda mertuaku positip berbadan dua. Saya kaget sekali, saya pikir, Bunda Mertuaku telah tidak dapat berbadan dua lagi.<br />
<br />
Saya memohon kepada Bunda mertuaku, supaya benih yang terdapat dalam kandungannya dijadikan saja, tetapi Bunda mertuaku menolaknya, Bunda mertuaku bilang itu sama saja dengan bunuh diri, sebab suaminya telah lama tidak sempat lagi menggaulinya, namun masih dapat berbadan dua. Baru saya tersadar, yah jika Ayah mertuaku ketahui istrinya berbadan dua, tentu Ayah mertuaku marah besar terlebih bila Ayah mertuaku ketahui jika yang menghamili istrinya merupakan menantunya sendiri.<br />
<br />
Atas anjuran Dokter, bagi dokter di umurnya yang saat ini ini, sangat riskan sekali untuk Bunda mertuaku buat berbadan dua ataupun mempunyai anak lagi, jadi Bunda mertuaku memutuskan buat mengambil aksi. Bu, apa butuh saya tiba ke desa Gl? Bunda mertuaku melarang,<br />
<br />
Tidak harus sayang nanti malah buat Ayah curiga, lagi pula ini cuma pembedahan kecil. Sehabis saya percaya kalau Bunda mertuaku tidak butuh ditemani, otak jorokku langsung terbayang badan telanjang Bunda mertuaku. Bu saya kangen sekali sama Bunda, saya kepengen banget nih Bu. Iya Mas, Bunda pula kangen sama Mas Pento.<br />
<br />
Tunggu ya sayang, sehabis permasalahan ini berakhir, akhir bulan Bunda tiba. Mas Pento boleh entotin Bunda sepuasnya. Saat sebelum kuakhiri obrolan, saya bilang sama Bunda mertuaku supaya jangan hingga berbadan dua lagi, Bunda mertuaku cuma tersenyum serta mengatakan jika ia kemalingan.<br />
<br />
Edan.., ikatan hitam antara saya dengan Bunda mertuaku menciptakan benih yang mendekam di rahim Bunda mertuaku, saya sangat bimbang sekali. Dikala saya lagi asik asyiknya melamun memikirkan apa yang terjalin antara saya serta Bunda mertuaku, saya dikagetkan oleh suara dering telepon dimejaku. Hallo, selamat pagi. Pento kalian tolong ke ruang Bunda sebentar. Nyatanya Bos besar yang memanggil, akupun beranjak dari tempat dudukku serta bergegas mengarah rangan Bunda Mila.<br />
<br />
Bunda Mila, perempuan separuh baya, yang telah menjanda sebab ditinggal mati suaminya akibat musibah, dikala latihan terjun payung di Sawangan. Saya taksir, umur Bunda Mila kurang lebih 45 tahun, Bunda Mila seseorang perempuan yang begitu penuh wibawa, meski telah berumur 45 tahun tetapi Bunda Mila senantiasa nampak menawan, cuma sayang Badan Bunda Mila agak gendut.<br />
<br />
Selamat pagi Bu, terdapat apa Bunda memanggil aku. Oh tidak.., Bunda hanya ingin Tanya menimpa pekerjaan kemarin, yang diberikan sama Bp. Anwar telah berakhir kalian kerjakan ataupun belum?. Oh.. ya Bu.. telah, saat ini aku lagi memeriksanya kembali saat sebelum aku serahkan, supaya tidak terdapat kesalahan. Jawabku.<br />
<br />
Oh.. ya.. telah jika begitu, Kalian nampak pucat mengapa? Kalian sakit?. Tanya Bunda Mila. Oh tidak Bu Aku tidak apa- apa. Jika kalian kurang sehat, ijin saja rehat dirumah, jangan dipaksakan nanti malah tambah parah penyakit mu.<br />
<br />
Ah.. tidak apa- apa Bu aku sehat kok, Jawabku. Dikala saya hendak meninggalkan ruangan Bunda Mila, saya sangat kaget sekali, dikala Bunda Mila mengatakan, Makanya jika selingkuh hati hati dong Pen, Jangan sangat berani. Saat ini dampaknya ya beginilah Bunda mertuamu berbadan dua.<br />
<br />
Saya sangat kaget sekali, bagai disambar petir rasanya mukaku panas sekali, saya serius memperoleh malu yang luar biasa. Dari mana Bunda ketahui? tanyaku dengan suara yang terbata bata. Maaf Pen Bukannya Bunda mau ketahui urusan orang lain, Tadi waktu Bunda menelfon kalian kalian kok online terus Bunda jadi penasaran, Bunda masuk saja ke line kalian.<br />
<br />
<br />
Sesungguhnya, sehabis Bunda ketahui kalian lagi bicara apa, dikala itu Bunda hendak menutup telepon rasanya kok lancang dengerin pembicaraan orang lain, tetapi Bunda jadi tertarik begitu Bunda ketahui kalau kalian selingkuh dengan Bunda mertuamu sendiri.<br />
<br />
Saya marah sekali, tetapi apa energi Bunda Mila merupakan atasanku, tidak hanya itu Bunda Mila merupakan kerabat sepupu dari owner industri tempat saya bekerja, dapat dapat malah saya dipecat. Saya cuma diam serta menundukan kepalaku, saya pasrah.<br />
<br />
Ya telah, tenang saja rahasia kalian nyaman ditangan Bunda Terima kasih Bu, jawabku lirih sembari menundukkan mukaku Nanti sore sehabis jam kerja kalian temenin Bunda ke rumah, terdapat yang hendak Bunda bicarakan dengan kalian, OK. Tentang apa Bu? tanyaku. Bunda ingin mendengar seluruh cerita tentang hubunganmu dengan Bunda mertuamu serta jangan menolak pintanya tegas.<br />
<br />
Akupun keluar dari ruangan Bunda Mila dengan perasaan tidak karuan, saya marah atas perbuatan Bunda Mila yang dengan lancang mencermati pembicaraanku dengan Bunda mertuaku serta rasa malu sebab ikatan gelapku dengan Bunda mertuaku dikenal oleh orang lain.<br />
<br />
Mengapa Pen? Kok mukamu kusut gitu habis dimarahin sama sang gendut ya, Tanya Wilman sohibku. Ah, tidak terdapat apa apa Wil Saya lagi letih aja. Oh saya pikir sang gendut itu marahin kalian. Kalian itu Wil, gendat gendut, ntar jika Bunda Mila denger mati kalian.<br />
<br />
Hari itu saya telah tidak konsentrasi dalam pekerjaanku Saya cuma melamun serta memikirkan Bunda mertuaku, kasihan sekali dia wajib dikuret sendirian, terbayang dengan jelas sekali wajah Bunda mertuaku kekasihku, rasanya saya mau terbang ke desa GL serta menemani Bunda mertuaku, tetapi apa energi Bunda mertuaku melarangku.<br />
<br />
Terlebih nanti sore saya wajib berangkat dengan Bunda Mila, serta saya wajib menggambarkan kepadanya seluruh yang saya natural dengan Bunda mertuaku. uh.. rasanya ingin meledak dada ini. Saya berharap supaya jam tidak harus bergerak, tetapi detik demi detik terus lalu dengan kilat, tanpa terasa telah jam separuh 5.<br />
<br />
Ya saya cuma dapat pasrah, ingin tidak ingin saya wajib mencerikan seluruh yang terjalin antara saya dengan Bunda mertuaku supaya rahasiaku senantiasa nyaman. Kring.., kuangkat telepon di meja kerjaku. Gimana? Telah siap, Tanya Bunda Mila. Ya Bu aku siap, Ya telah kalian jalur duluan tunggu Bunda di ATM pemuda. Nyatanya Bunda Mila tidak mau kepergiannya denganku dikenal karyawan lain.<br />
<br />
Dengan menumpang mobil kawanku Wilman, saya diantar hingga atm bni, dengan alibi saya ingin mengambil duit, serta hendak berangkat ketempat familiku, kesimpulannya wilman juga tidak jadi menunggu serta mengantarkanku kembali semacam umumnya. Kurang lebih 5 belas menit saya menunggu Bunda Mila, tetapi yang ditunggu- tunggu belum tiba pula, dikala kesabaranku nyaris habis kulihat mobil Mercedes gelap kepunyaan Bunda Mila masuk ke taman serta parkir.<br />
<br />
Bunda Mila juga turun dari mobil serta berjalan kearah ATM. Hi.. Pento mengapa kalian disini?, sapa Bunda Mila. Saya jadi bimbang, tetapi Bunda Mila mengedipkan matanya, akupun paham iktikad Bunda Mila, supaya kami bersandiwara sebab terdapat sebagian orang yang lagi antri mengambil duit.<br />
<br />
Oh tidak Bu, aku lagi nunggu temen tetapi kok belum tiba pula, sahutku. Bunda Mila juga bergabung antri di depan ATM. Gimana, temenmu belum tiba pula? Dikala Bunda Mila keluar dari ruang ATM. Belum Bu. Ya telah kembali bareng Bunda aja toh kita kan searah.<br />
<br />
Saya juga berjalan kearah mobil Bunda Mila, saya duduk di depan disamping supir individu Bunda Mila sedangkan Bunda Mila sendiri duduk dibangku balik. Mari, Pak Bari kita kembali Iya Nya.., sahut Pak bari Untung saya ketemu kalian disini Pento Sementara itu tadi saya telah cari kalian dikantor kata sahabat temanmu kalian udah kembali. Uh.. batinku Bunda Mila mulai bersandiwara lagi. Memangnya terdapat apa Bunda mencari aku?.<br />
<br />
Menimpa proposal yang kalian buat tadi siang baru pernah Bunda cek sore tadi, nyatanya terdapat sebagian kekurangan yang wajib ditambahkan. Yah dari pada nunggu esok mendingan kalian selesaikan sebentar di rumah Bunda OK. Saya cuma diam saja, pikiranku betul- betul kacau dikala itu, hingga hingga saya tidak ketahui jika saya telah hingga dirumah Bunda Mila.<br />
<br />
Mari masuk, ajak Bunda mila. Saya sangat terkagum kagum memandang rumah bossku yang sanggat besar serta megah. Saya serta Bunda Mila juga masuk kerumahnya terus menjadi kedalam saya terus menjadi meningkat kagum memandang isi rumah Bunda Mila yang begitu antik serta elegan.<br />
<br />
Selamat sore Nya, Sore Yem, Oh ya.. yem ini terdapat anak buah ku dikantor, ingin mengerjakan tugas yang wajib dituntaskan hari ini pula tolong kalian antar ia ke kamar Bayu, supaya Ayah Pento bekerja disitu. Baik Nya. Akupun diajak mengarah kamar Bayu oleh Iyem pembantu di rumah Bunda Mila. Silakan Den, ini kamarnya. Akupun merambah kamar yang ditunjuk oleh Iyem.<br />
<br />
Suatu kamar yang besar serta elegan sekali. Langsung saya duduk di kursi yang terdapat di dalam kamar. Kring.., kring.., kuangkat telepon yang melekat di bilik. Hallo, Pento, itu kamar anakku, saat ini ini anakku lagi kuliah di US, kalian mandi serta gunakan saja baju anakku, supaya pakaian kerjamu tidak kusut.<br />
<br />
Oh.. iya Bu terimakasih. Langsung saya mengarah kamar mandi, mensterilkan segala tubuhku denga air hangat, sehabis berakhir akupun membuka lemari pakian yang sangat besar sekali serta memilah pakaian serta celana pendek yang cocok denganku.<br />
<br />
Telah nyaris jam 7 malam tetapi Bunda Mila belum timbul pula, yang terdapat malah Iyem yang tiba membawakan makan malam untukku. Dikala saya lagi asik menikmati makan malamku, pintu kamar terbuka serta kulihat nyatanya Bunda Mila yang masuk, saya benar benar terpana memandang baju yang dikenakan oleh Bunda Mila tipis sekali. Sehabis mengunci pintu kamar Bunda Mila tiba mendatangi serta turut duduk di kursi. Sembari terus melahap makananku saya memandangi badan Bunda Mila, meski gendut tetapi Bunda Mila senantiasa menawan.<br />
<br />
Sehabis sebagian dikala saya menghabiskan makananku Bunda Mila mengatakan kepadaku, Saat ini, kalian wajib menggambarkan seluruh kejadian yang kalian natural dengan Bunda Mertuamu, Bunda ingin dengar seluruhnya, serta lepas seluruh baju yang kalian kenakan. Tetapi Bu, protesku. Pento, kalian ingin istrimu ketahui, kalau suaminya terdapat affair dengan ibunya apalagi saat ini ini Bunda kandung istrimu lagi memiliki anakmu.<br />
<br />
Saya benar benar telah tidak memiliki opsi lagi, kulepas kaos yang kukenakan, kulepas pula celana pendek berikut cd ku, saya telanjang bundar telah. Sebab malu kututup kontolku dengan kedua tanganku. Sial!, makiku dalam hati, saya benar benar dilecehkan oleh Bunda Mila dikala itu. Lepas tanganmu Bunda ingin amati seberapa besar kontolmu, bentak Bunda Mila. Milimeter.., cukup pula kontolmu. Malu sekali saya mendengar pendapat Bunda Mila tentang dimensi kontolku, yang ukurannya cuma standar Indonesia.<br />
<br />
<br />
<br />
Nah, saat ini ceritakan seluruhnya. Dengan perasaan malu, akupun menggambarkan seluruh peristiwa yang saya natural bersama Bunda Mertuaku, ingin tidak ingin burungkupun bangun serta tegak berdiri, sebab saya menggambarkan secara perinci apa yang saya natural.<br />
<br />
Kulihat Bunda Mila mencermati serta menikmati ceritaku, sesekali Bunda Mila menarik nafas panjang. Datang datang Bunda Mila bangkit berdiri serta membebaskan segala baju yang ia kenakan, saya terdiam serta terpana melihat badan gendut orang sangat mempengaruhi dikantorku, saat ini telah telanjang bundar dihadapanku.<br />
<br />
Meski banyak lemak disitu mari tetapi pancaran kemulusan badan Bunda Mila membuat jantungku turun naik. Mengapa diam, mari lanjutkan ceritamu, bentaknya lagi. Baik Bu, akupun melanjutkan ceritaku kembali, tetapi saya telah tidak konsentrasi lagi dengan ceritaku, terlebih dikala Bunda Mila mendatangi serta membuka kakiku setelah itu mengelus elus serta mengocok ngocok kontolku, saya telah tidak fokus lagi pada ceritaku.<br />
<br />
Ahh.., jeritku tertahan dikala mulut Bunda Mila mulai mengulum kontolku. Ahh.. Bu.., nikmat sekali. Kuangkat kepala Bunda Mila, kamipun berciuman dengan liarnya, kupeluk badan gendut bossku. Bu.. kita pindah keranjang saja, pintaku,<br />
<br />
Sembari terus berpelukan serta berciuman kami berdua berjalan mengarah ranjang. Kurebahkan badan Bunda Mila, ku lumat kembali bibirnya, kami berdua bergulingan diatas pembaringan, silih memicu birahi kami. Ahh.., Jerit Bunda Mila dikala mulutku mulai mencium serta menjilati teteknya. Uhh Pento.. lezat.. sayang.<br />
<br />
Ketelusuri badan Bunda Mila serta jilatan lidahkupun mengarah memek Bunda Mila yang licin tanpa sehelai rambutpun. Kuhisap memek Bunda Mila serta kujilati segala lendir yang keluar dari memeknya. Banjir sekali Bisa jadi sebab Bunda Mila telah sangat terangsang mendengar ceritaku.<br />
<br />
Ahh, jerit Bunda Mila dikala 2 jariku masuk ke lubang surganya, serta tanganku yang satu lagi meremas- remas teteknya. Saya berharap supaya orang yang sudah melecehkanku ini kilat menggapai organsmenya, saya kian beringas lidahku terus menjilati memek Bunda Mila yang lagi di kocok- kocok 2 jari tanganku.<br />
<br />
Usahaku sukses, Bunda Mila meminta supaya saya lekas memasukan kontolku ke lubang memeknya, tetapi saya tidak mengindahkan keinginannya, kupercepat kocokan jari tanganku dilubang memek Bunda Mila, badan Bunda Milapun kian mengencang.<br />
<br />
Aaarrgghh.. Pento, jerit Bunda Mila badannya melenting, kakinya menjepit kepalaku dikala badai orgasme menyerang dirinya, Saya puas sekali memandang keadaan Bunda Mila, semacam orang yang kehilangan nafas, matanya terpejam, kubiarkan Bunda Mila menikmati sisa sisa orgasmenya. Kucumbu kembali Bunda Mila kujilati teteknya, kumasukan lagi 2 jariku kedalam memek nya yang telah sangat basah.<br />
<br />
Ampun.. Pento.. perkenankan Bunda rehat dahulu, pintanya. Saya tidak memperdulikan permintaannya, kubalik badan telentangnya, badan Bunda Mila tengkurap saat ini. Jangan dahulu Pen.. too.. Bunda lemas sekali. Saya angkat badan tengkurapnya, Bunda Mila pasrah dalam posisi nungging. Matanya masih terpejam. Kugesek gesekan kontolku kelubang memek Bunda Mila. Kutekan dengan keras serta..<br />
<br />
Blesss masuk seluruh batang kontolku terisap lubang nikmat memek Bunda Mila. Iiihh.. Pen.. to.. kalian.. jahat. Akupun mulai mengeluar masukan kontol ku ke lubang memek Bunda Mila, orang yang sangat di takuti dikantorku saat ini ini lagi bertekuk lutut di hadapanku, merintih rintih mendesah desah, apalagi meminta mohon padaku.<br />
<br />
Saya puas sekali, kupompa dengan kilat keluar masuknya kontolku di lubang memek Bunda Mila, bunyi plak.. plak.. akibat beradunya pantat Bunda Mila dengan tubuhku menaikkan nikmat persetubuhkanku. Uhh.., jeritku dikala kontolku mulai berdenyut denyut. Akupun telah tidak mampu lagi menahan bobolnya benteng pertahananku. Kupompa dengan kilat kontolku, Bunda Milapun kian belingsatan kepalanya bergerak kekiri serta kekanan. Ahh Bunda.. saya ingin.. keluar...<br />
<br />
Serta cret.. cret, muncrat telah spermaku masuk kedalam Memek serta rahim Bunda Mila, sebagian detik setelah itu Bunda Mila juga menyusul memperoleh orgasmenya, dengan satu teriakan yang keras sekali, Bunda Mila tidak hirau apakah Iyem pembantunya mendengar jeritannya diluar situ. Bunda Mila rebah tengkurap, akupan rebah di belakangnya sembari terus memeluk badan gendut Bunda Mila.<br />
<br />
Nikmat sekali.., Orgasme yang baru saja kami raih bertepatan, kulihat Bunda Mila telah lelap tertidur, dari celah belahan memek Bunda Mila, air manyku masih mengalir, saya benar benar puas sebab orang yang sudah melecehkanku telah kubuat KO.<br />
<br />
Kuciumi kembali badan Bunda Mila, kontolkupun tegak kembali, ku balik badan Bunda Mila supaya telentang, kuangkat serta kukangkangi kakinya. Kugesek- gesekan kontolku di lubang memek Bunda Mila. Uhh Pento.. Bunda letih sekali sayang, Lirih sekali suara Bunda Mila.<br />
<br />
Saya telah tidak hirau, langsung kutancapkan kontolku ke lubang nikmat Bunda Mila, Bless.. Licin sekali, kupompa keluar masuk kontolku, badan Bunda Mila terguncang guncang akibat kerasnya sodokan keluar masuk kontolku, rasanya dikala itu saya semacam bersetubuh dengan mayat, tanpa perlawanan Bunda Mila cuma memejamkan matanya.<br />
<br />
Kukocok dengan kilat serta keras keluar masuknya kontolku di lubang memek Bunda Mila.., serta langsung ku cabut kontolku serta kumuncratkan air maniku diatas perut Bunda Mila. Sebab letih akupun tertidur sisamping badan telanjang Bunda Mila, sembari kupeluk badannya, dikala saya terbangun kulihat duri jam telah membuktikan jam separuh sebelas malam, buru buru saya bergegas mensterilkan tubuhku serta menggunakan baju kerjaku.<br />
<br />
Bu.. Bu.. Mila bangun Bu... Kesimpulannya dengan malas Bunda Mila membuka matanya. Telah malam Bu aku ingin kembali. Pento kalian liar sekali, rasanya badan Bunda semacam tidak bertulang lagi. Bunda Milapun bangkit menggunakan pakaiannya, kami berdua berjalan keluar kamar. Tunggu sebentar ya Pento, setelah itu Bunda Mila masuk kekamarnya, sebagian dikala setelah itu Bunda Mila keluar dari kamarnya dengan senyumnya yang mempesona.<br />
<br />
Ini buat kalian. Apa ini Bu?, Tanyaku, dikala Bunda Mila menyodorkan suatu amplop kepadaku. Saya menolak pemberian Bunda Mila, tetapi Bunda Mila terus memaksaku buat menerimanya. Terpaksa kukantongi amplop yang diberikan Bunda Mila kemudian kembali kami berciuman dengan mesranya.<br />
<br />
Dalam ekspedisi kembali saya masih tidak menyangka kalau saya baru saja bersetubuh dengan Bunda Mila. Entah nasib baik ataukah nasib kurang baik tetapi saya benar benar menikmatinya.<br />
<div>
<br /></div>
JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comJl. Gubug Klakah, Ngadas, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur 65157, Indonesia-8.0022388583849864 112.89175505034565-10.012199358384986 110.30996805034565 -5.9922783583849863 115.47354205034566tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-61798624229117538332020-08-01T18:59:00.001-07:002020-08-01T18:59:28.165-07:00SEX DENGAN MERTUA GALAK <a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>Ayah mertuaku( Pak Tom, samaran) yang berumur dekat 60 tahun baru saja pensiun<br />
<br />
dari pekerjaannya di salah satu industri di Jakarta. Sesungguhnya dia sudah<br />
<br />
pensiun dari anggota ABRI kala berusia 55 tahun, namun sebab dikira masih<br />
<br />
sanggup hingga dia terus dikaryakan. Sebab dia masih mau terus berkarya,<br />
<br />
hingga dia memutuskan buat kembali ke kampungnya didaerah Malang, Jawa Timur<br />
<br />
tidak hanya buat menghabiskan hari tuanya, pula dia mau mengurusi kebun Apelnya<br />
<br />
yang lumayan luas.<br />
<br />
Bunda mertuaku bernama Bu Mar( nama samaran) meski telah berumur dekat 45<br />
<br />
tahun, namun penampilannya jauh lebih muda dari usianya. Tubuhnya saja tidak<br />
<br />
gendut gombyor semacam umumnya ibu- ibu yang telah berusia, walaupun tidak cantik<br />
<br />
namun berwajah ayu serta mengasyikkan buat ditatap. Penampilan bunda mertuaku<br />
<br />
semacam itu bisa jadi sebab sepanjang di Jakarta kehidupannya senantiasa berkecukupan dan<br />
<br />
telaten menjajaki senam secara berkala dengan kelompoknya.<br />
<br />
Sebagian bulan yang kemudian, saya mengambil cuti panjang serta mengunjunginya bersama<br />
<br />
Istriku( anak tunggal mertuaku) serta anakku yang baru berumur 2 tahun. Kedatangan<br />
<br />
kami disambut dengan gembira oleh kedua orang mertuaku, terlebih telah setahun<br />
<br />
lebih tidak berjumpa semenjak mertuaku kembali ke kampungnya.<br />
<br />
Pertama- tama, saya di peluk oleh Pak Tom mertuaku serta istriku dipeluk serta<br />
<br />
diciumi oleh ibunya serta sehabis itu istriku lekas menghadiri bapaknya serta<br />
<br />
memeluknya serta Bu Mar mendekapku dengan erat sehingga terasa payudaranya<br />
<br />
mengganjal empuk di dadaku serta tidak terasa penisku jadi tegang karenanya.<br />
<br />
Dalam pelukannya, Bu Mar pernah membisikkan Sur( namaku).., Bunda kangen sekali<br />
<br />
denganmu, sembari menggosok- gosokkan tangannya di punggungku, serta buat tidak<br />
<br />
mengecewakannya kubisiki pula, Buuu, Aku pula kangen sekali dengan Bunda, serta aku<br />
<br />
jadi sangat kaget kala bunda mertuaku sembari senantiasa masih mendekapku<br />
<br />
membisikiku dengan perkata, Suuur, Bunda merasakan terdapat yang mengganjal di perut<br />
<br />
Bunda, serta sebab kaget dengan perkata itu, saya jadi tertegun serta terus saling<br />
<br />
membebaskan dekapan serta kuperhatikan bunda mertuaku tersenyum penuh makna.<br />
<br />
Sehabis 2 hari terletak di rumah mertua, saya serta istriku merasakan terdapat keanehan<br />
<br />
dalam rumah tangga mertuaku, paling utama pada diri bunda mertuaku. Bunda mertuaku selalu<br />
<br />
saja marah- marah kepada suaminya apabila terdapat hal- hal yang kurang berkenan,<br />
<br />
sebaliknya bapak mertuaku jadi lebih pendiam dan tidak meladeni bunda mertuaku<br />
<br />
kala dia lagi marah- marah serta bapak mertuaku kelihatannya lebih senang<br />
<br />
menghabiskan waktunya di kebun Apelnya, meski di sana cuma duduk- duduk<br />
<br />
semacam lagi merenung ataupun melamun. Agen Poker Terpercaya<br />
<br />
Istriku bagaikan anaknya tidak dapat berbuat apa- apa dengan tingkah laku orang<br />
<br />
tuanya paling utama dengan ibunya, yang telah sangat jauh berlainan dibandingkan sewaktu<br />
<br />
mereka masih terletak di Jakarta, kami berdua cuma dapat menduga- duga saja dan<br />
<br />
kemungkinannya dia itu terserang post power syndrome. Sebab istriku khawatir untuk<br />
<br />
menanyakannya kepada kedua orang tuanya, kemudian Istriku memintaku buat mengorek<br />
<br />
penjelasan dari ibunya serta biar ibunya ingin menceritakan tentang permasalahan yang<br />
<br />
lagi dihadapinya, hingga istriku memintaku buat menanyakannya sewaktu ia tidak<br />
<br />
lagi di rumah serta sewaktu bapaknya lagi ke kebun Apelnya.<br />
<br />
Di pagi hari ke 3 sehabis berakhir makan pagi pagi, istriku sembari bawa anakku,<br />
<br />
pamitan kepada kedua orang tuanya buat berangkat mendatangi Budenya di kota Kediri,<br />
<br />
yang tidak sangat jauh dari Malang serta jika dapat hendak kembali sore nanti.<br />
<br />
Lho, Mur( nama istriku), kok Mas mu tidak diajak..?, tanya ibunya.<br />
<br />
Laah.., tidak usahlah Buuu, supaya Mas Sur nemenin Ayah serta Bunda, wong tidak lama<br />
<br />
saja kok, sahut istriku sembari mengedipkan matanya ke arahku serta saya ketahui apa<br />
<br />
iktikad kedipan matanya itu, sebaliknya bapaknya cuma berpesan pendek biar hati-<br />
<br />
hati di jalur sebab cuma berangkat dengan cucunya saja.<br />
<br />
Tidak lama sehabis istriku berangkat, Pak Tompun pamitan dengan istrinya serta saya,<br />
<br />
buat berangkat ke kebun apelnya yang tidak sangat jauh dari rumahnya sambil<br />
<br />
meningkatkan kata- katanya, Nak Suuur, jika nanti ingin lihat- lihat kebun, susul<br />
<br />
ayah saja ke situ. ceritasexdewasa. org Saat ini yang di rumah cuma tinggal saya serta bunda mertuaku<br />
<br />
yang lagi padat jadwal mensterilkan meja makan. Buat mengisi waktu sembari menunggu<br />
<br />
waktu yang pas buat melaksanakan tugas yang dimohon oleh istriku, kugunakan<br />
<br />
buat membaca koran lokal di ruang tamu.<br />
<br />
Cerita Sex Mertua Pemarah Entah telah berapa lama saya membaca koran, yang tentu segala taman sudah<br />
<br />
kubaca seluruh tidak kutemukan terdapat cerita berusia disitu, tidak pula kutemukan list<br />
<br />
video bokep( ya iyalahhhh…) serta seketika saya dikagetkan dengan suara sesuatu<br />
<br />
yang jatuh serta diiringi dengan suara mengaduh dari balik, dengan gerakan reflek<br />
<br />
saya lekas berlari mengarah balik sembari berteriak, Buuu, terdapat apa buuu?.<br />
<br />
Serta dari dalam kamar tidurnya kudengar suara bunda mertuaku semacam merintih, Nak<br />
<br />
Suuur, tolooong Ibuuu, serta kala kujenguk nyatanya bunda mertuaku terduduk di<br />
<br />
lantai serta kayaknya habis terjatuh dari bangku kecil di dekat lemari pakaian<br />
<br />
sembari meringis serta mengaduh dan mengurut pangkal pahanya. Dan merta kuangkat<br />
<br />
bunda mertuaku ke atas tempat tidurnya yang lumayan lebar serta kutidurkan sambil<br />
<br />
kutanya, Bagian mana yang sakit Buuu, serta bunda mertuaku menanggapi dengan wajah<br />
<br />
meringis semacam menahan rasa sakit, Di mari.., sembari mengurut pangkal paha<br />
<br />
kanannya dari luar rok yang dipakainya.<br />
<br />
Tanpa permisi kemudian kubantu mengurut paha bunda mertuaku sembari kembali kutanya,<br />
<br />
Buuu, apa terdapat bagian lain yang sakit..?<br />
<br />
Tidak terdapat kok Suuur, cuman di sejauh paha kanan ini terdapat rasa sakit sedikit..,<br />
<br />
jawabnya.<br />
<br />
Ooh, iya nak Suuur, tolong ambilkan minyak kayu putih di kamar bunda, supaya paha ibu<br />
<br />
terasa panas serta lenyap sakitnya.<br />
<br />
Saya lekas mencari minyak yang diartikan di meja rias serta alangkah kagetku ketika<br />
<br />
saya kembali dari mengambil minyak kayu putih, kulihat bunda mertuaku telah<br />
<br />
menyingkap roknya ke atas sehingga kedua pahanya nampak jelas, putih serta lembut.<br />
<br />
Saya tertegun sejenak di dekat tempat tidur sebab memandang panorama alam ini dan<br />
<br />
bisa jadi sebab memandang keragu- raguanku ini serta tertegun dengan mataku tertuju ke<br />
<br />
arah paha dia, bunda mertuaku langsung saja mengatakan, Ayooo.. lah nak Suuur, nggak<br />
<br />
harus ragu- ragu, kaki bunda terasa sakit sekali ini lho, lagi pula dengan bunda mertua<br />
<br />
sendiri saja kok pake sungkan sungkan, tolong di urutkan paha bunda tetapi tidak usah<br />
<br />
gunakan minyak kayu putih itu, bunda khawatir nanti malah paha bunda jadi kepanasan.<br />
<br />
Dengan perasaan penuh keraguan, kuurut pelan- pelan paha kanannya yang terlihat<br />
<br />
terdapat ciri agak merah memanjang yang bisa jadi sewaktu terjatuh tadi terserang bangku<br />
<br />
yang dinaikinya seraya kutanya, Gimana Buuu, apa bagian ini yang sakit..?<br />
<br />
Betul Nak Suuur, yaa yang ituuu, tolong urutkan yang agak keras sedikit dari atas<br />
<br />
ke dasar, serta dengan patuh lekas saja kuikuti permintaan bunda mertuaku. Setelah<br />
<br />
sebagian dikala kuurut pahanya yang katanya sakit itu dari dasar ke atas, sambil<br />
<br />
memejamkan matanya, bunda mertuaku mengatakan kembali, Nak Suuur, tolong agak ke atas<br />
<br />
sedikit ngurutnya, sembari menarik roknya lebih ke atas sehingga sebagian celana<br />
<br />
dalamnya yang bercorak merah muda serta tipis itu nampak jelas serta membuatku<br />
<br />
jadi tertegun serta gemetar entah mengapa, terlebih Miss V bunda mertuaku itu<br />
<br />
nampak mengembung dari luar CD- nya serta terdapat sebagian helai bulu vaginanya yang<br />
<br />
keluar dari samping CD- nya.<br />
<br />
Ayoo, doong, Nak Sur, kok ngurutnya jadi menyudahi, kata bunda mertuaku sehingga<br />
<br />
membuatku tersadar.<br />
<br />
Iii, yaa, Buuu maaf, tetapi, Buuu, jawabku agak terbata- bata serta tanpa<br />
<br />
menuntaskan perkataanku sebab agak ragu.<br />
<br />
aah mengapa sih Nak Suuur..?, kata bunda mertuaku kembali sembari tangan kanannya<br />
<br />
memegang tangan kiriku dan menggoncangnya pelan.<br />
<br />
Buuu, Saa, yaa, saayaa, sahutku tanpa siuman serta tidak ketahui apa yang harus<br />
<br />
kukatakan, namun yang tentu penisku jadi terus menjadi tegang sebab memandang bagian<br />
<br />
CD bunda mertuaku yang menggelembung di bagian tengahnya.<br />
<br />
Cerita Yang lain:<br />
<br />
Cerita Sex Pasien<br />
<br />
Nak Suuur.., katanya lirih sembari menarik tangan kiriku serta kuikuti saja tarikan<br />
<br />
tangannya tanpa prasangka yang bukan- bukan, serta sehabis tanganku diciumnya serta<br />
<br />
digeser geserkan di bibirnya, kemudian secara tidak kuduga tanganku diletakkan tepat<br />
<br />
di atas vaginanya yang masih tertutup CD serta senantiasa dipegangnya sembari dipijat-<br />
<br />
pijatkannya secara lama- lama ke vaginanya diiringi dengan desis suara bunda mertuaku,<br />
<br />
ssshh, ssshh.<br />
<br />
Peristiwa yang tidak kuduga sama sekali ini begitu mengagetkanku serta secara tidak<br />
<br />
siuman saya berguman agak keras.<br />
<br />
Cerita Sex Mertua Pemarah<br />
<br />
Cerita Sex Mertua Pemarah<br />
<br />
Buuu, Saayaa, serta belum pernah saya menuntaskan kata- kataku, dari mulut ibu<br />
<br />
mertuaku terdengar, Nak Suuur, koook semacam anak kecil saja.., siiih?.<br />
<br />
Buu, Saa, yaa, takuuut jika nanti ayah tiba, sahutku gemetar sebab memang<br />
<br />
dikala itu saya khawatir benar, sembari berupaya menarik tanganku namun tangan ibu<br />
<br />
mertuaku yang masih senantiasa memegang tanganku, menahannya serta apalagi semakin<br />
<br />
menekan tanganku ke vaginanya dan mengatakan pelan,<br />
<br />
Nak Suuur, Ayah kembali buat makan siang senantiasa jam 1 siang nanti, tolong<br />
<br />
Ibuuu, naak, terdengar semacam mengiba.<br />
<br />
Entot bunda nak suurrrrr… bunda telah tidak tahan pengen telanjang bugil dan<br />
<br />
dientotin…….<br />
<br />
Sesungguhnya siapa sih yang tidak ingin jika telah semacam ini, saya pula tidak<br />
<br />
munafik serta tentu para pembaca juga pula tidak dapat menahan diri jika dalam<br />
<br />
suasana semacam ini, namun sebab ini baru awal kualami serta terlebih dengan<br />
<br />
bunda mertuaku sendiri, pastinya perasaan takutpun tentu hendak terdapat.<br />
<br />
Ayooolah Nak Suuur, tolongin Ibuuu, Naak, kudengar bunda mertuaku mengiba kembali<br />
<br />
sehingga membuatku tersadar serta tahu- tahu bunda mertuaku sudah memelukku.<br />
<br />
Buuu, supaya aku kunci pintunya dahulu, yaa..?, pintaku sebab saya waspadai kalau<br />
<br />
nanti terdapat orang masuk, namun bunda mertuaku malah menanggapi,<br />
<br />
Tidak harus naak, sepanjang ini tidak sempat terdapat orang pagi- pagi ke rumah Bunda, serta<br />
<br />
terus mencium bibirku dengan bernafsu hingga saya sedikit kewalahan untuk<br />
<br />
bernafas.<br />
<br />
Terus menjadi lama bunda mertuaku terus menjadi tambah kasar saja, sembari senantiasa menciumiku,<br />
<br />
tangannya berupaya membebaskan kaos oblong yang kukenakan serta sehabis berhasil<br />
<br />
membebaskan kaosku dengan gampang diiringi dengan bunyi nafasnya yang terdengar<br />
<br />
berat serta kilat, bunda mertuaku terus mencium wajah dan bibirku serta perlahan-<br />
<br />
lahan ciumannya bergerak ke arah leher dan setelah itu ke arah dadaku.<br />
<br />
Ciuman demi ciuman bunda mertuaku ini pasti saja membuatku jadi terus menjadi bernafsu<br />
<br />
serta ketakutanku yang tadipun telah tidak teringat lagi. Agen Poker Terpercaya<br />
<br />
Buuu, boleh aku bukaa, rok Bunda..? tanyaku memohon izin.<br />
<br />
Suuur, bol, eh, boleh, Nak, Nak Suur, boleh jalani apa saja.., katanya dengan<br />
<br />
suara terputus- putus serta terus kembali menciumi dadaku dengan nafasnya yang cepat<br />
<br />
serta saat ini malah berupaya melepas kancing celana pendek yang terdapat di badanku.<br />
<br />
Sehabis rok bunda mertuaku terlepas, kemudian kulepaskan pula kaitan BH- nya dan<br />
<br />
tersembulah payudaranya yang tidak begitu besar serta telah agak menggelantung ke<br />
<br />
dasar dengan puting susunya yang besar kecoklatan. Sembari kuusapkan kedua<br />
<br />
tanganku ke bagian dasar payudaranya kemudian kutanyakan,<br />
<br />
Buuu, boleh aku pegang serta ciumi tetek, Ibuu..?<br />
<br />
Bool, eh, boleh, sayang.., jalani apa saja yang Nak Sur ingin.., Bunda telah lama<br />
<br />
sekali tidak memperoleh ini lagi dari bapakmu, ayoo.., sayaang, sahut ibu<br />
<br />
mertuaku dengan suara terbata- bata sembari mengangkut dadanya serta perlahan- lahan<br />
<br />
kupegang kedua buah dada bunda mertuaku serta salah satu puting susunya langsung<br />
<br />
kujilati serta kuhisap- hisap, dan pelan- pelan kudorong badan bunda mertuaku<br />
<br />
sehingga jatuh tertidur di kasur serta dari mulut bunda mertuaku terdengar,<br />
<br />
ssshh, aahh.., sayaang, ooohh, teruuus, yaang, tolong puasiiin Ibuu, Naak, dan<br />
<br />
suara bunda mertuaku yang terdengar menghiba itu menjadikanku terus menjadi terangsang<br />
<br />
serta saya telah kurang ingat jika yang kugeluti ini merupakan bunda mertuaku sendiri serta ibu<br />
<br />
dari istriku.<br />
<br />
Cerita Sex Mertua Pemarah Naak Suuur, kudengar suara bunda mertuaku yang lagi meremas- remas rambut di<br />
<br />
kepalaku dan menciuminya,<br />
<br />
Ibuu, mau memandang punyamu, Naak, seraya tangannya berupaya memegang penisku<br />
<br />
yang masih tertutup celana pendekku.<br />
<br />
Iyaa, Buu, aku buka celana dahulu Buuu, sahutku sehabis kuhentikan hisapanku pada<br />
<br />
payudaranya dan lekas saja saya bangkit serta duduk di dekat muka bunda mertuaku.<br />
<br />
Lekas saja bunda mertuaku memegang penisku yang lagi berdiri tegang dari luar<br />
<br />
celana serta berpendapat,<br />
<br />
Nak Suur, besar betuuul, serta keras lagi, ayooo, dong cepaat.., dibuka celananya,<br />
<br />
supaya Bunda dapat melihatnya lebih jelas, katanya semacam telah tidak tabah lagi, dan<br />
<br />
tanpa disuruh bunda buat kedua kalinya, langsung saja kulepas celana pendek yang<br />
<br />
kukenakan.<br />
<br />
Kala saya membuka CD- ku dan memandang penisku berdiri tegang ke atas, langsung<br />
<br />
saja bunda mertuaku berteriak kecil,<br />
<br />
Aduuuh, Suuur, besaar sekali, sementara itu bagi anggapanku dimensi penisku<br />
<br />
kayaknya normal saja bagi dimensi orang Indonesia tetapi bisa jadi saja lebih<br />
<br />
besar dari memiliki suaminya serta bunda mertuaku langsung saja memegangnya serta<br />
<br />
mengocoknya pelan- pelan sehingga tanpa kusadari saya menghasilkan desahan kecil,<br />
<br />
ssshh, aahh, sembari kedua tanganku kuusap- usapkan di wajah serta rambutnya.<br />
<br />
Aduuuh, Buuu, sakiiit, teriakku pelan kala bunda mertuaku berupaya menarik<br />
<br />
penisku ke arah mukanya, serta mendengar keluhanku itu lekas saja bunda mertuaku<br />
<br />
melepas tarikannya serta memiringkan tubuhnya dan mengangkut setengah badannya<br />
<br />
yang ditahan oleh tangan kanannya serta setelah itu mendekati penisku.<br />
<br />
Sehabis mulutnya dekat dengan penisku, langsung saja bunda mertuaku mengeluarkan<br />
<br />
lidahnya dan menjilati kepala penisku sebaliknya tangan kirinya meremas- remas<br />
<br />
pelan kedua bolaku, sebaliknya tangan kiriku kugunakan buat meremas- remas<br />
<br />
rambutnya dan sekalian buat menahan kepala bunda mertuaku. Tangan kananku<br />
<br />
kuremas- remaskan pada payudaranya yang bergantung ke samping.<br />
<br />
Sehabis sebagian kali kepala penisku dijilatinya, pelan- pelan kutarik kepala ibu<br />
<br />
mertuaku supaya dapat lebih dekat lagi ke arah penisku serta warnanya bunda mertuaku<br />
<br />
kilat paham apa yang kumaksud serta meski tanpa perkata langsung saja<br />
<br />
kepalanya didekatkan menjajaki tarikan kedua tanganku serta sembari memegangi batang<br />
<br />
penisku dan dengan cuma membuka mulutnya sedikit, bunda mertuaku secara pelan-<br />
<br />
pelan memasukkan penisku yang telah basah oleh air liurnya hingga separuh batang<br />
<br />
penisku masuk ke dalam mulutnya.<br />
<br />
Kurasakan lidah bunda mertuaku dipermainkannya serta digesek- gesekannya pada kepala<br />
<br />
penisku, sehabis itu kepala bunda ditariknya mundur pelan- pelan serta kembali<br />
<br />
dimajukan sehingga penisku terasa sangat nikmat. Warnanya ia jago ngisep kontol.<br />
<br />
Sebab tidak tahan menahan kenikmatan yang di bagikan bunda mertuaku, saya jadi<br />
<br />
mendesis, ssshh, aacccrrr, ooohh, menjajaki irama maju mundurnya kepala bunda.<br />
<br />
Kian lama gerakan kepala bunda mertuaku maju mundur terus menjadi kilat serta ini menambah<br />
<br />
nikmat bagiku.<br />
<br />
Sebagian menit setelah itu, bunda mertuaku secara seketika membebaskan penisku dari<br />
<br />
mulutnya, sementara itu saya masih mau perihal ini terus berlangsung serta sembari kembali<br />
<br />
menyimpan kepalanya di tempat tidur, ia menarik bahuku buat mengikutinya. Ibu<br />
<br />
langsung mencium wajahku serta kala ciumannya menuju ke telingaku, kudengar ibu<br />
<br />
mengatakan dengan agak berbisik,<br />
<br />
Naak Suuur, Bunda pula kepingin memiliki bunda dijilati, serta sembari kunaiki badan ibu<br />
<br />
mertuaku kemudian kutanyakan,<br />
<br />
Buuu, apa boleh, aku jalani?, serta lekas saja bunda menjawabnya,<br />
<br />
Nak Suuur, tolong pegang serta jilati milik bunda, naak, bunda telah lama kepingin<br />
<br />
di gituin.<br />
<br />
Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, saya merendahkan badanku secara perlahan-<br />
<br />
lahan serta kala melewati dadanya kembali kuciumi dan kujilati buah dada ibu<br />
<br />
mertuaku yang telah tidak sangat keras lagi, ceritasexdewasa. org sehabis sebagian dikala kuciumi<br />
<br />
buah dada bunda, saya lekas merendahkan badanku lagi secara lama- lama sebaliknya ibu<br />
<br />
mertuaku meremas- remas rambutku, pula terasa semacam berupaya mendesak kepalaku<br />
<br />
supaya cepat- cepat hingga ke dasar. Kuciumi serta kujilati perut serta pusar bunda sambil<br />
<br />
salah satu tanganku kugunakan buat merendahkan CD- nya.<br />
<br />
Cerita Sex Mertua Pemarah Setelah itu dengan cekatan ku lepas CD- nya serta kulemparkan ke atas lantai. Kulihat<br />
<br />
Miss V bunda mertuaku begitu rimbun ditumbuhi bulu- bulu yang gelap mengitari liang<br />
<br />
vaginanya. Bisa jadi sebab sangat lama saya menjilati perut serta sekitarnya,<br />
<br />
kembali kurasakan tangan bunda yang terdapat di kepalaku menekan ke dasar serta kali ini<br />
<br />
kuikuti dengan merendahkan badanku pelan- pelan ke dasar serta sesampainya di dekat<br />
<br />
vaginanya, kuciumi wilayah di sekitarnya serta apa yang kulakukan ini mungkin<br />
<br />
menimbulkan bunda tidak sabaran lagi, sehingga kudengar suara bunda mertuaku,<br />
<br />
Cerita Yang lain:<br />
<br />
Cerita Sex Diperkosa 2 Pria<br />
<br />
Nak Suuur, tolooong, cepaat, saa.., yaang, ayooo, Suuur.<br />
<br />
Tanpa kujawab permintaannya, saya mulai melebarkan kakinya serta kuletakkan badanku<br />
<br />
di antara kedua pahanya, kemudian kusibak bulu vaginanya yang rimbun itu buat melihat<br />
<br />
belahan Miss V bunda serta sehabis bibir Miss V bunda nampak jelas kemudian kubuka bibir<br />
<br />
kemaluannya dengan kedua jari tanganku, nyatanya Miss V bunda mertuaku sudah basah<br />
<br />
sekali. Kala ujung lidahku kujilatkan ke dalam vaginanya, kurasakan badan ibu<br />
<br />
menggelinjang agak keras sembari mengatakan,<br />
<br />
Cepaat, Suuur, bunda telah tidak tahaan.<br />
<br />
Dengan kilat kumasukkan mulut serta lidahku ke dalam vaginanya sembari kujilati dan<br />
<br />
kusedot- sedot serta ini menimbulkan bunda mulai menaik- turunkan pantatnya serta<br />
<br />
bersuara,<br />
<br />
ssshh, aahh, Suuur, teruuus, adduuuhh, enaak, Suuur, Kemudian kukecup clitorisnya<br />
<br />
kesekian kali sampai membeku, perihal ini membuat bunda mertuaku menggelinjang hebat,<br />
<br />
Aahh, ooohh, Suuur, betuuul, yang itu, Suuur, enaak, aduuuh, Suuur, teruskaan,<br />
<br />
aahh, sembari kedua tangannya menjambak rambutku dan menekan kepalaku lebih<br />
<br />
dalam masuk ke vaginanya.<br />
<br />
Kecupan demi kecupan di Miss V bunda ini kuteruskan sehingga gerakan tubuh ibu<br />
<br />
mertuaku terus menjadi merajalela serta seketika kudengar suara bunda separuh mengerang,<br />
<br />
aahh, oooh, duuuh, Suuur, ibuu, ingin.., mauuu, sampaiii, Naak, oooh, disertai<br />
<br />
dengan gerakan pantatnya naik turun secara kilat.<br />
<br />
Gerakan tubuhnya terhenti serta yang kudengar merupakan nafasnya yang menjadi<br />
<br />
terengah- engah dengan begitu cepatnya serta tangannyapun telah tidak meremas- remas<br />
<br />
rambutku lagi, sedangkan itu jilatan lidahku di Miss V bunda cuma kulakukan<br />
<br />
sekedarnya di bagian bibirnya saja. Dengan nafasnya yang masih memburu itu,<br />
<br />
seketika bunda mertuaku bangun serta duduk dan berupaya menarik kepalaku seraya<br />
<br />
mengatakan,<br />
<br />
Naak Suuur, ke siniii, saayaang, serta tanpa menolak kuikuti saja tarikan tangan<br />
<br />
bunda, kala kepalaku telah di dekat kepalanya, bunda mertuaku langsung saja<br />
<br />
memelukku seraya mengatakan dengan suara terputus- putus sebab nafasnya yang masih<br />
<br />
memburu,<br />
<br />
Suuur, Bunda puas dengan apa yang Nak Suuur, jalani tadi, terima kasiih, Naak.<br />
<br />
Bunda mertuaku bertubi- tubi mencium wajahku serta kubalas pula ciumannya dengan<br />
<br />
menciumi mukanya sembari kukatakan buat mengasyikkan hatinya,<br />
<br />
Buuu, aku sayang Ibuuu, aku mau bunda jadi, puu.. aas.<br />
<br />
Sehabis napas bunda telah kembali wajar serta senantiasa saja masih menciumi seluruh<br />
<br />
wajahku serta sesekali bibirku, ia mengatakan,<br />
<br />
Naak Suuur, Bunda masih belum puas sekali, Suuur, tolooong puasin bunda sampai<br />
<br />
betul- betul puaas, Naak, seraya kurasakan bunda merenggangkan kedua kakinya.<br />
<br />
Sebab saya masih belum membagikan respon atas perkataannya itu, sebab seketika aku<br />
<br />
terpikir hendak istriku serta yang kugeluti ini merupakan bunda kandungnya, saya menjadi<br />
<br />
tersadar kala bunda bersuara kembali,<br />
<br />
Sayaang, ayooo, tolooong Bunda dipuasin lagi Suuur, tolong masukkan punyamu yang<br />
<br />
besar itu ke memiliki bunda.<br />
<br />
Buuu, sepatutnya aku tidak boleh melaksanakan ini, terlebih kepada Ibuu, sahutku di<br />
<br />
dekat telinganya.<br />
<br />
Suuur, tidak apa- apa, Naak, Bunda yang kepingin, lakukanlah Naak, jalani sampai<br />
<br />
Bunda betul- betul puas Suuur, katanya dengan suara separuh mengiba.<br />
<br />
aahh, biarlah, mengapa kutolak, pikirku serta tanpa membuang waktu lagi saya lalu<br />
<br />
mengambil ancang- ancang serta kupegang penisku dan kuusap- usapkan di belahan<br />
<br />
bibir Miss V bunda mertuaku yang telah sedikit terbuka. Sembari kucium kuping ibu<br />
<br />
kemudian kubisikkan,<br />
<br />
Buuu, maaf yaa., aku ingin masukkan saat ini, boleh?.<br />
<br />
Suur, kilat masukkan, Bunda telah kepingin sekali Naak, sahutnya semacam tidak<br />
<br />
tabah lagi serta tanpa menunggu bunda menuntaskan kalimatnya saya tusukkan penisku<br />
<br />
ke dalam vaginanya, bisa jadi entah tusukan penisku sangat kilat ataupun sebab ibu<br />
<br />
katanya telah lama tidak sempat digauli oleh suaminya langsung saja beliau<br />
<br />
berteriak kecil,<br />
<br />
Aduuuh, Suuur, pelan- pelan saayaang, bunda agak sakit niiih, katanya dengan wajah<br />
<br />
yang agak meringis bisa jadi menahan rasa kesakitan. Agen Poker Terpercaya<br />
<br />
Kuhentikan tusukan penisku di vaginanya, Maaf Buu, aku telah menyakiti Bunda,<br />
<br />
maaf ya Bu. Bunda mertuaku kembali menciumku,<br />
<br />
Tidak apa- apa Suuur, Bunda hanya sakit sedikit saja kok, coba lagi Suur.., sambil<br />
<br />
merangkulkan kedua tangannya di pungungku.<br />
<br />
Buuu, aku ingin masukkan lagi yaa serta tolong Bunda bilang yaa, jika bunda merasa<br />
<br />
sakit, sahutku. T<br />
<br />
anpa menunggu jawaban bunda lekas saja kutusukkan kembali penisku namun sekarang<br />
<br />
kulakukan dengan lebih pelan. Kala kepala penisku telah menancap di lubang<br />
<br />
vaginanya, kulihat bunda sedikit meringis namun tidak menghasilkan keluhan,<br />
<br />
Buuu, sakit.., yaa?. Bunda cuma menggelengkan kepalanya dan menanggapi,<br />
<br />
Suuur, masukkan saja sayaang, sembari kurasakan kedua tangan bunda menekan<br />
<br />
punggungku.<br />
<br />
Saya lekas kembali menekan penisku di lubang vaginanya serta sedikit terasa kepala<br />
<br />
penisku telah dapat membuka lubang vaginanya, namun kembali kulihat wajah ibu<br />
<br />
meringis menahan sakit. Sebab bunda tidak meringik hingga saya teruskan saja tusukan<br />
<br />
penisku serta, Bleess, penisku mulai memecahkan masuk ke liang vaginanya diikuti<br />
<br />
dengan teriakan kecil,<br />
<br />
Aduuuh, Suuur, sembari menengkeramkan kedua tangannya di punggungku serta pasti saja<br />
<br />
gerakan penisku masuk ke dalam vaginanya lekas kutahan supaya tidak menaikkan sakit<br />
<br />
untuk bunda.<br />
<br />
Buuu, sakit yaa..? maaf ya Buuu. Bunda mertuaku cuma menggelengkan kepalanya.<br />
<br />
Enggak kok sayaang, bunda cuma kaget sedikit saja, kemudian mencium wajahku sambil<br />
<br />
berucap kembali, Suuur, besar betul punyamu itu.<br />
<br />
Pelan- pelan kunaik- turunkan pantatku sehingga penisku yang terjepit di dalam<br />
<br />
vaginanya keluar masuk serta ibupun mulai menggoyang- goyangkan pantatnya pelan-<br />
<br />
pelan sembari berdesah, ssshh, oooh, aahh, sayaang, nikmat, teruuuskan, Naak,<br />
<br />
katanya seraya memesatkan goyangan pantatnya. Akupun telah mulai merasakan<br />
<br />
enaknya vaginan bunda serta kusahut desahannya,<br />
<br />
Buuu, aahh, punyaa Bunda pula nikmat, buuu, sembari kuciumi pipinya.<br />
<br />
Kian lama gerakanku serta bunda terus menjadi kilat serta ibupun terus menjadi kerap mendesah,<br />
<br />
Aah, Suuurr, ooh, teruus, Suur. Kala lagi nikmat- enaknya menggerakkan penisku<br />
<br />
keluar masuk vaginanya, bunda menghentikan goyangan pantatnya.<br />
<br />
Saya tersentak kaget,<br />
<br />
Cerita Sex Mertua Pemarah Buuu, mengapa? apa bunda capeeek?, Bunda cuma menggelengkan kepalanya saja, sambil<br />
<br />
mencium leherku bunda berucap, Suuur, coba hentikan gerakanmu itu sebentar.<br />
<br />
Terdapat apa Buuu, sahutku sembari menghentikan goyangan pantatku naik turun.<br />
<br />
Suuur, kalian diam saja serta coba rasakan ini, kata bunda tanpa menarangkan apa<br />
<br />
artinya serta tidak kuduga seketika terasa penisku semacam tersedot serta terhisap<br />
<br />
di dalam Miss V bunda mertuaku, sehingga tanpa siuman saya berkata, Buuu, aduuuh,<br />
<br />
enaak, Buu, teruus Bu, oooh, nikmat Buu, serta tanpa siuman, saya kembali<br />
<br />
menggerakkan penisku keluar masuk dengan kilat serta ibupun mulai kembali<br />
<br />
menggoyangkan pantatnya.<br />
<br />
oooh, aah, Suuur, enaak Suuur, serta nafasnya serta nafaskupun terus menjadi kilat dan<br />
<br />
tidak terkendali lagi.<br />
<br />
Mengenali napas Bunda dan goyangan pantat Bunda telah tidak terkendali lagi, aku<br />
<br />
tidak mau bunda cepat- cepat menggapai orgasmenya, kemudian lekas saja kuhentikan<br />
<br />
gerakan pantatku serta kucabut penisku dari dalam vaginanya yang menimbulkan ibu<br />
<br />
mertuaku keluhan,<br />
<br />
Mengapa, Suuur, kok menyudahi?, tetapi keluhan bunda tidak kutanggapi serta saya segera<br />
<br />
membebaskan diri dari pelukannya kemudian bangun.<br />
<br />
Tanpa bertanya, kemudian tubuh bunda mertuaku kumiringkan ke hadapanku serta kaki kirinya<br />
<br />
kuangkat dan kuletakkan di pundakku, sebaliknya bunda mertuaku cuma mengikuti<br />
<br />
saja apa yang kulakukan itu. Dengan posisi semacam ini, lekas saja kutusukkan<br />
<br />
kembali penisku masuk ke dalam Miss V bunda mertuaku yang telah sangat basah itu<br />
<br />
tanpa kesusahan.<br />
<br />
Kala segala batang penisku sudak masuk seluruh ke dalam vaginanya, lekas saja<br />
<br />
kutekan badanku kuat- kuat ke tubuh bunda sehingga bunda mulai berteriak kecil,<br />
<br />
Suuur, aduuuh, punyamu masuk dalam sekali, naak, aduuuh, teruuus sayaang, aah,<br />
<br />
serta saya meneruskan gerakan keluar masuk penisku dengan kokoh.<br />
<br />
Tiap kali penisku kutekan dengan kokoh ke dalam Miss V bunda mertuaku, bunda terus<br />
<br />
saja berdesah,<br />
<br />
Cerita Yang lain:<br />
<br />
Cerita Memek Hangat Nya Badan Bu Guru Anisa<br />
<br />
Ooohh, aahh, Suuur, enaak, terus, tekan yang kuaat sayaang.<br />
<br />
Saya tidak berlama- lama dengan posisi semacam ini. Kembali kehentikan gerakanku<br />
<br />
serta kucabut penisku dari dalam vaginanya. Kulihat bunda cuma diam saja tanpa<br />
<br />
keluhan lagi serta kemudian kukatakan pada bunda,<br />
<br />
Buuu, coba bunda tengkurap serta nungging, kataku sembari kubantu membalikkan badan<br />
<br />
serta mengendalikan kaki bunda sewaktu nungging,<br />
<br />
Aduuh, Suuur, kalian kok macem- macem sih, pendapat Bunda mertuaku.<br />
<br />
Saya tidak menjawab komentarnya serta tanpa kuberi aba- aba penisku kutusukkan<br />
<br />
langsung masuk ke dalam Miss V bunda dan kutekan kuat- kuat dengan memegang<br />
<br />
pinggangnya sehingga bunda berteriak,<br />
<br />
Aduuuh Suuur, oooh, serta tanpa kupedulikan teriakan bunda, langsung saja kukocok<br />
<br />
penisku keluar masuk vaginanya dengan kilat serta kokoh sampai membuat tubuh ibu<br />
<br />
tergetar kala sodokanku memegang badannya serta tiap kali kudengar ibu<br />
<br />
berteriak,<br />
<br />
oooh, oooh, Suuur, serta tidak lama setelah itu bunda meringik lagi,<br />
<br />
Suuur, Bunda letih Naak, sudaah Suuur, Ibuu capeeek, serta tanpa kuduga bunda lalu<br />
<br />
menjatuhkan dirinya tertidur tengkurap dengan nafasnya yang terengah- engah,<br />
<br />
sehingga ingin tidak ingin penisku jadi keluar dari vaginanya.<br />
<br />
Tanpa mempedulikan kata- katanya, lekas saja kubalik tubuh bunda yang jatuh<br />
<br />
tengkurap. Saat ini telah tidur telentang lagi, kuangkat kedua kakinya lalu<br />
<br />
kuletakkan di atas kedua bahuku. Bunda yang kulihat telah tidak bertenaga itu hanya<br />
<br />
menjajaki saja apa yang kuperbuat. Lekas saja kumasukkan penisku dengan gampang ke<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjglQsESjfWrJpoC-zDUNDEfMCyUEur9l3OHZtfjNfVm8hr0zbNXKTLQrpmLo2_rdU0ypwz3nk91_N1OhR_ZoASSHESkszSF5sjByn9-oc7zPMBN6QaRcjWy5fWGwzTITHugf-U8puvWEcZ/s1600/edd3a4ba9bcdd356344d51cfb60016f5.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="640" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjglQsESjfWrJpoC-zDUNDEfMCyUEur9l3OHZtfjNfVm8hr0zbNXKTLQrpmLo2_rdU0ypwz3nk91_N1OhR_ZoASSHESkszSF5sjByn9-oc7zPMBN6QaRcjWy5fWGwzTITHugf-U8puvWEcZ/s640/edd3a4ba9bcdd356344d51cfb60016f5.jpg" width="426" /></a><br />
dalam Miss V bunda mertuaku yang memanglah telah terus menjadi basah itu, kutekan dan<br />
<br />
kutarik kokoh sehingga payudaranya yang memanglah telah aggak lembek itu terguncang-<br />
<br />
guncang. Bunda mertuaku nafasnya terdengar sangat kilat,<br />
<br />
Suuur, jangaan, kuat- kuat Naak, tubuh bunda sakit seluruh, sembari memegang kedua<br />
<br />
tanganku yang kuletakkan di samping tubuhnya buat menahan badanku.<br />
<br />
Mendengar perkata bunda mertuaku, saya jadi tersadar serta teringat jika yang<br />
<br />
terdapat di hadapanku ini merupakan bunda mertuaku sendiri serta lekas saja kehentikan<br />
<br />
gerakan penisku keluar masuk vaginanya dan kuturunkan kedua kaki bunda dari<br />
<br />
bahuku serta langsung saja kupeluk tubuh bunda dan kuucapkan,<br />
<br />
Maaf, Buu, jika aku menyakiti Bunda, aku hendak berupaya buat pelan- pelan, segera<br />
<br />
saja bunda berucap,<br />
<br /><b>BACA JUGA</b>:<b> <a href="https://beritasex88.blogspot.com/2020/06/mandi-bersama-tante.html" target="_blank">MANDI BERSAMA TANTE </a></b><br />
<br />
Suuur tidak apa- apa Nak, tetapi Bunda lebih suka dengan posisi semacam ini saja,<br />
<br />
ayoo, Suuur mainkan lagi punyamu supaya bunda kilat puaas.<br />
<br />
Iyaa, Buuu, aku hendak coba lagi, sahutku sembari kembali kunaik- turunkan pantatku<br />
<br />
sehingga penisku keluar masuk Miss V bunda serta kali ini saya jalani dengan hati-<br />
<br />
hati supaya tidak menyakiti tubuh bunda, serta bunda mertuakupun saat ini telah mulai<br />
<br />
menggoyangkan pantatnya dan sesekali mempermainkan otot- otot di vaginanya,<br />
<br />
sehingga kadang- kadang terasa penisku terasa tertahan sewaktu merambah liang<br />
<br />
vaginanya. Agen Poker Terpercaya<br />
<br />
Kala salah satu buah dada bunda kuhisap- hisap puting susunya yang telah mengeras<br />
<br />
itu, bunda mertuaku terus menjadi memesatkan goyangan pinggulnya serta terdengar<br />
<br />
desahannya yang agak keras diantara nafasnya yang telah mulai memburu,<br />
<br />
ooohh, aahh, Suuur, teruuus, oooh, seraya meremas- remas rambutku lebih keras.<br />
<br />
Akupun turut memesatkan keluar masuknya penisku di dalam vaginanya.<br />
<br />
Goyangan pinggul bunda mertuakupun terus menjadi kilat serta kayaknya telah tidak bisa<br />
<br />
mengendalikan dirinya lagi. Diiringi nafasnya yang terus menjadi terengah- engah serta kedua<br />
<br />
tangannya dirangkulkan ke punggungku kuat- kuat, bunda berkata dengan terbata-<br />
<br />
bata,<br />
<br />
Nak Suuur, aduuuh, Ibuuu, sudaah, oooh, mauuu kelluaar. Saya susah bernafas karena<br />
<br />
punggungku dipeluk serta dicengkeramnya dengan kokoh serta setelah itu bunda mertuaku<br />
<br />
jadi terdiam, cuma nafasnya saja yang kudengar terengah- engah dengan keras<br />
<br />
serta genjotan penisku keluar masuk vaginanya.<br />
<br />
Buat sedangkan saya hentikan buat membagikan peluang pada bunda menikmati<br />
<br />
orgasmenya sembari kuciumi mukanya, Gimana,<br />
<br />
Buuu?, mudah- mudahan bunda lumayan puas.<br />
<br />
Cerita Sex Mertua Pemarah Bunda mertuaku senantiasa masih menutup matanya serta tidak lekas menanggapi pertanyaanku,<br />
<br />
yang tentu napas bunda masih memburu namun telah mulai menurun dibanding<br />
<br />
tadinya. Sebab bunda masih diam, saya jadi sangat kasihan serta kusambung<br />
<br />
pertanyaanku tadi di dekat telinganya, Agen Poker Terpercaya<br />
<br />
Buu, aku ketahui bunda tentu letih sekali, lebih baik bunda rehat dahulu saja..,<br />
<br />
yaa?, seraya saya mulai mengangkut pantatku supaya penisku dapat keluar dari vagina<br />
<br />
bunda yang telah sangat basah itu.<br />
<br />
Namun baru saja pantatku mau kuangkat, nyatanya bunda mertuaku cepat- cepat<br />
<br />
mencengkeram pinggulku dengan kedua tangannya serta sembari membuka matanya,<br />
<br />
memandang ke wajahku,<br />
<br />
Jangaan, Suuur, jangan dilepas punyamu itu, bunda diam saja sebab mau melepaskan<br />
<br />
letih sembari menikmati punyamu yang besar itu mengganjal di tempat ibuuu, jangaan<br />
<br />
dicabut dahulu, yaa, sayaang, terus kembali menutup matanya.<br />
<br />
Mendengar permintaan bunda itu, saya tidak jadi mencabut penisku dari dalam vagina<br />
<br />
bunda serta kembali kujatuhkan badanku pelan- pelan di atas tubuh bunda yang nafasnya<br />
<br />
saat ini telah nampak mulai agak tertib, sembari kukatakan,<br />
<br />
Tidaak, Buuu, aku tidak hendak mencabutnya, aku pula masih kepingin terus seperti<br />
<br />
ini, sembari kurangkul leher bunda dengan tangan kananku.<br />
<br />
Bunda cuma diam saja dengan pernyataanku itu, namun seketika penisku yang sejak<br />
<br />
tadi kudiamkan di dalam vaginanya terasa semacam dijepit serta tersedot Miss V ibu<br />
<br />
mertuaku, serta tanpa siuman saya mengaduh,<br />
<br />
Aduuuh, oooh, Buuu.<br />
<br />
Mengapa, sayaang, enaak yaa?, sahut bunda sembari mencium bibirku dengan lembut dan<br />
<br />
sembari kucium hidungnya kukatakan, Buuu, enaak sekaliii, serta semacam tadi,<br />
<br />
sewaktu bunda mertuaku mula- mula menjepit serta menyedot penisku dengan vaginanya,<br />
<br />
secara tidak terencana saya mulai menggerakkan lagi penisku keluar masuk vaginanya<br />
<br />
serta bunda mertuakupun kembali mendesah,<br />
<br />
oooh, aah, Suuur, teruuus, naak, aduuuh, enaak sekali.<br />
<br />
Terus menjadi lama gerakan pinggul bunda terus menjadi kilat serta kembali kudengar nafasnya<br />
<br />
terus menjadi lama terus menjadi memburu. Gerakan pinggul bunda kuimbangi dengan mempercepat<br />
<br />
kocokan penisku keluar masuk vaginanya. Kian lama saya kayaknya telah tidak<br />
<br />
kokoh buat menahan supaya air maniku senantiasa tidak keluar,<br />
<br />
Buuu, sebentar lagi, sayaa, sudaah, ingin keluaar, sembari kupercepat penisku keluar<br />
<br />
masuk vaginanya serta bisa jadi sebab mendengar saya telah mendekati klimaks, ibu<br />
<br />
mertuakupun terus menjadi memesatkan gerakan pinggulnya dan mempererat cengkeraman<br />
<br />
tangannya di punggungku seraya mengatakan,<br />
<br />
Suuur, teruuuss, Naak, Ibuuu, jugaa, telah dekat, ooohh, ayooo Suuur, semprooot<br />
<br />
Ibuu dengan airmuu, sekaraang.<br />
<br />
Iyaa, Buuu, tahaan, sembari kutekan pantatku kuat- kuat serta kami akhiri teriakan<br />
<br />
itu dengan berpelukan sangat kokoh dan senantiasa kutekan penisku dalam- dalam ke<br />
<br />
Miss V bunda mertuaku.<br />
<br />
Dalam klimaksnya terasa Miss V bunda memijat penisku dengan kokoh serta kami terus<br />
<br />
terdiam dengan napas terengah- engah.<br />
<br />
Sehabis napas kami berdua agak tertib, kemudian kucabut penisku dari dalam vagina<br />
<br />
bunda serta kujatuhkan badanku dan kutarik kepala bunda mertuaku serta kuletakkan di<br />
<br />
dadaku. Sehabis nafasku mulai tertib kembali serta kuperhatikan napas ibupun<br />
<br />
begitu, saya jadi ingat hendak tugas yang diberikan oleh istriku.<br />
<br />
Buuu, apa ini yang menimbulkan bunda senantiasa marah- marah pada Ayah..?, tanyaku.<br />
<br />
Bisa jadi saja Suuur, mengapa Suuur?, Sahutnya sembari tersenyum serta mencium pipiku.<br />
<br />
Buuu, jika benar, tolong bunda mengurangi marah- marahnya kepada Ayah, kasihan ia,<br />
<br />
bunda cuma diam serta semacam berfikir.<br />
<br />
Sehabis diam sebentar kemudian kukatakan,<br />
<br />
Buuu, telah siang lho, seraya kubangunkan badan bunda dan kubimbing ke kamar<br />
<br />
mandi.<br />
<br />
Sehabis kejadian ini terjalin, bunda acapkali mendatangi rumah kami dengan<br />
<br />
alibi kangen cucu serta anaknya Mur, namun realitasnya bunda mertuaku selalu<br />
<br />
mengontakku lewat telepon di kantor serta memohon jatahnya di sesuatu motel,<br />
<br />
saat sebelum mengarah ke rumahku. Untungnya hingga saat ini Istriku tidak curiga, hanya<br />
<br />
saja ia merasa aneh, sebab tiap bulannya ibunya senantiasa mengunjung rumah kamiJITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comUnnamed Road, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah 73861, Indonesia-1.1528577649691922 114.53637647970659-32.039102764969194 73.2277854797066 29.733387235030808 155.84496747970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-90306753735775222602020-06-26T13:42:00.003-07:002020-07-12T10:56:20.944-07:00MANDI BERSAMA TANTE <a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>Namaku“ Rendi“. Dalam cerita keduaku sehabis cerita kak Linda, saya hendak berbagi lagi pengalamanku. sekiranya belum membaca, saya berkeinginan menghadirkan jati diriku. Saya menetap dikota S Jawa Tengah, tinggiku 169 centimeter serta berat badanku 52 kilogram. Aq kala ini kuliah di salah 1 universitas ternama diJateng. Saat ini saya mau langsung cerita pengalamanku kala saya masih duduk ruang belajar 1 SMP tetapi saya masih ingat betul ceritanya.<br />
<br />
Dikala Aq lulus di SD saya menemukan nilai yang sangat memuaskan. Semacam janji bapak ku apabila nilaiku baik saya bakal dikirim di luar kota yang pendidikannya lebih baik. Dis ana saya dititipkan dirumah pamanku, om Hari. Ia orang yang sangat kaya raya. Rumah nya sangat megah tetapi terletak disebuah desa pinggir kota.<br />
<br />
Rumahnya terdapat 2 lantai serta di lengkapi juga kolam renang yang lumayan besar sepanjang ukuranya 25 m kali 20 m.<br />
<br />
Om Hari orang nya sangat padat jadwal, ia mempunyai istri yang sangat menawan namanya Tante Reni, wajah nya seragam dengan Amara. Ia mempunyai anak yang masih kecil. Tante Reni giat mengurus badan nya, walapun ia telah mempunyai satu anak badannya senantiasa padat memiliki di tunjang dengan buah dada yang sangat montok kira kira 34B menjadikan seluruh w lelaki terbelalak melihatnya. Perihal tersebut yang membuatku tertarik bakal keelokan dan anugrah dari seseorang perempuan.<br />
<br /><b>BACA JUGA : <a href="https://beritasex88.blogspot.com/2020/06/penyanyi-cafe-yang-jago-menggodaku.html" target="_blank">PENYANYI CAFE JADI MENGGODAKU</a></b><br /><br /><br /><br />
Sesampainya dirumah Om Hari. Aq tiba pintu posisi tinggal yang besar. Disitu saya di sambut oleh Om Hari serta istrinya. Om Hari berprofesi tanganku sedangkan Tante menciumku. Saya agak sungkan dengan perlakuan laksana itu. Pembantu disitu diajak bawa kan tasku serta mengirimkan hingga di kamarku.<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSa7LHS3dbN2itJpf-rsvZgrI62_sSAZsbhInmjhuYbUf_UwPjLsEGikga-Pdj2I_Fkjuxuji8LUXcJRMDrKe8aC148hzcHys2vI89sOFiDCIl5NfrJMBoodm1hgfnH2Gh65-jU4jthyCn/s1600/92438692_3016436778421649_7224843373713031168_o.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="640" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSa7LHS3dbN2itJpf-rsvZgrI62_sSAZsbhInmjhuYbUf_UwPjLsEGikga-Pdj2I_Fkjuxuji8LUXcJRMDrKe8aC148hzcHys2vI89sOFiDCIl5NfrJMBoodm1hgfnH2Gh65-jU4jthyCn/s640/92438692_3016436778421649_7224843373713031168_o.jpg" width="425" /></a><br />
<br />
Sehabis tersebut Aq berkelana posisi tinggal memandang empang renang dan pernah melihat kamar mandi yang tidak terbayang olehku.<br />
<br />
Disitu ada posisi mencuci tangan dengan kaca yang besar toilet, bathup, serta 2 shower yang satu dengan kaca buram sedangan yang satu dengan kain yang diputar kan menyusun 1/ 4 bundaran( sorry saya tidak ketahui namanya). Tempat tersebut masih dalam satu ruangan tanpa penyekat.<br />
<br />
Sore hari, saya duduk ditepi kolam. Om Hari tiba mendekat ku ia bilang mau berangkat terbit kota. Ia juga mohon maaf tidak bisa menemaniku. Kami juga mengirimkan hingga pagar rumah. Sehabis tersebut Aq kembali duduk merasakan atmosfer empang renang. Datang mendarat dari balik muncul wujud yang sangat mempesona. Tante dengan baluatan piyama mendekat ku.<br />
<br />
“ Ren kamu suka tidak ama posisi tinggal ini”<br />
<br />
“ Suka banget Tante, seperti nya saya betah banget dengan posisi tinggal ini masing- masing sore bisa renang”<br />
<br />
“ Kalian suka renang, ayo kamu renang bareng, cocok masa- masa ini hawa sangat panas<br />
<br />
Wahhh kebetulan Aq bisa renang ama Tante bahenol. Waktu berjumpa kesatu kali saya hanya bisa membayangkan format badannya masa- masa renang dengan balutan swimsuit. Tetapi dikala ia berdiri. Ia membuka piyamanya. Kontan Aq tersedak dikala ia melulu mengenakan Bikini yang sangat sexy dengan corak yang coklat muda. Model bawahannya G- String.<br />
<br />
“ Huhuuk k k… Aduh Tante saya kira Tante mau telanjang”<br />
<br />
“ Lezat aja apabila kalian, Om bilang kamu suka bercanda”<br />
<br />
“ Tante tidak malu dilihatin ama satpam Tante, Tante pake bikini laksana ini”<br />
<br />
“ Ihh ini sudah biasa Tante pake bikini kadangkala ada orang dusun ngintip Tante”<br />
<br />
“ Benar Tante… Tetapi sayang Aq tidak pernah membawa celana renang”<br />
<br />
“ Ah… Tidak apa apa pake aja dahulu celana dalam kalian. Nanti saya suruh bi’ Imah suruh beli buat kalian, ayo nyebur…” lekas Tante menyeburkan diri. Dengan malu malu Aq membuka bajuku tetapi belum buka celana. Saya malu ama Tante. Kemudian ia naik dari kolam. Ia memdekatiku.<br />
<br />
“ Mari cepet… Malu ya ama Tante tidak apa apa. Kan kamu keponakan Tante. Jadi sama dengan kakak perempuan kalian.”<br />
<br />
Waktu ia mendekatiku nampak jelas putingnya menonjol keluar. Maklum tidak ada bikini pake busa. Aq melirik faktor payudaranya. Ia melulu tersenyum.<br />
<br />
Sehabis tersebut ia kembali menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk saya melorotkan celana dalamku. Yang Aq takutkan kepala adikku keliha tan apabila lagi tegang menyembul dibalik celana dalamku. Sehabis melepas celanaku langsung Aq berenang bareng Tante.<br />
<br />
Sehabis puas renang saya naik serta lekas kekamar mandi yang besar. Saya masuk disitu dikala Aq hendak menutupnya, tidak ada kuncinya jadi apabila terdapat orang masuk tinggal buka aja. Saya lekas bergegas posisi dengan penutup kain. Saya bertepatan pada kan segala yang terbelakang ditubuh ku serta Aq membasuh dengan air dingin. Kala berkeinginan menyabuni tubuhku. Terdengar suara pintu terbuka, saya mengintip nyatanya Tanteku yang masuk. Kontan saya kaget Aq berupaya biar tidak ketahuan. Kala ia membuka tidak banyak tempatku saya otomatis kaget lekas saya menghadap ke balik.<br />
<br />
“ Ehhh… Maaf ya Ren saya tidak ketahui apabila kalian ada didalam. Habis tidak ada suara sih”<br />
<br />
Langsung lekas wajahku memerah. Aq baru siuman apabila Tante telah mencopot bikini faktor atasnya. Ia lekas menutupinya dengan telapak tangannya. Saya ketahui masa- masa tubuhku menghadap kebelakang tetapi kepalaku lagi menoleh kepadanya.<br />
<br />
“ Maaf… Pula Tante… Ini salahku” jawabku yang seakan terbius apa yang Aq jalani. Yang lebih unik telapak tangan Tante tidak cukup menutupi segala bagiannya. Disitu terdapat puting kecil bercorak cokelat dan sangat kontras dengan besarnya buah dada Tante.<br />
<br />
“ Tante tutup dong tirainya, akukan malu”<br />
<br />
Lekas diblokir gorden itu. Desigram keras shower Aq hidup kan seakan olah saya lagi mandi. Lekas saya intip Tanteku. Nyatanya ia masih diluar belum masuk posisi shower. Ia berdiri didepat kaca. Disitu ia lagi cuci muka, nampak payudaranya bergoyang goyang menggairahkan sekali. Dengan terencana saya tidak banyak membuka gorden supaya saya dapat melihatnya.<br />
<br />
Saya bermain dengan adikku yang langsung keras. Kukocok dengan sabun cair milik Tante. Kala saya intip yang kedua kali ia mengoles kan cairan disekujur badannya. Saya melihat badan Tante mengkilap setelah diberi cairan itu. Saya tidak ketahui cairan apa itu. Ia mengoleskan disekitar payudaranya agak lama. Sembari diputar putar kadangkala biar diremas kecil. Kala sepanjang 2 menit kayaknya ia mendesis membuka tidak banyak mulutnya sambildia memejamkan mata. Sembari merasakan panorama alam saya konsentrasikan pada kocokanku serta akhirnya… Crot crot…<br />
<br />
Air maniku tumpah segala ke CD sisa saya renang tadi. Yang saya kaget kan tidak ada handuk, tidak pernah saya ambil dari dalam tasku. Saya bimbang. Sehabis beberapa dikala saya tidak melihat Tante di depan kaca, tetapi ia sudah terletak di depan shower yang satunya. Saya terheran- heran waktu ia melorot kan CDnya dengan lama- lama lahan serta membuang CDnya kekeranjang serta masuk ke shower. Sehabis beberapa setelah itu ia keluar. Saya terencana tidak terbit menunggu Tanteku berangkat. Tetapi ia menghampiriku.<br />
<br />
“ Ren koq lama banget mandinya. Hayo mengapa di dalam”<br />
<br />
Setelah itu saya menerbitkan kepala ku saja di balik gorden. Saya kaget ia ada dihadapanku tanpa satu busanapun yang melekat ditubuhnya. Langsung saya tutup kembali. TERBARU<br />
<br />
“ Rendi malu ya, tidak harus malu akukan masih Tantemu. Tidak papalah?”( tante sange)”<br />
<br />
“ Anu Tante saya tidak pernah membawa handuk jadi saya malu apabila wajib keluar”<br />
<br />
“ Saya juga kurang ingat membawa handuk, udahlah kamu keluar dahulu aja. Saya mau ambilkan handukmu.”<br />
<br />
Tante sudah berangkat. Akupun terbit dari shower. Sehabis beberapa menit saya mulai kedinginan yang tadi adikku membeku mendarat datang mengecil kembali. Kemudian pintu terbuka penolong Tante yang umurnya laksana kakakku tiba membawa handuk, akupun kaget lekas saya menutupi adikku.<br />
<br />
Ia melihatku cuma senyum manis. Saya ter tunduk malu. Sehabis ia keluar, belum sempet saya memblokir auratku Tanteku masuk masih senantiasa telanjang melulu aja ia sudah pake cd model g- string.<br />
<br />
Terdapat apa Tante. Kok masih telanjang” jawabku sok cuek bebek sesungguhnya saya sangat malu dikala adikku berdiri lagi.<br />
<br />
“ Telah tidak malu ya…, anu Ren saya ingin mohon tolong”<br />
<br />
“ Tolong apa Tante koq sungguh- sungguh banget… Tetapi maaf ya Tante adik Rendi berdiri”<br />
<br />
Ia justeru tertawa.” Idih tersebut sih biasa apabila lagi liat wanita telanjang” jawab Tante.<br />
<br />
“ Begini saya mohon Rendi meluluri tubuh Tante soalnya tukang lulurnya tidak tiba”<br />
<br />
Bagai disambar petir. Saya belum sempat pegang wanita semenjak kala itu. Pucuk dicinta ulam datang.<br />
<br />
“ Ingin nggak…?<br />
<br />
“ Ingin Tante.”<br />
<br />
Lekas ia tiduran tengkurap. Saya melumuri punggung Tante dengan lulur. Saya ratakan di seluruh badan nya. Datang mendarat handukku terlepas. Nongol deh senjataku, langsung saya tutupi dengan tanganku<br />
<br />
“ Telah biarin aja, yang terdapat cuma saya serta kamu apa sih yang kamu malukan.”<br />
<br />
Dengan santainya ia membubuhkan handukku kelantai.<br />
<br />
“ Badan Tante bagus banget. Meski sudah memiliki anak senantiasa buah dada Tante besar lagi kenceng”<br />
<br />
Saya mengatakan waktu saya ketahui payudaranya tergencet masa- masa ia tengkurap. Serta ia melulu tersenyum. Saya saat ini meluluri faktor pahanya serta pantatnya. terbaru<br />
<br />
“ Ren menyudahi sebentar”<br />
<br />
“ Akupun menyudahi setelah itu ia menanggalkan cdnya. Otomatis adikku tambah gagah. Saya senantiasa tidak berani memandang faktor bawahnya. Sehabis beberapa waktu ia mengembalikan tubuh ke arahku. Lagi lagi saya tersedak melihat panorama alam itu.<br />
<br />
“ Ren Adikmu lagi tegang tegangnya nih kayaknya telah hampir keluar nih.”<br />
<br />
Kemudian ia mengajak saya mengolesinya dibagian payudaranya. Ia suruh saya supaya agak meremas remasnya. Saya pula ketagian kegiatan tersebut disitu saya melihat puting bercorak coklat muda lagi membeku. Kadangkala kadangkala saya senggol putingnya ataupun saya sentil. Ia memekik serta mendesah laksana ulat kepanasan.<br />
<br />
“ Ren terus remas… Uhuhh remes yang kokoh”<br />
<br />
“ Tante kok tidak sering rambutnya dianunya Tante. Tidak kaya Mbak Ana” saya bertanya serta ia melulu tersenyum dikala tanganku berpindah di daerah Miss V.<br />
<br />
Kala saya memegang Miss V Tante yang tidak sering rambutnya. Saya gemetar dikala tanganku memegang gundukan itu. Belum saya kasih lulur daerah itu sudah basah dengan sendirinya. Saya disuruhnya terus mengelus usap daerah itu, kadangkala saya tekan faktor keduanya.<br />
<br />
“ Ren pijatanmu lezat banget… Terus…”<br />
<br />
Sehabis saya terus sikat dengan lembut mendarat datang Tante mengencang. Serrr serrr, saya menggali sumber bunyi yang pelan tetapi jelas. Saya ketahui jika tersebut berasal dibagian sensitif Tante. Kemudian ia terkulai lemas.<br />
<br />
“ Makasih ya atas kegiatan lulurannya. Untung ada kalian. Nyatanya kalian berpengalaman pula ya”<br />
<br />
“ Pasti Tante, apabila terdapat apa apa bisa andalkan Rendi”<br />
<br />
Kemudian ia berangkat dari kamar mandi itu. Saya memakai handuk guna menutupi faktor tubuhku. Saya mengikutinya dari balik. Nyatanya ia berlangsung jalur dirumah tanpa sehelai benang juga. Saya pula lekas masuk ke kamar rehat yang dipersiapkan, tenyata terdapat penolong yang tadi mengambilkan handuk lagi mengendalikan pakaianku ke dalam almari.<br />
<br />
“ Den, Rendi, tadi kaget tidak ngeliat bunda telanjang” saat sebelum saya jawab.<br />
<br />
Ia memberitahukan apabila Tante tersebut suka telanjang serta memamerkan badannya ke segala orang baik perempuan ataupun laki laki tetapi tidak berani apabila terdapat suaminya. Pembantu tersebut pula mengumumkan peristiwa yang mengherankan ia tidak tidak sering renang telanjang serta yang sangat mengherankan kadangkala kadangkala dikala ia menyirami bunga ia telanjang dada di depan posisi tinggal tepatnya halaaman depan.<br />
<br />
“ Telah ubah situ cd ada didalam almari tersebut tetapi kayaknya anunya den Rendi masih pemula” ia menggodaku.<br />
<br />
Setelah lewat dalam beberapa hari akupun hampir kerap mandi seragam Tante malahan nyaris oleh hari. Kian di anggap badannya terus menjadi oke aja.<br />
<br />
Tetapi saya putus asa sewaktu saya lewat griya tersebut. Saya disitu kaga genap 1 1 tahun.<br />
<br />
Sewaktu kala, saya berdiri sendiri di epan ekskalator, di lantai 2 Dieng Plaza Malang. Sepanjang di sana, saya cuma takjub sembari memandangi orang yg lagi melalui di depanku. Hingga seketika ada wanita menghampiriku sembari bawa benda belanjaan ia.<br />
<br />
Saya amati tidak banyak tua tidak banyak lebih tua dariku. Yah.. kutaksir ditaksir usianya 30- an deh. Tetapi ia menawan mempesona sexy, cocok jadi bintang film. Terlebih dengan dandanannya yang alami natural serta rambut digerai estetis sedada bercorak merah coklat.., pokoknya cakep banget deh! Bodinya seksi banget. Mengenakan pakaian tank top corak putih tipis, yang kayaknya kekecilan buat dadanya sampai- sampai terlihatlah putingnya di balik bajunya. Saya sangat terpesona melihatnya, tetapi saya fobia tante marah.<br />
<br />
Seketika.. ia nepuk pundakku seraya bertanya,“ Maaf mas, apabila‘ pasar ikan dimana ya mas’?”<br />
<br />
Saya berjuang buat dapat menutupi kekagetanku serta berjuang menanggapi sesantai bisa jadi,” Ahh.., Mbak ini suka becanda ya.. disini mana kak yang jual ikan mbak. Terdapatnya ya di pasar besar..”<br />
<br />
“ Oh, gitu ya Mas ya..” katanya seraya mikir.<br />
<br />
Seperti itu permulaan dari obrolan kami warnanya ia tadi melulu memancingku aja, sampai kesimpulannya kenalan serta ngobrol North- South. ia memiliki nama Juliet, usia 31 tahun, posisi tinggal di Jalan. xxxxxx, mantan wanita sampul yang bersuami seseorang pengusaha. Kebetulan suami nya lagi tugas skitar 1 bulan ke Liverpool Inggris, jadi ia jalan- jalan sendirian aja. Belum memiliki anak, karena suaminya menderita impotensi, Sehabis ngobrol dekat minimnya 1 jam sembari santap di cafe. Kemudian, saya diajaknya ke rumahnya. Ia mengemudikan mobil elegan nya BMW Sport 1 pintu.<br />
<br />
Seusai sampai di rumahnya yang sangat besar. Sementara itu saya baru melihatnya dari depan posisi tinggal nya saja.<br />
<br />
Sehabis klakson ia bunyikan, seseorang satpam membuka pintu pagar. Tadinya, Mbak Juliet sudah bilang,“ Jika nanti didalam terdapat penolong aku, kamu jawab saja kerabat dari suamiku, ya….?”<br />
<br />
Sembari berakting seperti bintang sexy sinetron, Mbak Juliet mengenalkan saya bagaikan saudaranya pada pembantunya itu. Serta setelah itu menyuruhnya guna masak- masak guna di buay santap makan malam nantinya.<br />
<br />
“ Mari masuk saja Son..? Duduk- duduk saja dahulu sebentar didalem.. ya.. Saya mau ubah pakaian terlebih dahulu..” katanya setelah pembantunya dianya kedapur.“ Eee.. mbak.. kamar kecil nya dimana ya.. mbak?” tanyaku buat nya.<br />
<br />
“ Mari deh sayangku, mbak tunjukin..” katanya seraya menggandeng tangan kiriku.<br />
<br />
Hingga kesudahannya datang dikamar mandi rumahnya.<br />
<br />
“ Tuh kamar mandinya disitu..” kata nya seraya menunjuk kepintu diujung kamar nya.<br />
<br />
Saya langsung ke situ, serta dikala ingin memblokir pintu, Mbak Juliet dengan terencana menyangga pintu dari luar kamar mandi nya sembari berdialog dengan centil nya,“ Jangan lambat- laun ya sayanku!” Terus diblokir aja deh pintunya sama ia.<br />
<br />
Cocok lagi berkemih didalam, mataku otomatis langsung tertuju pada sesuatu barang panjang yang lagi di balik botol- botol sabun itu. Kala kuambil.., nyatanya dildo yang bercorak gelap..! Kemudian.. Sebab pintunya tidak terkunci, secara diam- diam Mbak Juliet seketika masuk kekamar mandi. Sebab dikala tersebut saya lagi kaget, otomatis ku dipeluk dari balik secara lembut. Tangan kiri Mbak Juliet langsung saja mencapai tanganku yang lagi memegang penis tiruan yg kutemukan tadi, sedangkan tangan kanannya meremas kontol- ku.<br />
<br />
“ Ini mainan saya Son, apabila lagi kesepian.. ditinggal suamiku dekat ini” bisiknya pas di telingaku. Saya terdiam laksana arca, keringat mengucur dengan derasnya..“ Tetapi jauh lebih enakan andai terdapat ygasli Son..” desahnya.<br />
<br />
Saya betul- betul tidak bisa melaksanakan apa- apa dikala ia mulai menjilati leher sepanjang telingaku. Rasanya geli- geli lezat serta saya betul- betul tersihir. Sembari terus menjilatiku ia berjuang membuka celanaku dari balik secara lama- lama.<br />
<br />
“ Hhh.., tidak boleh Mbak..!” saya berjuang mengingatinya.<br />
<br />
Tetapi.. kenapa Son..? uch….. slurp.. slurp.., tidak suka ya. son.?” desahanya seraya senantiasa menciumi serta menjilat leherku. Hhh.., Sony masih perjaka aku mbak..!” kataku.<br />
<br />
“ Ahh.. masak iya sih.. ayo dong sayang.. ntar Mbak ajarin deh.. klo gtu, nikmat kok Son.. mau ya Son..?” katanya<br />
<br />
“ Tetapi mmbakk..” teriakku.<br />
<br />
“ Mari turut kekamar Mbak aja yach supaya lebih lezat..” katanya sembari unik lenganku.<br />
<br />
Ia menuntunku dari kamar mandi sampai dipinggir ranjang kamar tidurnya, langsung memagut mulutku dengan ganas. Lidahnya meliuk- liuk mencari- cari lidahku, sedangkan tersebut tangan ia kembali berjuang membuka celanaku. Saya yang sudah pasrah serta bengong, memeluk badannya begitu sexy serta berpayudara montok.<br />
<br />
Sehabis celanaku melorot, ciumannya berpindah ke leher, ke dada, perut, serta kesudahannya ke kontolku jg. Ia mengurut kontolku pelan- pelan,“ Woowww.. lezat banget rasanya.. ohh..?” desahku.<br />
<br />
“ Kalian senantiasa berdiri, ya Son.. tidak boleh rebah..!” ia bilang ke saya seraya tersenyum manis. Saya mengangguk saja.“ Kontol kalian.. Sonn.. lezat banget.. uch…!” tidak di duga ia langsung menghirup kontolku apalagi mengocok- ngocok di mulutnya.<br />
<br />
“ Ohh..?” desahku keenakan.<br />
<br />
“ Hhmm.. uchhh,,,, slurp.. slurp.. aaahhh! Aachh.. slurp.. slurp..!”<br />
<br />
Kadang- kadang ia terencana mengguncang- guncang penisku ke kiri ke kanan dengan mulut nya, serta kedua tangan nya mengelus- elus pantat serta biji kontolku.<br />
<br />
“ Aahh.. tidak boleh kenceng- kenceng dong, Mbak..!” kataku dikala ia memainkan kontolku dengan bernafsu.<br />
<br />
Ia melulu tersenyum, setelah itu meneruskan kegiatannya. Hirup.. lepas.. hirup.. lepas.., terus serta kesudahannya diapun laksana keletihan.<br />
<br />
“ Hmm.., kontol kamu lezat banget Son..” katanya seraya menjilat bibir nya yang diairi lendir.<br />
<br />
Nampak sekali dari sorot matanya yang liar apabila ia sudah sangat merangsang dikala itu.<br />
<br />
“ Udah lama aku tidak ngisap kontol seenak ini, Sayyang..”<br />
<br />
“ Mbak..” panggilku.<br />
<br />
“ Jangan panggil saya Mbak dong..” desisnya seraya terus memainkan kepala kontol ku,” Panggil Jull.. aahh.. aja ya.. sstt..” desahnya.<br />
<br />
Kembali ia menjilat kemaluanku dengan lidah meliuk- liuk sepertilayannya lidah ular berbisa. Kali ini jilatannya naik ke atas, seraya tangannya membuka T- shirt- ku. Saya juga tidak mau kalah, ikutan membukakan pakaian ia. Serta ohh.. terlihatlah susunya yang besar itu.. kayaknya 36C. serta Nyatanya ia memanglah tidak memakai BH. Jadi saat ini cuman memakai CD- nya aja.<br />
<br />
“ Mari, hirup dong tetekku Son..” desahnya.<br />
<br />
Saya tidak ingin menantikan lambat- laun lagi, langsung kulumat buah dada montok nya yang bundar memiliki itu. Awal mulanya yang kiri, serta yang kanan kuremas lama- lama serta memainkan putingnya. Juliet merintih serta menjatuhkan diri keranjang.“ Aahhccc.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kokoh.. Son.. aaaccchh.., hiissaapp.. putingku sayang oohh.. oohh..!” desahnya. Saya yang dengan motivasi 75 menghirup sesuai perintah ia. Sesaat kugigit lembut putingnya.“ Aaahh.. ennakk..! Hhh.. sedot terus.. ssttcc.. yang.. kuatttt.. sayankk.. aahh..!” jeritannya seraya menggelinjang kokoh.<br />
<br />
Warnanya arus kesenangan mulai menerpa Juliet. Tangan kanan mulai bergerak ke memek nya yang masih juga tertutup CD. Wah, sudah basah warnanya..! Terlebih kala jari tengahku menyelinap diantara gua kecil nikmat, kerasa sekali beceknya di dalam memek tante.<br />
<br />
Pinggulnya mulai naik turun, warnanya Juliet siuman ada barang asing yang menggesek memek ia. Terlebih kala jariku faktor klitoris memek nya, makin kencang goyangannya. Seolah berupaya biar jariku senantiasa di posisi klitorisnya, tidak pindah kemana- mana. Teruji juga dikala tangannya memegang tanganku yang ada di kemaluannya,” Ya.. Say.. terusshh.. sayanku.. oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!” erangnya.”JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comIndonesia-5.8111413685443205 111.66595982828086-36.371528368544318 70.357368828280869 24.749245631455679 152.97455082828085tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-55921773587002553992020-06-07T13:44:00.000-07:002020-06-07T13:44:44.703-07:00PENYANYI CAFE YANG JAGO MENGGODAKU <a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>Saya lagi menunggu clientku serta mencari tempat yang asik dimana disitu terdapat sajian live music buat menghibur wisatawan dikala itu yang main band beraliran jazz saya amati dari penyayinya seseorang wanita suaranya lezat sekali, wajah manisnya ditambah dengan lesung pipinya membuat ia terus menjadi manis, kira kira usianya 26 tahun.“ Para wisatawan sekaligus.. Malam ini aku, Fella bersama band hendak menemani kamu seluruh. Bila terdapat yang mau bernyanyi bersama aku, ayo.. aku persilakan. Ataupun bila mau request lagu.. silakan”.<br />
<br />
Penyanyi yang nyatanya bernam<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHC66kOwdm_wWyLadPjIvz_BGU1ZnFVoXVULh39mN53FWPtM-u-xjlzva5FgeJd4SWu-DJc7y0GX_g-9f00DLkwRNpaztHROJ4Ybzj6_Xa9ItzYSgurg63M6aQB4exGDkTVt7BTsJI4MDp/s1600/93687051_3057740757624584_1926121252607492096_o.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="959" data-original-width="640" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHC66kOwdm_wWyLadPjIvz_BGU1ZnFVoXVULh39mN53FWPtM-u-xjlzva5FgeJd4SWu-DJc7y0GX_g-9f00DLkwRNpaztHROJ4Ybzj6_Xa9ItzYSgurg63M6aQB4exGDkTVt7BTsJI4MDp/s640/93687051_3057740757624584_1926121252607492096_o.jpg" width="426" /></a></div>
a Fella itu mulai menyapa wisatawan Cafe. Saya cuma tertarik mendengar suaranya. Obrolan dengan client menyita perhatianku. Hingga setelah itu telingaku menangkap pergantian metode bermain dari si keyboardist. Saya memandang ke arah band tersebut serta memandang Fella nyatanya bermain keyboard pula.<br />
<br />
Fella bermain solo keyboard sembari menyanyikan lagu“ All of Me”. Lagu Jazz yang sangat simpel. Saya menikmati seluruh tipe musik serta berupaya paham seluruh tipe musik. Tercantum jazz yang memanglah‘ brain music’. Musik pintar yang membuat otakku berpikir tiap mencermatinya. Fella nyatanya bermain sangat nyaman. Saya terkesima menciptakan seseorang penyanyi cafe yang sanggup bermain keyboard dengan baik. Seketika saya jadi sangat tertarik dengan Fella. Saya menuliskan request laguku serta memberikannya lewat pelayan cafe tersebut.“ The Boy From Ipanema, please.. And your cellular number. 081xx. From Boy.”, tulisku di kertas request sekalian menuliskan no HP- ku. Saya melanjutkan obrolan dengan clientku serta tidak lama setelah itu saya mendengar suara Fella.<br />
<br />
“ The Boy From Ipanema.. Buat Mr. Boy..?”<br />
<br />
Bahasa badan Fella menampilkan kalau ia mau ketahui dimana saya duduk. Saya melambaikan tanganku serta tersenyum ke arahnya. Posisi dudukku pas di depan band tersebut. Jadi, dengan jelas Fella dapat melihatku. Kulihat Fella membalas senyumku. Ia mulai memainkan keyboardnya. Sembari bermain serta bernyanyi, matanya menatapku. Saya juga menatapnya. Buat menggodanya, saya mengedipkan mataku. Saya kembali berdialog dengan clientku. Tidak lama kudengar suara Fella menghilang serta berubah dengan suara penyanyi laki- laki. Kulihat sekilas Fella tidak terlihat. Tit.. Tit.. Tit.. SMS di HP- ku berbunyi.<br />
<br />
“ Fella.” nampak pesan SMS di HP- ku. Wah.. Fella meresponsku. Lekas kutelepon ia.<br />
<br />
“ Hai.. Saya Boy. Kau dimana, Fella?”<br />
<br />
“ Hi Boy. Saya di balik. Ke kamar mandi. Mengapa mau ketahui HP- ku?”<br />
<br />
“ Saya tertarik denganmu. Suaramu sexy.. Sesexy penampilanmu” kataku terus cerah. Kudengar tawa ringan dari Fella.<br />
<br />
“ Rayuan ala Boy, nih?”<br />
<br />
“ Lho.. Bukan rayuan kok. Namun pujian yang pantas buatmu yang memanglah sexy.. Oh ya, kembali dari cafe jam berapa? Saya antar kembali ya?”<br />
<br />
“ Jam 24. 00. Boleh. Tetapi kulihat kau dengan temanmu?”<br />
<br />
“ Oh.. ia clientku. Sebentar lagi ia kembali kok. Saya cuma mengantarnya hingga parkir mobil. Gimana?”<br />
<br />
“ Okay.. Saya tunggu ya.”<br />
<br />
“ Okay.. See you soon, sexy..”<br />
<br />
Saya melanjutkan sebentar obrolan dengan client serta setelah itu mengantarkannya ke tempat parkir mobil. Sehabis clientku kembali saya kembali ke cafe. Waktu masih menampilkan jam 23. 30. Masih 30 menit lagi. Saya kembali duduk serta memesan hot tea. 30 menit saya habiskan dengan memandang Fella yang menyanyi. Mataku terus memandang matanya sembari sesekali saya tersenyum. Kulihat Fella dengan yakin diri membalas tatapanku. Wanita ini menarik sampai membuatku mau mencumbunya. Dalam ekspedisi membawakan Fella kembali, saya terencana menyalakan AC mobil lumayan besar sehingga temperatur dalam mobil dingin sekali. Fella nampak menggigil.<br />
<br />
“ Boy, AC- nya dikecilin yah?” tangan Fella sembari mencapai tombol AC buat menaikkan temperatur. Tanganku lekas menahan tangannya. Peluang buat memegang tangannya.<br />
<br />
“ Jangan.. Udah dekat rumahmu kan? Saya tidak tahan panas. Temperatur segini saya baru dapat. Jika kalian naikkan, saya tidak tahan..” alasanku.<br />
<br />
Saya memanglah mau membuat Fella kedinginan. Kulihat Fella dapat paham. Tangan kiriku masih memegang tangannya. Kuusap lama- lama. Fella diam saja.<br />
<br />
“ Kugosok ya.. Supaya hangat..” kataku datar. Saya memberinya stimulum ringan. Fella tersenyum. Ia tidak menolak.<br />
<br />
“ Ya.. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, kalian suka jazz pula ya?”<br />
<br />
“ Nyaris seluruh musik saya suka. Oh ya, baru kali ini saya memandang penyanyi jazz perempuan yang dapat bermain keyboard. Mainmu asik lagi.”<br />
<br />
“ Haha.. Ini malam awal saya main keyboard sembari menyanyi.”<br />
<br />
“ Oh ya? Tetapi tidak nampak canggung. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak mengenakan scale altered dominant ya?” saya setelah itu memainkan tangan kiriku di tangannya seolah- olah saya bermain piano.<br />
<br />
“ What a Boy! Kalian ketahui jazz scale pula? Kalian dapat main piano yah?” Fella nampak kaget. Wajahnya nampak penasaran.<br />
<br />
“ Yah, dahulu main klasik. Kemudian tertarik jazz. Belum mahir kok.” Saya menyudahi di depan rumah Fella.<br />
<br />
“ Tinggal dengan siapa?” tanyaku kala kami masuk ke rumahnya. Ya, saya menerima ajakannya buat masuk sebentar meski ini telah nyaris jam 1 pagi.<br />
<br />
“ Saya kontrak rumah ini dengan sebagian temanku sesama penyanyi cafe. Yang lain belum kembali seluruh. Bisa jadi sekaligus kencan dengan pacarnya.”<br />
<br />
Fella masuk kamarnya buat mengubah pakaian. Saya tidak mendengar suara pintu kamar dikunci. Wah, kebetulan. Ataupun Fella memanglah memancingku? Saya lekas berdiri serta nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Fella berdiri cuma dengan bra serta celana dalam. Di tangannya terdapat suatu kaos. Kukira Fella hendak berteriak kaget ataupun marah. Nyatanya tidak. Dengan santai ia tersenyum.<br />
<br />
“ Maaf.. Saya ingin tanya kamar mandi dimana?” tanyaku mencari alibi. Malah saya yang gugup memandang panorama alam indah di depanku.<br />
<br />
“ Di kamarku terdapat kamar mandinya kok. Masuk aja.”<br />
<br />
Wah.. Lampu hijau nih. Di kamarnya saya memandang terdapat suatu keyboard. Saya tidak jadi ke kamar mandi malah memainkan keyboardnya. Saya memainkan lagu“ Body and Soul” sembari menyanyi lembut. Suaraku biasa saja pula permainanku. Tetapi saya percaya Fella hendak tertarik. Sebagian kali saya membuat kesalahan yang kusengaja. Saya mau memandang respon Fella.<br />
<br />
“ Salah tuh mainnya.” pendapat Fella. Ia turut bernyanyi.<br />
<br />
“ Ajarin dong..” kataku.<br />
<br />
Dengan lekas Fella mengajariku memainkan keyboardnya. Saya duduk sebaliknya Fella berdiri membelakangiku. Dengan posisi semacam memelukku dari balik, ia menampilkan sekilas notasi yang benar. Saya dapat merasakan nafasnya di leherku.<br />
<br />
Wah.. Telah jam 1 pagi. Saya menimbang- nimbang apa yang wajib saya jalani. Saya memalingkan mukaku. Saat ini mukaku serta Fella silih bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Jika ditolak, berarti ia tidak bermaksud apa- apa denganku. Bila ia diam saja, saya boleh melanjutkannya. Setelah itu tangannya menepis halus tanganku. Setelah itu ia berdiri. Saya ditolak.<br />
<br />
“ Katanya ingin ke kamar mandi?” tanyannya sembari tersenyum. Oh ya.. Saya melupakan alasanku membuka pintu kamarnya.<br />
<br />
“ Oh ya..” saya berdiri.<br />
<br />
Terdapat rasa sesak di dadaku menerima penolakannya. Tetapi saya tidak menyerah. Lekas kuraih badannya serta kupeluk. Setelah itu kuangkat ke kamar mandi!<br />
<br />
“ Eh.. Eh, apa- apaan ini?” Fella kaget. Saya tertawa saja.<br />
<br />
Kubawa ia ke kamar mandi serta kusiram dengan air! Biarlah. Jika ingin marah ya saya terima saja. Yang jelas saya terus berupaya mendapatkannya. Nyatanya Fella malah tertawa. Ia membalas menyiramku serta kami bersama basah kuyup. Lekas saya menyandarkannya ke bilik kamar mandi serta menciumnya!<br />
<br />
Fella membalas ciumanku. Bibir kami silih memagut. Sangat nikmat bercumbu di temperatur dingin serta basah kuyup. Bibir kami silih berlomba membagikan kehangatan. Tanganku merain kaosnya serta membukanya.<br />
<br />
Setelah itu bra serta celana pendeknya. Sedangkan Fella pula membuka kaos serta celanaku. Kami bersama tinggal cuma mengenakan celana dalam. Sembari terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut serta memicu payudaranya. Sedangkan tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya serta sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya saya dapat mencapai vaginanya. Menggosok- gosoknya dengan jariku.<br />
<br />
“ Agh..” kudengar rintihan Fella. Nafasnya mulai memburu. Suaranya sexy sekali. Berat serta basah. Lama- lama saya merasakan penisku ereksi.<br />
<br />
“ Egh..” saya menahan napas kala kurasakan tangan Fella menggenggam batang penisku serta meremasnya.<br />
<br />
Tidak lama ia mengocok penisku sampai membuatku kian terangsang. Badan Fella kuangkat serta kududukkan di bak air. Lumayan susah bercinta di kamar mandi. Licin serta tidak dapat tiduran. Sewaktu Fella duduk, saya cuma dapat memicu buah dada serta mencumbunya. Sedangkan pantat serta vaginanya tidak dapat kuraih. Fella tidak ingin duduk. Ia berdiri lagi serta menciumi puting dadaku!<br />
<br />
Nyatanya lezat pula rasanya. Baru kali ini putingku dicium serta dijilat. Fella lumayan aktif. Tangannya tidak sempat melepas penisku. Terus dikocok serta diremasnya. Sembari melaksanakannya, tubuhnya bergoyang- goyang seakan- akan ia lagi menari serta menikmati musik.<br />
<br />
Merasa tersendat dengan celana dalam, saya melepasnya serta pula melepas celana dalam Fella. Kami bercumbu kembali. Lidahku menekan lidahnya. Kami silih menjilat serta menghirup. Rintihan kecil serta desahan napas kami silih bergantian membuat alunan musik birahi di kamar mandi. Temperatur yang dingin membuat kami silih merapat mencari kehangatan. Terdapat sensasi yang berbeda bercinta kala dalam kondisi basah. Waktu bercumbu, terdapat rasa‘ air’ yang membuat ciuman berbeda rasanya dari umumnya.<br />
<br />
Saya menyalakan shower serta setelah itu di dasar air yang mengucur dari shower, kami terus menjadi hangat merapat serta silih memicu. Aliran air yang membasahi rambut, wajah serta segala badan, membuat badan kami kian panas.<br />
<br />
Kian bergairah. Kedua tanganku mencapai pantatnya serta kuremas agak keras, sedangkan bibirku melumat kian ganas bibir Fella. Sesekali Fella menggigit bibirku. Lama- lama tanganku merayap naik sembari memijat ringan pinggang, punggung serta bahu Fella. Dari bahasa badannya, Fella sangat menikmati pijatanku.<br />
<br />
“ Ogh.. Its nice, Boy.. Och..” Fella mengerang.<br />
<br />
Lidahku mulai menjilati telinganya. Fella menggelinjang geli. Tangannya turut meremas pantatku. Saya merasakan buah dada Fella kian tegang. Buah dada serta putingnya nampak begitu seksi. Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan.<br />
<br />
“ Payudaramu seksi sekali, Fella.. Mau kumakan rasanya..” candaku sembari tertawa ringan. Fella memainkan bola matanya dengan centil.<br />
<br />
“ Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.<br />
<br />
“ Lezat lho..” sambungnya sembari menjilat telingaku. Ugh.. Darahku berdesir. Lama- lama ujung lidahku mendekati putingnya. Saya menjilatnya persis di ujung putingnya.<br />
<br />
“ Ergh..” desah Fella. Caraku menjilatnya lah yang buatnya mengerang.<br />
<br />
Mulai dari ujung lidah hingga kesimpulannya dengan segala lidahku, saya menjilatnya. Setelah itu saya menghisapnya dengan lembut, agak kokoh serta kesimpulannya kokoh. Tidak lama setelah itu Fella setelah itu membuka kakinya serta membimbing penisku merambah vaginanya.<br />
<br />
“ Ough.. Lezat.. Mari, Boy” Fella memintaku mulai beraksi.<br />
<br />
Penisku lama- lama menembus vaginanya. Saya mulai mengocoknya. Maju- mundur, berbalik, Sembari bibir kami silih melumat. Saya berupaya keras buatnya merasakan kenikmatan. Fella dengan terampil menjajaki tempo kocokanku.<br />
<br />
Kalian bekerja sama dengan harmonis silih berikan serta memperoleh kenikmatan. Vaginanya masih rapat sekali. Mirip dengan Ria. Apakah begini rasanya perawan? Entahlah. Saya belum sempat bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya.<br />
<br />
“ Agh.. Agh..” Fella mengerang keras. Lama kelamaan suaranya kian keras.<br />
<br />
“ Come on, Boy.. Fuck me..” ceracaunya.<br />
<br />
Warnanya Fella merupakan jenis perempuan yang bersuara keras kala bercinta. Bagiku mengasyikkan pula mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat menghunjamkan penisku. Lambat- laun tempoku kian kilat.<br />
<br />
Sebagian dikala setelah itu saya menyudahi. Mengendalikan napas serta mengganti posisi kami. Fella menungging serta saya‘ menyerangnya’ dari balik. Doggy gaya. Kulihat buah dada Fella sedikit terayun- ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, setelah itu memasukkan jariku.<br />
<br />
“ Hey.. Nyeri tau!” teriak Fella. Saya tertawa.<br />
<br />
“ Sorry.. Kupikir lezat rasanya..” Saya menghentikan memasukkan jari ke anusnya namun senantiasa bermain- main di dekat anusnya sampai buatnya geli.<br />
<br />
Lumayan lama kami berpacu dalam birahi. Saya merasakan saat- saat orgasmeku nyaris datang. Saya berupaya keras mengendalikan ritme serta nafasku.<br />
<br />
“ Saya ingin nyampe, Fella..”<br />
<br />
“ Keluarin di dalam aja. Udah lama saya tidak merasakan semburan cairan laki- laki” Saya agak terhenti. Edan, keluarin di dalam. Jika berbadan dua gimana, pikirku.<br />
<br />
“ Nyaman, Boy. Saya terdapat obat anti berbadan dua kok..” Fella meyakinkanku. Saya yang tidak percaya. Tetapi masa bodoh ah. Ia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Fella berteriak kian keras.<br />
<br />
“ Yes.. Saya pula nyaris sampe, Boy…come on.. come on.. oh yeah..”<br />
<br />
Saat- saat itu kian dekat.. Saya mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. Membuat saraf- saraf penisku kegirangan. Srr.. Srr..<br />
<br />
“ Saya orgasme. Sesaat setelah itu kurasakan badan Fella kian bergetar hebat. Saya berupaya keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang- kejang hadapi puncak kenikmatan.<br />
<br />
“ Aarrgghh.. Yeeaahh..” Fella menyusulku orgasme.<br />
<br />
Ia menjerit kokoh sekali setelah itu membalikkan tubuhnya serta memelukku. Kami setelah itu bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat badannya, memijat kepalanya serta mencumbu hidung, pipi, leher, buah dada serta setelah itu perutnya.<br />
<br />
<br />
Saya buatnya kegelian kala hidungku bermain- main di perutnya. Setelah itu kuangkat ia. Mengambil handuk serta mengeringkan badan kami berdua. Sembari terus mencuri- curi ciuman serta rabaan, kami silih menyikat badan kami. Dengan badan telanjang saya mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya serta kembali menciumnya. Fella tersenyum puas. Matanya berbinar- binar.<br />
<br />
“ Thanks Boy.. Telah lama sekali saya tidak bercinta. Kalian sukses memuaskanku..”<br />
<br />
Pujian yang tulus. Saya tersenyum. Saya merasa belum hebat bercinta. Saya cuma berupaya melayani tiap perempuan yang bercinta denganku. Mencermati kebutuhannya.<br />
<br />
Saya sangat kaget kala seketika pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi kurang ingat mengunci pintu!! Seseorang perempuan timbul. Saya tidak pernah lagi menutupi badan telanjangku.<br />
<br />
“ Ups.. Gak harus kaget. Dari tadi saya udah dengar teriakan Fella. Tadi malah telah mengintip kamu di kamar mandi..” kata perempuan itu. Saya kemalingan. Tetapi apa boleh buat. Perkenankan saja. Kulihat Fella tertawa.<br />
<br />
“ Kenalin, ia Gladys. Mbak.. Ia Boy.” saya menganggukkan kepalaku padanya.<br />
<br />
“ Hi Gladys..” sapaku.<br />
<br />
Setelah itu saya berdiri. Dengan penis lemas terayun saya mencari kaos serta celana pendek Fella serta memanfaatkannya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. Telah jam 2 pagi.JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comJl. Raya Cilowa No.8, Cibentang, Kec. Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45553, Indonesia-6.9411210716535647 108.48853278412734-7.4452650716535649 107.84308628412734 -6.4369770716535646 109.13397928412735tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-66296534095935911302020-06-01T14:50:00.002-07:002020-06-01T14:50:28.600-07:00BERDUAAN BERSAMA BOSKU<a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX</a>-Namaku Dewik, Saya telah menikah serta memiliki anak 1, usiaku saat ini 27 tahun serta saya bekerja di industri kayu di Kalimantan, saya bekerja nyaris 2 tahun lamanya, sebab Bos lama di pergantikan saat ini ubah Bos baru, Sementara itu Bos yang lama, orang nya baik, jujur. Tiap terdapat pekerjaan tentu beres, sebab umurnya Bos lama nyaris kepala 6 jadi di perhentikan, serta Bos lama juga dikala rapat hari terkahir ia bekerja ia menghadirkan buat mengambil alih Bos yang lama.<br />
<br />
Hari awal saya memandang Bosku yang baru masuk kerja, sebut saja namanya( Pak Joko). Pak Joko orangnya kelihatanya baik sopan serta ramah, tetapi dibalik itu saya merasakan terdapat yang beda di pribadinya, Waktu saya memohon ciri tangan ataupun laporan tentang industri sama Pak Joko diruangannya, Serta Pak Joko senantiasa menyuruhku duduk didekatnya, Serta ia sangat kurang sopan kepada ku, ia jika menyuruhku dudu<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIXiGoWPcGU8Mf-ujOD0FP9IsUliAXd_Bkv5Poo6ZeoD3x92hiovAl6922RkdGbTHEJ84YtQXiF_LVYNsdEtAQjLsRzrN3guvcwME9jU2Se9jhvzlF79xx-B3SeOrEE9MJ03fPR_mnoFbX/s1600/images+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="619" data-original-width="495" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIXiGoWPcGU8Mf-ujOD0FP9IsUliAXd_Bkv5Poo6ZeoD3x92hiovAl6922RkdGbTHEJ84YtQXiF_LVYNsdEtAQjLsRzrN3guvcwME9jU2Se9jhvzlF79xx-B3SeOrEE9MJ03fPR_mnoFbX/s640/images+%25281%2529.jpg" width="510" /></a></div>
k di sebelahnya tentu ia memegang pahaku sembari mengelus- ngelus, Serta saya langsung berpindah tempat dudukku ataupun agak menghindar, serta Pak Joko misal memanggilku lagi buat keruanganya ataupun saya lagi memohon ciri tangan tentu duduku menghindar.<br />
<br />
Pada sesuatu hari Pak Joko malah senantiasa menggodaku tiap berjumpa denganku ataupun lagi rapat ataupun lagi jalur serta berpapasan ia senantiasa menggodaku sembari main mata ataupun mengedipkan satu matanya ke pandanganku. Sementara itu saya tidak meresponya serta tidak menanggapinya, saya senantiasa menjauh terus intinya.<br />
<br />
Pada setelah itu hari Pak Joko lagi mengadakan pertemuan dengan rekan kerjanya ataupun owner industri lain, Saya disuruh menemaninya, sebab jabatanku bagaikan sekertaris di kantorku tempat bekerja akupun tidak menolak ajakan ia sebab tentang industri ataupun pekerjaan, saya turut rapat diawali serta diakhiri dengan berakhirnya rapat di tutup makan malam di salah satu restoran elegan.<br />
<br />
<br />
<br />
sebab rapatnya hingga malam dekat jam 19. 00, kemudian kami kembali sehabis kami makan malam, serta saya di antar kembali sama Bosku, di ekspedisi Bosku menyudahi di salah satu minimarket serta Bosku beli minuman serta saya di beri satu minumanya, seketika di tubuhku merasa panas banget sehabis saya minum kira- kira 10 menit, serta saya semacam orang kepanasan serta mau membuka pakaian bajuku, seketika mencuat hasrat ataupun gairahku seks yang besar di tubuhku. Entah di kasih apa di minumanku dengan Bosku.<br />
<br />
Tidak lama di perjalan saya kira di antar kembali ke rumahku eh nyatanya di ekspedisi pulangku bukan arah jalur kembali, namun malah di belokkan mobilnya ke suatu hotel di Kota, Saya tidak terdapat perasaan buat menolaknya, sebab berpangurnya respon kombinasi minuman tadi yang saya minum,<br />
<br />
“ Ayo Wik, turun..” Ajakan Pak Bosku ataupun Pak Joko.<br />
<br />
“ Iya pak” Tanpa saya malu.<br />
<br />
Kemudian kami turun serta Pak Joko boking kamar serta kami berdua masuk kamar hotel, saya sehabis masuk gak dapat nahan kepanasan di tubuhku saya langsung melepas seluruh Pakaian serta rok ku, Serta kesimpulannya saya kondisi telanjang tetapi yang masih saya gunakan merupakan BH serta celana dalamku, Kemudian Pak Joko pula langsung membebaskan pakaiannya serta Pak Joko telanjang bundar, saya merasakan gairah serta rangsangan yang hebat sehabis memandang batang penisnya Pak Joko yang telah besar serta lurus, saya langsung mendekatinya serta saya jongkok kebawah kemudian saya pegang batang penisnya yang telah besar serta tegak kemudian saya lama- lama mengulumnya,<br />
<br />
“ Aahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh,, emhhhhhhh” desahan Pak Joko.<br />
<br />
Sepanjang 10 menit saya mengulumnya serta saya di suruh berdiri oleh pak joko, saya di ciumnya serta bibirku yang merah tipis di ciumnya sembari di lidahnya di pasukkan kan ke dalam mulutku serta saya merasakanya serta saya balas ciuman itu, Pak joko menciumiku sembari meremas Buah dadaku sembari melepas BH ku, Bhku juga mulai terlepas Pak Joko mnjilati putingku serta tanganya yng satu meremas remas Buah dadaku serta desahan kecil yang saya rasakan,<br />
<br />
“ Ahhhhhhhhhhh,,, emhhhhhh,,, ohhhhhhhhhh,, nnikmat Pak,,” desahanku.<br />
<br />
Lanjut pak joko tangany masuk kedalam celana dalamku serta tanganya memainkan mengusap memekku serta klitorisku,<br />
<br />
“ Auuhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…. Ahhhhhhhhhhhhhh” desahanku lagi.<br />
<br />
Pak joko sangat semangat bisa jadi mendengar desahanku kemudian celana dalam ku di buka olehnya, kakiku diangkatnya sembari saya berdiri dengan posisi pantat mengangkut Pak Joko menjilati serta memainkan lidahnya ke Memekku, serta klitorisku juga di emut sampai<br />
<br />
desahanku sangat ganas sekali sebab saya hingga orgasme,,,<br />
<br />
“ Ahhhhhhhhhhhhh,,,, ahhhhhhhhhhh,,, ooohhhhhhhh,,, shhhhhhhhhhhh” desahanku yang sangat dasyat sekali saya lontarkan buat kenikmatanku,<br />
<br />
Sehabis itu Pak joko menyuruhku tidur di atas ranjang hotel, serta kakiku di lebarkan olehnya. kemudian Batang Penisnya Pak ke memekku Joko di masukkan serta,<br />
<br />
“ Blesssssssssssssssss samapi batang penisnya masuk ke memkku hingga pol”<br />
<br />
“ Emhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…” desahanku sembari menikmati batang penisnya Pak Bosku masuk ke memekku.<br />
<br />
Di atas ranjang saya di puaskan oleh pak joko, gerakanya yang lezat serta nikmat sembari di goyang goyangkan dikit olehnya, hingga saya merasa kenikmatan tiada duanya serta Suamiku juga tidak sempat memuaskan ku semacam ini.<br />
<br />
Kemudian seluruh style kami jalani, kesimpulannya saya merasakan Orgasme, serta Pak Joko juga, mendesah dengan kenikmatanya sembari memesatkan gerakanya.<br />
<br />
“ Ahhhhhhhhhhhhhhh…Ohhhhhhhhhhhhhhhhh” saya ingin keluar ni Wik…desahan Pak Joko, saya keluarkan dalam ya serta akhirnya……<br />
<br />
“ Crottttttttttttttttttttttttttttttttttttt.. crotttttttttttttt.. crottttttttttttttt”<br />
<br />
Pak Joko kesimpulannya keluar serta menikmati game kami berdua, akupun pula sangat puas sekali serta menikmati game kami.<br />
<br />
Sehabis itu, kami bergantian mensterilkan badan kita tiap- tiap serta mandi, kemudian kami mengutarakan pembicaraan, yang didasari oleh komitmen, supaya apa yang telah kami jalani lumayan cuma kami berdua yang ketahui. Sembari menggunakan pakaian kesimpulannya kami bergegas kembali. Saya di antar kembali oleh Bosku hingga rumah serta suamiku tidak tanya apa- apa sebab dia telah tau jika saya kembali kerjanya telat serta kembali malam.JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comIndonesia-4.6634031450691422 113.13012647970659-35.516226645069139 71.8215354797066 26.189420354930856 154.43871747970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-64413713867427940442020-05-30T16:02:00.000-07:002020-05-30T16:02:05.639-07:00CROT TERUS SAMPAI PUAS<a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>Elin merupakan salah seseorang manager pada bagian Treasury di suatu bank asing. Elin berusia 28 tahun, ia merupakan seseorang Sunda yang berasal dari wilayah Bogor. Elin sudah bersuami serta memiliki seseorang anak yang baru berusia 7 tahun. Badan Elin apat dikatakan kurus dengan besar tubuh kurang lebih 163 centimeter, dengan berat tubuhnya kurang lebih 49 kilogram. Buah dadanya berdimensi kecil namun padat, pinggangnya sangat ramping dengan bagian perut yang datar. Kulitnya kuning langsat dengan raut muka yang manis.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
Setibanya di Semarang, sehabis check in di hotel mereka langsung mengadakan kunjungan pada sebagian nasabah, yang dicoba hingga dengan sehabis makan malam. Sehabis berakhir berurusan dengan nasabah, mereka kembali ke hotel, dimana Tom serta Anita melanjutkan kegiatan mereka dengan duduk- duduk di bar hotel sembari mengobrol serta minum- minum. Elin pada awal mulanya diajak pula, tetapi sebab merasa sangat letih, serta di samping itu dia pula merasa tidak lezat mengusik mereka, hingga dia lebih dahulu kembali ke kamar hotel buat tidur.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG29pqauPCiwlyjd65kfUWQ41wbxdXbVX_1st74ozutRCruIWWFaao0Wm8dGxMdTmjHUHn0uKEye8KkLz58ZeTwCawFkwMgi3dGMm5gwqeIvTR5A_0rtCzBAxkfOjEBLyNS2aZkI68CCMm/s1600/9aec3b4840200bcfe2901611874241c3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="811" data-original-width="600" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG29pqauPCiwlyjd65kfUWQ41wbxdXbVX_1st74ozutRCruIWWFaao0Wm8dGxMdTmjHUHn0uKEye8KkLz58ZeTwCawFkwMgi3dGMm5gwqeIvTR5A_0rtCzBAxkfOjEBLyNS2aZkI68CCMm/s400/9aec3b4840200bcfe2901611874241c3.jpg" width="295" /></a>Menjelang tengah malam, Elin seketika terbangun dari tidurnya, perihal ini diakibatkan sebab dia merasa tempat tidurnya bergerak- gerak serta terdengar suara- suara aneh. Dengan lambat- laun Elin membuka matanya buat mengintip apa yang terjalin. Hatinya terkesiap memandang Tom serta Anita lagi bergumul. Keduanya terletak dalam kondisi polos sama sekali.<br />
<br />
Anita yang bertubuh kecil itu, lagi terletak di atas Tom semacam seperti seorang yang lagi menunggang kuda, dengan pantatnya yang naik turun dengan kilat. Dari mulutnya terdengar suara mendesis yang tertahan,<br />
<br />
“ Ssshhh…, sshhh…”, sebab bisa jadi khawatir membangunkan Elin.<br />
<br />
Kedua tangan Tom lagi meremas- remas kedua buah dada Anita yang kecil namun padat berisi itu. Elin sangat panik serta terletak dalam posisi yang serba salah. Jadi ia cuma dapat terus berlagak semacam lagi tidur. Elin mengharapkan mereka kilat berakhir serta Tom lekas kembali ke kamarnya. Esok ia hendak menegur Anita supaya tidak melaksanakan perihal semacam itu lagi di kamar mereka. Sepatutnya mereka bisa melaksanakan perihal itu di kamar Tom sehingga mereka bisa melaksanakannya dengan leluasa tanpa tersendat oleh siapa juga. Dari bau whisky yang tercium, warnanya keduanya masih terletak dalam kondisi mabuk. Elin berupaya keras buat bisa tidur kembali, meski sesungguhnya dia merasa sangat tersendat dengan gerakan serta suara- suara yang ditimbulkan oleh mereka.<br />
<br />
Pada dikala Elin mulai terlelap, seketika dia merasakan suatu lagi merayap pada bagian pahanya. Elin sangat kaget serta badannya mengejang, sebab pada dikala ia perhatikan, nyatanya tangan kanan Tom lagi berupaya buat mengusap- ngusap kedua pahanya yang masih tertutup selimut. Elin berpura- pura masih terlelap serta berupaya mengintip apa yang sesungguhnya lagi terjalin. Warnanya game Tom serta Anita telah berakhir serta Anita dalam kondisi keletihan dan hadapi kepuasan yang baru dinikmatinya, telah tergolek tidur.<br />
<br />
Tom yang masih terletak dalam kondisi polos dengan posisi tubuh separuh tidur disamping Elin, sembari bertumpu pada siku- siku tangan kiri, tangan kanannya lagi berupaya menyingkap selimut yang dipakai Elin. Elin jadi sangat panik, pada awal mulanya ia hendak bangun serta menegur Tom buat menghentikan perbuatannya, hendak namun di pihak lain ia merasa tidak lezat sebab tentu hendak membuat Tom malu, sebab dipikirnya Tom melaksanakan perihal itu lebih diakibatkan sebab Tom masih terletak dalam kondisi mabuk. Kesimpulannya Elin memutuskan buat senantiasa berpura- pura tidur dengan harapan Tom hendak menghentikan kegiatannya itu.<br />
<br />
Hendak namun harapannya itu nyatanya percuma belaka, apalagi secara lambat- laun Tom bangkit serta duduk di samping Elin. Tangannya menyingkap selimut yang menutupi badan Elin dengan lambat- laun serta dari mulutnya menggumam lama- lama,<br />
<br />
“ Psssttt sayang, ayo kubantu menikmati suatu yang baru…, nih.., kubantu membebaskan celana dalammu…, tidak baik jika tidur gunakan celana dalam”, sembari tangannya yang sebelumnya mengelus- elus bagian atas paha Elin bergerak naik serta memegang tepi celana dalam Elin, setelah itu menariknya dengan lambat- laun ke dasar meluncur di antara kedua kaki Elin.<br />
<br />
Tubuh Elin jadi kaku serta ia tidak ketahui wajib berbuat gimana. Elin seakan- akan berganti jadi arca, pikirannya jadi hitam serta matanya dirasakannya berkunang- kunang. Tom memandang kedua gundukan bukit kecil dengan belahan kecil di tengahnya, yang ditutupi oleh rambut gelap kecoklatan halus yang tidak sangat rimbun di antara paha atas Elin. Jari- jari Tom membuka satu persatu kancing daster Elin, sembari tangannya bergerak terus ke atas serta saat ini dia menyingkapkan segala selimut yang menutupi badan Elin, sehingga terlihatlah buah dada Elin yang membukit kecil dengan putingnya yang kecil bercorak coklat tua.<br />
<br />
Saat ini Elin tergolek dengan badannya yang tanpa busana, tungkai kakinya yang panjang serta pantat yang penuh berisi, dan buah dada yang kecil padat serta belahan di antara paha atas yang membukit kecil, betul- betul sangat memicu nafsu birahi Tom. Tom telah tidak mampu menahan nafsunya, penisnya yang baru saja terpuaskan oleh Anita, saat ini bangkit lagi, tegang serta siap tempur.<br />
<br />
Semenjak dikala itu Tom berniat buat tidak hendak melepaskan Elin. Dia sangat berharga buat di perkenankan, Tom hendak menikmati badan Elin berulang- ulang pada malam ini. Kemolekan badan Elin sangat sayang buat ditaruh oleh Elin sendiri pikir Tom. Tom mendesak badan Elin serta mulai meremas- remas buah dada Elin yang sudah terbuka itu,<br />
<br />
“ Dengerin sayang, you hendak aku ajarin menikmati suatu yang nikmat, asal you baik- baik nurutin apa yang hendak aku tunjukkan”.<br />
<br />
Pemahaman Elin mulai kembali secara lambat- laun serta dengan badan gemetar Elin lambat- laun membuka matanya serta mencermati Tom yang lagi merangkak di atasnya. Elin berupaya mendesak tubuh Tom sembari mengatakan,<br />
<br />
“ Tom, apa yang lagi kau jalani ini?”,“ Sadarlah Tom, saya khan telah bersuami, jangan kau teruskan perbuatanmu ini!”. Sebab menyangka Tom terletak dalam kondisi mabuk, Elin berupaya membujuk serta menggugah pemahaman Tom.<br />
<br />
Hendak namun Tom yang sudah sangat terangsang memandang badan Elin yang molek halus lembut serta bugil di depan matanya mana ingin paham, terlebih penisnya sudah dalam kondisi sangat tegang.<br />
<br />
“ Edan! Cakep banget! Amati buah dadamu, padat banget. Sesuai sama seleraku! You emang pinter melindungi badanmu, sayang!”, kata Tom sembari menekan badannya ke badan Elin.<br />
<br />
Elin berupaya bangun berdiri, hendak namun tidak dapat serta ia tidak berani sangat berperan agresif, sebab khawatir Tom hendak membalas berlaku agresif padanya.<br />
<br />
Sebaliknya dalam letaknya itu saja dia telah tidak terdapat lagi mungkin buat lari.<br />
<br />
Sembari menjilat bibirnya Tom tiduran di sisi Elin.<br />
<br />
“ Lin, lebih baik you menjajaki kemauanku dengan manis, jika tidak aku hendak maksa you serta aku perkosa you habis- habisan. Jika you nurutin, you hendak merasakan kenikmatan serta tidak hendak sakit”. Kemudian tangannya ditangkupkan di buah dada Elin, sembari meremas- remasnya dengan sangat bernafsu, sembari merasakan kehalusan serta kepadatan buah dada Elin.“ Bodi you oke banget!”, kata Tom.“ Coba you berbalik Elin!”. Lambat- laun dengan perasaan yang putus asa Elin berbalik membelakangi Tom. Serta dirasakanya tangan Tom saat ini terdapat di pantatnya meremas serta meraba- raba.<br />
<br />
Setelah itu Tom menyibakkan rambut Elin, serta dihirupnya leher Elin dengan hidungnya sedangkan lidahnya menelusuri leher Elin. Sembari melaksanakan perihal itu tangan Tom berpindah mengarah kemaluan Elin. Pada bagian yang membukit itu, tangannya bermain- main, mengelus- elus serta menekan- nekan, sembari mengatakan,<br />
<br />
“ Kasihan you, Elin, tentu suami you tidak ketahui metode membahagiakan you?”,<br />
<br />
“ Tetapi tenang aja sayang, dengan aku, you tidak bakalan dapat kurang ingat seumur hidup, you bakalan merasakan gimana jadi perempuan sejati!”. Sembari memutar kembali badan Elin.<br />
<br />
Sehabis itu Tom mengambil tangan Elin serta meletakkannya di kemaluannya yang sudah sangat tegang itu.<br />
<br />
Kala merasakan tangannya memegang barang hangat yang besar lagi keras itu, badan Elin tersentak, belum pernah Elin bisa berpikir dengan jelas, terasa tubuhnya sudah ditelentangkan oleh Tom serta dengan kilat Tom sudah berjongkok di antara kedua kakinya yang dengan paksa terkangkang akibat tekanan lutut Tom. Dengan sebelah tangannya menuntun penisnya yang besar, Tom kemudian melekatkan ujung penisnya ke bibir Miss V Elin,<br />
<br />
“ Apa you ingin aku masukin itu?”,<br />
<br />
“ Aaahhh…, jangaaann…, jaaangaaann…, Toomm…”, Elin dengan suara mengiba- iba masih berupaya berupaya membatasi hasrat Tom.<br />
<br />
Elin berupaya mengeser pinggulnya ke samping, berupaya menjauhi penis Tom supaya tidak bisa menerobos masuk ke dalam liang kewanitaannya.<br />
<br />
Sembari tersenyum Tom mengatakan lagi,<br />
<br />
“ You tidak bisa kemana- mana lagi, lebih baik you diam- diam saja serta menikmati game aku ini..!”. Tom kemudian memajukan pinggulnya dengan kilat serta menekan ke dasar, sehingga penis besarnya yang sudah melekat pada bibir kemaluan Elin dengan kilat menerobos masuk ke dalam liang Miss V Elin dengan tanpa bisa dihalangi lagi.<br />
<br />
Testis Tom mengayun- ayun menampar bagian dasar Miss V Elin, sedangkan Elin megap- megap sebab dorongan keras Tom.<br />
<br />
Elin belum sempat merasakan dikala semacam ini, tiap bagian badannya serasa sangat sensitif terhadap rangsangan. Buah dadanya terangsang dikala ditindih oleh dada Tom. Dirinya telah kurang ingat jika lagi diperkosa, dia tidak hirau pada badan besar Tom yang lagi bergerak naik turun menindih badannya yang ramping. Elin mulai merasakan sesuatu sensasi kenikmatan yang menggelitik di bagian dasar badannya, vaginanya yang sudah terisi oleh penis besar serta panjang kepunyaan Tom, terasa menggelitik serta menyebar ke segala badannya, sehingga Elin cuma dapat menggeliat- geliat serta mendesis mirip orang kepedasan.<br />
<br />
Elin cuma berupaya menikmati segala rasa nikmat yang dialami badannya. Saat ini Elin berupaya buat berupaya aktif dengan turut menggerakkan pinggulnya menjajaki irama gerakan Tom di atasnya. Tom memandang Elin mengerang, merintih serta mengejang tiap kali dia bergerak. Serta Elin telah mulai terbiasa menjajaki gerakannya. Tom merasakan tangan Elin merangkul erat pada punggung bawahnya mengelus- elus ke dasar serta meremas- remas pantatnya dan menariknya ke depan supaya terus menjadi merapat pada badan Elin. Tom terus menggosok- gosokkan penisnya pada klitoris Elin.<br />
<br />
Tom saat ini mau membuat Elin orgasme terlebih dulu. Elin terus menjadi terangsang serta tidak terkontrol lagi tiap kali bagian badannya bergerak menjajaki tekanan serta sodokan Tom, saat ini mukanya terbenam di dada bidang Tom, mulutnya megap- megap semacam ikan terdampar di pasir, dengan lambat- laun mulutnya beralih pada dada Bossnya serta sembari terus menjilat kesimpulannya datang pada puting susu Tom.<br />
<br />
Saat ini Elin secara refleks mulai menyedot serta menghirup puting susu Tom, sehingga tubuh Tom mulai bergetar pula saking merasa nikmatnya. Penis Tom terasa terus menjadi keras, sehingga Tom terus menjadi ganas saja menggerakkan pantatnya menekan pinggul Elin dalam- dalam. Elin merasakan vaginanya berkontraksi, sembari berupaya menahan rasa geli yang tidak terlukiskan menggelitik segala bilik liang kemaluannya serta menjalar ke segala badannya.<br />
<br />
Perasaan itu kian lama kian kokoh menguasainya sehingga seakan- akan menutupi kesadarannya serta membawanya melayang- layang dalam kenikmatan yang tidak sempat dialaminya sepanjang ini serta tidak bisa dilukiskan maupun dijabarkan dengan perkata. Kenikmatan yang dirasakan Elin tercermin pada gerakan badannya yang meronta- ronta liar tanpa terkontrol bagaikan ikan yang menggelepar- gelepar terdampar di pasir. Desahan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulutnya yang mungil,<br />
<br />
“ Ooohhhh…., aagghh…, adduhhh..!”.<br />
<br />
Kedua pahanya melingkari pantat Tom serta dengan kokoh menjepit dan menekan ke dasar, diiringi badannya yang mengejang serta kedua tangannya mencengkeram alas tempat tidur dengan kokoh, betul- betul sesuatu orgasme yang dahsyat sudah menyerang Elin. Tom merasakan penisnya terjepit dengan kokoh oleh bilik kemaluan Elin yang berdenyut- denyut diiringi isapan kokoh seakan- akan hendak menelan batang penisnya. Terasa benar jepitan bilik Miss V Elin serta di ujung situ terasa terdapat“ tembok” yang mengelus kepala penisnya.<br />
<br />
Sehabis istirahat sejenak serta memandang Elin telah agak tenang, Tom mulai memompa lagi. Pompaan Tom kali ini lekas dibalas oleh Elin, pinggulnya bergerak- gerak“ aneh” tetapi efeknya luar biasa. Penis Tom serasa dilumat dari pangkal hingga kepalanya. Kemudian masih ditambah dengan alterasi, kala pinggul Elin menyudahi dari gerakan aneh itu, seketika Tom merasakan penisnya terjepit dengan kokoh serta dinding- dinding kemaluan Elin berdenyut- denyut secara tertib, dekat 4- 5 kali denyut menjepit, baru setelah itu bergoyang aneh lagi.<br />
<br />
Wah, sesuatu sensasi menyerang perasaan Tom, sesuatu ikatan kelamin yang belum sempat dinikmatinya dengan perempuan manapun pula sepanjang ini. Menyesal Tom sebab tidak dari dulu- dulu menikmatinya. Gerakan aneh di dalam liang kemaluan Elin kian bermacam- macam. Terkadang Tom malah memohon Elin menyudahi bergoyang buat hanya menarik napas panjang. Lumatan bilik kemaluan Elin pada penis Tom buatnya geli- geli serta serasa hendak‘ meledak’.<br />
<br />
Tom tidak mau cepat- cepat hingga, sebab masih mau menikmati<br />
<br />
“ elusan” Miss V Elin. Namun gerakan- gerakan di dalam liang kewanitaan Elin terus menjadi merajalela serta terus menjadi liar.<br />
<br />
Sampai kesimpulannya Tom wajib menyerah, tidak sanggup menahan lebih lama lagi perasaan nikmat yang melandanya, terus menjadi kilat Tom bergerak mengimbangi goyangan pinggul Elin, terus menjadi terasa pula rangsangan yang hendak meletupkan lahar panas yang lagi mengarah klimaks, mendaki puncak, saat- saat yang sangat nikmat. Serta kesimpulannya, pada tusukan yang terdalam, Tom menyemprotkan maninya kuat- kuat di dalam liang kewanitaan Elin, sembari mengejang, melayang, bergetar. Pada detik- detik dikala Tom melayang tadi, seketika kaki Elin yang pada awal mulanya mengangkang, diangkatnya serta menjepit pinggul Tom kuat- kuat. Amat sangat kokoh.<br />
<br />
Kemudian badannya turut mengejang sebagian detik, mengendor serta terus mengejang lagi, lagi serta lagi…, Elin juga tidak mampu menahan dorongan orgasme yang melandanya lagi, punggungnya melengkung ke atas, matanya terbeliak- beliak, dan totalitas badannya bergetar dengan hebat tanpa terkontrol, bersamaan dengan meledaknya kenikmatan orgasme di vaginanya. Orgasme kedua dari Elin.<br />
<br />
“ Toommm, aduuuh, Toomm, aahhhhh…, aaduuhh…, nikmaaatt.., Toomm….!”.<br />
<br />
Tom tersenyum puas memandang badan Elin terguncang- guncang sebab orgasme sepanjang 15 detik tanpa henti- hentinya. Setelah itu tangan Elin dengan eratnya menekan pantat Tom ke arah selangkangannya sembari kakinya menggelepar- gelepar ke kiri kanan. Tom juga terus menggerakkan penisnya buat menyikat klitoris Elin. Sehabis orgasmenya berakhir, badan Elin langsung terkulai lemas tidak berdaya, terkapar, dengan kedua tangan serta kakinya terbentang melebar ke kiri kanan. Elin merasa bagian- bagian badannya seakan terlepas serta tubuhnya tidak bisa digerakkan sama sekali.<br />
<br />
Sehabis gelombang dahsyat kenikmatan yang melandanya surut, Elin kembali ke alam nyata serta menyadari kalau ia lagi terkapar di dasar tindihan tubuh perkasa lelaki bule berkulit putih yang bukan suaminya yang baru saja membagikan kepuasan yang tiada tara padanya. Sesuatu perasaan malu serta menyesal melandanya, gimana ia dapat begitu mudah ditaklukkan oleh lelaki tersebut. Tanpa terasa air mata penyesalannya bergulir keluar serta Elin mulai menangis tersedu- sedu. Dengan badannya yang masih menghimpit tubuh Elin, Tom berupaya membujuknya dengan membagikan bermacam alibi antara lain sebab dia sangat banyak minum sehingga tidak bisa mengendalikan dirinya.<br />
<br />
Sembari membujuk serta mengelus- elus rambut Elin dengan lambat- laun penisnya mulai tegang lagi serta dengan halus penisnya yang memanglah sudah terletak pas di depan kemaluan Elis ditekan lambat- laun supaya masuk ke dalam kewanitaan Elin. Pada dikala merasakan penis Tom mulai menerobos masuk ke dalam kewanitaannya, Elin bereaksi sedikit dengan berupaya memberontak lemah tetapi kesimpulannya diam pasrah serta membiarkan penis besar tersebut masuk seluruhnya ke dalam liang kewanitaannya.<br />
<br />
Dengan lambat- laun Tom menggerakkan tubuhnya naik- turun, sehingga lama- kelamaan badan Elin mulai terangsang kembali serta bereaksi, serta pergumulan kedua insan tersebut terus menjadi lama terus menjadi seru mendaki puncak kepuasan serta kenikmatan, terlupa hendak seluruh penyesalan. Pertarungan mereka terus bersinambung sejauh malam serta baru menyudahi menjelang fajar menyingsing keesokan harinya.<br />
<br />
Jam 10 pagi keduanya baru terbangun serta nampak Anita sudah berpakaian apik, lagi menikmati makan pagi paginya sembari mengerling ke arah mereka dengan senyum- senyum rahasia. Pada mulanya Elin merasa sangat malu terhadap Anita, tetapi memandang respon Anita yang semacam itu, seakan- akan mengajak bersekutu, kesimpulannya Elin jadi terbiasa.JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comUnnamed Road, Kec. Siluq Ngurai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur 75774, Indonesia-0.625579384292032 115.94262647970659-16.623380384292034 95.288330979706586 15.37222161570797 136.59692197970659tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-13681718139525603112020-05-27T13:41:00.001-07:002020-05-27T14:00:44.812-07:00 NGENTOT DENGAN ISTRI BOSKU <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCTCy1pcrSIOYJk-REAdpGTS4JKU8yTYM62YSgznML7lCDYuZv1fckwloHKiyuF0LeHQnzunbry3B-uxjHuK0dp1dhstECWOOmTQoy_u-oojYTZ_AfWIENbE6Llbr1t5SRz0bYO1Przv2e/s1600/edd3a4ba9bcdd356344d51cfb60016f5.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="640" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCTCy1pcrSIOYJk-REAdpGTS4JKU8yTYM62YSgznML7lCDYuZv1fckwloHKiyuF0LeHQnzunbry3B-uxjHuK0dp1dhstECWOOmTQoy_u-oojYTZ_AfWIENbE6Llbr1t5SRz0bYO1Przv2e/s320/edd3a4ba9bcdd356344d51cfb60016f5.jpg" width="213" /></a><a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX</a>-Namaku Siswanto, saya telah menikah serta memiliki 3 orang anak, umurku masih 33 tahun. Istriku menawan putih serta baik sekali apalagi sangking baiknya ia ingin menerima saya apa terdapatnya, meski gajiku pas- pasan tetapi ia senantiasa mencintaiku. Wajahku bukanlah ganteng ataupun macho hendak namun biasa- biasa saja serta saya bukan pemuda yang besar, tinggiku cuma 162 centimeter dengan berat dekat 54 kilogram. Tetapi meski demikian saya tercantum orang yang beruntung sebab sebagian kali saya mempunyai selingkuhan yang cantik- cantik, jadi pengalamanku lumayan banyak. Seluruh perempuan yang jadi pacar gelapku bahagia bermain seks denganku sebab saya bisa memuaskan mereka, sebab saya dapat membagikan kepuasan kepada mereka sebagian kali, apalagi hingga 8 kali orgasme kala saya berpacaran dengan wanita bule. Pengalamanku kali ini terjalin kala tahun 2015 dikala saya berangkat ke Yogyakarta buat urusan bisnis. Kebetulan saya bekerja di suatu industri ekspedisi riset serta ekowisata hingga saya b<a href="http://pilarwin.com/?content=register" rel="nofollow" target="_blank">http://pilarwin.com/?content=register</a>rangkat ke kota Yogya dalam kegiatan pameran ekowisata. Dikala itu saya berangkat sendirian dengan memakai kereta executive.<br />
<br />
Awal kalinya saya berangkat ke Yogya sendirian jadi saya tidak begitu hapal kota Yogya tetapi dengan modal nekat serta keberanian akupun memberanikan diri seolah- olah saya kerap tiba ke kota tersebut. Sebelumnya saya hendak berangkat dengan istri bos ku yang kebetulan kerap berangkat ke Yogya. Sebab masih terdapat urusan di Jakarta hingga istri bosku tidak jadi menemaniku. Istri bosku( Bernama Mbak Dara) mukanya lumayan menarik dengan kulit yang coklat serta gelap manis serta tubuhnya yang sintal meski umurnya telah tiba 39 tahun tetapi masih nampak sintal serta berisi, maklumlah kerap aerobik serta olah raga. Pada waktu saya di Yogya, Mbak Dara kerap meneleponku nyaris tiap hari apalagi satu hari dapat lebih dari 2, pada mulanya saya sendiri tidak ketahui kenapa ia kerap telpon saya. Dikala itu, saya tinggal di sebuh hotel yang cukup bagus, bersih serta murah di dekat jalur Malioboro. Sebab saya sendirian di kota itu saya acapkali kesepian serta saya senantiasa ingat anak serta istriku. Hendak namun itu seluruh lenyap kala Mbak Dara meneleponku serta saya senantiasa menggodanya kalau saya kesepian serta horny di kota ini sebab saya kerap dengar erangan kenikmatan dari sebelah kamarku, ia cuma tertawa saja. Apalagi ia menggodaku buat mencari perempuan Yogya saja buat menemaniku.<br />
<br />
<br />
Sebagian hari setelah itu saya menemukan berita kalau bosku menyuruh Mbak Dara buat menemaniku di Yogya, saya berfikir wah ini peluang yang baik buatku buat menggodanya, memanglah keberuntungan masih berpihak pada diriku. Kesimpulannya ia bilang kalau ia hendak menyusul dengan memakai kereta serta memohon di bookingkan satu kamar untuknya. Saya bilang pada hari itu bisa jadi kamar hendak penuh. Ia sedikit kecewa kemudian ia bilang,“ Terus gimana dong, saya gak ingin tinggal di hotel yang jauh dari kalian.. Ngomong- ngomong Siswanto kamar kalian terdapat 2 bed apa satu?”“ Kamarku Hanya satu bed tetapi di dasar ranjang terdapat satu bed lagi jadi bisa jadi saya dapat pake, emang Mbak ingin sekamar denganku?” Saya menggodanya.“ Boleh kalo tidak terdapat kamar lagi” Saya separuh tidak yakin hendak perkataannya. Saya berfikir inilah kesempatanya saya dapat mendekati ia serta menggodanya.“ Tetapi Mbak saya suka tidur telanjang sangat hanya pake celana dalam doang serta selimut, apa Mbak gak apa- apa?” Saya sedikit meyakinkan ia hendak kebiasaanku.“ Tidak apa- apa siapa khawatir.. Perkaranya saya pula kadang- kadang begitu pula” Saya terus menjadi bahagia mencermatinya. Kemudian saya menawarkan buat tinggal sekamar denganku apabila tidak terdapat kamar kosong serta ia sepakat. Kala pada hari H nya, saya jemput ia di stasiun serta sehabis berjumpa saya ajak ke hotel tempat saya menginap, otak ngeresku mulai jalur serta saya mulai berfikir gimana triknya supaya ia ingin sekamar denganku kemudian dengan ide bulusku saya berbohong kalau kamar hotel penuh seluruh.<br />
<br />
<br />
Kemudian saya langsung ajak Mbak Dara ke kamarku serta saya tidak menyangka nyatanya ia ingin sekamar denganku. Sebab tadinya saya pikir ia cuma bercanda. Kala malam datang, saya terencana mengambil satu tempat tidur lagi, buat melindungi supaya ia tidak memiliki fikiran yang kurang baik tentang diriku, sebab saya masih khawatir jika Mbak Dara hendak marah serta tersinggung apabila saya seranjang dengannya sebab umumnya itu hendak dikira tidak sopan serta senonoh dan murahan serta wanita hendak marah sekali apabila dikira semacam itu. Saat sebelum tidur kami mengobrol tentang macam- macam serta pada kesimpulannya bicara tentang seks. Sangking seriusnya bicara tentang seks, saya memberanikan diri memancing reaksinya.“ Mbak kalo ngomongin seks seperti ini, cewekku dahulu acapkali udah basah duluan”.<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://pilarwin.com/?content=register" rel="nofollow" target="_blank"><img alt=" http://pilarwin.com/?content=register" border="0" data-original-height="360" data-original-width="360" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRQGUwdOg-QQ4RzFkxX7wejEp1nsVFJVZ7VN7gZEduemYksRJbm2m4MWV9P55hO0gL0bTC63GrRQObvYZY1PFomjpvixJOblPVfiJlBfjtduFf1Djrd8SEQWrsnj3usQOEwZ3A__FemjKN/s640/getfvid_10000000_339022949817945_3491698061053263872_n.mp4" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Kemudian ia menanggapi,“ Ah itu sih biasa, saya aja suka basah”. Tidak lama setelah itu atmosfer berganti sebab ia merasa perutnya agak sakit sebab kembung. Saya mulai kasihan kemudian saya menawarkan diri,“ Supaya saya refleksi serta pijit deh”. Kemudian saya pijit kaki serta betisnya. Pada mulanya ia kesakitan dengan pijitanku tersebut. Otak kotorku mulai tiba serta saya coba buat memijit pahanya serta ia meringis kesakitan. Lama saya memijit pahanya serta kian lama saya kendurkan pijitanku namun ia masih mengerang apalagi kala saya elus- elus ia masih mengerang. Dengan segenap keberanianku saya coba mengelus sampai ke pangkal pahanya serta ia mengerang terus menjadi jadi, pasti saja penisku langsung berdiri terlebih kala saya pijit serta elus bagian pahanya, ia membuka pahanya lebar- lebar.<br />
<br />
Sex Dengan Istri BoskuNamaku Siswanto, saya telah menikah serta memiliki 3 orang anak, umurku masih 33 tahun. Istriku menawan putih serta baik sekali apalagi sangking baiknya ia ingin menerima saya apa terdapatnya, meski gajiku pas- pasan tetapi ia senantiasa mencintaiku. Wajahku bukanlah ganteng ataupun macho hendak namun biasa- biasa saja serta saya bukan pemuda yang besar, tinggiku cuma 162 centimeter dengan berat dekat 54 kilogram. Tetapi meski demikian saya tercantum orang yang beruntung sebab sebagian kali saya mempunyai selingkuhan yang cantik- cantik, jadi pengalamanku lumayan banyak. Seluruh perempuan yang jadi pacar gelapku bahagia bermain seks denganku sebab saya bisa memuaskan mereka, sebab saya dapat membagikan kepuasan kepada mereka sebagian kali, apalagi hingga 8 kali orgasme kala saya berpacaran dengan wanita bule. Pengalamanku kali ini terjalin kala tahun 2015 dikala saya berangkat ke Yogyakarta buat urusan bisnis. Kebetulan saya bekerja di suatu industri ekspedisi riset serta ekowisata hingga saya berangkat ke kota Yogya dalam kegiatan pameran ekowisata. Dikala itu saya berangkat sendirian dengan memakai kereta executive.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://pilarwin.com/" rel="nofollow" target="_blank"><img border="0" data-original-height="60" data-original-width="468" height="81" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizKIFp7L4VLhR2_jHOcJfGTtGyrMNqWweoFjX9T1QfBVR0IG-JI1eh7MZwd0joz2wKlOJ29yas3jdjxElT0dMPz4Ede-Kzwwc4NWb2HL-mTQhlKyVmDDL1JCySSXaxoYgyAWIXjn_LmwMo/s640/dapat+uang.gif" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://pilarwin.com/" rel="nofollow" target="_blank"><br /></a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Awal kalinya saya berangkat ke Yogya sendirian jadi saya tidak begitu hapal kota Yogya tetapi dengan modal nekat serta keberanian akupun memberanikan diri seolah- olah saya kerap tiba ke kota tersebut. Sebelumnya saya hendak berangkat dengan istri bos ku yang kebetulan kerap berangkat ke Yogya. Sebab masih terdapat urusan di Jakarta hingga istri bosku tidak jadi menemaniku. Istri bosku( Bernama Mbak Dara) mukanya lumayan menarik dengan kulit yang coklat serta gelap manis serta tubuhnya yang sintal meski umurnya telah tiba 39 tahun tetapi masih nampak sintal serta berisi, maklumlah kerap aerobik serta olah raga. Pada waktu saya di Yogya, Mbak Dara kerap meneleponku nyaris tiap hari apalagi satu hari dapat lebih dari 2, pada mulanya saya sendiri tidak ketahui kenapa ia kerap telpon saya. Dikala itu, saya tinggal di sebuh hotel yang cukup bagus, bersih serta murah di dekat jalur Malioboro. Sebab saya sendirian di kota itu saya acapkali kesepian serta saya senantiasa ingat anak serta istriku. Hendak namun itu seluruh lenyap kala Mbak Dara meneleponku serta saya senantiasa menggodanya kalau saya kesepian serta horny di kota ini sebab saya kerap dengar erangan kenikmatan dari sebelah kamarku, ia cuma tertawa saja. Apalagi ia menggodaku buat mencari perempuan Yogya saja buat menemaniku. Sebagian hari setelah itu saya menemukan berita kalau bosku menyuruh Mbak Dara buat menemaniku di Yogya, saya berfikir wah ini peluang yang baik buatku buat menggodanya, memanglah keberuntungan masih berpihak pada diriku. Kesimpulannya ia bilang kalau ia hendak menyusul dengan memakai kereta serta memohon di bookingkan satu kamar untuknya. Saya bilang pada hari itu bisa jadi kamar hendak penuh. Ia sedikit kecewa kemudian ia bilang,“ Terus gimana dong, saya gak ingin tinggal di hotel yang jauh dari kalian..<br />
<br />
<br />
<br />
Ngomong- ngomong Siswanto kamar kalian terdapat 2 bed apa satu?”“ Kamarku Hanya satu bed tetapi di dasar ranjang terdapat satu bed lagi jadi bisa jadi saya dapat pake, emang Mbak ingin sekamar denganku?” Saya menggodanya.“ Boleh kalo tidak terdapat kamar lagi” Saya separuh tidak yakin hendak perkataannya. Saya berfikir inilah kesempatanya saya dapat mendekati ia serta menggodanya.“ Tetapi Mbak saya suka tidur telanjang sangat hanya pake celana dalam doang serta selimut, apa Mbak gak apa- apa?” Saya sedikit meyakinkan ia hendak kebiasaanku.“ Tidak apa- apa siapa khawatir.. Perkaranya saya pula kadang- kadang begitu pula” Saya terus menjadi bahagia mencermatinya. Kemudian saya menawarkan buat tinggal sekamar denganku apabila tidak terdapat kamar kosong serta ia sepakat. Kala pada hari H nya, saya jemput ia di stasiun serta sehabis berjumpa saya ajak ke hotel tempat saya menginap, otak ngeresku mulai jalur serta saya mulai berfikir gimana triknya supaya ia ingin sekamar denganku kemudian dengan ide bulusku saya berbohong kalau kamar hotel penuh seluruh. Kemudian saya langsung ajak Mbak Dara ke kamarku serta saya tidak menyangka nyatanya ia ingin sekamar denganku. Sebab tadinya saya pikir ia cuma bercanda.<br />
<br />
<br />
Kala malam datang, saya terencana mengambil satu tempat tidur lagi, buat melindungi supaya ia tidak memiliki fikiran yang kurang baik tentang diriku, sebab saya masih khawatir jika Mbak Dara hendak marah serta tersinggung apabila saya seranjang dengannya sebab umumnya itu hendak dikira tidak sopan serta senonoh dan murahan serta wanita hendak marah sekali apabila dikira semacam itu. Saat sebelum tidur kami mengobrol tentang macam- macam serta pada kesimpulannya bicara tentang seks. Sangking seriusnya bicara tentang seks, saya memberanikan diri memancing reaksinya.“ Mbak kalo ngomongin seks seperti ini, cewekku dahulu acapkali udah basah duluan”. Kemudian ia menanggapi,“ Ah itu sih biasa, saya aja suka basah”.<br />
<br />
Tidak lama setelah itu atmosfer berganti sebab ia merasa perutnya agak sakit sebab kembung. Saya mulai kasihan kemudian saya menawarkan diri,“ Supaya saya refleksi serta pijit deh”. Kemudian saya pijit kaki serta betisnya. Pada mulanya ia kesakitan dengan pijitanku tersebut. Otak kotorku mulai tiba serta saya coba buat memijit pahanya serta ia meringis kesakitan. Lama saya memijit pahanya serta kian lama saya kendurkan pijitanku namun ia masih mengerang apalagi kala saya elus- elus ia masih mengerang. Dengan segenap keberanianku saya coba mengelus sampai ke pangkal pahanya serta ia mengerang terus menjadi jadi, pasti saja penisku langsung berdiri terlebih kala saya pijit serta elus bagian pahanya, ia membuka pahanya lebar- lebar. Ngentot Dengan Istri BosLalu saya singkapkan rok tidurnya serta saya elus di pangkal paha setelah itu saya beranikan diri mengelus vaginanya, nyatanya Mbak Dara diam saja serta mengerang, tanpa pikir panjang saya masukkan jari- jemariku ke balik celana dalamnya serta memainkan klitoris serta lubang vaginanya dengan jariku. Nyatanya vaginanya telah basah sekali, kemudian saya tarik celana dalamnya serta saya mulai menciumi pahanya sampai sampailah pada gundukan vaginanya yang sangat memicu. Saya hirup serta jilat vaginanya yang harum, Mbak Dara terus menjadi mengerang kenikmatan.“ Oh.. Oohh.. Mmhh.. Ohhmm.. Sayangg.. Ohmm” Jilatanku terus menjadi liar serta terus menjadi terasa kakinya mulai mengejang.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Saya terus menjadi memesatkan tempo jilatan mautku serta ia mengerang terus menjadi keras.“ Oohh.. Ehheehmm.. Ohh.. Aauuaa.. Hhmm” Nyatanya ia sudah menggapai orgasme yang awal. Setelah itu saya lepaskan celana dalamku sebab kebetulan saya senantiasa tidur cuma mengenakan celana dalam serta dikala itu saya cuma mengenakan kain sarung. Dengan penis yang masih mengencang saya bergeser posisi di atasnya serta menciumi bibir serta kedua susunya dengan jemari tanganku memainkah pentilnya. Sebab tidak tabah kemudian saya masukkan penisku yang telah tegang. Sewaktu penisku masuk ke lubang kenikmatan tersebut terdengar erangan keenakan Mbak Dara. Miss V Mbak Dara serasa kecil sebab tulang panggulnya yang seakan- akan mempersempit lubang kemaluannya. Hendak namun saya merasakan kenikmatan yang luar biasa di penisku dengan lubangnya yang kecil itu.<br />
<br />
<br />
Saya keluar masukkan penisku serta Mbak Dara membuka lebar- lebar kakinya sembari menopang satu kaki ke bilik kamar. Saya terus menjadi merasakan sensasi yang luar biasa kala penisku keluar masuk, sebab bilik lubang Miss V serta tulang panggulnya yang menggesek- gesek batang kemaluanku begitu terasa sekali. Mbak Dara masih terus mengerang kala saya menekan penisku di vaginanya dalam- dalam. Meski penisku tidak besar sekali tetapi berdimensi wajar hendak namun sensasi yang saya bagikan kala saya mengocok penisku di dalam vaginanya membuat Mbak Dara mengerang, menjerit keenakan sembari matanya merem melek.<br />
<br />
<br />
Sehabis nyaris satu jam semenjak pemanasan Mbak Dara nampak tegang setelah itu di merapatkan kedua kakinya serta saya mengangkangkan kakiku sehingga lubang vaginanya terus menjadi kecil. Dengan style semacam itu saya masih senantiasa terus mengocok vaginanya serta Mbak Dara terus menjadi mengerang keras. Kesimpulannya ia bilang,“ Ohh sayang saya ingin keluaarr.. Ohh enakk” Kesimpulannya Mbak Dara tidak dapat menahan gejolak yang terdapat dalam dirinya, hingga jebol lah pertahanannya dengan jeritan yang membuatku terus menjadi bergairah. Saya masih mengocok penisku sebab hingga dikala itu saya masih bertahan serta saya mau membagikan kenikmatan yang dasyat untuknya sehingga ia tidak dapat kurang ingat serta terus ketagihan. Saya terus menjadi memesatkan kocokanku, terus menjadi kilat saya mengocok jeritan keenakan Mbak Dara terus menjadi kencang serta tidak tertahankan. Saya merasakan sensasi yang tiada taranya, sehingga saya merasakan terdapat suatu yang hendak keluar dari batang kemaluanku serta akupun memesatkan irama kocokanku. Badanku terus menjadi mengencang serta Mbak Dara terus menjadi mengerang.“ Ohh.. Mbak saya ingin keluar.<br />
<br />
<br />
. Mbak udah ingin lagi tidak? Saya dah tidak tahan nih”“ Ohh sayang saya pula ingin keluar.. Ohh.. Oohh kita bareng sayaangg.. Oohh saya keluaarr”“ Saya pula Mbak.. Oohh Mbak eeaannakk?” Serta bobol lah pertahananku serta pertahanannya.. Crot.. Crot.. Crot..“ Oohh.. Enaak..” Kesimpulannya kami orgasme bersama- sama.“ Oh, kalian hebat sayang.. Hingga saya orgasme 3 kali, sementara itu saya tidak sering banget loh orgasme meski sama suamiku. Malah saya keseringannya tidak dapat orgasme”.<br />
<br />
<br />
Dengan peluh yang mengucur banyak sekali saya tidak lekas mencabut penisku dari vaginanya, saya perkenankan penisku merasakan sensasi Miss V Mbak Dara yang begitu nikmat. Kesimpulannya kami juga tertidur dengan badan masih telanjang. Malam itu kami jalani lagi hingga 4 kali. Pada keesokan harinya kami jalani lagi sampai siang hari hingga 3 kali. Begitu pula pada malam harinya sampai pagi kami jalani lagi 3 kali. Tiap hari kami jalani terus serta hingga kembali ke Jakarta kami masih senantiasa melaksanakannya di dalam kereta meski cuma sebatas game jari- jariku di kemaluannya serta ia mengocok penisku dengan ditutup selimut. Sesampainya di Jakarta kami masih kerap melaksanakannya terkadang di rumahnya kala boss serta orang- orang berangkat ataupun di kantor dikala seluruh orang lagi keluar. Mbak Dara tercantum perempuan yang kokoh sekali semacam kuda liar sebab buat buatnya orgasme membutuhkan waktu yang lama serta butuh pria yang betul- betul kokoh serta pandai membagikan sensasi hebat, sehingga suaminya juga tidak bisa mengimbanginya, tetapi dengan saya Mbak Dara tidak dapat berbuat apa- apa sebab tiap kali bersetubuh saya senantiasa memberikannya kepuasan.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Hendak namun saat ini kami tidak lagi, sebab ia mempunyai selingkuhan yang yang lain lagi. Saat ini saya kesepian lagi terlebih saya tidak sering sekali berhubungan dengan istriku sebab terkadang saya kasihan ia kerap kecapaian. Teman- temanku bilang kalau saya memanglah jantan sebab dapat memuaskan wanita. Apalagi mereka yang merasa jantan di ranjang tidak bisa mengimbangi permainanku sampai dapat memuaskan wanita berulang kali. Hingga perempuan bule juga kewalahan sebab mereka tidak sering sekali memperoleh kepuasan dengan pria bule meski mereka mempunyai penis yang besar, tetapi itu bukan jaminan serta cewek- cewek bule mengakuinya kala ketahui kalau saya dapat memuaskan mereka sebagian kali.<br />
<br />JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comIndonesia-5.3638335280230818 115.94262647970659-35.547558028023083 74.6340354797066 24.819890971976918 157.25121747970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-86408786340155156462020-05-25T14:52:00.001-07:002020-05-25T14:52:18.286-07:00NGENTOT DENGAN KAKAK KU SENDIRI <a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>Nama aku John, aku 3 bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku wanita berumur 4 tahun lebih tua dariku. Aku ngin menggambarkan peristiwa yang mengenai kehidupan seks aku 2 tahun yang kemudian.<br />
<br />
Cerita Pada waktu itu aku berusia 17 tahun masih 1 smu, sebaliknya kakak aku berumur 21 tahun serta telah kuliah. Kakak aku orangnya sangat sexy, orang bilang wajahnya sexy banget, demikian pula bentuk badan badannya, besar 160 centimeter, kulit putih serta bra sya kira 36- an, tetapi yang sangat menyolok dari ia merupakan pantatnya yang bundar besar serta bahenol. Bila berjalan ke mal maupun kemanapun ia berangkat, orang senantiasa memandang goyangan pinggul serta pantatnya. Sampai- sampai aku bagaikan adik kandungnyapun sangat menggemari pantat serta pinggul kakakku itu.<br />
<br />
Kebetulan kakakku menggemari baju- baju model ketat serta celana ketat sehingga sangat mencetak kemontokan serta keelokan badannya. Terlebih bila dirumah, ia senantiasa mengenakan celana tidur ketat tipis yang mencetak belahan pantat serta celana dalamnya. Bagaikan anak muda yang baru puber serta pula olok- olok dari teman- temanku diam- diam saya sangat terangsang apabila memandang pinggul kakakku. Sebaga dampak sampingnya saya kerap melaksanakan onani di kamarku ataupun di kamar mandi sambl membayangkan gimana rasanya kontolku dijepit diantara pantat montoknya.<br />
<br />
Kemauan itu kurasakan semenjak saya duduk di bangku 1 smu ini, saya kerap mencuri- curi pandang buat mengitip CD- nya apabila ia mengenakan rok. Ia memiliki pacar yang berusia setahun lebih muda dari padanya. Saya kerap memergoki mereka berciuman di ruang tamu. Sesuatu hari saya memergoki pacarnya lagi menghirup buah dadanya di ruang tamu, mereka belingsatan buru- buru merapihkan pakaian. Malam harinya kakakku menghadiri kamarku serta meminta kepadaku supaya tidak menggambarkan apa yang saya amati ke orang- orang.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4JQZYqr2GtXvydA9CiRgoqvE2rvAR_iwkYdW7tzLzDjnN9zhYiF_rEZ7ZqVc0uY0SxgvCSm7_DAlAtqQWo5XP1YAZcYW_Uxz1Qubf1ufo5vOIuUpRB6Ol61WPhhcrRpm9GZXn6FlU2IbX/s1600/97206402_3120692814662711_7637065229452443648_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="958" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4JQZYqr2GtXvydA9CiRgoqvE2rvAR_iwkYdW7tzLzDjnN9zhYiF_rEZ7ZqVc0uY0SxgvCSm7_DAlAtqQWo5XP1YAZcYW_Uxz1Qubf1ufo5vOIuUpRB6Ol61WPhhcrRpm9GZXn6FlU2IbX/s400/97206402_3120692814662711_7637065229452443648_n.jpg" width="398" /></a>Dik, jangan bilang- bilang yah, abis tadi sang yoyo( pacarnya) memforsir teteh, katanya. Saya Hanya mengganguk serta melongo sebab kakakku masuk kekamarku memakai kaos yu ken sang serta celana pendek ketat sembari bawa suatu novel, sehingga paha serta dadanya yang montok jelas sekali.<br />
<br />
“ hai, kok melongo????“…aku jadi gelagapan serta bilang“ ia- dia teh, saya ngga hendak bilang- bilang” kataku. Seketika ia rebahan di ranjangku dengan tertelungkup sembari membaca novel, saya memandanginya dari belakang…membuat kontolku ngaceng sebab pantat kakakku seolah- olah menantang kontolku. Berulang kali saya menelan ludah. Serta pelan- pelan saya meraba kontolku yang tegang.<br />
<br />
Hingga kira- kira 5 menit, ia menoleh ke arahku serta saya langsung melepas tanganku dari kontolku serta berpura- pura belajar. Kakakku mengajakku lari pagi esok hari serta ia memintaku menbangunkannya jam 5 pagi. Saya mengiakannya. Kala ia keluar kamarku, saya memandang goyangan pinggulnya sangat sexy, serta begitu ia menutup pintu, saya langsung menghasilkan kontolku serta mengocoknya, tetapi sialnya seketika kakakku balik lagi serta kali ini da melihatku mengocok penisku.<br />
<br />
Ia pura- pura tidak memandang serta mengatakan“ jangan kurang ingat bangunin teteh jam 5 pagi“. Lagi- lagi saya gelagapan“ ia- dia– dia” kataku. Kakakku langsung berangkat lagi sembari ngelirik ke- arah kontolku serta tersenyum. Malam itu saya ngga jadi beronani sebab maul dipergoki kakakku.<br />
<br />
Pagi harinya jam 5 pagi saya ke kamarnya serta kudapari ia lagi tidur mengakang…. Lagi- lagi saya melotot memandang panorama alam itu serta saya mulai meraba- raba pahanya, hingga kira- kira 2 menit serta ku- remas paha montoknya ia terbangun danaku buru- buru membebaskan tanganku dari pahanya.<br />
<br />
Pendek cerita kami lari pagi, ia menggunakan training ketat sehingga tiap lekuk pinggul serta pantatnya nampak sexy sekali serta masing- masing pria yang berpapasan senantiasa melirik pantat itu. Begitu berakhir lari pagi, kita kembali naik angkutan bis serta kebetulan penuh sesak, dampaknya kiita berdesak- desak.<br />
<br />
Entah keberuntungan ataupun bukan, kakaku terletak di depanku sehingga pantat montoknya pas di kontolku. Lambat- laun kontolku berdiri serta saya percaya kakakku merasakannya. Kala bis terus menjadi sesak, kontolku kian menekan pantanya serta saya pura- pura menoleh ke- arah lain. Seketika kakakku mengoyangkan pantatnya, karuan saya kenikmatan.‘ dik, kalian kemarin mengapa waktu kakak ke kamar kalian?” katanya“ kalian onani yah??? Katanya lagi… saya diam seribu basa sebab malu.<br />
<br />
‘ makanya buru- buru cari pacar” katanya.“ emang kalo terdapat pacar dapat digini yah?” kataku nekat sabil menonjokakan kontolku dipantatnya.“ paling tidak terdapat pelampiasan” timpal kakakku..“ wah lezat dong teteh terdapat pelampiasan?” tanyaku.“ tetapi ngga sampe ini” kata kakakku lagi sembari menggoyangkan lagi pantatnya.“ knapa” tanyaku. Saat sebelum ia menanggapi kami telah hingga tempat tujuan.<br />
<br />
Pada sore hari itu pula dekat jam 7 malam, kala kembali sekolah, kudapat rumah hening sekali serta lambat- laun saya masuk rumah serta nyatanya kakakku serta pacarnya lagi diruang tamu silih cium serta silih raba. Saya terus mengintip dari balik pintu, hingga kepada keduanya telanjang bundar, kakakku tinggal mengenakan CD hitamnya serta pacarnya telah telanjang bundar.<br />
<br />
Kulihat kakakku meremas serta mengocok kontol pacarnya yang tegang. Pelan- pelan pacarnya membuka CD kakakku serta terbukalah pantat bahenol nan montok kepunyaan kakakku. Pacarnya meremas- remas sembari meringis sebab kocokan kakakku pada kontolnya.‘ oh, saya udah ngga tahan” kata pacarnya“ saya pengen masukin ke memekmu” katanya sembari mendesak kakakku sehingga tertelungkup di kursi.<br />
<br />
Ku amati ia menindihinya dari balik kan berupaya menyodokan kontolnya ke memek kakakku dari arah balik. Tetapi begitu nempel di pantatnya, kuliha ar maninya tumpah ke pantat kakakku….“ ohhh” ia melenguh… serta kakakku menoleh kebelakang” kok udah” tanyanya…Pacarnya bilang“ maaf saya ngga tahan” katanya. Seketika lampu padam serta telepon HP si pacar berdering serta di balik pintu saya lagi beronani ria sembari memandang kemontokan badan telanjang kakakku.<br />
<br />
Sehabis menerima HP, si pacar menyalakan sebatang parafin kecil datas lemari serta ia berpakaian serta buru- buru pamit.“ Saya ngga anterin kedepan pintu yah“ kata kakakku sembari senantiasa telanjang tertelungkup di sofa….. Begitu si pacar lenyap, nafsuku telah ke ubun- ubun, di kegelapan remang- remang saya mendekati kakakku serta sehabis dekat, dari jarak kira- kira satu m saya memandangi bagian balik badan telanjang kakakku, berulang kali menelan ludah memandang pantat bahenol kakakku.<br />
<br />
Sebab udah ngga tahan, saya pelan- pelan membuka pakaianku sambl betul- betul telanjang serta kulihat kontolku yang berdiameter 4cm serta panjang 18cm berdenyut- denyut memohon pelampiasan. Saya langsung menindihinya dari balik, serta untungnya kakakku mengira si pacar belum kembali serta masih mau ngentot ia.<br />
<br />
“ aw…., yo( nama pacarnya yoyo) kok ngga jadi kembali” tanyanya, sebab keadaan ruangan sangat hitam sehingga ia tidak menyadari kalau adiknya lagi berupaya memasukkan kontolnya ke memeknya.“ aw…. yo jangan salah masuk katanya…pelan- pelan yo saya masih perawan’ katanya meminta. Sebab saya ngga ngert mana lubang memeknya, hingga pelan- pelan ku bimbing tangannya buat menggengam kontolku serta supaya ditutun ke memeknya.<br />
<br />
Begitu da megang“ yo, kok gede amat sih” katanya heran( soalnya memiliki pacarnya jauh lebih kecil daripada punyaku) sembari membimbing kontolku kememeknya.“ dorong pelan- pelan yo”, saya menekan serta edan bener- bener nikmat“ aw…yo sakittttttttt…” rintihnya pelan- pelan sembari meremas kursi. Serta begitu kontolku masuk seluruhnya serta saya mulai mengentotnya sembari meremas- remas pinggulnya.<br />
<br />
Saya bener- bener semacam melayang diangkasa, nikmat sekali pantat serta memek kakakku. Ia merintih- rintih keenakan..“ oh yo lezat banget, terus yo” Sehabis 10 menit serta berkeringat kesimpulannya saya menggapai klimaksnya serta crot…crot.. crot…spermaku menyembur kedalam memeknya serta kurasakan memeknya berdenyut- denyut serta becek sekali menunjukkan diapun orgasme.<br />
<br />
Saya senantiasa membenamkan kontolku memeknya serta pelan- pelan saya mencabutnya serta meninggalkannya.“ yo, ingin kemana?” teriaknya…aku buru- buru memunguti pakaianku kekamarku serta masih dalam kondisi telanjang saya rebahan di ranjangku sembari kututupi dengan selimut tipis membayangkan kenikmatan yang barusan terjalin.<br />
<br />
Tba- tiba telepon berdering serta lampu menyala….. kudengar kakaku menerima telepon itu…dia herannya separuh mati sebab yang menelepon merupakan pacarnya sang yoyo.“ yo, kok kalian udah terdapat di rumah lagi…jangan main- main yah…kamu dimana, udah ngentot langsung lari” Sebagian dikala setelah itu kudengar bunyi telpon dibanting. Serta dikamarku, saya cepat- cepat mematikan lampu serta pura- pura tidur.<br />
<br />
Semenit setelah itu kakakku masuk ke kamarku serta memandang saya tidur berselimut ia menghampriku serta duduk di tepi ranjangku. Di kegelapan kamarku kuintip kakakku cuma mengenakan handuk serta melihatku tidur, da ngga berani membagunkanku malahan rebahan disampingku. Kesunyian…sekitar 15 menit, setelah itu kuintip nyatanya kakakku tertidur, serta pelan- pelan kubuka handuknya serta kulemparkan ke lantai.<br />
<br />
Lagi- lagi badan bugil sexy kakaku dihadapanku, malah kali in di atas ranjangku. Pelan- pelan kukakangkan kaknya sehingga memeknya menganga memohon dimasukin serta dengan hati- hati saya arahkan kontolku ke memeknya serta blesssss…. kembali kontolku terbenam di memekku….. Seketika ia terbangun serta kaget separuh mati sebab saya adiknya senga terdapat diatas badan montoknya dengan kontol didalam memeknya.“ oh, mengapa kalian????, apa- apaan ini??? Jangan? Katanya meronta.<br />
<br />
Tetapi saya telah mengenjot kontolku…Mungkin sebab kenikmatan, rontaannya berganti jadi remasan di punggungku serta“ oh dik lezat banget…. terus dik….’ Katanya sembari mengoyang- goyang pinggulnya membuat kontolku serasa dipelintir. 10 menit setelah itu kucabut kontolku dari memeknya,“ nungging teh” kakakku bagi saja serta memandang posisi nunggng demikian, betul- betul panorama alam yang sangat indah serta memicu seumur hidupku.<br />
<br />
Kupukul- pukul kontolku di pantatnya serta kembali kumasukan ke memeknya serta ku gasak lagi dari balik, kali ini hingga 30 menit serta kakakku entah keberapa orgasmenya, kurasa memeknya becek sekali serta hingga kesimpulannya akupun orgasme….. kuremsa pantatnya, kudekap erat sembari“ ohhhh” crot…crot…crot….. maniku masuk ke rahimnya. Serta saya langsung roboh di sisinya, demikian juga dia……..<br />
<br />
Kala saya memejamkan mata kudengar kakakku menangis…. duduk di samping ranjangku…aku memeluknya dari belakang…“ maafkan saya teh, saya khilaf, saya ngga tahan amati pantat teteh”…. Sembari senantiasa menangis ia mengatakan” bukan salahmu” teteh tadi di bus memicu kalian serta teteh pikir tadi sang yoyo…. tetapi sehabis amati kalian terdapat di kamar serta amati kontolmu bau memek teteh, teteh pikir udah terlanjur serta teteh tambah percaya sehabis berpikir kontol siyoyo ngga sebesar punyamu.<br />
<br />
Hingga saat ini saya masih menunggangi kakakku yang montok serta bahenol, pacarnya sang yoyo masih bersamanya, bagi kakakku sang yoyo ngga curiga dirinya udah ngga perawan lagi serta mereka berencana menikah tahun depan.<br />
<div>
<br /></div>
JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comIndonesia-3.6114792494895793 116.99731397970659-34.513684749489578 75.6887229797066 27.290726250510421 158.30590497970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-16053773910504870262020-05-24T13:25:00.001-07:002020-05-24T13:25:47.120-07:00JANDA KEMBANG MEMILIKI BULU VAGINA LEBAT <a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>Para netters sekaligus, saya mau sekali menggambarkan Cerita Berusia pengalaman hidup masa laluku kepada kamu seluruh, bisa jadi terdapat di antara kamu yang bisa menyembuhkan perasaanku ini. Namun tolong jangan terobsesi dengan ceritaku ini.<br />
<br />
ini berawal kala di usiaku yang masih terbilang muda, 19 tahun, papaku waktu itu menjodohkan saya dengan seseorang pemuda yang umurnya 10 tahun lebih tua dari saya serta katanya masih terdapat ikatan kerabat dengan keluarga mamaku.<br />
<br />
Memanglah usiaku dikala itu telah lumayan buat berumah tangga serta wajahku pula terkategori cukup, meski badanku nampak agak gendut bisa jadi orang menyebutku bahenol, tetapi kulitku putih, tidak semacam mayoritas teman- temanku sebab memanglah saya dilahirkan di tengah- tengah keluarga yang berdarah Cina- Sunda, papaku Tiongkok serta mamaku Sunda asli dari Bandung.<br />
<br />
Sehingga kadangkala banyak pemuda- pemuda iseng yang berupaya merayuku. Apalagi banyak di antara mereka yang bilang kalau payudaraku besar serta padat berisi sehingga banyak pria yang senantiasa mencermati buah dadaku ini saja. Terlebih apabila saya mengenakan kaos yang agak ketat, tentu dadaku hendak membumbung besar serta mancung. Namun hingga saya duduk di kelas 3 SMA saya masih belum mempunyai pacar serta masih belum memahami yang namanya cinta.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7DIYYlWASIbEibxcGEvJJjCWjjTgDQbHexWHO08ygE5GiVWxgnPo8E9oSEFkNsRVVDFMuDTLXGqUxefmJmeVHcZqpbgaOIqkLVbWQaDpjt3BhFjMioYFpY_v2MOwBX-ObKqBZe3XWTae2/s1600/98038776_3114005978664728_2479302904209473536_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="640" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7DIYYlWASIbEibxcGEvJJjCWjjTgDQbHexWHO08ygE5GiVWxgnPo8E9oSEFkNsRVVDFMuDTLXGqUxefmJmeVHcZqpbgaOIqkLVbWQaDpjt3BhFjMioYFpY_v2MOwBX-ObKqBZe3XWTae2/s640/98038776_3114005978664728_2479302904209473536_n.jpg" width="425" /></a>Sesungguhnya dalam hatiku saya menolak buat dijodohkan sedini ini, sebab sebetulnya saya sendiri masih mau melanjutkan sekolah hingga ke akademi besar. Tetapi apa energi saya sendiri tidak bisa menentang kemauan papa serta lagi memanglah keadaan ekonomi keluarga dikala itu tidak membolehkan buat terus melanjutkan sekolah hingga ke akademi besar.<br />
<br />
Sebab ke- 3 orang adikku yang seluruh pria masih membutuhkan bayaran yang lumayan besar buat bisa terus bersekolah. Sedangkan papa cuma bekerja bagaikan pegawai swasta biasa. Hingga dengan bermacam bujukkan dari keluarga paling utama mamaku saya mengalah demi membahagiakan kedua orangtuaku.<br />
<br />
<br />
<br />
Begitulah hingga hari perkawinan datang, tidak terdapat hal- hal sungguh- sungguh yang membatasi jalannya pernikahanku ini dengan pemuda yang baru saya tahu kurang dari 2 bulan tadinya. Sepanjang proses perkenalan kamipun tidak terdapat suatu perihal yang sungguh- sungguh yang kami bicarakan tentang masa depan sebab seluruh telah diatur tadinya oleh keluarga kedua belah pihak.<br />
<br />
Hingga masa- masa perkenalan kami yang sangat pendek itu cuma diisi dengan kunjungan- kunjungan teratur calon suamiku tiap malam minggu. Itupun sangat cuma satu ataupun 2 jam saja serta umumnya saya ditemani papa ataupun mama mengobrol menimpa kondisi keluarganya. Sehabis kegiatan resepsi perkawinan berakhir semacam umumnya kedua pengantin yang berbahagia merambah kamar pengantin buat melakukan kewajibannya.<br />
<br />
Yang diucap malam pengantin ataupun malam awal tidak terjalin pada malam itu, sebab sehabis terletak dalam kamar saya cuma diam serta tegang tidak ketahui apa yang wajib kulalukan. Maklum bisa jadi sebab masih sangat lugunya saya pada waktu itu.<br />
<br />
Suamiku pada waktu itupun warnanya belum sangat“ mahir” dengan apa yang diucap ikatan suami istri, sehingga malam awal kami lewati cuma dengan diraba- raba oleh suami. Itupun kadang- kadang saya tolak sebab pada waktu itu saya sendiri sesungguhnya merasa risih diraba- raba oleh lelaki. Terlebih oleh lelaki yang“ belum” saya cintai, sebab memanglah saya tidak menyayangi suamiku. Perkawinan kami sekedar atas perjodohan orang tua saja serta bukan atas kehendakku sendiri.<br />
<br />
Barulah pada malam kedua suamiku mulai melancarkan serangannya, dia mulai melepas bajuku satu per satu serta mencumbu dengan menciumi kening sampai jari kaki. Menemukan serbuan semacam itu pasti saja bagaikan seseorang perempuan yang telah merambah masa pubertas akupun mulai bergairah meski tidak secara langsung saya tunjukkan ke depan suamiku. Terlebih dikala dia mulai memegang bagian- bagian yang sangat saya jaga tadinya, kepalaku bagaikan tidak terkontrol bergerak ke kanan ke kiri menahan nikmat sejuta rasa yang belum sempat kurasakan tadinya.<br />
<br />
Kemaluanku mulai menghasilkan cairan serta hingga membasahi rambut yang menutupi vaginaku. Suamiku terus menjadi bergairah menciumi puting susu yang bercorak merah muda kecoklatan serta nampak bundar membeku bisa jadi sebab pada dikala itu saya juga telah mulai terangsang.<br />
<br />
Saya telah tidak ingat lagi berapa kali dia menjilati klitorisku pada malam itu, hingga saya tidak kuasa menahan nikmatnya game lidah suamiku menjilati klitoris serta saya juga orgasme dengan menyemburkan cairan hangat dari dalam vaginaku ke mulutnya.<br />
<br />
Cerita Berusia: Dengan perasaan tidak tabah, kubuka serta kuangkat lebar kakiku sehingga hendak nampak jelas oleh suamiku lubang Miss V yang kemerahan serta basah ini. Atas permintaan suami kupegang batang kemaluannya yang besar serta keras luar biasa menurutku pada waktu itu.<br />
<br />
Lambat- laun kutuntun kepala kemaluannya memegang lubang vaginaku yang telah basah serta licin ini. Rasa nikmat yang luar biasa kurasakan dikala kepala penis suamiku menggosok- gosok bibir vaginaku ini. Dengan sedikit mendesak pantatnya suamiku sukses menembus keperawananku, diiringi rintihanku yang tertahan.<br />
<br />
Buat awal kalinya vaginaku ini dimasuki oleh penis pria serta anehnya tidak terasa sakit semacam yang acapkali saya dengar dari teman- temanku yang baru menikah serta menggambarkan pengalaman malam awal mereka.<br />
<br />
Memanglah terdapat sedikit rasa sakit yang menyayat pada dikala kepala penis itu mulai menyusup lama- lama masuk ke dalam vaginaku ini, namun bisa jadi sebab pada waktu itu saya juga sangat bergairah sekali sehingga saya telah tidak perduli lagi dengan rasa sakitnya. Terlebih dikala suamiku mulai menggosok- gosokkan batang penisnya itu di dalam vaginaku, mataku terpejam serta kepalaku cuma menengadah ke atas, menahan rasa geli serta nikmat yang tidak bisa saya ceritakan di mari.<br />
<br />
Sedangkan kedua tanganku memegang tepian ranjang yang terletak di atas kepalaku. Terus menjadi lama goyangan pinggul suamiku terus menjadi kilat diiringi dengan desahan nafasnya yang memburu membuat nafsuku kian menggebu. Sesekali terdengar suara decak air ataupun becek dari lubang vaginaku yang lagi digesek- gesek dengan batang penis suamiku yang besar, yang membuatku terus menjadi kilat menggapai orgasme yang kedua.<br />
<br />
Sedangkan suami masih terus berpacu buat menggapai puncak kenikmatannya, saya telah 2 kali orgasme dalam waktu yang tidak sangat lama. Hingga kesimpulannya suamiku juga menahan desahannya sembari menyemburkan cairan yang hangat serta kental dari kepala penisnya di dalam lubang vaginaku ini.<br />
<br />
Belum lama baru saya tahu cairan itu yang diucap dengan mani, maklum dahulu saya terkategori wanita yang kurang gaul jadi buat hal- hal ataupun istilah- istilah semacam itu saya tidak sempat ketahui. Cairan mani suamiku juga mengalir keluar dari mulut vaginaku membasahi sprei serta bercampur dengan darah keperawananku. Kami berdua terkulai lemas, tetapi masih pernah tanganku meraba- raba bibir Miss V buat memuaskan hasrat serta gairahku yang masih tersisa. Dengan menggosok- gosok klitoris yang masih basah, licin serta lembut oleh mani suamiku, saya juga menggapai orgasme buat yang ketiga kalinya.<br />
<br />
Luar biasa memanglah sensasi yang saya rasakan pada dikala malam pengantin itu, serta perihal semacam yang saya ceritakan di atas terus bersinambung nyaris tiap malam sepanjang sebagian bulan. Serta tiap kali kami melaksanakannya saya senantiasa merasa tidak sempat puas dengan suami yang cuma sanggup melaksanakannya sekali.<br />
<br />
Saya membutuhkannya lebih dari sekali serta senantiasa menginginkannya tiap hari. Entah apa yang sesungguhnya terjalin dalam diriku sehingga saya tidak sempat dapat membendung gejolak nafsuku. Sementara itu saat sebelum saya menikah tidak sempat kurasakan perihal ini terlebih hingga menginginkannya terus menerus. Mungkinkah saya tercantum dalam kalangan yang namanya hypersex itu?<br />
<br />
Sehabis 2 tahun kami menikah saya berpisah dengan suamiku, sebab terus menjadi hari suamiku terus menjadi tidak sering terdapat di rumah, sebab memanglah tiap harinya dia bekerja bagaikan manajer marketing di suatu industri swasta sehingga kerap sekali dia keluar kota dengan alibi urusan kantor. Serta tidak lama terdengar kabar kalau dia mempunyai istri simpanan. Yang lebih menyakitkan sehingga saya memohon diceraikan merupakan istri simpanannya itu merupakan sisa pacarnya yang dahulu, nyatanya sepanjang ini ia juga menikah denganku sebab dituntut oleh orang tuanya serta bukan sebab rasa cinta.<br />
<br />
Tidak rela berbagi suami dengan perempuan lain, kesimpulannya saya formal diceraikan suamiku. Sakit memanglah hati ini semacam diiris- iris mendengar pengakuan suami tentang istri simpanannya itu, dengan terus cerah ia berkata kalau ia lebih menyayangi istri simpanannya yang sesungguhnya memanglah sisa pacarnya. Terlebih katanya istri simpanan suamiku itu senantiasa bisa membuat dirinya senang di atas ranjang, tidak semacam diriku ini yang senantiasa cuma memohon dipuaskan namun tidak dapat memuaskan kemauan suamiku, begitu katanya.<br />
<br />
5 tahun telah saya hidup menjanda, serta saat ini saya tinggal sendiri dengan mengontrak suatu rumah di pinggiran kota Jakarta. Beruntung saya menemukan pekerjaan yang agak cukup di suatu industri swasta sehingga saya bisa menghidupi diriku sendiri. Belum lama ini tiap malam saya tidak bisa tidur dengan nyenyak, kerap saya baru dapat tertidur pulas di atas jam 03. 00 pagi. Bisa jadi disebabkan pikiranku yang kerap ngelantur belum lama ini. Kerap saya melamun serta membayangkan saat- saat indah bersama suamiku dahulu.<br />
<br />
Terkadang kerap pula saya membayangkan diriku bermesraan dengan seseorang sahabat kerjaku, sehingga tiap malam cuma onani saja yang bisa kulakukan. Tidak terdapat keberanian buat menggambarkan perihal ini kepada orang lain terlebih pada sahabat kerjaku, bisa- bisa saya diberi julukkan yang tidak baik di kantor. Cuma dengan tanganku ini kuelus- elus bibir vaginaku tiap malam sembari membayangkan bercumbu dengan seseorang pria, terkadang pula kumasukkan jari telunjukku supaya saya bisa lebih merasakan kenikmatan yang sempat kualami dahulu.<br />
<br />
Para netters sekaligus, saya memberanikan diri menggambarkan Cerita Berusia semacam di atas kepada Kamu seluruh bisa jadi sebab didorong oleh perasaan yang sangat tidak tertahankan lagi dikala ini. Serta bisa jadi terdapat di antara kamu yang bisa menolong serta bisa jadi hendak jadi jodohku nanti. Saya harap Kamu tidak cuma terobsesi dengan ceritaku di atas.JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comUnnamed Road, Kerang Dayo, Kec. Batu Engau, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur 76261, Indonesia-2.2709506334159779 115.94262647970659-32.454675133415975 74.6340354797066 27.912773866584022 157.25121747970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-55796625879183946702020-05-14T14:06:00.000-07:002020-05-14T14:06:59.551-07:00TEMBAK DALAM YANG MEMUASKAN <a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX</a>-Sore itu waktu saya sampe dikantor saya disuruh leader ku buat fotokopi, naah beranjaklah saya ke tempat fotokopi disebelah perusahaanku tersebut. Dikala hingga di tempat fotokopi tersebut terdapat panorama alam yang gak biasa saya amati ialah wujud wanita seksi dengan paras cukup menawan serta body yang sangat aduhai. Nyatanya wanita itu merupakan kariawan fotokopi tersebut. Awal saya berlagak biasa saja meski sesungguhnya saya mau kenalan sama wanita itu. Sehabis saya berakhir fotokopi saya kembali ke kantor dengan rasa penasaran siapa wanita itu sesungguhnya.<br />
<br />
Keesokan harinya saya kembali ke tempat fotokopi tersebut bernazar buat mengajak kenalan wanita tersebut tetapi dengan modus saya fotokopi. Serta tidak kusangka nyatanya wanita itu judes, saya mengajaknya berdialog tetapi wanita itu diam saja. Setelah itu timbulah dalam fikiranku buat bias menikmati badannya yang seksi tersebut.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsh6t38m_ole2NO_gQe-aRGprsbjWktsseSfgNwWGcViHJELUqveSO3gjXezDW5z8gG8GnKvVVK4kybpPF0D_jl6S4EkSmpyYQTdG4EtIz8bu4T18S8ORONTfHI5zKe-eD95mJopfJOhHo/s1600/19149303_1443505752381434_7642943456076552991_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="474" data-original-width="474" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsh6t38m_ole2NO_gQe-aRGprsbjWktsseSfgNwWGcViHJELUqveSO3gjXezDW5z8gG8GnKvVVK4kybpPF0D_jl6S4EkSmpyYQTdG4EtIz8bu4T18S8ORONTfHI5zKe-eD95mJopfJOhHo/s400/19149303_1443505752381434_7642943456076552991_n.jpg" width="400" /></a></div>
Sebagian hari setelah itu saya bertanya pada sahabat kantorku nyatanya terdapat yang tahu dengan pegawai fotokopi tersebut setelah itu saya memohon nomor hp serta pin bbm nya. Nyatanya wanita itu namanya Shintya, usianya dekat 20tahunan. Kemudian saya langsung nginvite bbm nya serta tidak lama nyatanya bbmku langsung diterimanya, tetapi saya mebiarkannya saja dahulu.<br />
<br />
Sesuatu malam di bbm nya shintya memasang gambar yang menawan banget setelah itu saya berupaya menggodanya dengan bbm serta nyatanya tidak kuduga wanita itu membalas bbm ku dengan baik. Saya lalu berfikir nyatanya wanita ini enggak judes, bisa jadi aja belum tahu hingga terliat judes.<br />
<br />
Sehabis beberpa hari saya bbm’ an dengan shintya saya beranikan diri buat mengajaknya makan siang serta diapun nyatanya ingin. Kemudian saya menjemputnya ditempat dia bekerja kemudian saya mengarah sesuatu rumah makan simpel. Sembari makan saya bertanya“ apa gak terdapat yang marah niiih kalo kita makan berdua ini”,“ aaahh gak terdapat orang saya jomblo kok mas” jawab shintya. Dalam hati saya mengatakan yes saya terdapat peluang. Selang 20 menitan kita berakhir maan kemudian saya mengantarnya kembali ketempatnya bekerja serta akupun kembali bekerja.<br />
<br />
Seminggu setelah itu waktu malam minggu saya mengajaknya keluar buat makan malam. aq mengajaknya disebuah cafe didaerahku. Saya bertekat buat melaporkan perasaanku kepadanya malam itu entah diterima ataupun tidak. Disela- sela makan saya bercanda dengannya seakan kita telah akrab lama. Obrolanpun saya juruskan mengarah statment cintaku padanya. Seleai makan tepatnya saat sebelum kembali saya melaporkan perasaanku padanya serta diapun diam sejenak mencermati pernyataanku tersebut. Akupun berfikir“ waaah saya tentu bakal ditolak” serta nyatanya tidak cocok dugaanku shintya juga menerima cintaku. Perasaanku sangat senang sekali.<br />
<br />
Sehabis shintya menerima cintaku akupun lalu mengantarnya kembali. Sesampainya dirumahnya nampak rumahnya sangat hening. Nyatanya ia cuma tinggal dirumah berdua sama neneknya sebab kedua ibu dan bapaknya terletak diluar jawa buat bekerja. Saya hingga dirumahnya dekat jam 9 malam belum malam- malam banget siih tetapi saya memutuskan buat berpamitan kembali, tetapi kala saya berpamitan buat kembali nyatanya shintya malah menahanku buat tidak kembali dahulu, ia memohon supaya saya menemaninya sebentar sebab nyatanya neneknya lagi terdapat drumah om nya tidak jauh dari tempat tinggal shintya.<br />
<br />
“ Timbulah benak kotorku siapa tau saya bias langsung menikmati badan shintya”. Akupun mengiyakan permintaan shintya serta menemaninya. Gurauan serta candaan juga menghiasi percakapan kita sampai2 tidak terencana tanganku menimpa payudaranya. Langsung candaan kita menyudahi serta kita silih bertatap muka. Tanpa berpikir panjang saya langsung mendekatkan wajahku kewajah shintya serta tidak kusangka nyatanya ia cuma diam saja seaakan berikan ciri buat saya lekas menciumnya. Tidak lama saya langsung mencium bibirnya, diapun membalas ciumanku dengan mesra. Lidahku mulai bergerilya didalam rongga mulutnya diapun membalas lidahku. Kita silih menikmati ciuman tersebut.<br />
<br />
Tidak lama tanganku mulai memegang payudaranya serta diapun diam saja, saya kemudian meremas- remas payudranya yang kutaksir dekat 36 itu. Kurasakan penisku mulai tegang. Ciumanku mulai hingga keleher shintya, saya terencana buatnya terangsang. Sembari berciuman saya memasukan tanganku buat masuk kedalam kaosnya, serta masuklah tanganku. Besar sekali rasa payudaranya dikala kupegang. Diapun mulai mendesis pelan. Saya terus menjadi bernafsu, kupegang tangannya serta kuarahkan kepenisku yang telah sangat keras sekali. Dengan tanpa kusuruh tanganya juga mulai meremas penisku.<br />
<br />
Sehabis kurasa kita berdua terangsang saya mulai membuka kaos yang ia kenakan serta bra merah yg ia gunakan, aq menjilati putting susunya ia mulai merintih keenakan terus tanganku pula mulai masuk kedalam celananya mengobok- ngobok memknya dengan jariku. Shintya kemudian membuka resetlingku serta menghasilkan penisku dari celana serta dengan ganasnya diapun langsung mengulum penisku. Saya merasakan sangat nikmat sekali. Akupun membiarkanya menikmati penisku yang besar itu.<br />
<br />
Sehabis dekat 5 menit shintya mengulum penisku, saya membuka celana serta celana dalam nya kemudian saya rebahkan ia disofa. Lama- lama saya mulai masukkan penisku kedalam memeknya“ Bleeeeesssss” penisku masuk liang senggamanya. Saya memaju mundurkan pelan- pelan.<br />
<br />
“ Aaaaahhhhhh…. Aaaahhhhhh….” desah shintya. Saya terus memompanya“ Plooook…Ploook…Ploook…”. Aq pandang wajah shintya ia sangat menikmatinya. Sehabis sebagian menit saya menarik tangannya serta memohon ia diatasku, diapun menurutinya. Ia terus bergoyang memainkan kedudukannya diatas. Tidak lama ia bergoyang shintya berteriak lirih“ Say…Saayyyaaank…Aku keluuuaaarr…” kesimpulannya ia orgasme buat yang awal.<br />
<br />
Sehabis saya merasa bosan dengan style itu kemudian memintanya buat nungging, kumasukkan lagi penisku yang keras itu kedalam memeknya dari balik. Kusodok secara kilat( saya berfikir supaya saya lekas keluar saat sebelum nenknya kembali). Shintya merintih“ Aaaahhhh…. Sayank.. pelaan pelaaaan” tetapi saya tidak mempedulikannya saya terus menyodoknya dari balik secara kilat sehingga terdengar suara“ ploooook…plooook…plooook” sangat keras..<br />
<br />
Kurang lebih 10 menit saya menyodoknya dari balik, saya merasakan badanku bergetar, saya merasa melayang hingga terasa di ubun- ubunku. Serta kesimpulannya“ Crrooooottt….. Crooottthhh…. Croootttttt…” tidak terkira berapa kali saya menyemprot liang rahimnya serta saya membiarkan sejenak penisku tertancap di memeknya. Sehabis itu kita silih berpakaian, kita mensterilkan tubuh kita cuma dengan tisu yang terdapat dimeja tamu.<br />
<br />
Sehabis kita berpakaian saya memandang wajah shintya terdiam sedih hati, setelah itu saya bertanya.<br />
<br />
“ kalian mengapa sayank”<br />
<br />
“ mengapa tadi keluarkan didalam, nanti kalo saya berbadan dua gimana” jawab shintya<br />
<br />
“ gak papa sayank, kn Hanya sekali, besok- besok tidak saya keluarkan didalam lagi deeh” jawabku meyakinkannya<br />
<br />
“ pokoknya jika saya berbadan dua kalian wajib bertanggung jawab” cetus shintya<br />
<br />
“ iya sayank, saya tentu tanggung jawab kok” jawabku supaya shintya merasa tenang<br />
<br />
“ janji ya” shintya memohon janji<br />
<br />
“ iya janji sayank” jawabku sembari mengecup keningnya.<br />
<br />
Tidak berapalama neneknya kembali diantar om nya, serta saya berjabat tangan sembari saya berpamitan buat kembali. Serta setelah peristiwa malam itu saya serta shintya kerap melaksanakan ikatan seksual, baik dirumahku waktu rumahku hening, baik dirumah shintya, kadangkala week end jika gak terdapat tempat kita pula kehotel buat melampiaskan birahi kita berdua.<br />
<br />JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comMuara Dua, Kec. Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Indonesia-2.9733350195887946 112.42700147970659-33.650839519588793 71.1184104797066 27.704169480411206 153.73559247970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-56019417114631038112020-05-14T13:53:00.000-07:002020-05-14T13:53:59.432-07:00NGENTOT DI DALAM KELAS SMA NAKAL <a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>Namaku Eli, Saya kelas XI SMU dini sekolahku di derah Jakarta selatan, serta katanya teman- temanku saya mempunyai body yang sexi serta wajah menawan. Serta saya baru pindahan dari SMU Jakarta selatan saat ini saya pindah sekolah di wilayah magelang tempat ayahku tinggal sebab Bunda ku dari jakarta serta Ayahku dari magelang. Bapak serta Ibuku berpisah serta saat ini saya tinggal sama Ayahku. Saya dari waktu SMU serta masih sekolah di Jakarta senantiasa mengenakan seragam model rok pendek, serta tubuhku nampak seksi.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0cX1KI2APqd3xuPlGgM-Zhx-F3mnouhKx2qoCB5_KsjxqTEhpIPYIKGkYk8kywfOnZ48Dpj-pOQiogRlH4Oef6yl38Fu1UMzqtQdjDuVHl71nTcewwvkdELYr43DwBZlPx0el5n2eCIBh/s1600/Screenshot_43.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="890" data-original-width="533" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0cX1KI2APqd3xuPlGgM-Zhx-F3mnouhKx2qoCB5_KsjxqTEhpIPYIKGkYk8kywfOnZ48Dpj-pOQiogRlH4Oef6yl38Fu1UMzqtQdjDuVHl71nTcewwvkdELYr43DwBZlPx0el5n2eCIBh/s400/Screenshot_43.jpg" width="238" /></a>Dini saya masuk sekolah di SMU saat ini terdapat salah satu temanku laki- laki yang senantiasa caper padaku, Namanya Andi, saya jika tiap ketemu sama Andi serta saya senantiasa keingat sama ia hingga jika saya melamunin ia membuat diriku terangsang. saya juga terkadang kerap masturbasi sembari membayangkan Ia. Entah terdapat apa denganku jika tiap saya di kamar yang terdapat di otakku cuma Andi serta kerap saya membyangin bercinta sama ia.<br />
<br />
Serta sesuatu hari saya bermaksud melaporkan cinta sama Andi, sebab saya tidak tahan dengan persaanku sendiri. Waktu itu sehabis kembali sekulah serta saya nmenunggunya di pintu gerbang sekulahan saya memanggil Andi,<br />
<br />
“ Andi, tolong menyudahi sebentar kalian terdapat waktu sebentar gak saya ingin ngomong sama kalian berarti nih,?”<br />
<br />
“ Ingin ngomong apa ya El,? Iya silahkan ngomong saja,” jawab Andi.<br />
<br />
Dikala itu saya betul- betul grogi serta degdegan, tetapi ingin gimana lagi saya gak kokoh nahan perasaanku sendiri sehabis dari dini saya masuk sekulah baruku serta hingga saat ini udah nyaris 4 bulan. Kesimpulannya Andi tidak menolak ajak anku kesimpulannya kami berdua kembali masuk di sekulahan sebab waktu itu di pintu gerbang serta kembali lagi di zona sekulahan,<br />
<br />
Serta saya sama Andi duduk langsung saja mengatakanya,<br />
<br />
“ Andi, saya cinta serta sayang sama kalian, kalian ingin jadi cowokku,?” Saya.<br />
<br />
Dikala itu sesungguhnya malu sekali serta rasanya mau berteriak sebab saya susah memendam perasaanku sendiri. Serta Andi langsung jawab,<br />
<br />
Emmm,, gimana ya El, tunggu sebentar tidak pikir- pikir dahulu,” jawabnya Andi.<br />
<br />
Saya ketahui jika andi sepanjang di sekul tidak memiliki wanita, setauku dari saya awal sekulah disini ia pula gak dekat sama temanya wanita kecuali saya, sebab kedekatanku sama Andi serta kami sepanjang sekulah ia senantiasa nyaris kerap bersamaku itupun dikala rehat. Serta kesimpulannya Andi menanggapi sebab sekulahan udah hening serta pada kembali seluruh kesimpulannya Indra menanggapi,<br />
<br />
“ Iya deh kami jadian, sebenernya saya pula naksir sama kalian El, tetapi saya gak ingin bilang saat ini serta jika saat ini saya belum siap mengatakanya,” jawab Andi.<br />
<br />
Serta nyatanya perasaan Andi kepadaku sama, saya merasa senang dikala mendengar Andi menanggapi balik serta jawabanya sama. Serta kesimpulannya saya sebab bahagia sekali serta sangat senang waktu itu, saya langsung memeluk Andi serta mencium pipinya saya tidak siuman waktu itu.<br />
<br />
Kesimpulannya terus menjadi sore serta hening sehabis kami berdua ngobrol sana- sini ini itu serta atmosfer hening saya pula memiliki kelainan semacam hiperseks serta saya langsung memancingnya dengan duduk didekatnya sembari saya peluk dari samping serta tangannya saya kenakan payudaraku sesekali saya mencium pipinya serta ia membalas ciuman pipiku, serta saya bilang sama Andi,<br />
<br />
Dari pada nanti terdapat orang memandang kami berdua disini gimana di kelas aja Andi mumpung sepiu nich,? Ajak anku.<br />
<br />
Andi waktu itu kayaknya grogi sekali sebab ajakanku, serta ia sedikit pucat aura mukanya serta saya terus memancingnya dengan menggerakkan tubuh ku serta payudaraku terus saya tempelkan ke tubunya sembari saya bilang sama ia dengan manja- manja kesimpulannya Andi ingin,<br />
<br />
“ Iiiiya El, Aaaayo,” jawaban Andi sembari grogi.<br />
<br />
Serta saat sebelum masuk ke ruang kelas saya memandang kanan kiriku masih terdapat orang tidak serta dikala itu atmosfer hening nyaman tidak terdapat orang kesimpulannya kami berdua masuk ke ruangan kelas, serta pintu kelas saya tutup saya kunci dari dalam,<br />
<br />
ku langsung mengawalinya, Andi kudekati serta saya mulai menciumi bibirnya, serta Andi walaupun grogi ia langsung membalas ciumanku, Andi tangannya saya pegang satu serta saya arahkan ke payudaraku yang sebelah kanan, serta ia langsung meremasnhya, serta remasanya lembut sekali membuatku terus menjadi birahi, tanganku langsung menuju ke batang penisnya Andi, serta seketika Andi langsung membebaskan ciumanku serta remasan payudaraku,<br />
<br />
“ Auuuuu.. geli El,, saya malu padamu jika kalian semacam ini,” Andi bilang gitu.<br />
<br />
“ Gak harus malu, sama saya serta tidak terdapat orang yang melihatnya kok,” jawabku.<br />
<br />
Kemudian saya dekati lagi sang Andi serta saya melanjutkan ciumanku serta ia pula mebalas ciumanku kesimpulannya ku pegang penisnya dari luar, sebab waktu itu masih gunakan celana serta pakaian seragam, ia menikmati pegangan dari tanganku sembari saya husap- husapkan, serta Andi seketika menciumi leherku dengan lidahnya membuatku terus menjadi birahiku gak dapat nahan, serta saya melepas kancing sabuk celananya Andi terus membuka kancing celananya serta saya langsung menghasilkan penisnya dari celana dalamnya serta nyatanya penisnya Andi udah membeku panjang serta besar sembari saya elus.<br />
<br />
Kemudian saya menjongkok serta andi duduk di meja bangku, serta masih gunakan pakaian tetapi penisnya masih kondisi di luar serta penisnya masih besar serta panjang, langsung saya mengulumnya sembari kuaminkan kulumanku serta Andi mendesah sembari matanya merem menikmati kulumanku,<br />
<br />
“ Ahhhhh…El,, lezat sekali El,, emhhh,” desahan Andi.<br />
<br />
Setelelah sebagian menit setelah itu saya di suruh Andi berdiri serta Andi telah gak grogi lagi, saya udah berdiri Andi menyuruhku duduk di atas meja, Andi mengelus pahaku serta tanganya yang satu membuka kancing pakaian seragamku, sembari menghasilkan payudaraku dari Bhku, langsung di remasnya kedua Payudaraku serta lambat- laun di jilati putingku sembari dikulum serta saya mendesah hebat sekali sebab saya telah terangsang serta birahiku terus menjadi memuncak,<br />
<br />
Auhhhhhhhhhhh…ahhhhhhhhhhhh.. Andi.. Aahhhhhhhh,’ desahanku.<br />
<br />
Kemudian sehabis mengulum payudaraku, andi membuka rokku serta tanganya menuju ke memekku, serta memekku di mainkan sama Andi, sembari di elus serta memelintir klitorisku serta saya mendesah terus menjadi edan,<br />
<br />
“ Ahhhhhhhhhhhhhhh…owhhhhhhhhhh.. emhhhhhhhhhh.. Ndi..” desahanku terus menjadi dasyat.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihunnER88bWU-voO3fmVRe9KvhM97DGqoq3y66bY8wIF_t-j4eRDJM6mJjOtm21h8a5u6zyZrGzBzdUaWupBoNjSX96PQf8HgZpBFplFjUhCrk9KoMgPn99OpihIFblzNwLzSFo2xOjMuY/s1600/Screenshot_41.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="954" data-original-width="924" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihunnER88bWU-voO3fmVRe9KvhM97DGqoq3y66bY8wIF_t-j4eRDJM6mJjOtm21h8a5u6zyZrGzBzdUaWupBoNjSX96PQf8HgZpBFplFjUhCrk9KoMgPn99OpihIFblzNwLzSFo2xOjMuY/s400/Screenshot_41.jpg" width="386" /></a>Sebab desahanku terus menjadi dasyat Andi membebaskan celana dalam ku, serta memekku udah basah, saya masih membawa rok yang saya gunakan rok yang saya gunakan cuma di ataskan serta kedua kakiku melengkang, kesimpulannya andi berdiri serta memasukkan batang penisnya kedalam memekku yang telah basah,<br />
<br />
“ Blessssssssssssssssssss”<br />
<br />
Saya mendesah kesakitan sebab vaginaku masih agak rapet walaupun saya udah gak perawan lagi, sebab saya sama cowok- cowokku yang dahulu di jakarta kerap melaksanakan ngentot ataupun seks.<br />
<br />
Lambat- laun terus menjadi terasa licin memekku sebab penisnya Andi di gerakan maju mundur dengan pelan- pelan saya udah merasa tidak sakit lagi serta tidak mendesah lagi, Andi melaksanakan style maju mundurnya terus menjadi keras, serta sembari mencium bibirku serta tanganya meremas payudaraku, saya menikamtinya serta sembari mendesah lirih.<br />
<br />
Hingga kami gak berpindah posisi, serta kira- kira udah 20menit Andi ingin mengarah klimaks,<br />
<br />
“ El saya ingin keluuuuaaaar ni,?” tanya padaku.<br />
<br />
“ Jangan di keluarkan dalam lho Andi,” jawabku.<br />
<br />
“ Iya Eli,” jawabnya kembali.<br />
<br />
Genjotan Andi maju mundur terus menjadi keras serta Andi membebaskan penisny keluar kemudian ia menyuruhku turun dari atas meja kemudian sehabis turun dari meja saya suruh mengulum batang penisnya lagi serta,<br />
<br />
“ Crootttttttt.. crottttttttttt.. crottttttttt”<br />
<br />
Seluruh seperma Andi masuk ke dalam mulutku hingga membanjiri di dalam mulutku. Kemudian saya mengajak Andi buat merapikan pakain nya langsung mengajak Andi kembali, sebelumk saya keluar kelas saya serta Andi memandang suasana kanan kiri serta kami berdua memandang penjaga sekolah itu lagi menyapu di kelas sebelah yang saya serta Andi melaksanakan seks. Kemudian ia lagi nyapu di kelas sebelah saya serta Andi berupaya berjalan pelan- pelan serta keluar dari kelas tersebut.<br />
<br />
Kesimpulannya saya keluar dari area sekulah dengan nyaman hingga di parkiran motor kemudian saya di boncengin Andi naek motor kemudian saya di antar kembali hingga rumah. Betapa bahagianya saya, dini jadian pacaran langsung melaksanakan seks di dalam kelas. Serta kami sehabis peristiwa itu masih kerap melaksanakan seks tetapi di rumahnya Andi jika gak di rumahku, memandang keadaan rumah mana yang hening. Hingga kami melakukanya hingga kelas XII SMU serta sehabis lulus SMU kami kulia<br />
<br />
h serta kami masih berpacaran. Saya serta Andi pula kerap melakukanya.<br />
<br />JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comSungai Jaya, Kec. Dusun Hilir, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, Indonesia-2.3827172316789791 114.71215772970659-18.426796231678978 94.057862229706586 13.66136176832102 135.36645322970659tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-62464443097482941462020-05-13T13:05:00.002-07:002020-05-13T13:05:50.341-07:00HAUS KONTOL<a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>Feli Janda Haus KontolJam weker dimeja kamarku berdering pada jam 09. 00 pagi, memanglah saya mensetting pada jam itu, sebab tadi hingga terdengar adzan subuh saya masih belum dapat memejamkan mata buat tidur. Saya menggeliatkan tubuhku terdengar kerotokan pada pinggangku, dengan malas saya bangkit dari tempat tidur… ups.. saya kurang ingat jika saya tadi tidur dengan badan telanjang bulat… kuliat tubuhku dari pantulan kaca besar.. mmm… dalam umur nyaris kepala 4, kulihat tubuhku masih bagus dilihat… buah dadaku yang berdimensi bra 36 B masih lumayan kenyal, pinggangku masih ramping tidak berlemak, pinggul serta pantatku kata mas Romy, almarhum suamiku merupakan bagian yang terindah dari tubuhku, sangat seksi serta serasi dengan sejoli kakiku yang panjang… wajahku…? kata mas Romy lagi, katanya wajahku lebih pantas dibilang seksi daripada cantik… entahlah evaluasi lelaki memanglah sulit dijabarkan oleh perempuan…. Sssssshhh… ooohhh… edan, lagi- lagi gairah birahiku meletup dengan tiba2… di depan kaca besar itu saya meremasi buah dada montokku sendiri yang makin mengencang… ammpuuuun… telah 2 hari 2 malam ini saya sangat mengidap sebab birahi edan ini.<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbFmzOKcHD_iYWTKImwyDR-HFXIyJA9-kiLlhpv9JMW52ZS6b8VpZXjZgyL1Mx475BG5qSY80n_gzekulHaYwV_nTcXcAhbQr-5JEXzID0mi2fAsl4LESOZF0uG48EE7Ohl1Uh9QmRa-gu/s1600/65046094_315155132758523_4743498606074921538_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="480" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbFmzOKcHD_iYWTKImwyDR-HFXIyJA9-kiLlhpv9JMW52ZS6b8VpZXjZgyL1Mx475BG5qSY80n_gzekulHaYwV_nTcXcAhbQr-5JEXzID0mi2fAsl4LESOZF0uG48EE7Ohl1Uh9QmRa-gu/s320/65046094_315155132758523_4743498606074921538_n.jpg" width="320" /></a><br />
Entah berapa belas kali sepanjang 2 hari 2 malam ini saya bermasturbasi…sampe tubuhku betul- betul loyo. Apalagi pada hari awal saya pernah melaksanakan masturbasi di balik kemudi mobil di tengah keramaian jalur tol, saking ngga ketahan… Tadi malam, dengan diiringi adegan- adegan syur film bokep koleksi almarhum mas Romy… saya melampiaskan hasrat birahiku secara swalayan, bisa jadi lebih dari 10 kali hingga pagi menjelang…Maka betapa jengkelku, saat ini belum separuh jam mataku terbuka, gejolak birahi itu meletup lagi… kali ini saya melawan, saya masuk kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan shower air dingin… agak menggigil pula tubuhku…. Saya memanglah perempuan berlibido besar. Semenjak ABG saya telah memahami masturbasi… menjelang lulus SMU saya memahami persetubuhan serta bersinambung jadi doyan disetubuhi… Masa kuliahku merupakan masa euphoria sex, sebab saya kuliah di Bandung sedangkan orang tuaku di Jakarta… pada dini masa kuliahku, saya pantas dijuluki Pemburu Seks… sebagian kali saya diusir dari tempat kost yg berbeda, dengan karena yg nyaris sama… yang saya ingat, sore kembali kuliah diantar sahabat kuliahku, saya kurang ingat namanya… pokoknya generasi Arab… saya kurang ingat gimana dini mulanya, saya dapat nyepong kemaluan Arab ganteng itu di dalam kamarku dalam kondisi pintu ngga terkunci serta pembantu bunda kost yg nyinyir itu nyelonong masuk kamarku utk menyimpan pakaianku yg habis diseterikanya.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvMgzYhDOzx8e8JHJt4X6LozNEJ1euEGA4sjzzsysQe6YqvqnGYpliVohE6JjWRian39yqi0FAXbhrgTm82c2pThG2WR6OzPk0TeThH1Y0pzI_qoIm6rRqA864cvM3SluWeFZdFglEhAta/s1600/82523184_153743826057742_8455451327646924800_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="720" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvMgzYhDOzx8e8JHJt4X6LozNEJ1euEGA4sjzzsysQe6YqvqnGYpliVohE6JjWRian39yqi0FAXbhrgTm82c2pThG2WR6OzPk0TeThH1Y0pzI_qoIm6rRqA864cvM3SluWeFZdFglEhAta/s400/82523184_153743826057742_8455451327646924800_n.jpg" width="300" /></a>Feli Janda Haus KontolJam weker dimeja kamarku berdering pada jam 09. 00 pagi, memanglah saya mensetting pada jam itu, sebab tadi hingga terdengar adzan subuh saya masih belum dapat memejamkan mata buat tidur. Saya menggeliatkan tubuhku terdengar kerotokan pada pinggangku, dengan malas saya bangkit dari tempat tidur… ups.. saya kurang ingat jika saya tadi tidur dengan badan telanjang bulat… kuliat tubuhku dari pantulan kaca besar.. mmm… dalam umur nyaris kepala 4, kulihat tubuhku masih bagus dilihat… buah dadaku yang berdimensi bra 36 B masih lumayan kenyal, pinggangku masih ramping tidak berlemak, pinggul serta pantatku kata mas Romy, almarhum suamiku merupakan bagian yang terindah dari tubuhku, sangat seksi serta serasi dengan sejoli kakiku yang panjang… wajahku…? kata mas Romy lagi, katanya wajahku lebih pantas dibilang seksi daripada cantik… entahlah evaluasi lelaki memanglah sulit dijabarkan oleh perempuan…. Sssssshhh… ooohhh… edan, lagi- lagi gairah birahiku meletup dengan tiba2… di depan kaca besar itu saya meremasi buah dada montokku sendiri yang makin mengencang… ammpuuuun… telah 2 hari 2 malam ini saya sangat mengidap sebab birahi edan ini. Entah berapa belas kali sepanjang 2 hari 2 malam ini saya bermasturbasi…sampe tubuhku betul- betul loyo. Apalagi pada hari awal saya pernah melaksanakan masturbasi di balik kemudi mobil di tengah keramaian jalur tol, saking ngga ketahan… Tadi malam, dengan diiringi adegan- adegan syur film bokep koleksi almarhum mas Romy… saya melampiaskan hasrat birahiku secara swalayan, bisa jadi lebih dari 10 kali hingga pagi menjelang…Maka betapa jengkelku, saat ini belum separuh jam mataku terbuka, gejolak birahi itu meletup lagi… kali ini saya melawan, saya masuk kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan shower air dingin… agak menggigil pula tubuhku…. Saya memanglah perempuan berlibido besar. Semenjak ABG saya telah memahami masturbasi… menjelang lulus SMU saya memahami persetubuhan serta bersinambung jadi doyan disetubuhi… Masa kuliahku merupakan masa euphoria sex, sebab saya kuliah di Bandung sedangkan orang tuaku di Jakarta… pada dini masa kuliahku, saya pantas dijuluki Pemburu Seks… sebagian kali saya diusir dari tempat kost yg berbeda, dengan karena yg nyaris sama… yang saya ingat, sore kembali kuliah diantar sahabat kuliahku, saya kurang ingat namanya… pokoknya generasi Arab… saya kurang ingat gimana dini mulanya, saya dapat nyepong kemaluan Arab ganteng itu di dalam kamarku dalam kondisi pintu ngga terkunci serta pembantu bunda kost yg nyinyir itu nyelonong masuk kamarku utk menyimpan pakaianku yg habis diseterikanya.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Saya tengah terpukau dengan volume batang kemaluan Arab ganteng yang lebih besar dari lenganku serta memohon ampun panjangnya. Malam itu pula saya disidang serta wajib keluar dari rumah kost itu. Tetapi buatku ga terdapat permasalahan sebab malam itu sang Arab ganteng membagikan tumpangan sedangkan di rumah kontrakannya… pasti saja gairah birahiku yang binal dimanjakan oleh Arab ganteng itu… sejauh hari… apalagi hingga sebagian hari saya tinggal di rumah kontrakan sang Arab ganteng yang berantakan… Peristiwa yang lain sempat pula tengah malam, lagi seru- serunya ML sama laki- laki baruku… seketika pintu didobrak petugas ronda yang warnanya telah lama mencermati kebiasaanku masukin laki- laki malam- malam… cowokku dengan tengilnya sukses kabur… sedangkan saya lagi- lagi terpaksa wajib cari kost baru lagi.<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis8FnbT5DAfzscWZ_Wvf-yOKdp4rgudiSszjl335PsHSkfC9cSwaCNTG9ZusMRWP8A9OxNtw0fj3h_e52_ssoY_vyWBFfN0T-BR9YVva9DsmyDaz0zHCmgmKbwhmRWjqTleT5N0Wn82-Az/s1600/82877055_2215508028743797_5650270004646510592_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="720" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis8FnbT5DAfzscWZ_Wvf-yOKdp4rgudiSszjl335PsHSkfC9cSwaCNTG9ZusMRWP8A9OxNtw0fj3h_e52_ssoY_vyWBFfN0T-BR9YVva9DsmyDaz0zHCmgmKbwhmRWjqTleT5N0Wn82-Az/s400/82877055_2215508028743797_5650270004646510592_n.jpg" width="300" /></a><br />
Satu lagi yang ga bakal saya kurang ingat, affairku dengan ayah kost, supaya telah tua tetapi ganteng serta kontolnya gede.. serta yang membuatku bertekuk lutut… mmm… aksi ranjangnya boo’… senantiasa membuatku bangun kesiangan esoknya… sayang saya menikmati kencan ranjang dengan ayah kost baru 3 kali keburu ketangkap basah sama istrinya… abis siang bolong ayah itu ngajakin naik ranjang… apesnya lagi saya ga hendak sanggup menolak, kalo tetekku telah kena diremasinya… baru ingin 2 kali saya memperoleh orgasme… eeh…pintu di ketok- ketok dari luar serta terdengar suara bunda kost memanggil namaku… mendengar itu ayah kost yang lagi memainkan batang kemaluannya di liang memekku, jadi gugup serta efeknya malah buatnya orgasme, untung gak telat nyabut… pejunya berantakan di atas perutku banyak sekali…. dapat ditebak endingnya… saya wajib angkat kaki dari rumah kost dikala itu juga… Nasihat sahabat- sahabatku, banyak merubah sikap seksualku yang liar… Dengan sulit payah saya sukses menekan hasrat birahiku yang memanglah luar biasa panas serta saya mengumbarnya… awal mulanya mana mampu saya menahan seminggu tanpa kegiatan seksual… bakal uring- uringan serta kepala terasa pecah…<br />
<br />
Hingga kesimpulannya saya ketemu dengan mas Romy aktivis mapala kakak kelasku… ngga cuma sosoknya yang jantan… game ranjangnya juga luar biasa… permainannya yang agak agresif, sanggup membuatku mengerang- erang histeris… Saya ga nyesel, wajib nikah dengan mas Romy sebab keburu berbadan dua. Buktinya saya sukses menuntaskan kuliah, meski sembari mengurus Bella buah cintaku dengan mas Romy. Status ekonomi kami juga terkategori bagus… Hingga kesimpulannya 5 tahun yg kemudian, musibah mobil di jalur tol merenggut mas Romy dari kami berdua… Sepanjang 5 tahun menjanda, bisa jadi sebab kesibukanku mengurus serta melanjutkan usaha mas Romy yang lagi menanjak pesat serta keberadaan Bella anak tunggalku telah tiba umur wanita anak muda, saya cuma 2 kali ikut serta affair dengan lelaki yg berbeda, itupun pula cuma having fun semata, penyegaran atmosfer disela- sela banyak aktivitas bisnis… Kehidupan seksualku datar, tanpa gejolak… sesekali kegiatan masturbasi lumayan memuaskanku… Sehabis badan terasa fresh, kukenakan kimono serta keluar kamar…” Heee… Deka kalian disini..? kok ga sekolah..?” Kudapati Deka di balik pc Bella. Deka merupakan kakak kelas Bella yang nyaris setahun ini akrab dengan anak gadisku itu. Anak muda yang sopan serta pandai gambaran produk dari keluarga yang lumayan baik serta mapan.<br />
<br />
” Iya tante, aku hari ini kebetulan banyak pelajaran kosong jadi dapat kembali lebih dini serta tadi Bella memohon tolong aku nungguin tante yang lagi sakit.. kali aja perlu apa- apa” Sahut Deka sopan, membuatku terharu… Cukup ngobrol dengan Deka, penderitaanku agak berkurang…” Deka, kalian dapat mijit ga..? tolongin pijitin tante dong bentar… leher tante kaku…” pintaku ke Deka tanpa canggung, sebab memanglah kami telah akrab sekali, apalagi buatku Deka kaya anakku sendiri. Deka duduk menghadap punggungku pijatan demi pijatan kurasakan… tanpa kusadari sentuhan tangan lelaki muda itu terasa nikmat selayaknya sentuhan lelaki yang tengah membangkitkan birahi perempuan… saya mulai mendesah resah… percikan api birahi dengan kilat membakarku tanpa ampun…. sedangkan tanpa kusadari kimonoku telah terus menjadi melorot, terdesak tangan Deka yang saat ini memijit wilayah pinggangku, atas permintaanku sendiri buat memijit lebih turun…. uuuhh… dadaku terasa sesak.. akibat tete’ ku yang terus menjadi mengencang…. saya mau terdapat yang meremasinya… Sssshhh.. ooohhh… gilaaa… ngga tahaann… kupegang kedua tangan Deka, tangan kiriku memegang tangan kirinya serta tangan kananku memegang tangan kanannya kutarik kedepan melingkari tubuhku serta kutangkupkan di buah dadaku…” Eehh… tante…?” bisik Deka bimbang dari balik tubuhku” Deka… tolong remasi tete’ tante…” desisku resah… merasakan sentuhan tangan lelaki pada buah dadaku yg tengah mengencang….<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUYtmk-4E0ddLuPQiVp4hYqjZtcLyRXMfot5gwT6yms4AxUjUMEULXQsEIVn3Z8QemCCwoAB8oI9fir4fE8sGqK9dXx-SjmhmW5kvDsCJB48ngAjBD_oIicZAcmtAkMJonHZ9LxQ6xq38I/s1600/83013248_157704472328344_5257582300119433216_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="724" data-original-width="720" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUYtmk-4E0ddLuPQiVp4hYqjZtcLyRXMfot5gwT6yms4AxUjUMEULXQsEIVn3Z8QemCCwoAB8oI9fir4fE8sGqK9dXx-SjmhmW5kvDsCJB48ngAjBD_oIicZAcmtAkMJonHZ9LxQ6xq38I/s400/83013248_157704472328344_5257582300119433216_n.jpg" width="397" /></a>Betul- betul lenyap wujud Deka yang tiap hari merupakan pacar Bella anakku.. yang terdapat dibenakku dikala itu Deka merupakan lelaki muda bertubuh tegap… Ooouuh… Deka mulai meremasi kemontokan buah dadaku…” Yaaaaahh.. hhh…hhh… enaaaak Dekkaa.. ulangi lagi sayaaang.. oooohhh….” tubuhku menggeliat resah… kugapai kepala Deka serta kutarik ke arah tengkukku yang terbuka sebab rambutku kusanggul keatas… Deka tidak menolak serta melaksanakan permintaanku buat menciumi tengkukku..” Ciumi leher tante… hhhmmm.. sssshhh.. yaaahh.. kecupin sayaaang.. aaaaccchh… sssshhh..” bisikan serta desah mesraku menuntun Deka melaksanakan apa yg kuminta…Aku kian gemas, tubuhku gemetaran hebat… pakaian kimonoku tinggal menutupi badan bawahku sebab tali pinggangnya masih terikat. Kubalikkan tubuhku, sejenak kupandangi wajah ganteng Deka yang matanya terbelalak liar memandang badan bagian depanku dengan mimik yang tidak karuan. Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya serta dengan penuh gairah kusedot bibir manisnya… anak muda ini gelagapan mengalami liarnya bibirku yang mengulum bibirnya serta nakalnya lidah ku yang menggeliat menerobos masuk rongga mulutnya… Tetapi insting lelakinya lekas mengestimasi, lekas bisa menanggulangi seranganku. Pakaian seragam Deka dengan kilat kulepaskan dan… ooohh… dada yg gempal serta bidang dari salah satu regu inti basket di sekolahnya ini membuat gairahku terus menjadi binal… Kudorong badan Deka buat rebah di sofa… napas jantannya mulai tidak beraturan.. Mmm… pejantan muda ini mulai mengerang- erang serta badannya menggelepar, tatkala bibir serta lidahku menjelajahi permukaan kulit dadanya, bongkahan dada jantannya kuremas dengan gemas.. Aksi bibir serta lidahku terus melata hingga ke pusarnya… Sssshhh… celananya nampak menggembung besar.. entah terdapat apa dibaliknya..? jantungku berdegup terus menjadi kencang melihatnya… serta mataku terbelalak dibuatnya, hingga saya wajib menahan napas, kala resleting celana abu- abu itu terbuka… kepala kemaluan jantan menyembul keluar dari batasan celana dalamnya….<br />
<br />
Saya dengan tergopoh- gopoh sebab tidak tabah melorotin celana seragam sekaligus dengan celana dalam putihnya hingga ke lutut Deka… Ohhh my God..! teriakku dalam hati… melihat batang kemaluan Deka yang mengacung di antara pahanya… begitu macho, begitu gagah, begitu indah bentuknya… dengan kepala kemaluannya yang besar nampak mengkilat… Tanganku terasa gemetaran kala hendak memegang nya… Kembali badan Deka menggerinjal kecil kala tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… saya kian binal, kudekatkan wajahku buat mengulum kepala kemaluan yang menggemaskan itu, sembari senantiasa tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… tiba- tiba badan tegap itu meregang hebat diiringi erangan keras… serta bibirku yang separuh terbuka serta tinggal sebagian sentimeter dari kepala kemaluan itu merasakan semburan cairan hangat dengan menyebarkan aroma khas yg sangat kukenal serta kurindukan… terlebih kalo bukan peju lelaki… tanganku refleks mengocok batang kemaluan Deka kian kilat sembari tanganku yang lain mengurut lembut kantung pelirnya… Sedangkan kubiarkan peju yang sangat kental itu menyembur wajahku…. sesekali kusambut dengan lidahku… mmmm… rasa khas itu kembali dikecap oleh lidahku…<br />
<br />
Terus cerah saya pernah kecewa, dengan bobolnya peju Deka…. Tetapi sebagian dikala batang kemaluan yang masih dalam genggamanku, kurasakan tidak menurun sedikitpun masih senantiasa keras… tanpa buang waktu, saya merangkak diatas badan Deka yang menggelosor di sofa… dengan posisi badan jongkok mengangkangi badan Deka, di atas kemaluan Deka… kutuntun batang kemaluan perkasa yang masih belepotan peju itu kearah liang memek ku yang telah basah kuyup dari tadi… wooohh… nyatanya kepala kemaluan itu sangat besar buat masuk ke liang memek ku… Kesimpulannya dengan sedikit menahan nyeri, akibat otot liang sanggama yang dituntut membuka lebih lebar.. kujejalkan dengan sedikit memforsir ke liang sanggamaku yang telah tidak tabah buat lekas melahap mangsanya….” Iiiiihhh… bantu dorong sayang…. Oooooowwwwww…” Saya merengek panjang kala sedikit demi sedikit amblas pula batang kemaluan Deka menembus liang sanggamaku.. diiringi rasa nyeri yang menggemaskan…” Sssshhh… mmmhh… ayun pinggulmu keatas sayaaang..” kembali saya menuntun pejantan muda ini buat mengawali persetubuhan…” Aaaww… aahh… ooww.. lama- lama duluuu sayaaang… burung kalian gede banget… nyeri tauuk..” saya ngedumel manja… kala Deka mengayun pinggulnya kokoh sekali…<br />
<br />
Terasa tubuhku bagaikan baterai yang baru dicharge… aliran tenaga aneh itu mengalir menyebar ke segala tubuhku… membuat saya terus menjadi binal memainkan goyangan pinggulku… sedangkan Deka nyatanya lumayan pintar meresap pelajaran, apalagi sanggup lekas mengembangkan… dengan posisi tubuhku diatas, membuatku sangat kilat menggapai orgasme… entahlah ataupun sebab besarnya batang kemaluan Deka yang menyungkal rapat liang memek ku, sehingga segala syaraf bilik memek ku rata dibesutnya… Luar biasa..! dalam waktu kurang dari 5 menit sehabis orgasmeku yang awal, kembali saya tidak bisa menahan jeritku mengantar rasa nikmatnya orgasme yang kedua… dan… hhwwwoooo…. aaaammmpppuuunnn..!!!! Warnanya Deka tidak sanggup menahan lebih lama jebolnya tanggul pejunya… tubuhku dihentak- hentakkan kokoh sekali… seolah mau memasukkan segala batang kemaluan sepeler- pelernya ke memek ku… diiringi erangan mirip suara fauna buas sekarat… Saya menangis menyesal setelahnya, berulang kali Deka meminta maaf atas peristiwa yang terjalin siang itu…Tapi anehnya gairah seksualku yang meletup- letup tidak terbendung itu, mereda sehabis peristiwa siang itu… Kegiatan berjalan wajar kembali, tetapi telah nyaris seminggu ini, saya tidak sempat memandang Deka tiba ke rumah.” Ia lagi padat jadwal Ma… bisa tugas antar jemput kerabat sepupunya yang masih SD…” Jawab Bella kala saya menanyakan tentang Deka yang tidak sempat muncul…<br />
<br />
Terus cerah saja, semenjak peristiwa itu… pikiranku sangat kacau, disisi saya bagaikan Mama Bella saya sangat menyesal serta pilu atas peristiwa itu, tetapi disisi saya bagaikan seseorang perempuan yang masih memiliki hasrat serta naluri betina yang utuh… saya tidak mau melupakan peristiwa itu… apalagi saya berharap peristiwa itu terulang lagi…. Nyaris sebulan lamanya Deka tidak timbul ke rumah, saya juga maklum, Deka bagaikan anak muda hijau, pasti hadapi shock dengan peristiwa itu… disitulah timbul rasa berdosaku kepada Deka serta Bella anakku… Tetapi jujur sejujurnya terdapat terselip rasa rinduku memandang wajah anak muda itu… Saya kerap mengintip dari balik gordin jendela, dikala Bella turun dari boncengan Deka… mengapa hatiku berdebar- debar serta sedikit desiran birahiku menggelegak… Pikiranku kian kacau… sehabis sebagian kali kulihat Deka mulai nangkring lagi dirumah… kulihat Deka masih salah tingkah di depanku, meski saya sdh berupaya menetralisirnya.. iiihhh tetapi buat aku… otakku jadi ngeres begitu memandang wajah Deka yg innocent… betapa tidak… terbayanglah ekspresi mukanya kala tengah menyetubuhiku sebagian waktu yang lalu… ekspresi mukanya yang begitu sensual dimataku pada dikala ia melepas semburan spermanya… suara erangan serta napas birahinya seolah nempel di telingaku…<br />
<br />
Hingga kekacauan inilah yang mendorongku menerima tawaran Diego seseorang rekan bisnisku buat makan siang di suatu hotel berbintang serta setelahnya akupun tidak menolak kala dia mengajakku merambah suatu president suite di hotel itu, dengan alibi buat mencari ketenangan membicarakan pekerjaan… meski yang terjalin setelah itu merupakan rayuan- rayuan mautnya yang kusambut positif… dari remasan tangan… kecupan bibir… jilatan lidahnya yang bandel pada leherku… desah resahku… remasan gemasku… dan… lolosnya baju kami satu persatu… payudaraku yang menegang akibat remasan tangan serta cumbuan bibirnya… hhmmm… jilatannya pada clitorisku… batang kemaluannya yang berupa indah, perkasa… memforsir bibirku buat mengulumnya… ooowww… nikmat hentakan badannya menekan tubuhku… sodokan kejantanannya pada liang kemalukanku membawakan kenikmatan orgasmeku 2 kali berturut- turut… 2 jam kami melupakan waktu buat bercumbu siang itu, kekaguman Diego atas game ranjangku yang begitu hot serta lihay… sebagian kali saya berkencan ranjang dengan Diego lelaki besar besar berstyle dandy… kepuasan sex kuraih dengan sempurna dengan kelihayannya ia memperlakukan wanita di atas ranjang… tetapi bayangan sensual wajah bocah innocent bernama Deka itu tidak pula sirna… Hingga pada sesuatu malam hujan turun dengan deras…<br />
<br />
Warnanya malam itu Deka lagi dirumah, berbincang dengan Bella di ruang tamu… sebaliknya saya nonton Televisi diruang belakang…” Ma, mas Dekaa mo kembali tuh…” terdengar suara Bella dari belakangku…” Eh… kembali..? hujannya gede banget, tunggu reda aja.. jauh lagi rumah Deka..” jawabku otomatis sembari bangkit dari dudukku berjalan ke ruang depan… kulihat jam memanglah telah sangat malam buat bertamu…” Dekaa… ujan begini rimbun, udah malem lagi… ntar terdapat apa- apa di jalan… telah deh Mama kasih kalian nginap disini, tidur di kamar atas, esok subuh Mama bangunin kamu…” ujarku, terdorong rasa bagaikan orang tua yg takut kepada anaknya… Deka menunduk salah tingkah ga berani menolak..” Tetapi Deka wajib telpon rumah dahulu tante…” sahutnya pelan… serta kesimpulannya malah saya yang menelpon kerumah Deka memintakan ijin orang tua Deka, yang nyatanya menyongsong baik… Malam terus menjadi larut, sedangkan hujan terus menjadi rimbun diiringi guntur serta kilatan petir… Saya tergolek di ranjang, tidak bisa menutupkan mata… Siang tadi kembali Saya melewati kencan ranjang dengan Diego…. tapi… entah mengapa kali ini… sulit sekali saya menggapai orgasme… hingga 2 kali Diego menumpahkan spermanya… sebaliknya saya tidak sekalipun.. Gilaaa… mengapa malah saat ini wajah bocah itu yang terbayang- bayang di malam dingin ini… iiihhh… birahiku meletup- letup gila… ampuuunn…<br />
<br />
Saat ini bocah itu terdapat di lantai atas… tunggu apa lagi..??? mmmm… bisikan setan.. saya tidak sanggup menahan tubuhku yang berjalan menapaki tangga… serta saat ini saya di depan pintu kamarnya… tanpa mengetuk kubuka pintu… nyatanya Deka juga masih belum tidur…” Deka kalian belum tidur..?” tanyaku gagap… mengapa saya jadi salah tingkah sekarang…?” Tante pula belum tidur…?” sahutnya… iiihh… jawabannya begitu tegas… aahh… siapa yg menuntunku duduk di ranjangnya… mmm… darahku berdesir kala ketahui mata Deka memandang dada montokku yang memanglah tidak menggunakan bra, sehingga puting susuku tercetak menonjol dibalik gaun tidurku yg memanglah berbahan tipis, sehingga semburat kecoklatan aura puting susuku juga terlihat jelas, kembali saya kehabisan kontrol… serta entahlah gimana awal mulanya serta siapa yang mengawali…. bibirku telah dalam lumatan bibir Deka… sergapan nafsu birahiku tidak bisa kuelakkan serta remasan lembut tangan lelaki muda pada buah dadaku melambungkan gairah seksualku… gelitikan lidah nakalnya pada puting susuku membuat tubuhku menggeliat erotis diiringi erangan manjaku… satu demi satu baju beterbangan meninggalkan badan kami…<br />
<br />
Saya begitu hot serta bergairah mencumbui badan pacar anakku itu… tetapi saya telah melupakan siapa Deka, yang saya ketahui Deka merupakan lelaki muda yang siap penuhi kebutuhanku ooowww… saya tidak menyangka kali ini Deka lebih lihay serta lebih berinisiatif melaksanakan serbuan, hingga saya nyaris tidak yakin kala Deka menyurukkan mukanya di selangkanganku serta mencumbui bibir kemaluanku…” Dekaaa…. sssshhh…. kalian piiiinteer sekarangg… ooohh.. ammpuunn nikmaaaatnyaa…” desahku merasakan nikmat cumbuan lidahnya pada clitorisku, membuat Deka tambah semangat… Kala game yang sebetulnya berjalan… bagaikan perempuan berusia yang sudah berpengalaman mengalami gairah lelaki… saya terbuat megap- megap mengalami serbuan pejantan muda ini… hajaran batang kemaluannya yang perkasa pada memek ku tidak tahu ampun… membuat saya mengerang merintih apalagi menjerit separuh histeris… untung suara hujan yang rimbun di timpa suara guruh meredam suaraku…. luluh lantak tubuhku dihajar aksi ganas Deka… tetapi buatku merupakan suatu sensasi intim yg sangat luar biasa.. yang mengantarku mencapai 2 kali kenikmatan orgasme…. badan telanjang kami terkapar lunglai di ranjang yang kusut spreinya, tidak terdapat sesal kali ini…“ Deka jujur sama Tante… sehabis waktu itu kalian main sama wanita mana…?” tanyaku datar dengan nada dingin.” Aaah… tidak, sekali- sekalinya hanya sama Tante Feli..” jawab Deka agak gugup<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQcawWw7tsqkz_Iup_kKPAGEIWtQoDaLPD2DAV29M2S0YxQPajjHjHV1AhLAxx-B43o80G_1DwQZTwnHnEP0PwrwMX-6sm1UxiGTnb3jU1fqqRzSUG2T9Op21jnHrzk64oHtCJs7ytUTpd/s1600/83690966_159527952145996_7319331378619744256_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="896" data-original-width="648" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQcawWw7tsqkz_Iup_kKPAGEIWtQoDaLPD2DAV29M2S0YxQPajjHjHV1AhLAxx-B43o80G_1DwQZTwnHnEP0PwrwMX-6sm1UxiGTnb3jU1fqqRzSUG2T9Op21jnHrzk64oHtCJs7ytUTpd/s400/83690966_159527952145996_7319331378619744256_n.jpg" width="288" /></a>Menyebut namaku..” ga bisa jadi, kalian tiba- tiba dapat begitu mutahir mencumbu Tante…?” desakku… serta kesimpulannya Deka menggambarkan pengalaman sehabis pengalaman seksualnya yang awal, Deka banyak nonton blue film serta otak cerdasnya banyak meresap style serta metode bercinta dari film- film biru yang ditontonnya…“ Mmmmm… kaciaaan… kalian pastinya kangen mencumbui Tante ya sayaang…?” bisikku sembari kudaratkan kecupanku ke bibirnya, tubuhku bergerak menindih badan atletis Deka, tubuhku direngkuh serta badan kami melekat ketat… kuajarkan game lembut… mmmm… anak pintar ini dengan kilat memahami game baru yg kuajarkan… dengan telaten tiap inci tubuhku dirambahnya dengan remasan, gerayangan tangannya yang nakal… jilatan serta kecupannya memasuki tiap bagian tubuhku yang sensitif… tubuhku menggeliat erotis… kadangkala menggelepar liar… rintihanku mulai terdengar… tidak bisa kutahan desah gelisahku… diselingi jeritan gemas…” Mari sayaang…ahh.. ahhh… Tante udah ga tahan…” bisikku lembut, sehabis saya tidak tahan lagi merasakan kuluman serta jilatan Deka pada clitorisku…” Aoooouuuhhh…Dekaaa…. aahhh…aahhhh…” suaraku terdengar bergetar memelas… mataku meredup sayu memandang wajah imut Deka.<br />
<br />
Manakala memek ku buat berulang kalinya ditembus batang kemaluan bongsor kepunyaan Deka, tetapi kali ini Deka menekan pelan sekali, sehingga terjalin gesekan nikmaaaaat yang lama sekali… sehingga kedua kakiku yang melingkari pinggangnya seolah mengejang, tidak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa…“ Enaaak Tante..?” bisiknya lembut sembari tersenyum manis, kala liang sanggamaku telah tidak terdapat tempat lagi untuk batang kemaluannya… iiih… menggemaskan bibirnya… saya menanggapi dengan mengangkut alis… bibirku kembali menyambar bibir yang menggemaskan itu… ciuman serta kuluman panjang diawali, dorongan gelegak birahi kami memanglah luar biasa, game terus menjadi panas serta terus menjadi liar, ekspresi kami total menyembur tanpa kendali…kembali tubuhku dihentak- hentak oleh tenaga perkasa Deka dengan garangnya… jeritan serta rintihan ku silih berubah ditimpa dengus napas birahi Deka yang mengeros buas…“ Aaaahhhkkk….<br />
<br />
Dekaaa ssaayaang…. aammppuuunn…ooowww… ssshhh… niiikmaaat banggeet ssiih…???” rengekku dengan suara memelas, tetapi tarian pinggulku dengan gemulai masih dengan sengit mengcounter rajaman batang kemaluan Deka di liang sanggamaku sehingga terdengar bunyi berceprotan di selangkanganku… gillaaa.. sulit buat kuceritakan sensasi malam itu…“ Tante…ahhh…ahh.. Deka ampiir… sssshhh..” desis Deka dengan suara bergetar… matanya garang menatapku… iiihhh seram, tetapi saya sngat menggemari ekspresi ini” Ayoooo sayaanggg…. semburkan bareng Tante… ooouuuuhhhh….!!” Ya ammppuuun… seram sekali… tubuhku terguncang- guncang hebat, akibat hentakan badan Deka menghajar liang sanggamaku pada detik puncak… mulutku menganga lebar tanpa suara, tanganku mencengkeram erat pinggiran ranjang…. serta entah apa yang terjalin, sebab pada dikala itu orgasmeku juga meletus dahsyat… Entah berapa lama atmosfer sepi, cuma suara napas kami terengah- engah yg terdengar…. hujan di luar warnanya telah menyudahi juga….” Tante… boleh Deka kembali saat ini, hujan kayaknya telah berhenti…” suara Deka memecah keheningan…” Hmmm… sebenernya Tante masih pingin meluk kalian, pingin cumbuin kalian sayaaang… ini ditinggal buat Tante aja yah..?” sembari kuremas batang kemaluan yg masih sembab…JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comUnnamed Road, Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan 71419, Indonesia-2.5066867278948712 115.2698094512162-32.85519722789487 73.961218451216212 27.84182377210513 156.5784004512162tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-65864242587143390512020-05-07T13:26:00.001-07:002020-05-07T13:26:22.426-07:00SEX DANGAN MERTUA KU YANG GANAS<a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank"><br /></a>
<a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX</a>-saya seseorang pria biasa, hobbyku berolah raga, besar badanku 178 centimeter dengan bobot tubuh 75 kilogram, 3 tahun yang kemudian aku menikah serta menetap di rumah mertuaku. Hari- hari lalu kami lewatkan tanpa terdapatnya halangan meski hingga dikala ini kami memanglah belum dianugrahi seseorang anak pasangan hidup kita berdua.<br />
<br />
Kehidupan berkeluarga kami sangat baik, tanpa kekurangan apapun baik itu sifatnya modul ataupun kehidupan seks kami. Namun memanglah nasib keluarga kami yang masih belum diberikan seseorang momongan.<br />
<br />
Di rumah itu kami tinggal bertiga, saya dengan istriku serta Bunda dari istriku. Kerap saya kembali lebih dahulu dari istriku, sebab saya kembali naik kereta sebaliknya istriku naik kendaraan universal. Jadi kerap pula saya berdua di rumah dengan mertuaku hingga dengan istriku kembali.<br />
<br />
Mertuaku berusia dekat kurang lebih 45 tahun, namun ia sanggup menjaga badannya dengan baik, aktif dengan aktivitas sosial serta bersenam bersama Ibu- Ibu yang yang lain. Kadangkala kerap kulihat Bunda mertuaku gunakan pakaian tidur tipis serta tanpa BH, memandang wujud badannya yang masih cukup dengan kulitnya yang putih membuatku kadangkala dapat lenyap ide sehat.<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1gYitgJt2zGSwO5XEqGd1hJPam0etat1I-owf-5j1eGfbefkooG6Ohah2wQIhhS9LyQriupM8mZK6Ce-yyked-YwDwQYpWRYWLMbPPdo2kHL0367btt2YiX84IHlODOO5mu0DWA76zwm2/s1600/84470056_162286215203503_7879214098326487040_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="480" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1gYitgJt2zGSwO5XEqGd1hJPam0etat1I-owf-5j1eGfbefkooG6Ohah2wQIhhS9LyQriupM8mZK6Ce-yyked-YwDwQYpWRYWLMbPPdo2kHL0367btt2YiX84IHlODOO5mu0DWA76zwm2/s400/84470056_162286215203503_7879214098326487040_n.jpg" width="320" /></a><br />
<br />
Sempat sesuatu hari, berakhir Bunda mertua berakhir mandi cuma memakai sehelai handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Gak lama ia keluar kamar mandi telpon berdering, sesampai dekat telpon nyatanya Bunda mertuaku telah mengangkatnya, dari balik kulihat wujud pangkal pahanya hingga ke dasar kakinya begitu bersih tanpa terdapat sisa guratan sedikitpun.<br />
<br />
Saya tertegun diam memandang kaki Bunda mertuaku, dalam hati berpikir“ Kok, udah tua begini masih lembut aja ya..?”.<br />
<br />
Saya terhentak kaget begitu Bunda mertuaku menyimpan gagang telpon, serta saya langsung berhambur masuk kamar, ambil handuk serta mandi. Berakhir mandi saya membuat kopi serta langsung duduk di depan Televisi nonton kegiatan yang cukup buat ditonton.<br />
<br />
Gak lama Bunda mertuaku nyusul ikutan nonton sembari ngobrol denganku.<br />
<br />
“ Gimana kerjaanmu, baik- baik saja” tanya Bunda mertuaku.<br />
<br />
“ Baik, Bu. Lho Bunda sendiri gimana” tanyaku kembali.<br />
<br />
Kami ngobrol hingga istriku tiba serta turut gabung ngobrol dengan kira berdua.<br />
<br />
Malam itu, jam 11. 30 malam saya keluar kamar buat minum, kulihat Televisi masih menyala serta kulihat Bunda mertuaku tertidur di depan Televisi. Rok Bunda mertuaku tersibak hingga celana dalamnya nampak sedikit. Kulihat kakinya begitu lembut, kuintip roknya serta terlihatlah gumpalan daging yang ditutupi celana dalamnya.<br />
<br />
Pengen banget rasanya kupegang serta kuremas Miss V Bunda mertuaku itu, namun buru- buru saya ke dapur ambil minum kemudian bawa ke kamar. Saat sebelum masuk kamar sembari berjalan pelan kulirik Bunda mertuaku sekali lagi serta burungku langsung turut bereaksi pelan.<br />
<br />
Saya masuk kamar serta coba mengusir pikiranku yang mulai kerasukan ini. Saya telat bangun, kulihat istriku telah tidak terdapat.<br />
<br />
Langsung saya berlari ke kamar mandi, berakhir mandi sembari mengeringkan rambut yang basah saya berjalan pelan serta tanpa terencana kulihat Bunda mertuaku berubah pakaian di kamarnya tanpa menutup pintu kamar. Saya kembali diam tertegun memandang totalitas wujud badan Bunda mertuaku. Hanya sebentar saya masuk kamar, berubah baju kerja serta lekas berangkat.<br />
<br />
Hari ini saya kembali kilat, di kantor pula tidak terdapat lagi kerjaan yang saya wajib kerjakan. Hingga di rumah saya langsung mandi, membuat kopi serta duduk di pinggir kolam ikan. Lagi asik ngeliatin ikan seketika kudengar suara teriakan, saya berlari mengarah suara teriakan yang berasal dari kamar Bunda mertuaku. Langsung tanpa pikir panjang kubuka pintu kamar.<br />
<br />
Kulihat Bunda mertuaku berdiri diatas kasur sembari teriak“ Awas tikusnya keluar..!” tandas Bunda mertuaku.<br />
<br />
“ Mana terdapat tikus” gumanku.<br />
<br />
“ Lho.. kok pintunya dibuka terus” Bunda mertuaku kembali menegaskan.<br />
<br />
Sembari kututup pintu kamar kubilang“ Mana.. mana tikusnya..!”.<br />
<br />
“ Coba kalian amati dibawah kasur ataupun disudut situ..” kata Bunda mertuaku sembari menunjuk meja riasnya.<br />
<br />
Kuangkat seprei kasur serta memanglah tikus kecil mencuit sembari melompat kearahku. Saya turut kaget serta lompat ke kasur. Bunda mertuaku tertawa kecil memandang tingkahku serta berkata“ Kalian khawatir pula ya?”.<br />
<br />
Sembari berguman kecil kembali kucari tikus kecil itu serta sesekali melirik ke arah Bunda mertuaku yang lagi memegangi rok serta terangkat itu. Lagi enak- enaknya mencari seketika Bunda mertuaku kembali teriak serta melompat kearahku, nyatanya tikusnya terdapat di atas kasur. Bunda mertuaku mendekapku dari balik, dapat kurasakan payudaranya melekat di punggungku, hangat serta terasa kenyal- kenyal. Kuambil kertas serta kutangkap tikus yang udah mulai kecapaian itu trus kubuang keluar.<br />
<br />
“ Udah dibuang keluar belum?” tanya Bunda mertuaku.<br />
<br />
“ Telah, Bu.” jawabku.<br />
<br />
“ Kalian cek lagi, bisa jadi masih terdapat yang lain.. soalnya Bunda dengar suara tikusnya terdapat 2” tegas Bunda mertuaku.<br />
<br />
“ walah, tikus maen pake ajak temen seluruh!” gumamku.<br />
<br />
Saya kembali masuk ke kamar serta kembali mengendus- endus dimana temennya itu tikus semacam yang dibilang Bunda mertuaku.<br />
<br />
Bunda mertuaku duduk diatas kasur sebaliknya saya padat jadwal mencari, begitu mencari di dasar kasur kayaknya tanganku terdapat yang meraba- raba diatas kasur. Saya kaget serta kesentak tanganku, nyatanya tangan Bunda mertuaku yang merabanya, saya pikir temennya tikus tadi. Bunda mertuaku tersenyum serta kembali meraba tangaku. Saya memandang aneh peristiwa itu, kubiarkan ia merabanya terus.<br />
<br />
“ Gak terdapat tikus lagi, Bu..!” kataku.<br />
<br />
Tanpa mengatakan apapun Bunda mertuaku turun dari kasur serta langsung memelukku. Saya kaget serta panas dingin.<br />
<br />
Dalam hati saya mengatakan“ Mengapa nih orang?”.<br />
<br />
Rambutku dibelai, diusap semacam seseorang anak. Dipeluknya ku erat- erat semacam khawatir kehabisan.<br />
<br />
“ Bunda mengapa?” tanyaku.<br />
<br />
“ Ah.. tidak! Bunda hanya ingin membelai kalian” jawabnya.<br />
<br />
“ Udah ya.. Bu, belai- belainya..!” kataku.<br />
<br />
“ Mengapa, kalian tidak suka dibelai sama Bunda” jawab Bunda mertuaku.<br />
<br />
“ Bukan tidak suka, Bu. Cumakan..?” tanyaku lagi.<br />
<br />
“ Hanya apa, mari.. hanya apa..!?” potong Bunda mertuaku.<br />
<br />
Saya diam saja, dalam hati supaya sajalah tidak terdapat ruginya kok dibelai sama ia.<br />
<br />
Bunda mertuaku terus membelaiku, rambut trus turun ke leher sembari dicium kecil. Saya merinding menahan geli, Bunda mertuaku terus bergerilya menyusuri tubuhku. Kaosku dinaikan serta dibukanya, pentil dadaku dipegang, diusap serta dicium.<br />
<br />
Kudengar napas Bunda mertuaku kian tidak beraturan. Dituntunnya saya keatas ranjang, mulailah pikiranku melanglang buana.<br />
<br />
Dalam hati saya berpikir“ Jangan- jangan Bunda mertuaku lagi kesepian serta memohon disayang- sayang ama pria”.<br />
<br />
Saya tidak berani berperan ataupun turut melaksanakan semacam Bunda mertuaku jalani kepada aku. Saya diatas ranjang dengan posisi terlentang, kulihat Bunda mertuaku terus masih mengusap- usap dada serta bagian perutku.<br />
<br />
Dicium serta terus dielus, saya menggelinjang pelan serta mengatakan“ Bu, telah ya..”.<br />
<br />
Ia diam saja serta tangan kananya masuk ke dalam celanaku, saya merengkuh pelan. Tangan kirinya berupaya buat merendahkan celana pendekku. Saya beringsut buat menolong merendahkan celana pendekku, tidak lama celanaku telah lepas berikut celana dalamku.<br />
<br />
Burungku telah berdiri kencang, tangan kanan Bunda mertuaku masih memegang burungku serta menoleh kepadaku sembari tersenyum mesum. Kepala burungku diciumnya, tangan kirinya memijit bijiku, saya tidak tahan dengan gerakan yang terbuat Bunda mertuaku.<br />
<br />
“ Ah, ah.. hhmmh, teruss..” itu saja yang keluar dari mulutku.<br />
<br />
Bunda mertuaku terus melanjutkan permainannya dengan mengulum burungku. Saya betul- betul terbuai dengan kelembutan yang diberikan Bunda mertuaku kepadaku. Kupegang kepala Bunda mertuaku yang bergerak naik turun.<br />
<br />
Bibirnya betul- betul lembut, gerakan kulumannya begitu pelan serta tertib. Saya merasa semacam disayang, dicintai dengan Bunda mertuaku.<br />
<br />
“ Ah, Bu.. saya tidak tahan lagi Bu..” jelasku.<br />
<br />
“ Hhmm.. mmh, heh..” suara Bunda mertuaku menjawabku.<br />
<br />
Gerakan kepala Bunda mertuaku masih pelan serta tertib. Saya kian menggelinjang dibuatnya. Badanku menekuk, meliuk serta bergetar- getar menahan gejolak yang tidak tahan kurasakan. Serta tidak lama badanku mengejang keras.<br />
<br />
Kurasakan nikmat yang amat sangat kurasakan, kulihat Bunda mertuaku masih bergerak pelan, bibirnya masih menelan burungku dengan kedua tangannya yang memegang batang burungku. Ia melihatku dengan tatapan sayunya serta setelah itu kembali menciumi burungku, geli yang kurasakan hingga ke ubun- ubun kepala.<br />
<br />
“ Banyak banget kalian keluarnya, Do..!” tanyaku Bunda mertuaku.<br />
<br />
Saya terdiam lemas sembari memandang Bunda mertuaku tiba menghampiriku serta memelukku dengan mesra. Saya balas pelukannya serta kucium dahinya. Kubantu ia mensterilkan mulutnya yang masih penuh spremaku dengan memakai kaosku tadi. Saya duduk diranjang, telanjang bundar serta menghirup rokok. Lagi Bunda mertuaku, berbaring dekat dengan burungku.<br />
<br />
“ Mengapa jadi begini, Bu..?” tanyaku.<br />
<br />
“ Bunda hanya pengen aja kok..” jawab Bunda mertuaku.<br />
<br />
Saya belai rambutnya serta kuelus- elus ia sembari mengatakan“ Bunda ingin pula.?”.<br />
<br />
Ia menggangguk pelan, kumatikan rokokku serta terus kucium bibir Bunda mertuaku. Ia balas ciumanku dengan mesra, saya memandang jenis Bunda mertuaku tidaklah jenis yang haus hendak seks, ia haus hendak kasih sayang. Berhubungan badanpun kayaknya bahagia yang pelan- pelan bukannya semacam srigala lagi masa kawin.<br />
<br />
Saya turut pola game Bunda mertuaku, pelan- pelan kucium ia mulai dari bibirnya terus ke bagian leher serta balik kupingnya, dari sana saya ciumi terus ke arah dadanya.<br />
<br />
Kubantu ia membukakan pakaiannya, kulepas seluruh pakaiannya. Kali ini saya betul- betul memandang seluruhnya, payaudaranya masih sedikit menegang, tubuhnya masih bersih buat seumurannya, kakinya masih bagus sebab kerap senam dengan sahabat arisannya.<br />
<br />
Kuraba serta kuusap seluruh tubuhnya dari pangkap paha hingga ke payudaranya. Saya kembali ciumi ia dengan pelan serta beraturan. Payudaranya kupegang, kuremas pelan serta lembut, kucium putingnya serta kudengar desahan nafasnya.<br />
<br />
Kunikmati dengan pelan segala wujud badannya dengan mencium serta membelai tiap inchi bagian badannya. Puas di dada saya terus menyusuri bagian perutnya, kujilati perutnya dan memainkan ujung lidahku dengan putaran lembut membuat ia kejang- kejang kecil.<br />
<br />
Tangannya terus meremas serta menjambak rambutku. Hingga kesimpulannya bibirku mencium wilayah berbulu miliknya, kucium aroma vaginanya dan kujilati bibir vaginanya.<br />
<br />
“ Oucchh.. terus sayang, kalian lembut sekali.. tee.. teruss..” kudengar suaranya pelan.<br />
<br />
Kumainkan ujung lidahku menyusuri bilik vaginanya, kadangkala masuk kadangkala menjilat membuat ia semacam ujung kenikmatan luar biasa. Setelah itu ditariknya kepalaku serta melumat bibirku dengan panas. Ia kembali menidurkan saya serta terus ia menaikiku.<br />
<br />
Dipegangnya kembali burungku yang telah kembali siap melanda. Ditunjukan burungku ke lobang vaginanya serta slepp.. masuk telah segala batangku ditelan Miss V Bunda mertuaku. Dinaikan serta digoyang memutar- mutar vaginanya buat memperoleh kenikmatan yang ia mau.<br />
<br />
“ Ah.. uh, nikmat banget ya..!” kata Bunda mertuaku.<br />
<br />
Dengan gerakan semacam itu tidak lepas kuremas payudaranya dengan pelan sesekali kucium serta kujilat.<br />
<br />
“ Aduh, Bunda tidak tahan lagi sayang..” kata Bunda mertuaku.<br />
<br />
Saya coba turut menolong ia buat memperoleh kepuasan yang dahulu bisa jadi sempat ia rasakan saat sebelum denganku. Gerakannya kian kilat dari tadinya, serta ia menyudahi sembari mendekapku kembali. Kurangkul ia serta terus menggoyangkan batang burungku yang masih didalam dengan naik turun.<br />
<br />
“ Ahh.. ah.. ahhss..” desah Bunda mertuaku.<br />
<br />
Kupeluk ia sembari kuciumi bibirnya. Ia diam serta senantiasa diatas dalam dekapanku.<br />
<br />
“ Lezat ya.. Bu. Ingin lagi..?” tanyaku.<br />
<br />
Ia menoleh tersenyum sembari telunjuknya mencoel ujung hidungku.<br />
<br />
“ Mengapa? Kalian ingin lagi?” canda Bunda mertuaku.<br />
<br />
Tanpa banyak cerita kumulai lagi gerakan- gerakan panas, kuangkat Bunda mertuaku serta saya menidurkan sembari menciumnya kembali. Kutuntun ia buat bermain di posisi yang lain. Kuajak ia berdiri di samping ranjangnya.<br />
<br />
Kayaknya ia bimbang ingin diapain. Namun buat menutupi kebingunggannya kucium tengkuk lehernya serta menjilati kupingnya. Kuputar tubuhnya buat membelakangiku, kurangkul ia dari balik. Tangan kanannya memegang batang burungku sembari mengocoknya pelan.<br />
<br />
Kuangkat kaki kanannya serta terus kupegangi kakinya. Kayaknya ia paham gimana kita hendak bermain. Tangan kanannya menuntun burungku ke arah vaginanya, pelan serta tentu kumasukkan batang burungku serta masuk dengan lembut.<br />
<br />
Bunda mertuaku merengkuh nikmat, kutarik serta kudorong pelan burungku sembari menjajaki gerakan pantat yang diputar- putar Bunda mertuaku. Kutambah kecepatan gerakanku pelan- pelan, masuk keluar serta kian kepeluk Bunda mertuaku dengan pelukan serta ciuman di tengkuk lehernya.<br />
<br />
“ Ah.. ah.. Dod.. Dodo, kammuu..!” suara Bunda mertuaku pelan kudengar.<br />
<br />
“ Bunda keluar lagi.. Do..” kata Bunda mertuaku.<br />
<br />
Kian kutambah kecepatan sodokan batangku serta..,“ Acchh..” Bunda mertuaku berteriak kecil sembari kupeluk ia. Badannya bergetar lemas serta langsung jatuh ke kasur. Kubalik badannya serta kembali kumasukkan burungku ke vaginanya.<br />
<br />
Ia memelukku serta menjepit pinggangku dengan kedua kakinya. Kuayun pantatku naik turun membuat Bunda mertuaku kian meringkih kegelian.<br />
<br />
“ Mari Dodo, kalian lama banget sih.. Bunda geli banget nih..” kata Bunda mertuaku.<br />
<br />
“ Dikit lagi, Bu..!” sahutku.<br />
<br />
Bunda mertuaku menolong dengan menaikkan gerakan erotisnya. Kurasakan kenikmatan itu tiba tidak lama lagi. Tubuhku bergetar serta mengencang sedangkan Bunda mertuaku memutar pantatnya dengan kilat. Kuhamburkan segala cairanku ke dalam vaginanya.<br />
<br />
“ Ahhcckk.. ahhk.. aduhh.. nikmatnya” kataku.<br />
<br />
Bunda mertuaku memelukku dengan kencang tetapi lembut.<br />
<br />
“ Waduh banyak pula kayaknya kalian keluarkan cairanmu buat Bunda..” kata Bunda mertuaku.<br />
<br />
Saya terkulai lemas serta tidak berdaya disamping Bunda mertuaku. Tangan Bunda mertuaku memegang batang burungku sembari memainkan sisa cairan di ujung batang burungku. Saya kegelian begitu tangan Bunda mertuaku negusap kepala burungku yang telah kembali menciut. Kucium bibir Bunda mertuaku pelan serta terus keluar kamar terus mandi lagi.<br />
<br />
Sejak hari itu saya kerap mengingat peristiwa itu. Telah 4 hari Bunda mertuaku berangkat dengan sahabatnya kegiatan jalan- jalan dengan koperasi Ibu- Ibu di wilayah itu. Jam 05. 00 sore saya telah terdapat di rumah, kulihat rumah hening semacam umumnya.<br />
<br />
Saat sebelum masuk ke kamar tidurku kulihat kamar mandi terdapat yang mandi, saya bertanya“ Siapa didalam?”.<br />
<br />
“ Bunda! Kalian telah kembali Do..” balas Bunda mertuaku.<br />
<br />
“ O, iya. Kapan sampainya Bu?” tanyaku lagi sembari masuk kamar.<br />
<br />
“ Baru separuh jam hingga!” jawab Bunda mertuaku.<br />
<br />
Kuganti pakaianku dengan baju rumah, celana pendek serta kaos oblong. Saya berjalan hendak mengambil handukku buat mandi. Begitu handuk telah kuambil saya berjalan lagi ke kamar ingin tidur- tiduran dahulu saat sebelum mandi.<br />
<br />
Melalui pintu kamar mandi kulihat Bunda mertuaku keluar kamar mandi dengan memakai handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Saya menunduk coba buat tidak melihatnya, namun ia terencana malah menubrukku.<br />
<br />
“ Kalian ingin mandi ya?” tanya Bunda mertuaku.<br />
<br />
“ Iya, emang Bunda ingin mandi lagi”? candaku.<br />
<br />
Ia langsung peluk saya serta cium pipi kananku sembari berbisik ia katakan“ Ingin Bunda mandiin tidak!”.<br />
<br />
“ Eh, Bunda. Emang balita pake dimandiin seluruh” balasku.<br />
<br />
“ Mari mari.. supaya bersih mandinya..” jawab Bunda mertuaku sembari menarikku ke kamar mandi.<br />
<br />
Hingga kamar mandi saya taruh handukku sebaliknya Bunda mertuaku menolong melapaskan bajuku. Saat ini saya telanjang bundar, serta langsung mengguyur badanku dengan air.<br />
<br />
Bunda mertuaku melepaksan handuknya serta kita telah betul- betul telanjang bundar bersama. Burungku mulai naik pelan- pelan memandang atmosfer yang semacam itu.<br />
<br />
“ Eh, belum diapa- apain telah berdiri?” kata Bunda mertuaku sembari nyubit kecil di burungku.<br />
<br />
Saya mengisut malu- malu diperlakukan semacam itu. Kuambil sabun serta kugosok badanku dengan sabun mandi. Kita bercerita- cerita tentang hal- hal yang kita jalani sebagian hari ini. Sang Bunda menceritakan tentang sahabatnya sebaliknya saya menceritakan tentang pekerjaan serta area kantorku.<br />
<br />
Bunda mertuaku terus menyabuni saya dengan lembut, kayaknya ia jalani betul- betul mau membuatku mandi kali ini bersih. Saya terus saja menceritakan, Bunda mertuaku terus menyabuni saya hingga ke pelosok- pelosok tubuhku. Burungku dipegangnya serta disabuni dengan hati- hati serta lembut.<br />
<br />
Berakhir disabun saya guyur kembali badanku serta telah itu mengeringkannya dengan handuk. Begitu ingin gunakan celana Bunda mertuaku melarang dengan menggelengkan kepalanya. Saya lilitkan handukku serta setelah itu ditariknya tanganku ke kamar tidur Bunda mertuaku.<br />
<br />
Hingga di kamar saya didorongnya ke kasur serta lekas ia menutup pintu kamarnya. Saya tersenyum melihatnya semacam itu, ia lepaskan handuk di tubuhnya serta di badanku. Burungku memanglah telah nyaris total berdiri.<br />
<br />
Selepasnya handukku ia langsung mengulum burungku, saya terdiam melihatnya bergairah semacam itu. Hanya sebentar ia ciumi burungku, langsung ia menaikku serta memasukkan burungku ke vaginanya. Dalam hati saya berpikir jika Bunda mertuaku memanglah telah kangen banget melaksanakannya lagi denganku.<br />
<br />
Ia angkat serta ia turunkan pantatnya dengan gerakan yang normal. saya pegang serta remas- remas payudaranya membuat ia semacam terbang keawang- awang.<br />
<br />
Gerakannya kian kilat serta bersuara dengan pelan“ Oh.. oh,. ahcch..”.<br />
<br />
Serta tidak lama setelah itu tubuhnya mengencang kencang serta jatuh ke pelukkanku.<br />
<br />
Kupeluk ia erat- erat sembari berkata“ Waduh.. lezat banget ya?”.<br />
<br />
“ He- eh, lezat” balasnya.<br />
<br />
“ Emang ngeliat siapa disitu hingga begini?” tanyaku.<br />
<br />
“ Ah, tidak ngeliat siapa- siapa, hanya kangen aja..” balas Bunda mertaku.<br />
<br />
Kali ini saya kembali bergerak, kuciumi ia terlebih dulu sembari kuremas payudaranya. Kubuat ia mendesah geli serta kubangkitkan lagi gairahnya kembali. Hingga di wilayah vaginanya, kujilati bilik vaginanya sembari memainkan lobang vaginanya.<br />
<br />
Bunda mertuaku kadangkala merapatkan kakinya mendekapkan wajahku buat masuk ke vaginanya.<br />
<br />
“ Mari ah.. kalian ngebuat Bunda edan nanti” kata Bunda mertuaku.<br />
<br />
Saya beranjak berdiri serta menidurnya sembari memusatkan burungku masuk ke dalam vaginanya. Pelan- pelan saya goyangkan burungku, kadangkala kutekan pelan dengan irama- irama lembut.<br />
<br />
Tidak lama masuk telah burungku ke dalam serta Bunda mertuaku mendesis seperti ular cobra. Kugoyang pantatku, kunaikkan serta kutekan kembali burungku masuk ke dalam vaginanya.<br />
<br />
Saya terus bergerak monoton dengan ciuman- ciuman sayang ke arah bibir Bunda mertuaku. Bunda mertuaku cuma menghasilkan desahan- desahan dengan matanya yang merem melek. Kulihat ia begitu nikmat merasakan burungku terdapat dalam vaginanya.<br />
<br />
Ia jepit pinggangku dengan kedua kakinya buat membantuku menekan batang burungku yang sedari tadi masih terus mengocok lobang vaginanya.<br />
<br />
“ Saya tidak kokoh, Do..” desah bunda mertuaku.<br />
<br />
Saya terus menjadi menaikkan kecepatan gerakanku terlebih sehabis Bunda mertuaku memintaku buat keluar berbarengan, saya menggeliat menaikkan erotis gerakanku.<br />
<br />
“ Acchh.. sshh.. ah.. oh” desah Bunda dengan dibarengi pelukannya yang kencang ke badanku.<br />
<br />
Seketika kurasakan cairanku turut keluar serta terus keluar masuk ke dalam Miss V Bunda mertuaku. Saya betul- betul puas terbuat Bunda mertuaku, kayaknya cairanku betul- betul banyak keluar dekameter membasahi lubang serta bilik Miss V Bunda mertuaku.<br />
<br />
Bunda mertuaku masih memelukku erat serta menciumi leherku dengan kelembutan. Saya beranjak bangun serta mencabut batang burungku, kulihat banyak cairan yang keluar dari lobang Miss V Bunda mertuaku.<br />
<br />
“ Bisa jadi tidak ketampung makanya tumpah”, kataku dalam hati.<br />
<br />
Saya pamit serta langsung ke kamar mandi mensterilkan tubuh dan burungku yang penuh dengan keringat dan sisa mani di batangku.<br />
<br />
Seperti itu terakhir kali kami melaksanakan perbuatan itu bersama. Sesungguhnya saya berupaya buat menjauh, namun kita cumalah manusia biasa yang sangat gampang tergoda dengan perihal itu. Bunda mertuaku pindah ke rumah anaknya yang sulung, saya ketahui iktikad serta tujuannya.<br />
<br />
Namun istriku tidak menerimanya serta berprasangka kalau istriku tidak sanggup melindungi ibunya yang satu itu.JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comBereng Jun, Manuhing, Kabupaten Gunung MAS, Kalimantan Tengah, Indonesia-1.5043252004886798 113.48168897970659-31.68804970048868 72.1730979797066 28.679399299511321 154.79027997970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-17826175061947210962020-05-04T13:42:00.002-07:002020-05-04T13:42:32.799-07:00BERPACU DALAM NAFSU <a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>Tidak lama setelah itu kala Pak Reza lagi keras kerasnya menyodokku, kembali saya terbuat iri pada Lisa dikala Pak Edwin serta.<br />
<br />
Andi bertukar tempat, Lisa telah menemukan kocokan Andi buat kedua kalinya, kepalanya mendongak serta badannya menggeliat kala Andi memasukkan kembali penisnya tetapi tidak lama sehabis itu ia telah mulai mengulum penis Pak Edwin. Pak Reza kembali meremas remas buah dada Lisa sembari mengocokku tetapi Andi tidak ingin melaksanakan perihal itu padaku, ia senantiasa sungguh- sungguh mengocok Lisa hingga kesekian kali ia menggeliat kala Andi mengocoknya dengan keras.“ Lisa telah memperoleh 3 penis, di mulut ataupun Miss V, tetapi saya baru 2, itupun kurang memuaskanku” teriak batinku.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIrpA6YKGpkVAykhkZu-hNV-c89E7KegAPTEHJO28qOf3B6Zakykmh_VRUJ85oZMii4koaQJ-j0j0ystnUgRSaXzfmM7YhSX26h4zIs2hwa44OqCSd-78sQk_hAEJTT1FNP92gVrjEAi1T/s1600/9aec3b4840200bcfe2901611874241c3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="811" data-original-width="600" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIrpA6YKGpkVAykhkZu-hNV-c89E7KegAPTEHJO28qOf3B6Zakykmh_VRUJ85oZMii4koaQJ-j0j0ystnUgRSaXzfmM7YhSX26h4zIs2hwa44OqCSd-78sQk_hAEJTT1FNP92gVrjEAi1T/s400/9aec3b4840200bcfe2901611874241c3.jpg" width="295" /></a></div>
<br />
Kupandangi wajah Andi kala mengocok Lisa begitu ganteng serta cool, expresinya tidak berganti semacam biasa saja kecuali keringatnya yang menetes membasahi badannya yang atletis itu sehingga kian sexy. Belum sekalipun Andi menyentuhku, entah ia ingin menghukumku ataupun sebab segan, saya tidak ketahui.<br />
<br />
Kuhibur diriku dengan berkonsentrasi pada kocokan Pak Reza, saya tidak ingin tersiksa sangat lama mengharapkan Andi, hingga kugerakkan pinggangku mengimbangi Pak Reza serta hasilnya sangat luar biasa, ia bergerak terus menjadi liar serta kesimpulannya tidak dapat bertahan lama, hingga menyemprotlah spermanya ke vaginaku dengan kencangnya, kurasakan denyutan yang keras dari penisnya di dalam vaginaku seolah menghantam bilik rahimku. Bertepatan dengan semprotan Pak Reza, nyatanya Pak Edwinpun menyemprotkan spermanya di muka Lisa, mani itu menyemprot kemana mana baik di mulut, wajah serta sebagian ke rambutnya.<br />
<br />
<br />
Pak Reza menarik penisnya yang telah lemas demikian juga dengan Pak Edwin, saya belum menggapai orgasme, cuma satu penis yang masih berdiri ialah Andi, kesimpulannya saya wajib mengalahkan gengsiku yang dari tadi mencegahku.<br />
<br />
Kuhampiri Andi yang lagi menyocok Lisa, dari balik kupeluk ia sampai badan telanjangku melekat di punggungnya, keringat kami menyatu, saya elus dadanya yang bidang berbulu. Sesaat ia menghentikan gerakannya tetapi setelah itu dilanjutkan kembali dengan lebih keras.<br />
<br />
Merasa belum menemukan reaksi darinya, saya beralih ke depan, kujilati puting dadanya sembari mengelus kantung bolanya, Andi masih senantiasa tidak ingin menyentuhku malah kian kilat mengocok Lisa, hingga kupegang tangannya serta kuletakkan di buah dadaku, kugosok gosokkan, barulah ia mulai merespon dengan remasan halus tanpa menyudahi mengocok Lisa, kemudian kucium bibirnya, tanpa kuduga ia langsung memegang kepalaku serta diciumnya bibirku dengan penuh gairah, full of passion, semacam orang melepas rindu berat, bisa jadi dari tadi Andi memanglah menginginkanku tetapi tidak berani.<br />
<br />
Ciuman pada bibirku yang penuh nafsu tidak menghentikan kocokan pada Lisa, kemudian turun ke leherku bagaikan target berikutnya serta menyudahi di kedua putingku.<br />
<br />
Dengan penuh nafsu serta dengan liarnya ia mengulum, menjilat, menyedot serta meremas remas puting serta buah dadaku. Ouuhh saya menggeliat dalam kenikmatan yang indah.<br />
<br />
Konsentrasiku tersendat kala kudengar teriakan dari Lisa yang lagi menggapai kenikmatatan paling tinggi, ia hadapi orgasme dengan hebatnya, nampak tubuhnya bergetar hebat serta kepalanya digoyang goyangkan semacam orang yang kesetanan, sebagian detik setelah itu badannya merenggang di atas sofa dengan nafas terputus putus. Bertepatan dengan ditariknya penis dari Miss V Lisa, ia mendesak tubuhku ke dasar kemudian disodorkannya penis besar itu ke wajahku, agak ragu sejenak tetapi setelah itu tanpa membuang waktu lebih lama kukulum pula penis anak buah kepercayaanku itu, semacam dugaanku nyatanya saya tidak sanggup mengulum penis itu seluruhnya, kemudian kukocok pelan, aroma dari Miss V Lisa tercium olehku tetapi tidak kupedulikan, Andi memegang kepalaku serta mengocokkan penisnya di mulutku dengan liar, nyaris saya tidak dapat bernafas.<br />
<br />
Lisa telah duduk di antara Pak Edwin serta Pak Reza, setelah itu Andi memintaku duduk di sofa, dipegangnya kedua kakiku serta dipentangkannya, kuraih penis besar yang dari tadi kuimpikan, kusapukan di bibir vaginaku serta kuarahkan masuk, nyatanya Andi tidak ingin sangat lama bermain main di luar, dengan keras di sodoknya penis besar itu masuk ke vaginaku.<br />
<br />
“ OOUUGGHHh” teriakku otomatis kemudian kututupi mulutku dengan tangan sembari melotot ke arahnya.<br />
<br />
Vaginaku terasa penuh sampai saya tidak berani menggerakkan tubuhku, tetapi Andi semacam tidak hirau, langsung mengocokku dengan kilat serta keras, kurasakan penisnya menggesek segala bilik serta mengisi seluruh rongga di vaginaku, begitu nikmat sampai seolah saya melayang layang dalam kenikmatan birahi yang besar. Kakiku kujepitkan di pinggangnya, kedua tangannya meremas dengan keras kedua buah dadaku serta memilin ringan putingku sembari mencium bibirku dengan ganasnya.<br />
<br />
Begitu liar serta ganas ia mencumbuku seolah menumpahkan seluruh dendam yang lama tesimpan, kocokannya yang keras seolah mengaduk aduk vaginaku. Kulawan gerakannya dengan menggerakkan pinggulku secara acak, serta saya memperoleh kenikmatan yang meningkat.<br />
<br />
Entah telah berapa lama kami bercinta di sofa sampai ia memintaku buat rebah di karpet lantai ruangan, kemudian lekas ia menyetubuhiku, badan atletisnya menindih tubuhku sembari pantatnya turun naik mengocok vaginaku, ciumannya telah menjelajahi ke segala wajah serta leherku tanpa sedikitpun bagian yang terlewatkan.<br />
<br />
Saya mengagumi kekuatan raga Andi yang begitu kokoh, dinginnya AC tidak sanggup menghindari peluh kami telah bertetesan di segala badan. Kuraih kenikmatan demi kenikmatan dari tiap gerakan Andi di atas tubuhku.<br />
<br />
Berikutnya kami bergulingan, saat ini Andi telentang serta saya duduk di atasnya, secepatnya kugoyangkan pantatku mengocok penis Andi, goyanganku kubuat tidak ketentuan serta banyak alterasi sampai ia menggigit bibirnya, dipandanginya wajahku, kemudian ia kembali meremas buah dadaku dengan kerasnya, tanpa kusadari nyatanya Pak Reza telah berdiri di sampingku serta menyodorkan penisnya ke mulutku, kugapai serta langsung kukulum dengan gairahnya sembari senantiasa menggoyang pantatku. Pak Reza nyatanya tidak ingin diam saja, ia turut mengocokkan penisnya di mulutku sembari memegangi kepalaku. Tidak ingin kalah Andi setelah itu ikutan menggoyangkan pinggulnya sampai kami seakan berpacu mencapai kenikmatan birahi.<br />
<br />
Andi kemudian duduk sampai tubuhku berhadapan dalam pangkuannya, kujepitkan kakiku di pinggangnya sembari senantiasa menggoyangkan pantat tanpa melepas kocokan mulutku pada penis Pak Reza, Andi menjilati segala leher serta dadaku, disedotnya putingku dengan keras, kurasakan gigitan gigitan kecil di dekat buah dada serta putingku tetapi tidak kuperhatikan.<br />
<br />
Kesimpulannya kurasakan badan Andi mengencang serta sedetik setelah itu kurasakan kepala penisnya membengkak penuhi rongga dalam vaginaku kemudian menyemprotkan spermanya, sedangkan gigitan serta sedotan di dadaku terasa terus menjadi kokoh, denyutannya membuat saya terbang melayang besar sampai ke puncak kenikmatan, hingga akupun orgasme dikala penis Andi lagi berdenyut dengan hebatnya di vaginaku, kami sama sama mencapai orgasme dalam waktu yang relatif bertepatan, tubuhku telah mulai merenggang tetapi penis Pak Reza masih di tanganku, hingga kukeluarkan kemampuanku buat lekas mengakhiri keinginan Pak Reza sembari masih senantiasa duduk di atas Andi, tangan Andi masih meremas dengan lembut kedua buah dadaku, tetapi konsentrasiku cuma tertuju ke Pak Reza, tidak lama setelah itu berdenyutlah penis Pak Reza di mulutku, tidak kurasakan cairan mani keluar dari penis itu, cuma denyutan denyutan ringan sampai merenggang dengan sendirinya.<br />
<br />
Saya terkulai lemas di atas badan Andi, anak buahku itu, serta ia membalas dengan ciuman serta elusan di punggung telanjangku, sebagian dikala kemudia saya tersadar serta berdiri menjauhinya, duduk kembali di sofa.<br />
<br />
Lisa membagikan teh hangat, kami seluruh masih telanjang, masih kurasakan seolah penis Andi masih mengganjal vaginaku.<br />
<br />
Baru saya sadari nyatanya terdapat 4 titik memerah sisa gigitan Andi pada dada serta dekat buah dadaku, kulirik Andi tetapi ia tidak mencermati.<br />
<br />
Duri jam menampilkan jam 13: 30, kala kami menandatangani kontrak itu dalam kondisi telanjang, sambl memangkuku Pak Reza menandatangani lembaran itu serta di atas pangkuan Pak Reza pula saya menandatanganinya. Sedangkan Pak Edwin bagaikan saksi, turut menandatangani kontrak itu sembari memangku Lisa yang masih telanjang.<br />
<br />
“ Alangkah asiknya jika kita dapat makan siang bersama sembari telanjang” usul Pak Edwin<br />
<br />
Saya cuma tersenyum menjawab usulan bandel Pak Edwin, kukenakan kembali pakaianku walaupun tanpa celana dalam sebab dimohon Pak Edwin yang masih bujangan itu.<br />
<br />
Tidak lama setelah itu kami seluruh telah berpakaian lengkap, kubereskan dokumen yang berantakan di lantai ataupun meja serta kuberikan seluruhnya ke Andi.<br />
<br />
Serta selesailah official meeting hari ini.<br />
<br />
Sesungguhnya saya tidak ingin menggabungkan adukkan antara bisnis serta kesenangan semacam ini, baru awal kali terjalin. Dini bisnis yang di awali semacam ini terus cerah membuat saya khawatir, tetapi apa kelainannya dengan para bisnisman yang lain yang membagikan perempuan menawan buat bisa memperoleh proyek, toh proyek itu jalur pula.<br />
<br />
Sehabis makan siang, saya serta Andi mengantar mereka sampai ke lobby serta disanalah kami berpisah, Saya serta Andi naik ke atas, tidak terdapat pembicaraan sejauh jalur ke kamar walaupun di lift Hanya kami berdua, atmosfer jadi kaku, perihal semacam inilah yang tidak saya mau.<br />
<br />
“ Andi apapun yang sudah terjalin merupakan tidak sempat terjalin, tolong camkan itu demi kebaikan kita seluruh” kataku pada Andi sembari mengecup bibirnya, saat sebelum ia masuk kamarnya.<br />
<br />
Serta kami kembali ke Jakarta bagaikan mana tidak terjalin suatu kecuali kenangan indah.<br />
<br />
Saya tidak sempat dapat penuhi kata kataku sendiri semacam yang saya pesan di atas, sebab bercinta dengan Andi sangat nikmat buat di tinggalkan.JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comIndonesia-3.2605492873734931 116.29418897970659-33.813885287373495 74.9855979797066 27.292786712626508 157.60277997970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-18561489136094270792020-05-03T13:57:00.001-07:002020-05-03T13:57:16.238-07:00NGEWEK DENGAN CEWEK MANIS <a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>Lega rasanya saya memandang pagar rumah kosku sehabis terjebak dalam kemacetan jalur dari kampusku, Kulirik jam tanganku yang menampilkan jam 21. 05 yang berarti saya sudah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu- lintas Jakarta yang begitu seram.<br />
<br />
Sehabis memarkir mobilku, bergegas saya mengarah ke kamarku serta setelah itu langsung menghempaskan badan penatku ke ranjang tanpa pernah lagi menutup pintu kamar.<br />
<br />
Baru saja mataku tertutup, seketika saja saya diguncang oleh ketukan pada pintu kamarku yang diiringi dengan teriakan nyaring dari suara ya<br />
ng telah sangat saya tahu.<br />
<br />
“ Ko, loe baru kembali yah?” gelegar suara Voni memforsir mataku buat memandang asal suara itu.“ iya, memangnya terdapat apa sih teriak- teriak?” jawabku sewot sembari mengucek mataku.“ Ini gue ingin kenalin sepupu gue yang baru datang dari Bandung” jawabnya sembari tangan kirinya menarik tangan seseorang wanita masuk ke kamarku.<br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-49FFejdwn9ig4CUPGvdRzK609gbSo0GA8a4dFDENe9YPwaIfkd_CjSBogHoyq5fpo04m7Kd79WxCOmb7L5IbTfOs11HXxRmF70H38fLi3RK2Nn7kYi9KdD7f12yrJCQCaetN66_kZy73/s1600/seleb+3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1349" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-49FFejdwn9ig4CUPGvdRzK609gbSo0GA8a4dFDENe9YPwaIfkd_CjSBogHoyq5fpo04m7Kd79WxCOmb7L5IbTfOs11HXxRmF70H38fLi3RK2Nn7kYi9KdD7f12yrJCQCaetN66_kZy73/s640/seleb+3.jpg" width="512" /></a>Kuperhatikan wanita yang diucap Voni bagaikan sepupunya itu, sembari tersenyum saya menyodorkan tangan kananku kearahnya“ Hai, namaku Riko”“ Lydia” jawabnya pendek sembari tersenyum kepadaku. Sembari membalas senyumannya yang manis itu, mataku mengalami sesosok badan setinggi kira- kira 165 centimeter, meski dengan perawakan sedikit montok tetapi kulitnya yang putih bersih seolah menutupi bagian tersebut.<br />
<br />
“ Riko ini sahabat baik gue yang kerap gue ceritain ke kalian” celetuk Voni kepada Lydia.“ Oh..”“ Nah, saat ini kan loe berdua udah tau nama tiap- tiap, lain kali kalo ketemu kan dapat silih memanggil, gue ingin mandi dahulu yah, daag..” kata Voni sembari berjalan keluar dari kamarku. Saya menjawab perkataan Voni barusan dengan kembali tersenyum ke Lydia.<br />
<br />
“ Menawan pula sepupu Voni ini” pikirku dalam hati.“ Lydia ke Jakarta buat liburan yah?” tanyaku kepadanya.“ Iya, soalnya bosen di Bandung melulu” jawabnya.“ Loh, memangnya kalian tidak kuliah?”“ Tidak, sehabis SMA saya hanya bantu- bantu Papa aja, males sih kuliah.”“ Rencananya berapa lama di Jakarta?”“ Yah.. dekat 2 minggu deh”“ Riko saya ke kamar Voni dahulu yah, ingin mandi pula”“ Oke deh” Sembari tersenyum lagi ia berjalan keluar dari kamarku.<br />
<br />
Saya memandang punggung Lydia yang berjalan pelan ke arah kamar Voni. Kutatap BH hitamnya yang nampak jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti badannya yang agak bongsor itu sembari membayangkan dadanya yang pula montok itu.<br />
<br />
Sehabis menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang serta cuma dalam sekejab saja saya telah terlelap.<br />
<br />
“ Ko, bangun dong” Saya membuka kembali mataku serta memperoleh Voni yang lagi duduk di tepi ranjangku sembari menggoyangkan lututku.“ Terdapat apa sih?” tanyaku dengan nada sewot sehabis buat kedua kalinya dibangunkan.“ Kok marah- marah sih, udah bagus gue bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!” Saya menoleh ke arah jam dindingku sejenak.<br />
<br />
“ Jam 11, emang mengapa kalo gue belum mandi?”“ Kan loe janji ingin ngetikin tugas gue kemaren”“ Aduh Voni.. kan dapat esok..”“ Tidak dapat, kan kumpulnya esok pagi- pagi” Saya bergegas bangun serta mengambil perlengkapan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Voni.“ Ya udah, gue mandi dahulu, loe nyalain tuh pc!”<br />
<br />
Tulisan di layar komputerku kayaknya mulai kabur di mataku.“ Edan, udah jam 1, tugas sialan ini belum berakhir pula” gerutuku dalam hati.“ Tok.. Tok.. Tok..” bunyi pintu kamarku diketok dari luar.“ Masuk!” teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara.<br />
<br />
Terdengar suara pintu yang dibuka serta setelah itu ditutup lagi dengan keras sehingga membuatku kesimpulannya menoleh pula. Kaget pula waktu kudapati nyatanya yang masuk merupakan Lydia.“ Eh maaf, tutupnya sangat keras” sembari tersenyum malu ia membuka obrolan.<br />
<br />
“ Loh, kok belum tidur?” dengan heran saya memandangnya lagi.“ Iya nih, tidak tau mengapa tidak dapat tidur”“ Voni mana?” tanyaku lagi.“ Dari tadi udah tidur kok”“ Gue dengar dari ia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?”“ Iya nih, tetapi belum berakhir, sedikit lagi sih”“ Emang ngetikin apaan sih?” sembari bertanya ia mendekatiku serta berdiri pas disamping kursiku.<br />
<br />
Saya tidak menjawabnya sebab menyadari badannya yang dekat sekali dengan mukaku serta posisiku yang duduk di sofa membuat kepalaku terletak pas di samping dadanya.<br />
<br />
Dengan menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, saya bisa memandang lengannya yang lembut sebab ia cuma mengenakan pakaian tidur model tanpa lengan.<br />
<br />
Sewaktu ia mengangkut tangannya buat merapikan rambutnya, saya bisa memandang pula sedikit bagian dari BHnya yang saat ini bercorak krem muda.“ Busyet.. loe harum amat, pake parfum apa nih?”“ Bukan parfum, lotion gue kali”“ Lotion apaan, buat terangsang nih” candaku.“ Body Shop White Musk, kok buat terangsang sih?” tanyanya sembari tersenyum kecil.<br />
<br />
“ Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya”“ Masa sih? berarti saat ini udah terangsang dong” Agak kaget pula saya mendengar persoalan itu.“ Jangan- jangan ia lagi memancing gue nih..” pikirku dalam hati.“ Emangnya loe tidak khawatir kalo gue terangsang sama elo?” tanyaku iseng.“ Tidak, memangnya loe kalo terangsang sama gue pula berani mengapa?”<br />
<br />
“ Gue cium loe ntar” kataku memberanikan diri. Tanpa kusangka ia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga terletak di tengah- tengah sofa tempat saya duduk dengan meja komputerku.“ Beneran berani cium gue?” tanyanya dengan senyum bandel di bibirnya yang mungil.“ Wah peluang nih” pikirku lagi.<br />
<br />
Temukan permainan serta kesempatan kemenangan yang lebih mantap! Instan!<br />
<br />
Saya bangkit berdiri dari dudukku sembari mendesak kursiku sedikit ke balik sehingga saat ini saya berdiri persis di hadapannya. Sembari mendekatkan mukaku ke mukanya saya bertanya” Bener nih tidak marah kalo gue cium?” Ia cuma tersenyum saja tanpa menanggapi pertanyaanku.<br />
<br />
Tanpa pikir panjang lagi saya lekas mencium lembut bibirnya. Lydia memejamkan matanya kala menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya buat mencari lidahnya yang lekas bertaut serta silih memutar kala berjumpa.<br />
<br />
Sentuhan erotis yang kudapat membuat saya terus menjadi bergairah serta langsung menghujani bibir lembut itu dengan lidahku. Sembari terus menjajah bibirnya saya menuntun pelan Lydia ke ranjang.<br />
<br />
Dengan mata masih terpejam ia bagi kala kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku terus menjadi bernafsu serta lekas saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher serta turun ke zona dadanya.<br />
<br />
Sehabis menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke punggungnya padat jadwal mencari kaitan BH- nya serta lekas saja kulepas begitu saya temukan.<br />
<br />
Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya serta 2 bukit putih lembut dengan pentil pink yang kecil lekas terpampang indah didepanku. Kuremas pelan 2 susunya yang besar tetapi sayang tidak begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek. Puting susunya yang mungil tidak luput dari serbuan lidahku.<br />
<br />
Tiap saya jilati puting mungil tersebut, Lydia mendesah pelan serta itu membuatku terus menjadi terangsang saja.<br />
<br />
Entah gimana berita penisku yang sedari tadi sudah tegak berdiri tetapi terjepit diantara celanaku serta selangkangannya. Putingnya yang kecil memanglah sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, tetapi desahan dan gerakan- gerakan badannya yang menunjukkan ia pula terangsang membuatku tidak tahan buat lekas bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak.<br />
<br />
Tetapi kala saya hendak melepas celananya, seketika saja ia menahan tanganku.“ Jangan Riko!”“ Mengapa?”“ Jangan sangat jauh..”“ Wah, masa menyudahi setengah- setengah, nanggung nih..”“ Pokoknya tidak boleh” separuh berteriak Lydia bangkit serta duduk di ranjang.<br />
<br />
Kulihat 2 susunya tergantung dengan anggunnya di hadapanku.“ Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi?” tanyaku sembari menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari balik celana pendekku. Tanpa kusangka lagi, seketika saja Lydia meloroti celanaku plus celana dalamku sekaligus.<br />
<br />
Saya cuma diam kala ia melaksanakan perihal itu, pikirku bisa jadi saja ia berganti benak. Namun nyatanya ia setelah itu menggenggam penisku serta dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan irama yang tertib.<br />
<br />
Saya menyandarkan tubuhku pada bilik kamar serta masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sembari terus mengocok batang penisku namun terus menjadi lama terus menjadi kilat.<br />
<br />
Nafasku memburu kencang serta jantungku berdegub terus menjadi tidak beraturan dibuatnya, meski saya sangat kerap masturbasi, tetapi pengalaman dikocok oleh seseorang wanita merupakan yang awal bagiku, terlebih ditambah panorama alam 2 susu montok yang turut bergoyang sebab gerakan pemiliknya yang lagi menocok penisku bergantian dengan tangan kiri serta kanannya.<br />
<br />
“ Lyd.. ingin keluar nih..” lirih kataku sembari memejamkan mata meresapi kenikmatan ini.“ Bentar, tahan dahulu Ko..” jawabnya sembari membebaskan kocokannya.“ Loh kok dilepas?” tanyaku kaget. Tanpa menanggapi pertanyaanku, Lydia mendekatkan dadanya ke arah penisku serta tanpa pernah saya menduga artinya, ia menjepit penisku dengan 2 susunya yang besar itu.<br />
<br />
Sensasi luar biasa saya miliki dari penisku yang dijepit oleh 2 gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan nafas. Saat sebelum saya pernah berperan apa- apa, ia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara 2 susunya yang saat ini ditahan dengan memakai kedua tangannya.<br />
<br />
Kali ini segala urat- urat serta sendi- sendi di sekujur tubuhku juga ikut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi.“ Lezat tidak Ko?” tanyanya lirih kepadaku sembari memandang mataku.<br />
<br />
“ Edan.. lezat banget Sayang.. terus kocok yang kencang..” Tanganku yang masih leluasa kugerakkan kearah pahanya yang lembut. Sesekali memutar arah ke bagian balik buat merasakan pantatnya yang lembut.<br />
<br />
“ Ahh.. ohh..” desahnya pelan sembari kembali memejamkan matanya. Kocokan dan jepitan susunya yang terus menjadi keras terus menjadi membuatku kurang ingat daratan.“ Lyd.. saya keluar..” Tanpa dapat kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kental lekas menyembur keluar serta membasahi lehernya serta sebagian zona dadanya.<br />
<br />
Segala tubuhku lemas mendadak serta cuma dapat bersandar di bilik kamar. Saya memandang nanar ke Lydia yang dikala itu bangkit berdiri serta mencari tissue buat mensterilkan sisa spermaku. Kala menciptakan apa yang dicari, sembari tersenyum lagi ia bertanya“ Kalian seneng tidak” Saya mengangguk sembari membalas senyumannya.<br />
<br />
“ Jangan bilang siapa- siapa yah, terlebih sama Voni” katanya memperingatkanku sembari mengenakan kembali BH serta bajunya yang tadi kulempar entah kemana.“ Iyalah.. masa gue bilang- bilang, nanti kalian tidak ingin lagi ngocokin gue” Lydia kembali cuma tersenyum padaku serta sehabis menyisir rambut panjangnya ia juga beranjak mengarah pintu.“ Gue bersih- bersih dahulu yah, abis itu ingin bobo” ucapnya saat sebelum membuka pintu.<br />
<br />
“ Thanks yah Lyd.. esok kesini lagi yah” balasku sembari memandang pintu yang setelah itu ditutup kembali oleh Lydia. Saya memejamkan mata sejenak buat mengingat peristiwa yang barusan lalu, mimpi apa saya tadi malam dapat menemukan keberuntungan semacam ini. Tidak tabah saya menunggu esok datang, siapa ketahui nyatanya dapat memperoleh lebih dari ini.<br />
<br />
Bisa jadi saja sesuatu dikala saya dapat merasakan kenikmatan dari lubang surga Lydia, yang tentu saya wajib ingat buat sediakan kondom di kamarku dahulu.<br />
<br />
Ouh iya… jika kalian suka nonton video bokep mampir ke web ini saja. di jamin gak tidak terdapat sensor deh!JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comUnnamed Road, Sungai Seluang, Kelumpang Utara, Kab. Kotabaru, Kalimantan Selatan 72165, Indonesia-2.9094968338072964 116.29418897970659-33.702170333807295 74.9855979797066 27.883176666192703 157.60277997970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-79096315745703960362020-05-02T13:22:00.003-07:002020-05-02T13:22:47.101-07:00WIKWIK BERSAMA BOSKU YANG TAMPAN <a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>Ohhhhhh…ohhhh…. ohhhh…enak sekali paaa…ohhh…ohhh…” Erangku sebab merasa nikmat. Dikala itu saya dalam posisi berdiri membungkuk sembari berpegangan pada meja kerja pak Vincent di ruangannya. Baju atasku masih lengkap terpakai, sebaliknya celana panjang serta celana dalamku telah melorot hingga ke mata kaki. Pak Vincent sendiri lagi menyetubuhiku dari arah balik dengan cuma menghasilkan penisnya lewat resleting celananya saja. CREK…CREK…CREK…CREK…CREK… terdengar bunyi suara becek dari kemaluanku yang telah sangat basah“ Uuuuhhh…uhhh…. Saya telah ingin dapet paaaa…ohhhhhh” Saya mulai merintih nikmat dikala orgasmeku terasa hendak tiba. Pak Vincent memesatkan gerakan pinggulnya biar dia pula dapat menemukan ejakulasi bertepatan dengan orgasmeku.“ A…A…HHHH…HH..” Saya mendengar dia berteriak tertahan dengan badan bergetar, penisnya ditancapkannya dalam- dalam pada liang senggamaku.“ Aku…ss.. saya…keluar…” bisiknya tertahan“ AHHHHMMMMMMMMM… MMMMMMMMMM… <br /><br /><br />MMMMMMMMMPPPHHHHHHHHHH…” Saya sendiri lagi padat jadwal menahan jeritan nikmatku hingga mukaku berganti jadi merah padam. CROOOTT…CROT… CROT…crot…crot… semprotan air sperma pak Vincent yang hangat terasa memancar ke dalam rahimku yang dikala itu telah berisi bakal anak berusia 3 bulan yang pula berasal dari benih dia. Sehabis menenangkan diri hingga napas kami tidak memburu lagi, pak Vincent setelah itu mengambil tissue buat mensterilkan kemaluanku serta kemaluannya buat setelah itu membantuku mengenakan celanaku lagi. Tanpa berciuman dahulu sebab hendak membuat lipstikku berhamburan, saya melangkah ke luar dari ruangan dia sebab di luar situ telah menunggu manajer penjualan yang hendak menghadap dia. Saya memanglah kerap dimohon melayani sex kilat di ruang kerja dia paling utama di pagi hari, kami cuma memerlukan 5– 15 menit saja buat menggapai orgasme serta ejakulasi. Salah satu perihal yang kurangi kenyamananku merupakan saya wajib menahan suara erangan nikmatku supaya tidak kedengaran hingga keluar ruang kerja dia. Saya tidaklah salah satunya karyawan perempuan yang dia tiduri, tetapi cuma saya yang dia memohon buat melayani sex kilat di kantor. Namaku Mely, umurku dikala peristiwa ini merupakan 34 tahun, statusku telah menikah dengan satu orang anak. Saya bekerja di suatu industri IT serta Telekomunikasi di Bandung bagaikan staf purchasing merangkap sekretaris buat pak Vincent.<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdXlhdaI4P6p5uqIVYpB_0d9kTOYrMEIFY23436G8bCdrjhFfw5MKJs0CyGdzsfubPhZzABzbjxWsuGsoRwqMwl-pwx27cQZV02tf3bBkMdBdqqoW2fWjkretmKGBVsFfyI6MBE1oc5e25/s1600/Screenshot_14.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="598" data-original-width="601" height="396" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdXlhdaI4P6p5uqIVYpB_0d9kTOYrMEIFY23436G8bCdrjhFfw5MKJs0CyGdzsfubPhZzABzbjxWsuGsoRwqMwl-pwx27cQZV02tf3bBkMdBdqqoW2fWjkretmKGBVsFfyI6MBE1oc5e25/s400/Screenshot_14.jpg" width="400" /></a></div>
Tadinya saya merupakan staf administrasi biasa, tetapi atas permintaan pak Vincent saya setelah itu dipromosikan jadi staf purchasing sekalian melaksanakan fungsi- fungsi kesekretariatan terbatas. Pak Vincent ialah direktur pengelola industri yang pula ialah owner industri. Dia ialah orang yang sangat simpatik, penyabar serta telaten dalam mengajari anak buahnya supaya dapat membantunya. Pada waktu awal kali saya ditempatkan di dasar dia buat mengambil alih sekretarisnya yang mengundurkan diri sebab menikah, saya merasa sangat khawatir sehingga kerap sekali berbuat salah. Namun dia senantiasa mempercayaiku malah pada tahun dini tahun ini dia mempromosikan saya sehingga gajiku naik nyaris 2 kali lipat. Meski saya saat ini telah lebih tahu dengan pak Vincent, tetapi senantiasa saja saya kerap merasa tidak sangat aman jika wajib menghadap dia. Salah satu yang membuatku kurang aman merupakan tatapan mata dia yang sangat tajam serta kadang- kadang saya merasa semacam lagi ditelanjangi. Terdapat satu pergantian yang saya natural semenjak menemukan promosi ialah saya berupaya tampak lebih menarik tiap hari buat pak Vincent, saya tidak ketahui apa alibi nyatanya dari keputusanku ini. Pada sesuatu hari pak Vincent menugaskanku buat menjajaki seminar serta workshop yang diadakan di suatu hotel di wilayah Jatinangor, pasti saja materinya sangat cocok dengan pekerjaan serta bidang usaha industri kami. Tidak hanya seminar serta workshop yang saya simak, di hotel yang sama nyatanya terdapat kegiatan yang lain diselenggarakan oleh salah satu pelanggan terbanyak kami. Pak Vincent memutuskan buat turut kegiatan ini buat sekaligus berjumpa dengan para pengambil keputusan dari industri pelanggan kami tersebut. Oleh sebab posisi penyelenggaraan yang sama, otomatis kami mejadi kerap berjumpa paling utama pada dikala makan siang ataupun coffee break. Pasti saja bagaikan staf biasa saya cuma berani menyapa dia saja, tidak lebih dari itu. Tetapi nyatanya pak Vincent malah yang mulai mengajakku mengobrol, awal mulanya percakapan biasa seputar pekerjaan di kantor serta modul seminar, tetapi kesimpulannya topiknya meluas ke hal- hal yang lebih bertabiat individu. Hari ini seminar serta workshop merambah hari terakhir namun materinya telah tidak terdapat yang baru sama sekali sebab acaranya berbentuk presentasi dari perusahaan- perusahaan yang jadi sponsor penyelenggaraan seminar ini. Pada dikala coffee break pagi pak Vincent mengajakku buat jalan- jalan saja meninggalkan kegiatan seminar lebih dini sebab beliaupun telah tidak terdapat kegiatan lagi.“ Tetapi suami Mely nanti sore hendak jemput pak, rencananya kami hendak bersama dari mari menengok kerabat di Sumedang” Kataku yang kebimbangan dengan ajakannya antara tidak berani menolak dengan khawatir dicurigai suamiku yang cukup cemburuan jika nanti tidak jadi turut ke Sumedang.“ Habis jalan- jalan aku dapat anterin Mely balik lagi ke mari, jadi senantiasa dapat turut ke Sumedang dengan suami kalian” Dia coba menarangkan“ Memangnya kita ingin ke mana pak?” Saya kembali bertanya“ Aku mau ngajak Mely ke Cipanas Garut buat berendam di situ, sembari refresing sebentar supaya esok fresh lagi waktu mulai ngantor”“ Hmmmm…asyik pula, tetapi Mely ga membawa pakaian renang” Saya jadi tertarik dengan tawaran dia.“ Aku pula tidak membawa celana renang kok… kita berendam air panasnya tidak di kolam renang, tetapi di kolam rendam yang kita sewa sendiri sehingga kita dapat leluasa berendam pMely pakaian dalam ataupun telanjang sekaligus” Katanya sembari tertawa“ Boleh pula tuh… Mely ingin deh turut, tetapi ayah nanti bener- bener balikin Mely ke mari lagi ya?” Saya kesimpulannya sepakat dengan ajakan dia serta tidak sangat memikirkan gunakan apa nanti berendamnya. <br /><br />Saya ingin menjajaki ajakan dia sebab peluang ini tidak sering sekali dapat didapat oleh staff biasa semacam saya, bagaikan boss serta owner industri dia lebih banyak berhubungan dengan tingkat manajer ataupun sedikitnya supervisor. Cuma saja posisiku bagaikan staff purchasing tiap hari kerap ditempatkan pula bagaikan sekretarisnya buat sebagian urusan administrasi. Saya berharap dengan banyak peluang berdialog dengan bossku ini, saya dapat lebih memahami kemauan dia yang mudah- mudahan dapat memperlancar pekerjaan serta karirku di industri. Meski begitu saya pula memiliki sedikit rasa takut, apakah bossku ini memiliki jadwal lain dengan mengajakku jalan- jalan ke tempat wisata dengan cuma berdua saja. Kemungkinannya dapat saja memanglah sebab cuma mau berhura- hura dengan mengajak saya, tetapi bukan tidak bisa jadi pula saya hendak diajak menemaninya tidur. Mungkin kedua lebih bisa jadi terjalin sebab pak Vincent mengajakku buat menyewa kamar kolam sendiri yang katanya berendam sembari telanjang juga dapat. Apakah itu bukan berarti dia secara halus mengajak saya“ ngamar”? Sekejap terdapat perasaan bangga seandainya dia memanglah mau mengajakku“ ngamar” berarti saya yang staf biasa ini lumayan menarik untuk dia terlebih saya telah tidak muda lagi serta bukan wanita perawan. <br /><br /><br /><br />Kalaupun benar saya hendak diajaknya berhubungan tubuh dikala di Garut nanti, apa yang wajib kulakukan? Jika saya menolaknya tentu hendak membuat dia marah besar, sebaliknya jika menurutinya ajakannya apakah saya mampu memenuhinya harapannya? Apakah dia pula hendak senantiasa marah sebab tidak puas dengan pelayananku meski telah saya turuti keinginannya buat bersetubuh? Apakah sehabis memandang wujud tubuhku dalam kondisi telanjang bundar, apakah dia masih“ berselera” terhadapku? Begitu banyak persoalan yang tidak dapat saya jawab sehingga kesimpulannya kuputuskan hendak pasrah saja jika nyatanya pak Vincent mengajakku berhubungan tubuh sebab saat ini telah terlanjur berangkat bersamanya. Anehnya dikala itu saya sama sekali tidak memikirkan statusku bagaikan seseorang istri ataupun bossku yang pula telah berkeluarga. <br /><br /><br /><br />Saya cuma masih menaruh harapan mudah- mudahan pak Vincent tidak mengajakku bersetubuh serta benar- benar cuma mau ditemani berjalan- jalan serta berendam di air panas. Kesimpulannya kami hingga di Garut, kami tidak langsung berangkat ke areal pemandian air panas, namun mampir dahulu ke suatu rumah makan buat makan siang meski dikala itu masih kepagian. Di situ kami memilah tempat makan lesehan di atas kolam yang cukup romantis buat orang yang datangnya berpasangan. Bagaikan bawahannya akupun melayani dia buat lebih aman menyantap pesanan kami. Banyak perihal yang kami obrolkan, paling utama keingin tahuan dia menimpa keluargaku serta pula pengalamanku saat sebelum bekerja di tempat yang saat ini. Saya tidak banyak berani bertanya banyak jika menimpa latar balik dia kecuali dia memanglah lagi menceritakannnya. Percakapan ini terus bersinambung meski santapan sudah habis, sehingga saya mulai merasa lebih akrab dengan dia. Sehabis sholat dhuhur besama, kami kembali melanjutkan ekspedisi mengarah areal pemandian air panas di Cipanas Garut. Hatiku berdebar dengan kencang kala pak Vincent membelokkan mobilnya merambah taman salah satu motel di situ yang memiliki taman lumayan luas. Dari jendela mobil dia setelah itu melaksanakan booking kamar pada sebagian room boy yang kayaknya memanglah menunggu tamu di gerbang pintu motel. Saya mulai merasa risau sebab dari pendengaranku, dia cuma memesan satu kamar saja yang maksudnya apakah saya hendak satu kamar dengan ia berendamnya? Room boy yang diajak bicara oleh pak Vincent masuk ke dalam front office buat mengambil kunci kamar yang dipesan, setelah itu membagikan isyarat supaya kami mengikutinya. Pak Vincent memesan kamar yang sangat besar di situ, jadi saya mulai berharap bisa jadi di dalamnya terdapat lebih dari satu kamar rendam yang terpisah. Sehabis memarkirkan mobilnya di car port depan kamar, pak Vincent mengajakku turun serta masuk ke dalam kamar sembari membereskan pembayaran kamarnya. Ya ampun…. Kamar itu memanglah besar serta luas namun senantiasa saja cuma memiliki satu kamar rendam serta pula terdapat tempat tidurnya. Saya mulai gemetar sebab kekhawatiranku mulai mendekati realitas ialah saya cuma berdua dengan pak Vincent di suatu kamar motel yang jauh dari rumah.“ Ingin langsung berendam ataupun rehat dahulu?” Seketika bossku bertanya“ I…i.. rehat aja dahulu, Mely ingin rehat dahulu” Jawabku agak tersendat, saya pikir dengan memohon rehat dahulu saya dapat menunda buat berendam air panas. Siapa ketahui jika pak Vincent ingin berendam duluan sehingga kalaupun saya dituntut berendam dapat sehabis pak Vincent berakhir. Lagi pula kamar ini memiliki 2 ranjang besar, sehingga saya dapat menjauh buat tidak satu tempat tidur dengan dia.“ Jika begitu kita rehat barengan aja dahulu, baru nanti berendam bareng pula” Kata pak Vincent sembari mulai melepas sepatu kemudian membuka bajunya satu persatu hingga bertelanjang bundar di depanku begitu saja.“ Lho… kalian pula buka pakaian dong, supaya nanti tinggal langsung berendam serta pakaian kita tidak kusut”“ Mely ti.. ti.. dak berani pak…” Jawabku sembari tertunduk dengan tubuh yang telah menggigil. <br /><br /><br />Saya saat ini betul- betul percaya kalau pak Vincent memanglah bernazar meniduriku di mari, bukan cuma hanya mau mengajak berendam di air panas saja.“ Jika begitu aku bantuin ya…” Kata bossku sembari mendekat serta mulai membuka kancing kemeja atasku satu persatu.“ Ja.. ja.. ngan pak…” saya merintih pelan sebab mulai merasa tidak berdaya“ Jangan mengapa?” Tanya bossku lagi, meski dengan suara biasa tetapi terasa sangat mengintimidasi“ Ma…maksudnya…e.. ehh… Supaya Mley aja yang buka sendiri…” Kesimpulannya saya merasa wajib menyerah serta pasrah pada suasana di mana pak Vincent kelihatannya telah tidak mau dibantah lagi. Dengan tangan gemetar saya membuka bajuku satu persatu hingga kesimpulannya tinggal mengenakan BH serta celana dalam kemudian berdiri mematung dengan kepala tertunduk di depan pak Vincent yang dari tadi melihatku membuka pakaian. Kemaluanku meski masih tertutup celana dalam kucoba ditutup dengan tangan kananku, sebaliknya tangan kiriku saya silangkan buat menutupi dadaku.“ Buka pula dong BH serta celana dalamnya”“ Mely malu sama ayah…”“ Malu mengapa? Cuma terdapat kita berdua kok di dalam mari serta aku kan udah telanjang pula” Kesimpulannya saya menuruti pula keinginan dia dengan membebaskan“ pertahanan terakhirku” yang membuat kami bersama telanjang bundar saat ini. Meski sejauh jalur tadi saya telah mempersiapkan diri buat terbentuknya kejadian ini, tetapi senantiasa saja saya sangat ketakutan dikala mengalaminya langsung<br /><br /><br />. Tanpa terasa air mata mulai menggenang di mataku, tetapi saya tidak berani sama sekali bersuara khawatir hendak membuat atmosfer kian runyam. Tanganku saya silangkan di depan badan dengan kedua telapak tangan menutup kemaluanku sebaliknya lengan bagian atasku dipakai menutupi dadaku paling tidak putting susuku. Melly Pak Vincent saat ini berdiri pas di depanku dengan badan besar besarnya nyaris melekat padaku. Penisnya yang gelap kemerahan telah berdiri tegak serta melekat diperutku. Kedua tangannya setelah itu mencapai tanganku serta melingkarkannya ke balik badannya sehingga saya jadi memeluk dia di bagian pinggang. Daguku kemudian diangkatnya dengan tanggannya hingga wajah kami bersebelahan kemudian dia mencium bibirku dengan lembut sembari diberi sedikit hisapan- hisapan serta kecupan. Saya belum dapat bereaksi sama sekali dikala itu tidak hanya berupaya memejamkan mata dengan air mata yang terus berlinang. Dengan tabah pak Vincent menciumku berkali kali hingga kesimpulannya tanpa terasa saya mulai membuka bibirku yang tipis serta langsung dimanfaatkan oleh dia buat memasukkan lidahnya ke dalam rongga mulutku.“ Mmmmpphhhhh…. hhheehhhh…. mmmmppphhhh…” Saya mulai berdesah bagaikan respon atas ciuman pak Vincent yang terus menjadi gencar dengan game lidahnya serta mulai mencairkan keteganganku. Tangan kirinya digunakan buat memeluk tubuhku sebaliknya tangan kanannya memegang tengkukku. Tanpa kusadari tanganku yang melingkari pinggangnya mulai kugunakan buat memeluk pak Vincent sehingga badan kami saat ini silih merapat, kulit berjumpa kulit. Kurasakan kemaluanku bergesekan dengan pahanya yang berbulu sebaliknya penis pak Vincent bergesekan dengan perut serta payudaraku. Gesekan demi gesekan mulai membangkitkan gairahku sekalian pula keberanianku buat mulai menyongsong aksi dia. Kemaluanku terasa mulai lembab……………. Pak Vincent kelihatannya pula merasakan kemaluanku yang mulai lembab dari gesekan dengan pahanya sehingga dia mulai lebih intensif menggerak- gerakan pahanya pada kemaluanku. Saya meresponnya dengan merenggangkan pahaku sehingga segala kemaluanku saat ini dapat bergesekan dengan paha pak Vincent.“ Aahhhhhhhhhh….. geli paaak…” Desahku dikala pak Vincent alihkan ciumannya ke kuping serta leher kiriku“ Ohhhhh…. oohhhh…. Ohhhh…. ohhh…. paaaa…. ohhhh…” suara desahanku kian tidak terkontrol dikala pak Vincent mulai meremas- remas buah dada kecilku dengan tangan kanannya. Seketika pak Vincent berlutut di depanku serta bibirnya langsung memangut putting susuku buat dihisap- hisapnya, sebaliknya tangan kanannya saat ini mengelus- elus kemaluanku.“ Bapaaaa…oohhhhhh….. paaa…. Mely hendak diapain…. ohhhhh…..” saya terus mendesah nyaris tidak menyudahi.“ Ouchhhhhh….. hhhhh…. shhhh…shhhh. shhhhhh” Cuma desisan yang dapat kukeluarkan dikala pak Vincent memasukkan jarinya ke dalam liang senggamaku kemudian mengocoknya dengan kilat. Pelan- pelan kemaluanku mulai becek disebabkan menerima rangsangan- rasangan yang pak Vincent bagikan padaku. Rasa takutku telah lenyap sama sekali demikian pula kekhawatiran hendak mengecewakan dia sebab nyatanya saya terus“ digarapnya” meski hingga dikala ini saya masih berlagak pasif. Sehabis lubang senggamaku terus menjadi becek serta merekah, <br /><br /><br /><br />pak Vincent kemudian berdiri lagi serta dengan lambat- laun menekuk kakinya sehingga saat ini penisnya terdapat di depan vaginaku. Saya paham artinya yang hendak menyetubuhiku dalam posisi berdiri, tetapi saya belum sempat melaksanakannya sepanjang saya menikah dengan suamiku. Jadi saya berupaya menolong dia dengan merenggangkan kakiku sembari memajukan kemaluanku supaya liang senggamanya lebih menuju kedepan. Nyatanya upayaku yang cuma berdasakan naluri itu lumayan sukses, kurasakan kepala penis dia telah terdapat di depan liang senggamaku sembari berputar- putar mencari posisi yang pas buat masuk. BLESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS…. Penis pak Vincent kesimpulannya masuk dengan lembut kedalam liang senggamaku.“ UUUUUUUHHHHHHHHHHHHHHHHHHH………..” Tanpa dapat ditahan lagi saya menghasilkan suara lenguhan keras saking nikmatnya. Sehabis segala batang penisnya masuk, pak Vincent memelukku dengan kedua telapak tangannya pada buah pantatku. Setelah itu dengan lambat- laun ia meluruskan kakinya sehingga secara otomatis saya terangkat ke atas oleh dorongan penisnya pada kemaluanku semacam sate dengan tusuknya.“ Ohhhhhhhh…. Mely khawatir jatuh paa….” Sembari melenguh nikmat saya pula merasa khawatir hendak jatuh sebab cuma tubuhku dinaikan cuma oleh kekuatan otot penisnya saja.“ Belitkan kedua kaki kalian ke pinggang aku bagaikan pengait biar tidak gampang jatuh” Perintahnya Saya lekas mengaitkan kakiku melingkari pinggangnya serta tanganku memeluk lehernya, sebaliknya kepalaku saya sandarkan pada bahu dia. Sehabis dia percaya saya melekat dengan benar pada badannya, ia kemudian mulai menggerak- gerakkan pantatnya maju mundur.“ Ohhhhh…. ohhhhh…. ohhhhh…ohhhh…. bapppaaakkk.. aaahhhh…ohhhh…. ohhhh…. ohhh…paaakk…enaaak” Pak Vincent menyetubuhiku yang digendong dalam pangkuannya sembari berjalan keliling ruangan. Bersetubuh semacam ini betul- betul tidak sempat terpikir olehku serta tidak sempat terbayangkan hendak saya natural sebab suamiku cuma melaksanakan hal- hal yang biasa saja. Meski pergerakan penis pak Vincent sangat terbatas, tetapi posisi penisnya yang tegak serta tertekan oleh berat tubuhku sendiri membuat terasa sangat nikmat seolah- olah menembus hingga jantungku<br /><br />.“ Ohhhh…ohhhhh…. ohhh…. ohhhh…. ohhh..” saya terus mendesah menjajaki gerakan bossku Tidak berapa lama setelah itu pak Vincent menyandarkanku ke bilik kamar serta mulai menggenjot penisnya dengan lebih kilat sebab beban dari berat tubuhku telah tertahan sebagian oleh bilik kamar.“ Addduddduuuuhhhhh…ohhhhh…. ohhhhh….. ohhhh…ouchhhh….. aahhhh…. ohhhh…” desahanku terus menjadi menggila.“ AAAAAAAAAAAA.. RRRRRRRHHHHHHHHHHHHHH……………….” Kesimpulannya saya mengerang nikmat dengan keras dikala orgasmeku tiba. Pak Vincent merendahkan keseriusan genjotan penisnya buat membagikan peluang padaku menikmati orgasmeku.“ Adduuuuuhhhh…. Lezat sekali paakkk” Bisikku di kuping dia“ Kita saat ini main di ranjang ya sayang… Aku belum keluar…bantu aku ya sayang” Balas pak Vincent dengan lembut. Saya cuma dapat mengangguk pelan sebab segala tenagaku seolah- olah sudah tersedot habis oleh orgasme tadi. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Pak Vincent setelah itu menurunkanku hingga kakiku dapat menapak ke lantai saat sebelum setelah itu membebaskan penisnya dari kemaluanku. Penisnya nampak sekali masih keras serta tegak meski saat ini rupanya lebih kemerahan dibanding tadinya. Setelah itu saya dibopongnya ke ranjang.“ Uhhhhhhh….” Saya kembali mendesah dikala dia membebaskan penisnya dari kemaluanku. Di tempat tidur saya cuma dapat tergolek lemas, tetapi saya masih ingat permohonan dia yang mau dibantu buat dapat berejakulasi olehku. Oleh sebab itu kucoba mengangkangkan kakiku supaya jadi isyarat kalau saya masih siap menyongsong lagi dia biar menggapai ejakulasi. Ngentot Dengan Melly Saya gosok- gosokkan tanganku pada kemaluanku biar senantiasa merekah serta basah. Pak Vincent kemudian naik ke ranjang sembari mengocok- ngocok penisnya hingga ke dekat kemaluanku serta langsung memasukkannya lagi ke dalam liang senggamaku. BLESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS…………….“ AAAAAAAAAAAAAAAA.. HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH……” Penis pak Vincent betul- betul dapat mendatangkan kenikmatan bagiku meski saya amati tidak sangat besar ataupun panjang ukurannya.“ Euuhhhhh…. euhhhhh…euhhhh…. euhhhh…euhhhh…” saya terus melenguh dikala pak Vincent mulai memompakan penisnya dari atas tubuhku.“ Ooooohhhh…ohhhhh…. bapppaaa…. teruss…paaa…auhhhhh… aaaahhh” saya meracau Pak Vincent memompa terus menjadi kencang serta kemaluanku terus menjadi basah apalagi mulai banjir mengalir keluar. CROK…CROK…. CROK…. CROK…. CROK…. Kudengar suara penis pak Vincent yang menembus kemaluanku yang telah sangat basah“ Ohhhhh…ohhhh…. paaaaa…. Mely mauuu dapet lagiiii…. ooohhhh” Saya beranikan buat melingkarkan kakiku pada pantanya dia buat menolong tekanan dikala memompa penisnya.“ AAAAAAARRRRRRRRRRRRRR… KKKKKKKKKKKKKKKHHHHHHHHHHHH…..” Saya kembali mengerang dikala orgasme keduaku tiba Saya coba menekan kakiku yang melilit pantat dia biar dapat menikmati orgasmeku tetapi warnanya dia pula lagi menunggu ejakulasinya yang telah dekat.“ Melyyyy…. aku hendak semprotkan di dalam…. AHHH…AHHH…AHHH…ahhh…. ahhhh…. ahhh” Teriak dia sedikit tertahan SRRROOOOOT….. SROOOOOT…. SROOOOTTTT…. srrrt…. srrrt…. srrrt… kurasakan semprotan air sperma bossku yang lagi menaburkan benihnya di rahimku.“ Ahhhhhhhhhhhhh…..”<br /><br /> Pak Vincent mendesah lega sehabis seluruh air maninya keluar Kami kemudian berciuman serta berpelukan dengan mesra semacam sejoli pacar bukannya boss besar dengan karyawan tingkat bawahnya.“ Kalian dapat menikmatinya sayang?” Tanya pak Vincent dengan lembut membuka obrolan dengan senantiasa menindihku serta tanpa menarik penisnya dari kemaluanku.“ Dapat pak, lezat sekali malah… asalnya Mely khawatir sekali…tapi jika tau bakal lezat seperti ini Mely udah ingin dari dulu- dulunya” Cerocosku panjang lebar“ Emangnya kalian ga apa- apa aku setubuhi?” Pak Vincent keheranan dengan jawabanku“ Untuk orang semacam Mely, bapa udah milih Mely buat disetubuhi saja rasanya udah gimana gitu….” Jelasku“ Sebenernya waktu bapa ngajak Mely ke Garut buat sewa kamar rendam, Mely udah merasa tentu ujung- ujungnya bakal diajak bersetubuh” Sambungku sembari tanganku mensterilkan bercak lipstikku yang melekat di pipi serta dekat bibir dia“ Mely ngerti lah jika orang yang udah gede mandi bareng bakal mengapa…”“ Jadi waktu Mely iyain, itu maksudnya telah tercantum kesediaan Mely disetubuhin ayah” Kataku agak manja“ Jika Mely masih perawan bisa jadi dapat lain ceritanya ataupun bisa jadi pula tetep sama”.“ Malah yang Mely sangat takutkan bukan disetubuhinya, tetapi khawatir tidak dapat memuaskan ayah ataupun membuat ayah marah” Sambungku“ Mely tidak ketahui, orang- orang gede semacam ayah itu maunya apa jika lagi bersetubuh”“ Jika orang- orang kecil semacam suaminya Mely mah mudah sekali nebak maunya” Saya masih nyerocos“ Mely tinggal ngangkang ia langsung tembak, berakhir…mmmmpppphhhhhh” Pak Vincent cuma tersenyum kemudian mencium bibirku buat menghentikan omonganku yang menggelontor nyaris tidak menyudahi. Kami kembali berciuman mesra dengan memainkan lidah tiap- tiap dari metode menciumnya saya dapat belajar ciuman yang dalam serta membangkitkan gairah. Sepanjang ini saya cuma berciuman dengan suamiku cuma mengadukan bibir saja serta sangat banter semacam bertukar ludah.“ mmmmmmpppphhhhhhh…. ahhhh… mpppppphhhhhhh……ohhhhhh….. mpppphhhh” Dikala berciuman saya tidak dapat menahan desahanku sebab penis pak Vincent meski telah tidak sekeras tadinya kurasakan berkedut- kedut di dalam liang senggamaku sehingga memunculkan rasa geli yang nikmat. <br /><br />Saya setelah itu membalasnya dengan menggerakkan otot kemaluanku buat meremas- remas penisnya dengan gemas sembari tanganku menekan- nekan pantatnya.“ Ahhhhhh….” Desahku dikala pak Vincent mencabut penisnya dari kemaluanku serta tiduran di sampingku. Saya berupaya memberanikan diri merebahkan kepalaku di dadanya berharap dia bersedia memelukku, nyatanya dia menyambutku dengan mesra, bukan cuma membalas pelukanku namun pula membelai- belai badan serta rambutku. Bossku itu pula memohon saya merapikan bulu kemaluanku sebab dia lebih bahagia bulu yang apik tipis serta memohon waktu nanti kami bersetubuh lagi telah berganti. Meski suamiku sesungguhnya lebih suka kemaluanku berbulu rimbun, tetapi saya memilah hendak menuruti keinginan pak Vincent saja serta saya hendak cari alibi buat suamiku. <br /><br />Terlebih dari kata- katanya itu maksudnya dia ingin mengajakku bersetubuh lagi di lain waktu yang membuat hatiku terus menjadi berbunga- bunga. Sehabis lumayan istirahat, kami kemudian mandi berendam bareng di bak air panas yang ada di kamar mandi hotel. Kami berendam sembari berpelukan, pak Vincent memelukku dari balik sehingga tangannya dapat memeluk sembari memainkan kemaluanku, meremas- remas payudaraku serta memainkan putting susunya.“ Geli paaakk…. ohhhhh…hhhhhh…. shhhhhhhhh” Saya mulai mendesah serta mendesis dikala pak Vincent menciumi leher serta kupingku sebaliknya jarinya mulai dikeluarmasukkan ke dalam liang senggamaku yang terendam air. Tanpa siuman badanku mulai menggeliat- geliat sebab rangsangan yang dicoba dia. Saya pula merasakan penis bossku itu mulai membeku di balik punggungku sehingga membuatku terus menjadi terangsang.“ Ohhhhhh…. bapaakk…Mely pengen disetubuhi lagi…shhhhhhh” Saya memberanikan diri memohon dia menyelesaikan birahiku yang telah hingga keubun- ubun. Dia kemudian mencabut jarinya dari liang senggamaku serta mengangkut pantatku sedikit sehingga penisnya dapat ditunjukan pada kemaluanku dari arah balik. BLESSSSSSSSS………..“ OOOOOOOOOHHHHHHHHHHHHHHHHHH……………….. nikmat sekali pakkk” Erangku menyongsong masuknya penis dia ke dalam tubuhku.“ Euhhhhh…. euhhhhh…euhhhh… euhhhhhh…euhhhh” Saya coba berinisiatif menggerak- gerakkan tubuhku naik turun di dalam air sembari berpegangan pada pinggir bak. Gerakan naik turunku memunculkan gelombang pada air bak yang kian lama terus menjadi bergolak tidak tertib semacam pula gairah kenikmatanku yang terus terus menjadi bergelombang naik.“ Heeeehhhhhh…. Heehhhhh…. Heeehhhhh…. Heeehhhhh…” saya berupaya menaikkan tempo gerakanku tetapi senantiasa saja hambatan air membuat gerakanku semacam gerakan slow motion di filem- filem. Pak Vincent mengimbangi gerakanku dengan menaik turunkan pinggulnya sebaliknya tangan kanannya terus menjadi gencar meremas- remas payudaraku dari arah balik serta tangan kirinya memainkan kelentitku.“ Oooohhhh…. ohhhh…. ohhhhh…. ohhhh…. ohhhh….. ohhhhh” Gerakanku terus menjadi liar dengan rangsangan dari dia“ Meeellyy DAPEETTTTT LAGI….. OHHHHHHHHHHHHHH” Saya menjerit dikala menemukan orgasme awal di dalam air. Saya menyudahi menggerakkan tubuhku buat menikmati gelombang orgasmeku yang luar biasa bagiku dengan napas agak tersenggal- senggal.<br /><br /> Pak Vincent masih menggerak- gerakkan pinggulnya sehingga penisnya senantiasa naik turun di dalam liang senggamaku, tangannya di silangkan di dadaku sembari meremas kedua payudaraku dengan lembut. Bibirnya yang hangat kurasakan menciumi tengkuk serta punggungku kesekian ulang memenuhi kenikmatan yang kurasakan. Pak Vincent memintaku memutarkan tubuh biar posisi kami jadi silih berhadapan dengan penisnya masih terdapat dalam kemaluanku. Kami berciuman sembari saya memeluknya, sebaliknya tangan dia memegang kedua buah pantatku sembari senantiasa menaik turunkan pinggulnya. Pelan- pelan gairahku mencuat kembali serta mulai mengimbangi gerakan pinggulnya dengan menggerakkan pinggulku sendiri naik serta turun.“ Ahhhh…. Mmmmmppphhhhhhh…… oohhhhhhh….. mmppppphhhh…” Kami meneruskan bersetubuh sembari terus berciuman. Kian lama ciuman kami kian panas, bibir kami silih melumat serta game lidah yang terus menjadi liar. Gerakan penis pak Vincent terus menjadi agresif, penisnya dengan keras menyodok- nyodok ke dalam liang senggamaku sebaliknya pantatku ditekannya kebawah oleh tangan dia.“ Ohhhhhh…. ohhhhh…. ohhhhhh…. paaaa…. ohhhhh…. baapaakk…. aduuuhhhhh…” Saya cuma dapat mengerang nikmat tanpa berbuat apa- apa sebab pak Vincent mengambil alih kendali.“ Mellyy…. Aku ingin keluarrrrrr” pak Vincent mengerang Saya rasakan badan pak Vincent bergetar keras sebaliknya penisnya berdenyut- denyut dengan tidak kalah kerasnya. SROOOOOOTTT…SROOOTTT……. SROOOTTTT…semprotan demi semprotan air sperma bossku kembali membanjiri rahimku“ A.. a.. aahhhh.. a.. a.. aahhhh…” pak Vincent mengerang tertahan Meski saya ltidak menemukan orgasme lagi yang berbarengan dengan ejakulasinya pak Vincent, saya senantiasa merasa puas sebab telah menemukan orgasmeku tadi. <br /><br /><br />Saya kemudian menciumi serta membelai- belai wajah bossku yang nampak lumayan keletihan sehabis bersetubuh denganku di air panas. Otot- otot liang senggamaku kembali saya kontraksikan buat memijat- mijat penis pak Vincent yang pula lagi keletihan di dalam tubuhku. Bossku itu kelihatannya sangat suka dengan apa yang saya jalani, dia kemudian membalas ciumanku serta memelukku dengan mesranya. Dia setelah itu menciumi segala wajahku, leherku serta payudaraku dan menghisap- hisap putingnya sembari mengucapkan kepuasannya bersetubuh denganku. Bagaikan perempuan pasti saja saya merasa bangga dapat memuaskan dia yang ialah bossku tiap hari meski sesungguhnya saya pula sangat puas sebab menemukan kenikmatan yang lebih besar dari yang saya biasa bisa jika berhubungan tubuh dengan suamiku sendiri. <br /><br />Dengan posisiku senantiasa“ menunggangi” dia kami mengobrolkan bermacam perihal, mulai dari pekerjaan hingga yang berkaitan kehidupan individu tiap- tiap, pasti saja sembari diselingi berciuman mesra. Pak Vincent pernah bertanya apakah saya pake pengaman, waktu saya balas dengan persoalan mengapa baru bertanya saat ini sementara itu dia telah 2 kali menebar benihnya? Dia menanggapi sembari tertawa kalau sebab saya telah memiliki suami hingga ia tidak sangat takut jika saya jadi berbadan dua karenanya. Saya memanglah saat ini mengenakan IUD bagaikan pengaman sebab belum merancang memiliki anak lagi. Setelah itu iseng- iseng dia saya tanya, jika saya lepas IUDnya apakah ia ingin menghamili saya? Jawabannya lumayan mengagetkan tetapi sangat menyenangkanku sebab dia bersedia“ menyumbang” benihnya namun tidak ingin menikahiku. Namun dia bersedia berkomitmen buat menolong bayaran“ anak biologisnya” itu. <br /><br /><br />Sehabis berakhir berendam, kami kemudian mensterilkan tubuh serta berpakaian lagi buat bersiap- siap kembali sebab suamiku telah hendak menjemputku di tempat seminar tadi. Di tengah ekspedisi pak Vincent memintaku melaksanakan oral seks, sebab saya belum sempat melaksanakannya dia kemudian membimbingku menimpa metode melaksanakannya. Sesampainya di tempat parkiran tempat seminar, pak Vincent belum pula berejakulasi yang memaksaku buat lebih kasar mengemut penisnya. Kesimpulannya dia dapat ejakulasi serta memintaku meminum segala air maninya hingga habis. Nyatanya suamiku pula telah terdapat ditempat parkiran menjemputku sehingga membuatku agak panik serta dengan terburu- buru saya lekas merapikan pakaian serta rambutku dan mengenakan lipstik lagi yang sudah lenyap melekat di penis pak Vincent.<br /><br /><br /><br /> Sehabis seluruhnya apik kembali saya keluar dari mobil pak Vincent serta ambil jalur memutar dari parkiran yang tidak nampak suamiku buat masuk ke tempat seminar. Saya setelah itu mendatangi suamiku seolah- olah baru berakhir seminar serta mengajaknya berkenalan dengan pak Vincent… bossku di kantor serta di ranjang.JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comUnnamed Road, Makmur, Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan 72275, Indonesia-3.6114792494895793 115.59106397970659-34.301098249489577 74.2824729797066 27.07813975051042 156.89965497970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-6210365360591303432020-04-19T13:18:00.000-07:002020-04-19T13:18:45.031-07:00NGENTOTO DENGAN PEMBANTU YANG SUPER SEKSI<a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>Maukan kalian mijit Ayah lagi? Pegal2 nih kan udah seminggu? Dapat Pak, jam berapa Ayah kembali? Saat ini? Baik Pak, tetapi aku ingin mandi dahulu? Agak lama saya menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Tini tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini menggunakan daster yang basah di sebagian bagian serta jelas sekali wujud bundar buah kembarnya bagaikan ciri ia ti<br />
dak mengenakan BH. Bisa jadi buruburu. Engga apaapa.<br />
<br />
Dapat mulai? Dapat pak aku ubah pakaian dahulu? Nyaris saja saya bilang, engga harus, kalian gitu aja. Untung tidak jadi, ketahuan banget terdapat iktikad lain tidak hanya memohon pijit. Saya masuk kamar serta lekas bertelanjang bundar. Terbawa atmosfer, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Menggunakan rok terusan berbunga kecil corak kuning terang, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah hingga ke dasar, buatnya kian nampak bersinar. Corak roknya cocok benar dengan bersih kulitnya.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikYavb6ZiRYxYjeDWBxLieLXSDLEL1VSfG5OGbqSpKBd7QWrQOYH7yT9x2VfOIvTKz3Zdcte4prkCT5_G9UoJkcHA563ctkC08o587R5t1QlfrWKj1rLZllX_ByT0-SmORvoll2h3ta7sL/s1600/84470056_162286215203503_7879214098326487040_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="480" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikYavb6ZiRYxYjeDWBxLieLXSDLEL1VSfG5OGbqSpKBd7QWrQOYH7yT9x2VfOIvTKz3Zdcte4prkCT5_G9UoJkcHA563ctkC08o587R5t1QlfrWKj1rLZllX_ByT0-SmORvoll2h3ta7sL/s320/84470056_162286215203503_7879214098326487040_n.jpg" width="256" /></a>Dada itu nampak kian menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Tin? Ya pak? Dengan cuma berbalut handuk, saya rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memijat telapak kakiku. Ini bisa jadi urutan yang benar. Metode memijat tubuhku bagian balik sama semacam pijatan awal minggu kemudian, kecuali waktu ingin memijat pantat, Tini membebaskan handukku, saya jadi benar2 bugil saat ini. Wangi sabun mandi tercium dari badannya kala dia memijat bahuku. Sepanjang telungkup ini, penisku bergantiganti antara tegang serta surut. Apabila hingga pada wilayah sensitif, langsung tegang. Jika ngobrol basabasi serta sungguh- sungguh?, surut. Jika ngobrolnya menjurus, tegang lagi.<br />
<br />
Depannya Pak? Dengan tenang saya membalikkan tubuhku yang telanjang bundar. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku lagi surut. Tini melirik penisku, lagi2 cuma sekilas, saat sebelum mulai mengurut kakiku. Saat ini saya dengan jelas dapat melihatnya. Bayanganku hendak wujud buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Terlebih kala dia mulai mengurut pahaku. Batang itu telah tegak berdiri. Metode mengurut paha masih sama, sesekali memegang buah pelir. Kelainannya, Tini lebih kerap memandangi kelaminku yang sudah dalam keadaan siap tempur. Mengapa Tin? Saya mulai iseng bertanya.<br />
<br />
<br />
<br />
Ah engga katanya sedikit gugup.? Cepet bangunnya hi.. hi.. hi..? katanya sembari ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kalian? Terdapat kelainannya lagi. Jika minggu kemudian sehabis dari paha ia terus mengurut dadaku, kali ini ia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta! Apakah ini tanda2 ia hendak bersedia kusetubuhi? Jangan berharap dahulu, mengingatkesetiaan? nya kepada isteriku. Metode mengurut penisku masih sama, pencet serta urut, cuma tanpa kocokan.<br />
<br />
Jadi saya tidak sempatmendaki?, cuman pengin menyetubuhinya! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Ingin coba sipnya? kataku tiba2 serta menjurus. Mukanya sedikit berganti. Jangan dong Pak, itu kan kepunyaan Bunda. Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga terdapat yang ketahui aja? Tini diam saja. Ia berpindah ke dadaku. Maksudnya jarak kami kian dekat, maksudnya rangsanganku kian meningkat, maksudnya saya dapat mulai menjamahnya. Antara 2 kancing pakaian di dadanya ada celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang separuh terhimpit itu. Aduuuhhh. Saya sanggup bertahan engga nih. Apakah saya hendak melanggar janjiku? Semacam minggu kemudian pula tangan kiriku mulai bandel. Kuusapusap pantatnya yang padat serta menonjol itu. Semacam minggu kemudian pula, Tini menjauh dengan sopan.<br />
<br />
Tetapi kali ini tanganku nakal, terus saja kembali ke sana walaupun dihindari berkalikali. Lama2 Tini membiarkannya, apalagi kala tanganku tidak cuma mengusap tetapi mulai meremasremas pantat itu, Tini tidak berreaksi, masih asik mengurut. Tini masih saja asik mengurut meski tanganku saat ini telah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya. Tetapi itu tidak lama, Tini mengganti posisi berdirinya serta mencapai tangan nakalku sebab hendak mengurutnya, sembari menarik napas panjang. Entah apa makna tarikan nafasnya itu, sebab memanglah sesak ataupun mulai terangsang? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah wilayah dada. Pada peluang ia mengurut lengan atasku, telapak tanganku memegang bukit dadanya. Tidak terdapat respon. Saya kian nekat.<br />
<br />
Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, saat ini turut menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sembari menghilangkan tanganku. Okelah, buat sedangkan saya nurut. Tidak lama, saya telah tidak tahan buat tidak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit bertambah temponya. Entah sebab letih memijat ataupun mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang berarti: Ia tidak menghilangkan tanganku lagi. Saya kian bandel. Kancing sangat atas kulepas, kemudian jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tidak terdapat respon. Merasa kurang bebas, satu lagi kancingnya kulepas. Saat ini telapak tanganku sukses menyusup jauh hingga ke dalam BHnya, Ah putting dadanya telah membeku! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya. Ayah kok bandel sih Katanya, serta.. tibatiba ia merebahkan badannya ke dadaku.<br />
<br />
Saya telah sangat mengerti hendak sinyal ini. Berarti saya hendak mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk badannya erat2 kemudian kuangkat sembari saya bangkit serta turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu nampak seluruhnya. Buah dada sintal itu nampak naik turun cocok irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, kemudian beralih ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada perempuan muda ini. Bundar, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, serta langsung kusergap dengan mulutku. Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tidak terdapat penolakan.<br />
<br />
Saya pindah ke dada kanan, kulum pula. Kupelorotkan roknya sampai jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh pula. Dengan lama- lama kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali saya menciumi, menjilati serta mengulumi kedua buah dadanya. Tini tidak malu2 lagi melenguh serta merintih bagaikan ciri ia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, kemudian menyudahi di pinggangnya serta mulai menarik CDnya Jangan Pak.<br />
<br />
Kata Tini terengah sembari menghindari melorotnya CD. Wah engga dapat dong saya udah hingga pada point noreturn, wajib bersinambung hingga ikatan kelamin. Engga apaapa Tin ya. Ayah pengin. Tubuh kalian bagus bener? Waktu saya membuka Cdnya tadi, jelas nampak terdapat cairan bening yang lengket, menampilkan kalau ia telah terangsang. Saya melanjutkan menarik CDnya sampai lepas sama sekali. Tini tidak menghindari lagi. Benar, Tini memiliki bulu kelamin yang rimbun. Saat ini dua2nya telah polos, serta dua2nya telah terangsang, tunggu apa lagi.<br />
<br />
Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang sudah membasah itu, kemudian kutekan sembari merebahkan diri ke badannya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Ayah pelan2 nih? Saya tarik sedikit kemudian memainkannya di mulut vaginanya. Ayah tabah ya. Aku udah lamaa sekali engga ini? Ah masa? Benar Pak? Iya deh saat ini ayah masukin lagi ya. Pelan deh..? Benar Ayah engga bilang ke Ibukan? engga dong edan apa? Terpaksa saya pegangi penisku supaya masuknya terkendali. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini hendak menaikkan rangsangannya.<br />
<br />
Baru sehabis itu menusuk sedikit serta pelan. Aaghhhhfff? serunya, tetapi tidak terdapat penolakan kaya tadi Sakit lagi Tin Tini cuma menggelengkan kepalanya. Terusin Pakperlahan? saat ini ia yang memohon. Saya menekan lagi. AH bukan main sempitnya Miss V perempuan muda ini. Kugosokgosok lagi saat sebelum saya menekannya lagi. Mentok. Jika dengan isteriku ataupun Sang Ani, tekanan segini telah lumayan menenggelamkan penisku di vaginanya masingmasing.<br />
<br />
Tini memanglah beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu pula oleh goyangan Tini, kesimpulannya segala batang panisku tenggelam di Miss V Tini yang kecil itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Saya menarik penisku kembali secara amat lama- lama. Gesekan bilik Miss V kecil ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Sehabis nyaris hingga ke ujung, kutekan lagi lama- lama pula hingga mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menaikkan kecepatan. Tingkah Tini telah tidak karuan.<br />
<br />
Tidak hanya merintih serta teriak, ia gerakkan badannya dengan liar. Dari tangan meremas hingga membanting kepalanya sendiri. Seluruhnya liar. Akupun asik memompa sembari merasakan nikmatnya gesekan. Kadangkala kocokan kilat, kadangkala gesekan pelan. Penisku sanggup merasakan relung2 bilik vaginanya. Memanglah beda, janda muda beranak satu ini dibanding dengan isteriku yang sudah kali melahirkan. Beda pula rasanya dengan Ani yang meski pula memiliki anak satu tetapi telah 30 tahun serta kerap dimasuki oleh suaminya serta saya sendiri.<br />
<br />
Saya masih memompa. Masih bermacam- macam kecepatannya. Nah, dikala saya memompa kilat, tiba2 Tini menggerakgerakan badannya lebih liar, kepalanya berguncang serta kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sembari menjerit, benar2 menjerit! 2 detik setelah itu gerakan badannya total menyudahi, cengkeraman kian kokoh, serta penisku merasakan terdapat denyutan tertib di dalam situ.<br />
<br />
Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Kemudian sebagian detik setelah itu kepalanya rebah di bantal serta kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Tini sudah menggapai orgasme! Sedangkan saya lagi mendaki. Paaak ooohhhh..? Mengapa Tin? Ooohh sedapnya? Kemudian diam, sepi serta tenang. Tetapi tidak lama. Sebentar setelah itu tubuhnya berguncang, tertib. Tini menangis! Mengapa Tin? Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya wanita yang baru diperawani saja. aku berdosa ama Bunda? katanya setelah itu Engga apaapa Tin.. Kan Ayah yang ingin? Iya.. Ayah yang mulai sih.<br />
<br />
Mengapa Pak? Jadinya aku engga dapat menahan Saya diam saja. Aku takut Pak Sama Bunda? Ayah engga hendak bilang ke siapapun? Pula takut kalo kalo? Kalo apa Tin? Kalo aku ketagihan Oh jangan takut, Tentu Ayah kasih kalo kalian pengin lagi. Tinggal bilang aja? Ya itu perkaranya? Mengapa? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan..? Yaah wajib hati2 dong? kataku sembari mulai lagi menggoyang. Kan saya belum hingga. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Kian kilat. Tini pula mulai turut bergoyang. Kian kilat.<br />
<br />
Saya merasakan nyaris hingga di puncak. Tin Ya Pak Ayah. nyaris. hingga? Teruus Pak? Kalo.. keluar. gimana? Keluarin.. aja Pak Engga. apaapa? Engga.. harus dicabut? Jangan.. pak. nyaman.. kok? Saya memesatkan genjotanku. Gesekan bilik vaginanya yang sangat terasa menyebabkan saya kilat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Hingga habis. Hingga lunglai. Hingga lemas. Sebagian menit selanjutnya kami masih membisu. Baru saja saya hadapi kenikmatan luar biasa.<br />
<br />
Sesuatu nikmat ikatan seks yang baru saat ini saya natural lagi sehabis belasan tahun kemudian berbulan madu dengan isteriku. Miss V Tini memanggurih?, serta saya leluasa menggapai puncak tanpa takut efek. Tetapi benarkah tanpa efek. Tadi ia bilang nyaman. Benarkah? Tin Ya.. Pak? Makasih ya benar2 nikmat? Samasama Pak. Aku pula merasakan nikmat? Masa..? Iya Pak. Bunda benar2 beruntung memperoleh Ayah? Ah kalian? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini? Oh ya? Yakin engga Pak. Baru kali ini aku merasa kaya melayanglayang? Emang sama suami engga melayang, gitu? Engga Pak. Semacam yang aku bilang memiliki Ayah bagus banget? Katamu tadi.<br />
<br />
Udah berapa lama kalian engga begini..? Semenjak. ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kalian udah cerai 5 bulan? Benar? Trus? Waktu itu aku kepepet Pak? Sama siapa? Sama tamu. Tetapi baru sekali itu Pak. Makanya aku cuma sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus? Cerita dong seluruhnya? Terdapat tamu yang nafsunya gede banget. Udah aku kocok hingga keluar, masih aja ia mengusik. Aku hingga tinggalin ia. Trus kesimpulannya ia ninggalin uang, cukup banyak, sembari bilang aku ditunggu di Terminal dekat mari, hari Sabtu jam 10. 00.<br />
<br />
Ia ingin ajak aku ke Hotel. Kalo aku ingin, hendak dikasih lagi sebesar itu? Trus? Aku waktu itu benar2 perlu buat bayar rumah sakit, bayaran perawatan adik aku. Jadi aku ingin? Sempat sama tamu yang lain? Engga sempat Pak. Habis itu trus aku langsung menyudahi? Kapan kalian terakhirmain? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan kemudian. Sehabis itu aku kerja jadi pembantu saat sebelum kesini. Sepanjang itu aku engga sempat? main?, hingga barusan tadi sama Ayah.<br />
<br />
Lezat banget barusan kali sebab udah lama engga ngrasain yaPak ataupun emang memiliki Ayah siip bangethi.. hi..? Polos banget anak ini. Saya pula merasakan nikmat yang sangat. Ia bisa jadi engga menyadari kalau ia memiliki Miss V yanglegit?, lengketlengket kecil, serta seret. Kalian engga khawatir berbadan dua sama tamu itu? Engga. Sehabis aku melahirkan kan pasang aiyudi( artinya IUD, spiral perlengkapan KB). Waktu cerai aku engga lepas, hingga saat ini.<br />
<br />
Ayah khawatir aku berbadan dua ya? Saya lega bukan main. Berarti buat berikutnya, saya dapat dengan leluasa menidurinya tanpa takut ia hendak berbadan dua. Jam berapa Pak? Jam 4 melalui 5? Pijitnya udah ya Pak. Aku ingin ke balik dahulu? Udah disana aja? kataku sembari menyuruh ia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak mengarah kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya cukup pula. Tidak lama setelah itu Tini timbul lagi.<br />
<br />
Baru saat ini saya dapat jelas memandang sejoli buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya mengarah ke tempat tidur memungut BHnya. Memandang triknya mengenakan BH, saya jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Saya masih memiliki dekat 45 menit saat sebelum isteriku kembali, lumayan buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas. Ayah pengin lagi, Tin? Ah nanti Bunda keburu dateng, Pak? Masih terdapat waktu kok? Ah Ayah nih gede pula nafsunya? katanya, tetapi tidak menolak kala BH nya kulepas lagi.<br />
<br />
Sore itu kembali saya menikmati Miss V legit kepunyaan Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku.. Ikatan seks kami berikutnya tidak butuh didahului oleh kegiatan pijitan. Kapan saya ingin tinggal seleksi waktu yang nyaman( hanya Tini sendirian di rumah) umumnya dekat jam 2 siang. Tini senantiasa menyambutku dengan bersemangat, karena ia pula menikmati game penisku.<br />
<br />
Tempatnya, lebih nyaman di kamarnya, meski kurang aman. Apalagi ia mulaiberani? memanggilku buat menyetubuhinya. Sesuatu siang ia meneleponku ke kantor menginformasikan kalau Uci udah berangkat sekolah serta Ade berangkat less bahasa Inggris, itu maksudnya ia sendirian di rumah, maksudnya ia pula pengin disetubuhi. Teruji, kala saya langsung kembali, Tini menyambutku di pintu cuma berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, ia langsung membuang handuknya serta menelanjangiku! Langsung saja kita main di kursi ruang tamu.JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comMekar Indah, Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Indonesia-2.9094968338072964 112.77856397970659-33.5119173338073 71.4699729797066 27.692923666192705 154.08715497970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-51842563930160309952020-04-17T16:23:00.001-07:002020-04-17T16:23:15.093-07:00KAKAK KOS HYPERSEX<a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>zaki sudah tinggal di rumah kos Lily sepanjang nyaris setahun. Dapat menginap di rumah kos ini awal mulanya terencana menemui bu Lily di pasaran. Dikala itu Lily Lily buff, teriak trus serta kebetulan Zaki yang menolong menolong pickpocket serta mengembalikan dompet Lily bu. Kemudian mengobrol sebentar, kebetulan Zaki lagi mencari rumah kos baru serta bu Lily bilang ia memiliki rumah kos ataupun dapat bilang rumah sewaannya disewa, nah deh deh deh deh nih tinggal di kos- an bu Lily. Agen Domino 99 Terpercaya<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheAuhXcWRohRXNsDYCoTTHN7-8hwK1-TVhx_WhwqgUN6JVkOxKJRVTLhG-MsvTQOmjX1NULTaE1cJaEPZ92kbWxsNqYxVXozrBGvM-yo6MDajhoGeNM6SG9_3xc_lAUWnM1irzr2ifwFrS/s1600/19149303_1443505752381434_7642943456076552991_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="474" data-original-width="474" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheAuhXcWRohRXNsDYCoTTHN7-8hwK1-TVhx_WhwqgUN6JVkOxKJRVTLhG-MsvTQOmjX1NULTaE1cJaEPZ92kbWxsNqYxVXozrBGvM-yo6MDajhoGeNM6SG9_3xc_lAUWnM1irzr2ifwFrS/s400/19149303_1443505752381434_7642943456076552991_n.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Nyonya Lily lumayan baik melawan Zaki, apalagi pula bagus, sebab hingga dikala ini Zaki sudah terlambat membayar kontrak rumah 3 bulan, serta bu Lily senantiasa keren- aja adja. Bisa jadi masih ingat pertolongan dikala itu. Tetapi itu Zaki yang tidak bagus, tetapi ingin gimana, lha emang uang lagi seret. Zaki kesimpulannya kabur buat berjumpa langsung dengan Lily bu.<br />
<br />
Hingga sesuatu hari masih sore jam 4. Zaki masih tidur dengan malas di kamarnya. Tempat kos merupakan kamar tidur serta kamar mandi di dalamnya. Mendengar pintunya di ketok tok.. esok.. esok.. kemudian bu suara bu bernama Lily,“ zack zaki terdapat di dalem bukan?” Seketika Zaki bangun, wah dapat berabe kalo nanyain menyewa kamar nie, pikir Zaki. Kilat mencapai handuk, berpura- pura mandi ah, ntar pula bu Lily berangkat sendiri. Sehabis masuk kamar mandi lagi terdengar bu bu Lily,“ Zaki lagi tidur ya..?” Serta dari kamar mandi Zaki menanggapi sedikit teriak,“ lagi kelelawar bu”.<br />
<br />
Sejenak tidak terdapat jawaban, tetapi setelah itu suara bu Lily begitu dekat,“ iya aku telah mandi dahulu Zack, bunda tunggu disini ya” eh itu masuk ke ruangan, Zaki tidak mengunci pintu.“ Busyet dah, terpaksa betul- betul wajib mandi nie,” pikir Zaki.<br />
<br />
<br />
<br />
Kira- kira 5 belas menit Zaki di kamar mandi, terencana mandi agak dilolain dengan iktikad supaya tau bu bosan bosan tidak begitu menunggu. Tetapi kayaknya untung sih Lily bu nampaknya masih menunggu. Kesimpulannya keluar pula Zaki dari kamar mandi, dengan cuma handuk yang melilit pinggang, jangan gunakan celana dalem lagi, ketahuilah kalau sempet tidak ambil sebab terburu- buru.<br />
<br />
Nyonya Lily tersenyum manis pada Zaki yang canggung,“ buat waktu yang lama kalian mandi, Zack” Lily membuka pembicaraan.“ Wajib bersih kok banginya banget ya” bu candaan bu Lily sembari sekilas melirik dada lapangan Zaki.“ Ah bunda dapat aja biasa aja kok bu.., oia apa bu ya..?” Ia membalas Zaki dikala ia duduk di tepi ranjang. Bunda Lily mendekat serta duduk di samping Zaki,“ Cuma ingin ngingetin aja, sewa kamarmu akhir 3 bulan lho jika begitu silahkan ngobrol aja sama sama kalian, ngobrol banget banget banget, kalian sie go mlulu” kata bu Lily.. Zaki sangat canggung,“ wahduh jika duit sewa ntar aku bayar cicil bisa jadi tidak bu? Sebab lagi nie menyeret” jawab Zaki dengan sedikit mengemis.<br />
<br />
Miss Lily nampak sedikit berpikir“ mmmm bisa jadi deh, tetapi jangan lama ya emang duit kalian gunakan buat apa sie?” Nampak bu Lily sedikit menyelidik.“ Hmmm tentu buat nona kalian ya” ia nampak kurang bahagia.<br />
<br />
“ Ah tidak sangat kok bu.. saya emang lagi gak butuh,” jawab Zaki dengan hati- hati memandang wajah bu Lily yang kurang bahagia.<br />
<br />
“ Huh orang yang sama aja, jika terdapat yang terdapat keinginannya, apa aja yang wajib jatuh cinta dengan perempuan yang terdapat disebelahnya, hhhh baru aja dengan suamiku.” keluh bu Lily dengan Nada jengkel<br />
<br />
Waduh terlihat bu Lily lagi marahan nie bersama suaminya, jangan hingga kemarahannya tumpah pula sama Zaki. Zaki kilat menanggapi,“ tetapi aku berjanji, aku hendak melunasinya”<br />
<br />
“ Hhhhh” bu Lily menghela napas,“ Zack telah, tidak apa- apa, tidak bayar pula buat kalian ga permasalahan bunda lagi kesel aja dengan suami aku, ia sama perhatiannya Marni lanjutkan saya suka tidak Dipikirkan lagi, Sebab Marni jauh lebih muda ya.”<br />
<br />
Sedikit uraian kalau bu Lily merupakan istri awal Pak Kardi, sedangkan istri keduanya bu Marni. Serta saat ini kayaknya Pak Kardi lebih kerap tinggal di rumahnya yang lain bersama bu Marni serta bu Lily kayaknya telah mulai ngejar kesepian.<br />
<br />
“ Wah kalo sie permasalahan keluarga aku gak paham bu.” jawab Zaki canggung<br />
<br />
“ Tidak terdapat Zack, bunda cuma ingin ngomong aja dengan kalian bisakah itu Zack?” Lily bu suara buzz Sedikit sepi, suara bernafas bu Lily terasa berat, serta sedikit sesunggukan, waduh panjang dapat menangis nie, sungguh- sungguh dong pikirkan Zaki.<br />
<br />
“ Telah bu tidak sangat dipikirkan, nanti pula pak Kardi kembali lagi kok, bunda pula tidak kalah menawan semacam bu bu Marni,” Zaki bernazar menghibur.<br />
<br />
“ Ah kalian Zack bunda emang masih menawan kayaknya?” Bu Lily nampak masam pada Zaki, memandang 2 butir air mata mengalir di pipinya. Uhh. Mau merasa semacam Zaki mengusap air mata, Pak Kardi emang keterlaluan perempuan menawan nan menawan semacam itu, coba Zaki dapat melaksanakan suatu padat jadwal Zaki mengutuk di hati” Mengapa otak gwa ini begitu kotor.”<br />
<br />
Dengan sedikit gugup Zaki menanggapi,“ mmm eee iya kok bu, bunda masih menawan, jika masih wanita bisa jadi saya awal kali tergoda.” Uupsss. Hasrat hati buat menghibur, tetapi kenapa perkata menggoda yang keluar dari mulut menggerutu Zaki di hati. Zaki panik, jangan bu Lily marah dengan perkata Zaki. Tetapi nyatanya Zaki salah, sebab bu Lily tersenyum, manis dengan deretan gigi yang putih serta apik,“ ih Zaki dapat aja menghibur. Iya, sie pula, jika masih wanita dapat dicobai, pantes aja aku. Suami tidak ngelirik aku lagi, busnya dah dah sie“ Buzzy face bu Lily berganti pilu lagi,” jika kalian pikir Zack, apa emang bunda gak menarik lagi?“ Berdiri serta memandang badannya kemudian memandang Zaki buat penghakiman. Sinar Zaki lebih kikuk,“ nah saya ingin bilang apa ya bu? Khawatir nanti bilang lancang kau ketahui tetapi jika ingin jujur. itu bunda yang menawan, semacam kalian masih melaksanakan.<br />
<br />
Bu Lily terlihat bahagia dengan pujiannya,“ hmmm.. kalian disana- aja aja ibuku telah 43 lho.. emang zaki tanah liat dari mananya dapat bilang begitu?”<br />
<br />
Zaki jadi cengir nyengir,“. itu evaluasi laki- laki lho bu, saya malu buat bilang padanya.”<br />
<br />
Nyonya Lily lagi duduk dekat, saat ini sangat dekat nyaris dekat dengan Zaki sembari mengatakan,“ ah.. tidak butuh dipermalukan. katakan saja”<br />
<br />
Napas Zaki terasa sesak, badannya terasa panas serta dingin dengan mata Lily, mata indah dengan bulu mata, sesaat setelah itu Zaki berpaling ke badan Lily mencari alibi buat evaluasi, uak baru Zaki deh mencermati kalau bu Lily menggunakan baju semacam Daster tetapi Dengan lengan berupa tali serta mengikat simpul di bahunya. Hmmm.. kulitnya langsat kuning lembut dengan tali serta tali bra yang tumpang tindih di bahu tiap- tiap, mata Zaki beralih ke depan uupss amati belahan hmm kayaknya payudaranya lumayan besar. Sentuhan lembut tangan Lily pada paha Zaki yang masih terbungkus handuk dengan kilat menegaskan Zaki. Dengan penyelidikan penuh bu Lily bertanya,“ Mengapa mengapa begitu bodoh sie..? Apa dong sebabnya bilang bunda masih 30an”<br />
<br />
Zaki tergagap sedikit sebab merasa sangat lama memandang badan bu Lily,“ mmm eeemm.. bunda banget sih menawan, kulitnya masih kencang masih sangat menggoda”<br />
<br />
Tidak terdapat jawaban dari mulut Mrs. Lily, cuma mata yang silih bentak, silih memandang sebentar serta semacam magnet yang kokoh, wajah Lily terus menjadi dekat, dengan bibirnya terus menjadi buram. Zaki pula kayaknya bawa suasana, serta tanpa perintah lagi, Zaki menyongsong Lily merah lil bu, napas mulai terasa berat hhhh hhhh ciuman terus berkembang luar biasa, bu Lily terjebak lidahnya masuk ke dalam Mulut Zaki, serta membalas dengan lidah lidah Zaki yang bengkok kemudian napas lebih berat rasanya.<br />
<br />
Dengan naluri natural, tangan Zaki merayap naik ke bahu Lily, dengan tarikan tunggal, melonggarkan tali pengikat di bahu serta dengan lembut mengetuk bahunya ke lehernya. Kemudian turun ke dada, dengan lembut memeras Zaki meremas buah dada yang masih terbungkus bra.“ Hhhhh hhhh” napas bu Lily mulai merasa bergairah, nampaknya gairahnya mulai memuncak nafsu. Jari- jari Lily bu Lily tidak ketinggalan memegang serta membelai dada Zaki dengan lembut mengitari pinggang Zaki, mencari penutup handuk, hendak membukanya<br />
<br />
Uupps. Zaki tersentak serta siuman.,“ Ups hhh maaf bu maaf bu saya terbawa” Zaki membungkuk tidak berani memandang bu Lily sedangkan Merapikan handuknya, kemudian dengan sedikit ketakutan memandang ke arah bu Lily.<br />
<br />
Nampak bu Lily sedikit tersentak, tetapi tidak berupaya merapikan bajunya, sehingga bagian atas badan yang baru saja menutup bra dibiarkan terbuka. Panorama alam yang luar biasa“ Mengapa Zack kita telah mengawalinya serta kalian sudah membangkitkan semangat lama dari bunda yang dikubur kalian wajib menyelesaikannya Zack” Lily nampak terbelalak<br />
<br />
“ Mmm bunda tidak marah.. gimana jika nanti terdapat yang nampak bu dapat sungguh- sungguh dong pak Cardi pula dapat marah bu” jawab Zaki.<br />
<br />
Tanpa menanggapi bu Lily bangkit berdiri, tetapi sebab tidak merapikan bajunya, gaun otomatis yang dikenakannya jadi jatuh ke lantai. Zaki tertegun memandang badan yang indah, sedikit gendut di perut serta pantat tetapi apalagi menaikkan lekuk badan seksi Lily. Kemudian pelan bu Lily melangkah mengarah pintu kamar serta menguncinya. Dikala dia membelakangi Zaki, gerakan pantatnya naik turun, serta perasaan Zaki mengencang dengan nafsu yang terus menjadi tidak tertahankan, begitu pula dikala Lily berputar serta berjalan kembali ke tempat tidur, Zaki tidak membebaskan gerakan Lily. Hingga bu Lily berdiri dekat di depan Zaki serta mengatakan,“ kamarnya telah terletak di kunci Zack, serta tidak terdapat yang hendak mengusik.”<br />
<br />
Zaki tidak lekas menanggapi, menyalakan rekaman itu dengan suara yang agak besar, paling tidak buat menyembunyikan suara di ruangan itu. Miss Lily duduk di tepi ranjang lagi, serta membuka bra yang ia pakai. Zaki mendekat serta duduk di sebelah bu Lily hmmm kayaknya buah dada masih montok serta kenyal, mau Zaki langsung melahap mulutnya serta menjilatnya. Domino99<br />
<br />
Bu Lily yang mengawali gerakan dengan membungkus lengannya di leher Zaki, menarik suatu wajah serta langsung menghancurkan bibir Zaki dengan semangat yang membara. Zaki membalas dengan tidak kalah sengitnya, sambil melayani lili serta lidahnya melanda Lily, tangan Zaki meremas buah dada gendut Lily. Nafas bernafas mengaum di dekat ruangan, diselingi dengan musik menaikkan gairah. Sehabis sebagian dikala, Lily mendengungkan badan Zaki dengan lembut, mengakhiri pertempuran mulut serta lidah, dengan nafas yang keras. Zaki mendesak lembut badan Lily, tiduran telentang dengan kaki terayun di tepi ranjang. Dada penuh gunung berapi kembar itu menantang dengan puting susu yang tegang. Tanpa menunggu lagi Zaki melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar dari lembah perantara, berputar- putar serta menuju ke bagian atas puting susu. Zaki mengisap serta memainkan putingnya dikala ia meremas kembarannya“ HHHH. AHHH. MMMH” berdengung Suara Lily yang berdengung, mendesah nikmat yang mengasyikkan. Zaki melanjutkan eksplorasi dengan menyusuri lembah buah dada ke perut serta sebentar memainkan lidah pada udel bu Lily yang menggelinjang kelelian.<br />
<br />
Zaki menghentikan eksplorasi lidahnya, kemudian dengan tangkas menarik celana dalamnya, melepaskannya serta melemparkannya ke lantai. Dengan otomatis bu Lily mengangkut kakinya ke atas tempat tidur serta melebar pahanya yang lebar, nampak gundukan Miss V dengan rambut tertata apik. Zaki mengawali kembali aksi tersebut dengan menjilati paha bu Lily dengan lembut lembut, terus mendekat ke selangkangan buat penuhi bibir Miss V mulai membebaskan ikatan seks yang cair. Tanpa menunggu lama, Zaki menyapu ikatan seksual dengan lidahnya serta melanjutkan eksplorasi lidahnya di sejauh bibirnya serta sesekali menggetarkan lidahnya ke klitorisnya yang membuat Lily mengerang,“ AHHHH. MMMMH HHH.. Zack. HH“ Nafsu nafsu yang memuncak dari bu Lily membuat Zaki lebih bergairah serta sesekali lidah di tangkai berupaya masuk ke dalam persetubuhan yang menanti pemenuhan.<br />
<br />
Sehabis sebagian menit Zaki menjelajahi lubang feminin, nampaknya Lily tidak tabah buat penuhi keinginannya yang penuh gairah,“ Zack. Mari sayang masuklah ke Zack hhhh mmmmh.” Suara Bu Lily ditingkahi terus menjadi kilat mendesah.<br />
<br />
Zaki dengan tenang menuntaskan eksplorasi lidahnya serta bersiap mengalami pertempuran yang sebetulnya. Dengan satu tarik dari handuk yang dililitkan di dekat pinggang serta leluasa mengangkut penis dengan kepala mengkilap merah. Bu Lily terus menjadi membuka pahanya, disamping menunggu pemenuhan liang. Zaki memanjat ke tempat tidur serta langsung memusatkan batang penis ke arah Miss V bu Lily yang langsung menyambar serta meremas batang kemaluan Zaki serta membantunya langsung masuk ke Miss V.<br />
<br />
Dengan satu dorongan penis Zaki roboh setengahnya. Zaki menahan gerakan sejenak buat menikmati prosesi pendapatan penis yang disambut oleh buzz buzz Lily,“ AHHH. FACK ZACK.. HHH.” Setelah itu dengan meresap masuknya penis ke terdalam. Sehabis impuls awal serta ayam yang masuk seluruhnya hingga Zaki memompa pantatnya dengan irama ireguler seakan menjajaki ritme musik yang terasa lebih panas serta panas.<br />
<br />
Zaki bertumpu pada kedua siku sedangkan Lily memegang punggung Zaki, menembus dorongan serta tarikan penis yang bergerak dengan hati- hati di lubang senggamanya. Suara desahan bercampur dengan musik serta keringat mulai mencurahkan segala badan,“ AH.. AH.. AH.. MMH MHH HHHH.” Senyuman tidak henti- hentinya meluncur dari bibir Zaki serta bu Lily. Sejenak Zaki menghentikan gerakan itu buat berupaya menarik napas fresh, pelampung Lily Zaki serta berguling tanpa menghasilkan penis yang tertinggal di Miss V. Dengan posisi di atas serta separuh jongkok, bu Lily memompa serta mengangkut pantatnya dengan badan istirahat di lengan. Sesekali bu Lily memutar pantatnya serta setelah itu memasukkan kulit kepala Zaki lebih dalam lagi. Zaki tidak berkata apa- apa, tangan meremas kedua buah dada yang menggantung puting leluasa serta menarik bu Lily. Atmosfer dibakar dengan keringat yang berputar- putar, hingga dikala Lily bu tidak sanggup melanjutkan pompaan sebab nafsu yang mau menggapai puncak pemenuhan. Zaki dengan kilat membalikkan posisi, bu Lily kembali dibawah, memesatkan tempo dorongan Zaki melanjutkan pertarungan.“ Zack AHH.. AH.. AH.. UH KEEP ZACK. AHHH AHH Bunda Hingga ZACK. AHHHHHHHHH MMMMMHHH.” Sehabis menangis tersangkut Bu Lily menutup bibirnya buat menikmati orgasme yang didapat, badannya sedikit gemetar. Zaki merasa kalau Miss V yang hadapi orgasme itu berkedut semacam menghirup zakarnya. Zaki menikmatinya dengan memutar pantatnya serta memasukkan lebih dalam ke kopernya, serta merasakan terdapat dorongan kokoh menyelimuti kopernya, terus menjadi besar serta sesaat Zaki mendesak kembali Trunk dengan kilat serta kala Last menghasilkan batangnya jakarnya serta membebaskan air maninya di perut Lily. Yang dengan kilat mencapai penis Zaki serta mengguncangnya hingga air sperma menyudahi menyembur, dengan lembut membelai Lily yang menyeka penis yang mulai terjatuh dari ketegangannya.. Zaki membaringkannya di samping Lily. Diam sebentar.<br />
<br />
Nona Lily duduk buat mencapai kain itu di tepi ranjang serta menyeka air sperma terakhir di perutnya. Kemudian manja terbaring di atas Zaki.“ Terima kasih ya sayang ini rahasia kami berdua saya cinta kalian Zack,” bisik bu cinta Lily di kuping Zaki.<br />
<br />
“ Mmm baik bu” belum pernah Zaki menuntaskan kata- katanya, jari bu Lily berdengung ke bibirnya,“ jika lagi ini sama sekali tidak pangil bunda dong” kata bu Lily manja.<br />
<br />
“ Ya sayang.” balas Zaki, senyuman manis sirna di lil bu Lily.<br />
<br />
Sehabis itu dengan kilat Zaki serta bu Lily merapikan pakaiannya, serta saat sebelum meninggalkan Zaki, bu Lily berbisik sayang,“ sayang tar malem suamiku tidak di rumah.. saya tunggu di kamar ya gimana Banyak ronde yang dilakoni buat Zaki sayang.” Merangkul seksual, Zaki melaksanakan undangan Lily.JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comBereng Jun, Manuhing, Kabupaten Gunung MAS, Kalimantan Tengah, Indonesia-1.5043252004886798 113.48168897970659-32.249658200488682 72.1730979797066 29.241007799511319 154.79027997970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-89121208364284941112020-04-13T13:31:00.002-07:002020-04-13T13:31:51.943-07:00kenangan sex serasa kanak kanak<a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX</a>-Kami anak anak, waktu itu jika tidak salah ingat saya masih kelas 6 SD jika menghabiskan waktu bermain di sawah, dirumah kadang- kadang berenang di sungai. Cari ikan, cari buah- buahan ya apa saja. Jika malam kami kerap main di taman rumahku yang luas. Kebetulan taman rumahku semacam mempunyai alun- alun kecil di samping rumah, jadi tempat itu dijadikan pusat bermain kanak- kanak di dekat rumahku.<br />
<br />
Soal bermain- main rasanya tidak usaha dibahas panjang lebar. Terdapat satu game yang mengesankan serta hingga saat ini masih terus ku ingat, sehingga kesimpulannya saya tuturkan dalam cerita ini. Kami bila selepas magrib kerap berkumpul, anak pria serta wanita. Biasanya umur kami sebaya antara kelas 5 serta kelas 6 SD.<br />
<br />
Pada umur segitu, kami belum merasa berbeda antara anak pria serta wanita. Jadi tidak terdapat rasa risi misalnya saya pria bermain dengan anak wanita. Cuma saja mainan khas anak wanita, kami yang pria tidak memainkannya. Tetapi terdapat mainan yang laki wanita berbaur. Game itu merupakan main umpet- umpetan ataupun bersembunyi. Ketentuan mainnya tidak harus saya jelaskan, sebab nanti jadi nglantur. Kuanggap seluruh pembaca udah tau lah<br />
<br />
Game umpet- umpetan biasa kami mainkan selepas waktu magrib hingga dekat jam 9. Kuingat benar waktu itu saya ialah anak yang pandai bersembunyi sehingga saya tidak sering ditemui. Kala giliran saya bersembunyi saya lekas berlari ke balik rumah yang agak hitam. Kebetulan di sana terdapat lemari yang baru separuh jadi. Letaknya tidak sangat rapat ke bilik. Diantara celah seperti itu saya bersembunyi. Warnanya Ida mengikutiku mencari persembunyian. Kala saya menyelip diantara lemari dengan bilik ia memforsir turut pula bersembunyi disana. Celahnya tidak begitu besar, namun buat 2 anak sekecil kami masih dapat memuat, tetapi ya wajib berdiri berhimpitan. Ida memforsir bersembunyi bersamaku, sehingga tubuh kami berhimpitan di sela- sela lemari itu. Ia membelakangiku sehingga saya semacam memeluk Ida dari balik. Pantatnya yang agak tonggeng menekan bagian kemaluanku. Kami berupaya tidak memunculkan suara sehingga berdiri mematung. Tetapi penisku yang tertekan pantat Ida warnanya berikan rangsangan. Tanpa saya terencana, penisku jadi mengencang.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtldK5gPlC8gYfxlZSvXRbbaw2O_baidvJa7rcxEvWCkCxNgPgx8LP5uBUVsjqr69lA2NCPWVRddKli8F3SDOP55GRuy_Qg1780Hq8lY_30tMjgZueFtrau9hAgIbKck6Br-xYuSlaOKbr/s1600/Tips-Posisi-Seks-Malam-Hari.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="281" data-original-width="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtldK5gPlC8gYfxlZSvXRbbaw2O_baidvJa7rcxEvWCkCxNgPgx8LP5uBUVsjqr69lA2NCPWVRddKli8F3SDOP55GRuy_Qg1780Hq8lY_30tMjgZueFtrau9hAgIbKck6Br-xYuSlaOKbr/s1600/Tips-Posisi-Seks-Malam-Hari.gif" /></a></div>
<br />
<br />
“ Apaan sih ini keras- keras,” kata Ida merasa risi, sebab penisku menekan pantatnya.<br />
<br />
“ Jangan berisik nanti ketauan,” kataku.<br />
<br />
Ida kesimpulannya diam, serta saya merasakan kenikmatan menjalar ke segala tubuhku.<br />
<br />
Bisa jadi sebab naluri, saya memeluk Ida lebih rapat. Sementara itu pada waktu itu saya belum sempat merasakan nafsu kepada wanita. Tetapi sebab dorongan naluri saja bisa jadi hingga saya memeluk Ida lebih rapat, supaya kemaluanku lebih tertekan. Ida diam saja.<br />
<br />
Bisa jadi dekat 5 menit hingga terdengar Udin berteriak menyerah baru kami keluar dari persembunyian. Selanjutnya saya kembali sembunyi di tempat tadi. Nyatanya Ida kembali mengikutiku. Letaknya sama lagi semacam tadi. Saya kembali memeluk Ida rapat- rapat, sebab rasanya nikmat sekali penisku tertekan pantat Ida.<br />
<br />
Saya tidak ingat benar asal muasalnya, namun kala tanganku memeluk, saya memegang dada Ida. Terdapat setumpuk daging empuk. Kemaluanku kian membeku serta saya gesek- gesekkan. Ida warnanya risih sebab tanganku memegang teteknya yang baru berkembang serta penisku menekan- menekan pantatnya. Tanganku ditepisnya dari daerah dada serta ia kelihatannya tidak suka saya pegang tetek kecilnya. Kuingat betul waktu itu Ida cuma menggunakan kaus oblong serta semacam singlet dilapisan dalamnya. Saya kemudian menegaskan Ida supaya tidak berisik. Ia setelah itu bagi serta diam, tetapi tanganku berupaya disingkirkannya dari susu kecilnya. Tetapi saya suka memegang susu kecilnya rasanya kok lezat, empuk- empuk gitulah. Ia kemudian saya ancam, jika tanganku tidak boleh memegang dadanya ia hendak kutinggal bersembunyi di tempat lain. Ida yang penakut kesimpulannya menahan supaya saya tidak berangkat. Ia kesimpulannya membiarkan tanganku meremas- remas teteknya.“ Jangan keras- keras mas, sakit,” katanya.<br />
<br />
Saya meremasnya pelan=pelan sembari menikmati keempukan tetek kecilnya.<br />
<br />
Lambat- laun saya bosan meremas dadanya dari luar. Saya mau ketahui gimana sebetulnya wujud teteknya. Saya berupaya memasukkan tanganku dari dasar. Belum kesampaian maksudku, Ida telah menghindari. Saya kembali mengecam hendak meninggalkannya. Ia yang penakut kesimpulannya menyerah serta membiarkan saya menjulurkan tanganku dari dasar kausnya.<br />
<br />
Kala saya jamah masih terasa terdapat penghalang kaus singletnya. Saya kemudian menyuruh Ida buat menghasilkan kaus singletnya. Ida menuruti serta saya lekas mencapai buah dada kecil. Waktu itu kurasa lucu sekali, terdapat daging empuk nyembul sejoli serta ujungnya agak membeku kecil. Ida diam saja kuremas- remas, ia cuma mengingatkanku supaya jangan sangat keras meremasnya.<br />
<br />
Kepala Ida setelah itu malah ditumpukan ke bahuku. Saya heran, ia bernafas semacam kecapaian habis lari- lari. Saya waktu itu sangat tidak paham.<br />
<br />
Sehabis puas, saya mengakhiri meremas- remas dada Ida. Kami juga kemudian kembali berkumpul dengan kanak- kanak yang lain. Malamnya saya tidak dapat tidur, memikirkan perasaan nikmat meremas tetek sang Ida. Mencuat di pikiranku buat lain waktu memandang wujudnya.<br />
<br />
Peluang itu kesimpulannya tiba kala sesuatu hari saya bersama Ida mencari kayu bakar di hutan. Hutan kecil posisinya agak jauh di balik rumahku. Kami jalur berdua melintasi sawah yang habis dipanen. Di hutan, yang sesungguhnya bukan hutan rimbun, kami mengumpulkan ranting- ranting kering. Sehabis lumayan banyak serta diikat supaya gampang membawanya kami juga rehat. Di sana kebetulan terdapat tumbuhan seri. Kami mengambil buah- buah seri yang telah merah serta lekas melahapnya. Cukup pula buat menanggulangi haus. Di dasar tumbuhan seri itu lumayan bersih sebab tidak terdapat rumput. Tanahnya seingatku ditutupi oleh guguran daun kering, sehingga kami dapat rehat duduk di dasar kerindangannya.<br />
<br />
Saya teringat oleh keinginanku memandang dada Ida. Kemauan itu saya sampaikan ke Ida, tanpa basa- basi. Maklumlah kanak- kanak tidak paham soal merayu serta basa basi. Ida dan merta menolak keinginanku sembari menutup kedua tangannya ke dadanya. Ah sialan pikirku, bertingkah amat sang Ida. Saya kemudian menghasilkan jurus ancaman. Jika ia tidak ingin memperlihatkan teteknya hingga saya tidak ingin menemaninya lagi mencari kayu bakar. Kayu bakar memanglah cuma terdapat dihutan ini. Kami masyarakat desa biasanya memasak dengan kayu bakar, sehingga bila Ida tidak mencari kayu bakar ia hendak dimarahi ibunya.<br />
<br />
“ Ya udah, tetapi jangan lambat- laun ya saya malu, tau,” katanya yang kuingat waktu itu.<br />
<br />
Ida kemudian kusuruh membuka atasannya.<br />
<br />
Ia membuka atasannya, tetapi menutup dadanya dengan pakaian yang telah terbuka. Saya pasti saja keluhan sebab tidak dapat memandang. Dibukanya sebentar kemudian ditutup lagi. Saya kurang puas dengan memandang sepintas kemudian. Saya ingin melihatnya sepuas- puasnya.. Kemaluan ku telah membeku dari tadi. Tiap saya mengingat dada Ida saya senantiasa begini.<br />
<br />
Ida kesimpulannya membiarkan saya memandang sepuasnya. Saya apalagi setelah itu meraba serta menekan- nekan dada montok tetapi masih kecil. Kulihat wujudnya lucu dengan ujung lancip bercorak agak hitam. Puting susunya kelihatannya masih sama besarnya dengan punyaku.“ Pelan- pelan mas, sakit kalu diremas kuat- kuat.<br />
<br />
Saya meremas- remas sepuasku serta mencermati tetek kecil Ida dari depan. Seketika Ida memelukku dari depan. Saya tidak ketahui mengapa ia jadi begitu. Saya keluhan sebab jadi sulit memandang serta memegang teteknya, tetapi Ida malah kian erat memelukku. Penisku jadi tertekan perutnya, sehingga rasanya jadi kian keras aja.<br />
<br />
Ida kubaringkan dikakiku pada posisi bersila. Ia merenggang serta menjajaki kemauanku. Bisa jadi sebab tidak terencana roknya terangkat agak besar. Saya kemudian menyingkap roknya. Tetapi tangan ida lekas menghindari serta merendahkan kembali roknya.<br />
<br />
Saya waktu itu memohon supaya Ida memperbolehkan saya memandang sebentar saja. Bisa jadi sebab ia telah agak terangsang ataupun sebab khawatir tidak saya temani cari kayu bakar kesimpulannya saya boleh menyingkap roknya.<br />
<br />
Ida menggunakan celana dalam dari katun yang agak longgar, sehingga sebagian kemaluannya nampak dari samping. Ini membuatku penasaran buat sekaligus memandang kemaluannya. Tanpa bilang apa apa saya berupaya mengungkap bagian samping celananya buat memandang wujud kemaluan Ida. Ida kaget serta tangaku dipegangnya. Saya bilang saya mau liat sebentar saja. Agak lama kesimpulannya ia baru melepas tanganku. Saya mengungkap celana dalamnya. nampak belahan memeknya dengan tonjolan kemaluan. Saya ingat waktu itu Ida belum mempunyai jembut, ajdi masih pelontos. Diantara belahan itu semacam terdapat daging berkembang menyembul. Saya kian penasaran sehingga mau mengungkap belahan memeknya. Tetapi sebab celah celana dalamnya tidak begitu besar jadi agak sulit memandang celah memek Ida.<br />
<br />
Saya setelah itu merendahkan celana dalamnya. Walaupun Ida berupaya menahannya, namun kesimpulannya saya sukses melepas celana dalamnya.<br />
<br />
Sehabis terlepas saya duduk diantara kedua pahanya yang dikangkangkan. Saya puas memandang belahan memek Ida yang rupanya memerah. Sembulan daging yang timbul diantara memek Ida tadi warnanya merupakan bibir memeknya. Saya baru tau jika memek wanita itu terdapatnya dibagian dasar. Sebelumnya saya kira terletak di depan semacam kemaluan pria. Wujud memek wanita lucu banget, belahannya terus menyambung hingga ke pantat. Saya amati dengan melebarkan lipatan memeknya terdapat lubang kecil. Saya kira disitulah lubang berkemih wanita.<br />
<br />
Ida keluhan kala memeknya saya sibak- sibak, sakit katanya.<br />
<br />
Sehabis puas saya mengakhiri game itu serta kami kembali kembali menggendong kayu bakar. Ida jadi patner tetapku mencari kayu bakar. Bila terdapat anak lain yang ingin turut kami larang. Sebabnya tiap kami mencari kayu bakar saya senantiasa membuka memek Ida. Rasanya kok mengasyikkan memandang memeknya berulang kali. Jadi tiap kali telah memandang, rasanya semacam kurang ingat jadi mau amati lagi keesokan harinya.<br />
<br />
Saya terbiasa memandang memek Ida, serta ida juga telah tidak lagi menghindari bila saya mau memandang memeknya. Kami telah leluasa. Satu kali Ida keluhan sebab ia belum sempat memandang kemaluanku. Saya waktu itu betul- betul malu, buat menampilkan kemaluanku ke Ida. Ida setelah itu mengecam tidak ingin lagi membuka pakaian serta celananya jika saya tidak memperlihatkan burungku.<br />
<br />
Saya kesimpulannya menyerah serta memelorotkan celanaku sebentar memperlihatkan burungku yang ngacung kemudian buru- buru menutupnya lagi. Ida pasti saja keluhan. Kesimpulannya kami berdua setuju buat bersama sama membuka celana. Dengan hitungan 1, 2, 3 celana kami buka. Ida tertawa geli memandang burungku. Saya waktu itu telah sunat, sehingga terdapat wujud topi baja di ujung penisku. Mulanya saya tidak ingin burungku dipegang Ida, Tetapi sebab ia bilang tidak adil. Kesimpulannya saya menyerah serta membiarkan ia memegang burungku. Burungku dipencet agak kokoh. Saya kaget serta menarik tubuhku, sebab sakit. Saya memohon Ida memegangnya jangan ditekan kuat- kuat. Kesimpulannya Ida memegang agak lembut. Terdapat rasa nikmat menjalar ke segala tubuhku.<br />
<br />
Kuajari Ida supaya menggengam penisku dengan lembut. Ia menuruti serta saya merasa kian nikmat. Bisa jadi pula sebab naluri saya menggenggam tangan Ida yang lagi menggenggam penisku serta melaksanakan gerakan mengocok. Sementara itu saya waktu kelas 6 SD belum ketahui soal onani. Rasanya nikmat sekali dikocok tangan Ida. Ia kuminta melaksanakan terus sedangkan saya berupaya memegang teteknya kemudian memeknya. Seketika knikmatan luar biasa menjalar kelseluruh tubuhku. Saya merasakan denyut- denyut nikmat serta Ida kuminta menghentikan kocokan. Diujung penisku keluar cairan bening kental, namun bisa jadi hanya 2 tetes. Saya pada waktu itu belum hadapi mimpi basah.<br />
<br />
Kami setelah itu kerap melaksanakan adegan semacam itu kala mencari kayu bakar. Saya apalagi telah membuat tempat spesial buat kencan kami, ialah ditengah semak serta di sana kami gelar lembaran tikar sisa serta dibawahnya dilapisi daun- daun kering. Tempatnya agak jauh ke dalam hutan.<br />
<br />
Sesuatu kali saya teringat anjing melaksanakan ikatan kelamin, kala kami lagi bercumbu. Tetapi saya khawatir memasukkan penisku ke dalam lubang memek Ida, sebab khawatir tidak dapat lepas semacam anjing yang kerap saya amati. Saya cuma mau melekatkan ujung penisku ke lubang memek Ida. Kala kucoba awal kali rasanya lebih nikmat. Saya menggeser- geser penisku di memek Ida hingga saya puas.<br />
<br />
Percumbuan kami terus hadapi kemajuan, hingga kesimpulannya saya berupaya menutup lubang memek Ida dengan kepala penisku. Berulang kali kepala penisku meleset, semacam tidak dapat ditempatkan di memeknya. Saya juga berulang kali berupaya, hingga kesimpulannya dengan mengungkap belahan memek Ida kepala penisku dapat menutup lubang memek Ida. Saya tekan- tekan, rasanya nikmat sekali, terus menjadi saya tekan rasanya terus menjadi nikmat. Sedangkan itu Ida keluhan sebab ia katanya merasa sakit serta nyeri. Tetapi saya yang dipahami nafsu tidak perduli, hingga saya menggapai kepuasan.<br />
<br />
Kegiatan mengocok penisku dengan tangan saat ini telah lagi tidak dicoba. Saya senantiasa berupaya menutup kepala penisku ke belahan memek Ida. Saya menemukan ide supaya gampang menutup kepala penisku di lubangnya memek ida hingga kepala penisku kulumuri ludah. Dengan begitu rasanya lebih gampang bagiku menempatkan kepala penisku sehingga tidak kepeleset kemana- mana. Saya merasa sangat nikmat serta bisa jadi sebab rasa nikmat itu saya menekan penisku kian keras. Saya tidak ingat hendak anjing yang kelaminnya tidak dapat lepas sehabis kawin. Rasa nikmat itu membuatku menekan keras serta memaju mundurkan. Rasanya waktu itu saya dapat maju mundur sedikit- sedikit di memek Ida hingga saya menggapai kepuasan.<br />
<br />
Telah berapa kali saya serta Ida melaksanakan posisi semacam itu hingga kesimpulannya Ida tidak sangat merasa sakit lagi. Anehnya Penisku dapat lebih gampang menancap di memek ida walaupun cuma kepalanya saja. Memek Ida bila saya tekan- tekan lambat- laun semacam menghasilkan lendir sehingga jadi licin.<br />
<br />
Seperti itu sebabnya sesuatu kali saya tidak terencana menekan sangat keras kala melaksanakan maju mundur sehingga penisku kejeblos ke dalam memek Ida. Ida menjerit serta ia menangis kesakitan. Saya juga kaget, sebab merasa penisku tenggelam di memek Ida. Tetapi kok rasanya lebih nikmat. Seketika saya ingat soal anjing yang penisnya lengket. Buru- buru saya cabut. Nyatanya dapat. Kulihat penisku berdarah, walaupun tidak banyak. Kuperhatikan memek Ida tidak terdapat darah meleleh. Saya kemudian berpikir bisa jadi penisku baret sehingga berdarah. Saya menyekanya dengan lap handuk yang senantiasa saya membawa buat menyeka keringat. Kecermati penisku tidak terluka serta tidak terdapat rasa sakit. Sedangkan Ida meringik kalau memeknya terasa nyeri.<br />
<br />
Saya menebak bisa jadi memek Ida yang baret sebab saya sangat dalam tadi membenamkan penisku. Ia mengambil sapu tangan handuknya serta melap celah memeknya. Nampak disana terdapat sedikit corak merah muda.<br />
<br />
Saya kali itu mengakhiri game saat sebelum saya menggapai kepuasan. Saya terpaksa membopong kayu bakar Ida, sebab katanya ia agak sakit jika berjalan. Jalannya pada awal mulanya agak aneh, namun lama- kelamaan jadi wajar.<br />
<br />
Lebih dari seminggu saya tidak mengulangi adegan menancapkan penisku, walaupun saya memiliki kemauan kokoh. Ida beralasan memeknya nyeri.<br />
<br />
Bisa jadi 10 hari setelah itu kesimpulannya Ida ingin kembali melaksanakan adegan itu. Penisku agak gampang dimasukkan ke memek Ida, walaupun Ida mengernyit masih agak sakit katanya. Tetapi saya merasa kenikmatan luar biasa kala penisku terasa dicengkam oleh memek Ida. Saya melaksanakan gerakan maju mundur berulang kali hingga kesimpulannya puas. Penisku hingga melemah di dalam memek Ida.<br />
<br />
Sehabis dekat 5 kali game pada hari- hari selanjutnya kesimpulannya saya lebih gampang memasukkan penisku ke memek Ida. Nyatanya penisku lebih nikmat bila dijepit memek Ida daripada cuma digenggam- gengam.<br />
<br />
Saya jadi terbiasa melaksanakan persetubuhan dengan Ida serta kesimpulannya jadi kecanduan. Ida juga tampaknya telah mulai menikmati persetubuhan sebab pantatnya bergoyang- goyang kala saya tusuk dengan penisku. Kami umumnya melaksanakan hingga 2 ronde di dalam hutan. Apalagi malam- malam kami melaksanakan lagi di bale- bale balik rumah yang hitam.<br />
<br />
Kami merahasiakan ikatan kami itu, walaupun saya rasanya mau menggambarkan pengalamanku yang menyenangkan kepada teman- temanku. Tetapi saya khawatir ketahuan, sebab teman- temanku dapat saja tidak melindungi rahasia itu.<br />
<br />
Dekat setahun setelah itu keluarga Ida pindah ke kota, sehingga saya kehabisan patner. Namun saya dapat membujuk sahabat cewekku yang lain buat melaksanakan ikatan itu. Rita yang tubuhnya lebih besar dari Ida sukses saya setubuhi. Ia mulanya merasa sakit, tetapi lama kelamaan ia pula dapat menikmati semacam halnya Ida.<br />
<br />
Dari pelajaran hayati saya mengenali setelah itu kalau bila mani masuk ke dalam memek wanita dapat menimbulkan kahamilan, saya setelah itu menghalangi tidak melepas spermaku, kala sesuatu kali saya mulai mempunyai mani.<br />
<br />
Terdapat dekat 3 wanita yang telah kusetubuhi di kampungku hingga saya kesimpulannya meneruskan sekolah di kota meneruskan SMA.JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comJl. Trans Kalimantan, Jabiren, Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah 74812, Indonesia-2.5583350289106823 114.18481397970659-33.453700028910681 72.8762229797066 28.337029971089319 155.49340497970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-17516547825167785802020-04-12T14:42:00.001-07:002020-04-12T14:42:23.956-07:00NGENTOT DENGAN PERAWAN YANG MENAWAN<a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>Saya ingat Dhea waktu ia masih kecil, Ia anak temanku yang sangat kecil, Dhea betul- betul membuat hatiku tidak karuan, dengan rambut sebahu, gelap legam ikal. Usianya dekat 15 ataupun 16 tahun saat ini, serta mukanya yang baby face buatnya semacam tidak berdosa. Kala memandang Dhea buat yang berulang kalinya, saya bersumpah jika saya wajib sukses tidur bersamanya saat sebelum saya berangkat dari kota ini. Serta saya telah melaksanakan rencanaku. Saya main ke rumah Dhea bekali- kali, sejauh siang serta malam hingga saya telepon buat mengenali kapan Dhea terdapat sendirian serta kapan orang tuanya terdapat. Serta pada waktu malam saya memutuskan buat masuk ke rumah Dhea saya telah membenarkan kalau orang tua Dhea telah tidur serta Dhea terdapat di kamar tidurnya. Rencanaku hendak kuperkosa Dhea sedangkan orang tuanya tidur di kamar mereka.<br />
<br />
Tubuhku kaku sebab tegang, waktu saya buka jendela balik rumahnya gunakan linggis. Suara jendela yang terdongkel terdengar semacam letusan membuatku wajib diam tidak bergerak sepanjang separuh jam menunggu apakah terdapat penunggu rumah yang terbangun. Untung saja seluruhnya masih dalam kondisi sepi senyap, serta saya memutuskan buat masuk. Tubuhku saat ini gemetar. Tiap langkahku semacam membuat segala rumah berderit serta saya siap meloncat melarikan diri. Tetapi waktu saya hingga di depan kamar tidur Dhea rumah itu masih hitam serta sepi senyap. Saya buka pintu serta masuk sembari menutupnya kembali. Saya semacam dapat mendengar jantungku yang berdetak keras sekali. Saya belum sempat setakut ini seumur hidupku. Tetapi bagian yang sangat sulit telah sukses saya lampaui. Kamar tidur orang tua Dhea terdapat di lantai dasar. Saya berdiri di samping ranjang Dhea memilah langkah berikutnya. Lama- lama penisku mulai mengencang hingga kesimpulannya besar serta tegang hingga ngilu. Mata Dhea terbuka menatapku tidak dapat bernafas. Saya terdapat di sebelah ranjangnya mencekik lehernya, sedangkan tangan kiriku mengcungkan belati di depan mukanya.<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMUBoPVVdZewtO3xN6WSs8iUbArOZ3d0OyJPgOX-Wf33b4UyaXR9azE0pKZo_ZJ1JsYywSqp3o7ks_FyVtgDdIIrS4_hJ6ASGoxn3GFvK2HTT9lieg07rGpaGs2kyiKhBbyT9TPqIXIYir/s1600/22136903_1545531638845511_7452735545627771781_o.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="960" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMUBoPVVdZewtO3xN6WSs8iUbArOZ3d0OyJPgOX-Wf33b4UyaXR9azE0pKZo_ZJ1JsYywSqp3o7ks_FyVtgDdIIrS4_hJ6ASGoxn3GFvK2HTT9lieg07rGpaGs2kyiKhBbyT9TPqIXIYir/s400/22136903_1545531638845511_7452735545627771781_o.jpg" width="400" /></a><br />
“ Diem. Jangan bergerak, jangan bersuara, ataupun lo mati.” saya dengar nada suaraku yang lain sekali dari biasa. Kedengarannya bengis serta kejam.<br />
<br />
Dhea senantiasa nampak menawan. Usianya 5 belas tahun. Ia terbatuk- batuk.<br />
<br />
“ Jika saya lepasin tanganku, lo berguling tengkurap serta jangan berisik ataupun saya potong leher lo.” Saya pasti tidak bermaksud hendak menewaskan ia, tetapi sangat tidak itu sukses buat Dhea ketakutan. Dhea langsung bagi serta lekas kuikat badannya, menutup mulutnya dengan plester, serta mengikat pergelangan tangannya di balik.<br />
<br />
Selimut yang menutupi badan Dhea saat ini telah terdapat di lantai, serta saya dapat memandang jelas wanita yang lagi tengkurap di depanku. Badan Dhea ramping serta mungil, serta pakaian tidur yang dipakainya terangkat ke tas membuatku dapat memandang kakinya yang putih serta lembut. Ereksiku telah optimal serta saya telah tidak tahan sakitnya, celanaku menyembul didorong oleh penisku yang besar, serta bersentuhan dengan pantat Dhea yang mungil. Saya menindih Dhea serta bergoyang- goyang membuat penisku bergesekan dengan pantat Dhea serta dengan tanganku yang leluasa kuraba bagian dada Dhea yang masih ditutup oleh dasternya. Buah dada Dhea masih kecil, yang membuatku kian birahi. Mulutku bersentuhan dengan kuping Dhea.<br />
<br />
“ Lo betul- betul sempurna. Senantiasa diam serta saya hendak berangkat sebentar lekas.”<br />
<br />
<br />
<br />
Mata Dhea terpejam seakan- akan sudah tertidur kembali. Saya lepaskan celana trainingku serta celana dalamku hingga ke kakiku tetapi belum saya melepaskannya dari badanku, sembari memandang bagian balik badan Dhea yang indah. Kakinya yang telanjang membuat nafasku berat, serta dasternya tidak dapat lagi menutupi pantatnya yang ditutupi celana dalam putih. Serta tangannya yang terikat erat betul- betul membuat Dhea sempurna buatku. Saya buka kaki Dhea tanpa perlawanan yang berarti, serta membenamkan wajahku, yang membuat Dhea menghasilkan erangan buat awal kalinya. Saya benamkan wajahku ke selangkangan Dhea, menikmati wangi badan Dhea, yang terus mengerang ketakutan. Berikutnya saya raba- raba vaginanya yang tertutup celana dalam dari balik, meraba, serta kesimpulannya menusuk- nusuk dengan jariku. Ini membuat erangan Dhea kian keras sehingga saya wajib mengancamnya lagi dengan belatiku. Setelah itu kulihat ia gemetar serta kelihatannya mulai menangis. Celana dalamnya lembab, serta saya jadi berpikir bisa jadi Dhea mulai terangsang oleh jariku.<br />
<br />
“ Lo suka Dhea? Hei, lao suka tidak?” Dhea cuma menangis. Saya terus meraba vaginanya, hingga saya tidak tahan lagi, serta langsung kutarik celana dalam Dhea hingga lepas.<br />
<br />
Saya kian mencium bau badan Dhea. Serta saya mulai edan. Saya balik lagi tubuhnya, sebab saya ketahui saya lebih gampang ngerjain Dhea melalui depan. Dhea tiduran tidak aman, tiduran telentang dengan tangan terikat ke balik, serta telanjang mulai pinggang ke dasar, rambut kemaluannya yang masih tipis nampak jelas. Dia memandang mataku, air mata membuat pipi Dhea berkilat tertimpa sinar lampu kamarnya. Saya tidak begitu suka amati tatap mata Dhea, saya jadi berpikir buat buat ia tengkurap lagi begitu penisku telah masuk ke vaginanya. Saya menempatkan tubuhku, saya wajib memnyuruhnya sebagian kali buat membuka kakinya lebih lebar, semacam dokter gigi,“ Mari lebih lebar sayang, lho kok segitu, lebih lebar lagi, bagus anak manis..”, Saya mau ketahui ia masih perawan ataupun tidak. Dhea tidak meronta- ronta, soalnya saya masih pegang belatiku, tetapi terus menangis tersedu- sedu, serta mengerang- erang, berupaya mengatakan suatu.<br />
<br />
“ Lo masih perawan tidak Dhea? Masih? Masih apa tidak.”<br />
<br />
Dhea terus menangis. Saya angkat dasternya ke atas lagi. Di depan Dhea agak rata, buah dadanya cuma sekepal dengan puting susu yang membeku. Saya pikir itu sebab hawa dingin, tetapi bisa jadi pula bagian dari badan Dhea yang emang terangsang.<br />
<br />
“ Bukan gitu sayang, lo musti buka lebih lebar lagi..”<br />
<br />
Saya tekan penisku di belahan vaginanya yang masih mungil. Terasa basah. Kutarik lagi penisku serta kumasukkan jariku, serta merasakan jepitan Miss V Dhea yang hangat yang membuat penisku mau merasakannya pula. Saya gerakkan penisku maju mundur sebagian kali serta memusatkan penisku lagi, tegang semacam tongkat kayu.<br />
<br />
“ Buka lagi manis. Lo betul- betul menawan. Saya hanya ingin perkosa kalian terus berangkat.”<br />
<br />
Saya wajib mendesak, bergoyang, berbalik, serta kesimpulannya mengangkut kedua kaki Dhea ke atas saat sebelum saya sukses mendesak kepala penisku masuk ke Miss V Dhea. Saya amati lagi buah dada Dhea dengan putingnya yang mencuat ke atas, mata yang meminta serta meratap dengan air mata serta saya dorong penisku masuk ke Miss V mungil kepunyaan wanita berusia 5 belas tahun itu dengan segala tenagaku. Dhea menjerit, diredam oleh plester, membuatku kian semangat. Vaginanya kecil sekali semacam menggenggam penisku. Ia nyatanya tidak basah sama sekali. Saya perkosa ia dengan agresif, seakan- akan saya mau buatnya mati dengan penisku, berupaya membuat Dhea menjerit dan saya menghentak masuk. Dhea terus menjadi histeris saat ini.<br />
<br />
Keadaanku telah 100 persen dipahami birahi, serta saat ini saya memusatkan atensi buat menyakiti Dhea, serta saya tidak memiliki lagi rasa kasihan buat Dhea. Saya terus menghentak- hentak di atas badan Dhea, dengan kecepatan yang brutal, serta badannya yang mungil terbanting- banting sebab gerakanku. Saya merasa saya semacam merobek Miss V Dhea dengan penisku, serta membuatku kian terangsang, mendorongku bergerak kian brutal. Di sela- sela gerakanku, saya jatuhkan belatiku serta kulepaskan celanaku yang membuat tanganku leluasa memakai badan Dhea. Saya kesetanan merasakan badan Dhea, saya meremas tiap bagian badan Dhea, meremas buah dadanya, menjepit puting susunya, serta memakai bahunya yang kecil buat menopang tubuhku.<br />
<br />
Saya nyaris tidak ingat apa aja yang saya kerjakan sama Dhea. Dhea sebagian kali meronta pada awal mulanya, berupaya melepaskan tangannya, berupaya berguling, berupaya menghasilkan penisku dari vaginanya. Wajah Dhea memancarkan rasa panik serta khawatir, serta saya terus memperkosanya sekuat tenagaku, seakan- akan itu permasalahan hidup serta matiku. Seaat saat sebelum saya hadapi orgasme saya menarik penisku keluar serta Dhea langsung berupaya buat berguling. Saya jambak rambutnya serta menariknya.<br />
<br />
“ Brengsek, tidur ke lantai.”<br />
<br />
Saya tarik kepalanya hingga melekat ke lantai. Sedangkan ia jatuh berlutut, tetapi Dhea sama sekali tidak dapat mengangkut mukanya dengan tangan masih terikat ke balik. Kepala Dhea terbenam ke lantai. Dhea masih menangis serta gemetar. Saya masukkan lagi penisku ke Miss V Dhea tanpa kesusahan, sebab penisku telah seluruhnya dilumuri darah perawan Dhea. Saya masukkan dari balik saat sebelum Dhea pernah meronta, saya pegangin pinggulnya sedangkan saya terus mendesak sekuat tenaga. Dengan pantat masih nungging ke atas saya tekan punggung Dhea dengan tanganku sehingga kepala serta dada Dhea kian terhimpit ke lantai, serta saya terus memperkosa ia dengan style semacam anjing. Serta Dhea sendiri saat ini mendengking- dengking semacam anak anjing yang ketakutan. Saat ini kutarik lagi rambutnya, membuat kepala Dhea terangkat.<br />
<br />
Dhea betul- betul menawan serta tidak berdaya, tangannya terikat di punggung. Saya terus menyetubuhinya dengan keras serta tidak berirama, kadangkala brutal menyudahi sedetik serta mulai lagi dengan keras, serta bergatin menekan punggungnya ke lantai kemudian menarik rambutnya sampai dia mendongak lagi, hingga saya merasakan isyarat ejkulasi lagi. Saya mau sekali melepas plesternya serta memasukan penisku ke mulutnya yang mungil, tetapi untung saja saya masih siuman jika itu dapat buat saya ketahuan, jadi saya senantiasa metahan penisku di liang kenikmatan Dhea sedalam- dalamnya serta membebaskan ejakulasiku. Saya pegangin belahan pantat Dhea dekat dengan selangkanganku waktu saya menyemburkan spermaku ke rahim Dhea yang menerimanya dengan tatapan mata panik.<br />
<br />
“ Oh Dhea, sayangku, oh, oh..”<br />
<br />
Penisku bekerja keras memompa, berdenyut, menyemburkan mani ke badan Dhea, serta saya belum sempat menghasilkan mani sebanyak ini sepanjang hidupku. Dhea senantiasa diam tidak bergerak, terengah- engah. Nafasku pula terputus- putus, serta bergidik sedikit kala saya mengejang lagi serta menyemprotkan sisa spermaku ke rahim Dhea. Saya menghentak ia sebagian kali lagi, saat ini dengan penuh perasaan semacam sejoli pacar. Dhea siuman kalau saya telah berakhir, serta menerima gerakanku yang terakhir ini masih tidak bergerak, dengan kepala terbenam ke dalam karpet kamarnya yang tebal.<br />
<br />
Saya tarik penisku keluar. Serta saya langsung merasa takut lagi. Saya langsung menggunakan pakaianku, serta secara ajaib masih ingat buat mengambil belatiku serta memikirkan suatu buat saya ucapkan pada Dhea.<br />
<br />
“.. Makasih sayang”, saya berbisik lirih, serta langsung melarikan diri.<br />
<br />
Serta biarpun saya pernah takut kala saya telah dalam ekspedisi ke luar kota, sebagian dikala setelah itu saya kembali dipadati hasrat baru. Saya berpikir buat kembali serta menculik Dhea dan mengajak sebagian orang temanku buat mencicipinya.JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comIndonesia-3.8028344057920642 115.59106397970659-34.664860405792062 74.2824729797066 27.059191594207935 156.89965497970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-20285420452948640812020-04-07T13:58:00.000-07:002020-04-07T13:58:03.834-07:00NGENTOT DENGAN MAHASISWI MEDIS<br />
<a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX-</a>Sempitnya Memek Anak RemajaSaya merupakan seseorang mahasiswa di salah satu akademi besar di kota medan. saat ini duduk di semester 7.. aku tinggal di wilayah medan tuntungan. besar aku 164 berat 60 kilogram serta bisa digolongkan gendut. Aku memiliki orang sebelah namanya Nita seseorang mahasiswa di salah satu akademi besar di medan ia mengambil jurusan medis. sudahlah lupakan siapa aku serta Nita. Ini kejadian terjalin setahun yang kemudian begini ceritanya. Pada hari sabtu jam 14: 30 aku berdiri didepan rumah aku kemudian aku terpanggil oleh Nita. Nita terdapat apa jawabku abang dapat bantu kami kata Nita bantu apa jika dapat tentu saya bantu jawabku sehabis itu saya diajak kedalam rumahnya serta didalam rumahnya sudah terdapat 2 orang temannya kemudian saya diperkenalkannya Neni serta Wati( samaran). kemudian kami menceritakan serta bercanda setelah itu saya bertanya kamu ingin memohon bantu apa nih kataku begini bang kami bisa tugas dari dosen mata kuliah anatomi. tugas ini sangat berat bagi kami, kami wajib menekuni anatomi lawan tipe kami kata Nita sembari menyodorkan kertas yang berisi catatan yang hendak di cek. Alangkah terkejutnya saya begitu saya baca isi catatan tersebut ada pula dafatar tersebut merupakan besar berat panjang lengan panjang kaki dimensi penis kala tegang serta mengambil mani itu seluruh dicoba dalam kondisi telanjang. jadi saya ingin kamu jadi kan objeknya ya, maaf ya ini perkerjaan edan kataku tolonglah bang kata Nita di simak dengan kawan nya meminta supaya saya dapat menolong pekerjaan mereka. pokoknya engggak kataku kami kasih Rp 1 juta jika abang ingin kata Nita berapapun kamu kasih saya enggak ingin kataku. Dalam hati sesungguhnya saya ingin serta saya terdiam sejenak serta sembari berpikiri ok saya ingin tetapi dengan ketentuan kataku syaratnya apa bang kata mereka dengan semangat syaratnya yakni kamu memeriksaku satu persatu serta dalam kondisi telanjang kataku ah jangan lah bang, yang lain aja lah syaratnya kata Nita ini bisa jadi ketentuan terakhir jika kamu ingin ok kita laksanakan,<br />
<br />
<br />
jika enggak ya enggak jadi. syaratnya semacam tadi tetapi kamu enggak harus telanjang tetapi cuma gunakan cd( celana dalam) saja, malu<br />
lah saya jika saya telanjang kamu enggak katakukemudian mereka terdiam sejanak serta berpikir serta entah apa yang dipikirkan mereka kemudian oklah bang dari pada tugas kami enggak berakhir kami ingin denngan ketentuan tersebut kata Nita setelah itu sehabis berakhir perundingan saya juga mandi kekamar mandinya serta masuk kekamar dengan cuma mengunakan handuk, mereka bertiga masih diluar kamar serta berbincang bincang entah apa yang mereka bincang kan kemudian masuk Nita kekamar dengan bawa perlengkapan yang dibutuhkan.<br />
<br />
Kemudian Nita membebaskan satu persatu pakaiannya serta cuma cd putih yang menempel di badan Nita yang putih serta lembut tersebut. Kemudian didekatinya saya serta nampak dengan jelas 2 buah bukit kembar yang besar( besar Nita 165 serta berat 60) serta ditengah tengahnya terdapat puting bercorak kecoklatan. kemudian dilakukanlah tugasnya mengukur tubuhku serta yang sangat menegangkan yakni kala mengukur penisku yang mengencang kulihat dengan jelas wajah Nita kemerah merahan kala memegang penisku. Alangkah nikmatnya penis ini kala dipegang Nita wow serasa melayang. Setelah itu saatnya pengambilan mani saya disuruh Nita buat menelurkan mani kemudian kuusahakan lah melaksanakan onani didepanya kemudian serasa susah. Setelah itu Ta payah nih keluarnya tolong dong keluari kataku gimana saya dapat bantu kata Nita tolonglah kalian kocok kan kataku dengan berat hati kemudian Nita melaksanakan apa yang saya perintahkan. telah 3 menit enggak keluar pula itu mani. Kemudian saya cari lagi metode yang lain Ta kalian wajib bantu dengan metode lain nih kataku metode lain gimana kata Nita kalian wajib tidur telentang ataupun telungkup sama aja kataku kemudian Nita istirahatlah dengan metode telungkup. Setelah itu badan indah itu saya tindih. kontolku pas disela pantanya yang woow tersebut kemudian saya gesek gesekkan ketengah pantatnya yang masih bercd putih tersebut serta datang datang Nita membalikkan badannya. wow didepan mataku tersaji buah dada yang indah serta badanku sudah mengenai badannya kontolku pas diatas vagiannya yang masih terbalut cd. kemudian kuturunkan badanku sedikit saya enggak ingin mengganggu perawan anak orang sebelah yang beda agama. Jadi kontolku pas dibawah vaginanya serta dijepit oleh 2 paha mulusnya. Woow dijepit pahanya aja begitu nikmat gimana lagi jika otot vaginanya menjepit penisku. Bibirku menikmati puting serta buah dadanya yang indah. Nita mengerang kenikmatanahhhh.. ahhhh bang. Seketika pusarku terasa basah wehhh nyatanya Nita hadapi orgasme. Nitalalu kulanjutkan aksiku terhadap Nita serta akhinya Nita berkata saya ingin keluar nih cepet Ta kataku kemudian saya mengangkut tubuhku dari badan Nita serta Nita mengambil tabung yang sudah steril serta cret. cret.. wow saya kesimpulannya hadapi orgasme serta sehabis itu Nita kemudian menggunakan pakaianya kembali dengan cd yang masih basah oleh spermanya sendiri serta dengan jelas terbayang Miss V yang tebal tersebut terbaluti oleh cd. Bisa jadi inilah awal sekali saya memandang Miss V perempuan berusia meski sedikit samar samar. kemudian Nita keluar dari kamar. Cerita dengan Neni serta Wati hendak aku sambung nanti.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTx5lN7o6nVhHJCZRn-dtUfpiNINIEIc-ifjKMj-xshSP-pR_M_UmIsLzF1gsIdXtgitVihLAthInSibUBvTDrdLPcKE9XxJx4wXc_WMw79JkFu3Ukc7wIvZG3kBpZKvvGpck5fVMnZU20/s1600/Screenshot_14.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="598" data-original-width="601" height="397" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTx5lN7o6nVhHJCZRn-dtUfpiNINIEIc-ifjKMj-xshSP-pR_M_UmIsLzF1gsIdXtgitVihLAthInSibUBvTDrdLPcKE9XxJx4wXc_WMw79JkFu3Ukc7wIvZG3kBpZKvvGpck5fVMnZU20/s400/Screenshot_14.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
sehabis Nita keluar dari kamar kemudian masuk lah sang Neni. Dengan bawa perlengkapan semacam Nita tadi. Setelah itu ia membebaskan pakaiannya satu per satu saya yang tengah terbaring mencermati dengan sungguh- sungguh kala ia membebaskan pakaiannya satu persatu Neni tidak menawan serta bisa dikatakan jeleklah badannya agak kurus serta dadanya kayaknya turun tidak semacam Nita yang besar serta menantang. Setelah itu ia mendekatiku serta melaksanakan tugasnya semacam Nita tadi, kala ia mengecek tubuhku kuperhatikan mukanya semacam tidak bahagia serta sedikit cemberut apa seluruh wanita semacam ini sifatnya semacam ini dalam hati ku mengatakan. Senjataku masih berdiri namun tidak setegang kala ditilik Nita bisa jadi perasaan bahagia serta tidak bahagia pengaruhi keadaan senjataku. Kemudian saatnya pengeluaran mani sama seperi Nita tadi ku suruh ia mengocokkan senjataku alamak nyatanya ia enggak ingin kemudian saya ancam jika kau enggak ingin ya udah enggak harus aja saya kan enggak maksa kamu kataku. Eh nyatanya ia ingin serta dilakaukannya lah eh dalam sekejap saja spermaku keluar. Bisa jadi bisa dikatakan waktu yang diperlukan Nita buat memeriksaku cuma 1/ 3 dari waktu yang diperlukan Nita. entahlah bisa jadi senjataku susah mungeluarkan pelurunya jika memandang wanita menawan jika wanita kurang baik serta sombong sebentar aja berakhir. Setelah itu Neni menggunakan pakaiannya kembali serta keluar.<br />
<br />
Setelah itu masuklah Wati dengan senyum serta sembari menyapa saat ini giliran kukatanya dengan semangat. Mak kala saya memandang wanita semacam ini amati semangatnya aja senjataku langsung spot. Kemudian dilepaskannya pakaiannya satu persatu alamak indahnya bodi wanita ini dalam hatiku sembari menelan air liur tau enggak pembaca gimana identitas Wati orangnya sedikit gendut serta sintal dengan buah dada bisa jadi enggak sesuai buat bodi kayaknya buah dadanya besarlah saya enggak tau ukurannya tetapi besarlah serta putih walaupun mukanya enggak menawan( semacam wanita karo) tetapi pantatnya mak bahenol kali serta saya bilang aja padat serta berisi. bisa kamu bayangkan gimanalah dengan rambut sebahu serta orangnya suka senyum meski saya baru tahu. Kemudian di lakukanlah tugasnya semacam temannya tadi kala permasalahan ukur mengukur badan serta menimbnang saya turun dari ranjang sehabis itu saatnya pengeluaran mani. Saya tidur terlentang. kemudian ia mengatakan gimana nih bang saya ingin mengambil sample mani saya menanggapi ya terserah kalian lah gimana triknya. Senjatku terus mengencang sebab suasananya mengasyikkan hatiku serta orangnya suka ketawa kala mengecek. kemudian Wati duduk dipahaku woow terasa sekali daging empuknya mengenai paha kemudian senjataku dikocoknya kemudian dikulumnya alamak geli kali rasanya. saya kira Wati ini suka oral sek.<br />
<br />
sehabis dikocok serta dikulumnya kemudian Wati menyudahi serta datang datang membebaskan cdnya wowwwwwww saya serasa enggak yakin memandang itu barang dalam hatiku baru sekali ini saya mencermati dengan jelas yang namanya benda setupuk dengan suatu daging kecil seperi kacang di medan itu di sebut itil serta datang datang ia melekatkan vaginanya di senjataku. Tanpa pikir panjang kemudian kubalikkan posisi ia di dasar saya diatas kemudian kukulum bibirnya mak dibalasnya serta senjataku kutekan tekan kedalam senggamanya bibirku sehabis mengulum bibirnya bergeser kegunung kembarnya wooooow kenyalnya terus kunikmati itu bibir serta kontolku sudah mulai masuk kedalam vaginanya yang kecil sedikit demi sedikit mulutku terus memikmati itu tetek serta seketika tetek itu terasa membeku tidak semacam tadi yang begitu lembut serta putingnya berkilat kecoklatan serta setelah itu kedua kakinya mengapit kakiku dengan posisi saya di atas serta ia dibawah serta tanganya denga erat memeluk tubuhku ban.. bang saya ingin. ingin keluar katanya sebentar saya pula ingin keluar jawabku kala nyaris puncaknya saya cabut itu senjata dari Miss V serta Wati langsung mengambil tabung serta menampung spermaku didalam tabung itu. sehabis berakhir Wati bukanya ingin keluar mak ia mencium bibrku serta terjalin lagilah persetubuhan tersebut sampai 3 kali dalam 45 menit. entah berapa banyak spermaku terbuah sepanjang 1 jam separuh kala ditilik ketiga mahasiswi tersebut.JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comIndonesia-4.6634031450691422 116.64575147970659-35.516226645069139 75.3371604797066 26.189420354930856 157.95434247970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-10189230362150394392020-04-07T12:40:00.000-07:002020-04-07T12:40:32.624-07:00FELLA PENYANYI CAFE YANG KU KENTOT<a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX</a>-Saya lagi menunggu clientku serta mencari tempat yang asik dimana disitu terdapat sajian live music buat menghibur wisatawan dikala itu yang main band beraliran jazz saya amati dari penyayinya seseorang wanita suaranya lezat sekali, wajah manisnya ditambah dengan lesung pipinya membuat ia terus menjadi manis, kira kira usianya 26 tahun.“ Para wisatawan sekaligus.. Malam ini aku, Fella bersama band hendak menemani kamu seluruh. Bila terdapat yang mau bernyanyi bersama aku, ayo.. aku persilakan. Ataupun bila mau request lagu.. silakan”.<br />
<br />
Penyanyi yang nyatanya bernama Fella itu mulai menyapa wisatawan Cafe. Saya cuma tertarik mendengar suaranya. Obrolan dengan client menyita perhatianku. Hingga setelah itu telingaku menangkap pergantian metode bermain dari si keyboardist. Saya memandang ke arah band tersebut serta memandang Fella nyatanya bermain keyboard pula.<br />
<br />
Fella bermain solo keyboard sembari menyanyikan lagu“ All of Me”. Lagu Jazz yang sangat simpel. Saya menikmati seluruh tipe musik serta berupaya paham seluruh tipe musik. Tercantum jazz yang memanglah‘ brain music’. Musik pintar yang membuat otakku berpikir tiap mencermatinya. Fella nyatanya bermain sangat nyaman. Saya terkesima menciptakan seseorang penyanyi cafe yang sanggup bermain keyboard dengan baik. Seketika saya jadi sangat tertarik dengan Fella. Saya menuliskan request laguku serta memberikannya lewat pelayan cafe tersebut.“ The Boy From Ipanema, please.. And your cellular number. 081xx. From Boy.”, tulisku di kertas request sekalian menuliskan no HP- ku. Saya melanjutkan obrolan dengan clientku serta tidak lama setelah itu saya mendengar suara Fella.<br />
<br />
“ The Boy From Ipanema.. Buat Mr. Boy..?”<br />
<br />
Bahasa badan Fella menampilkan kalau ia mau ketahui dimana saya duduk. Saya melambaikan tanganku serta tersenyum ke arahnya. Po<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsnfnGF951XCgJ0pC_Mt0QE4PAHewBZ82cHw1P_FLTZCaG21YLwCwDiaAHEAyaCfhU5AQ7rV9xURY4P1GWiM5OQqEnLncu6gcCtTtfg_bCkA-RWCg9-RlDK6dc8B9lKy8A4PbRC9uDknqV/s1600/53812020_659989797769235_4226927218665717760_o.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="795" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsnfnGF951XCgJ0pC_Mt0QE4PAHewBZ82cHw1P_FLTZCaG21YLwCwDiaAHEAyaCfhU5AQ7rV9xURY4P1GWiM5OQqEnLncu6gcCtTtfg_bCkA-RWCg9-RlDK6dc8B9lKy8A4PbRC9uDknqV/s400/53812020_659989797769235_4226927218665717760_o.jpg" width="331" /></a></div>
sisi dudukku pas di depan band tersebut. Jadi, dengan jelas Fella dapat melihatku. Kulihat Fella membalas senyumku. Ia mulai memainkan keyboardnya. Sembari bermain serta bernyanyi, matanya menatapku. Saya juga menatapnya. Buat menggodanya, saya mengedipkan mataku. Saya kembali berdialog dengan clientku. Tidak lama kudengar suara Fella menghilang serta berubah dengan suara penyanyi laki- laki. Kulihat sekilas Fella tidak terlihat. Tit.. Tit.. Tit.. SMS di HP- ku berbunyi.<br />
<br />
“ Fella.” nampak pesan SMS di HP- ku. Wah.. Fella meresponsku. Lekas kutelepon ia.<br />
<br />
“ Hai.. Saya Boy. Kau dimana, Fella?”<br />
<br />
“ Hi Boy. Saya di balik. Ke kamar mandi. Mengapa mau ketahui HP- ku?”<br />
<br />
“ Saya tertarik denganmu. Suaramu sexy.. Sesexy penampilanmu” kataku terus cerah. Kudengar tawa ringan dari Fella.<br />
<br />
“ Rayuan ala Boy, nih?”<br />
<br />
“ Lho.. Bukan rayuan kok. Namun pujian yang pantas buatmu yang memanglah sexy.. Oh ya, kembali dari cafe jam berapa? Saya antar kembali ya?”<br />
<br />
“ Jam 24. 00. Boleh. Tetapi kulihat kau dengan temanmu?”<br />
<br />
“ Oh.. ia clientku. Sebentar lagi ia kembali kok. Saya cuma mengantarnya hingga parkir mobil. Gimana?”<br />
<br />
“ Okay.. Saya tunggu ya.”<br />
<br />
“ Okay.. See you soon, sexy..”<br />
<br />
Saya melanjutkan sebentar obrolan dengan client serta setelah itu mengantarkannya ke tempat parkir mobil. Sehabis clientku kembali saya kembali ke cafe. Waktu masih menampilkan jam 23. 30. Masih 30 menit lagi. Saya kembali duduk serta memesan hot tea. 30 menit saya habiskan dengan memandang Fella yang menyanyi. Mataku terus memandang matanya sembari sesekali saya tersenyum. Kulihat Fella dengan yakin diri membalas tatapanku. Wanita ini menarik sampai membuatku mau mencumbunya. Dalam ekspedisi membawakan Fella kembali, saya terencana menyalakan AC mobil lumayan besar sehingga temperatur dalam mobil dingin sekali. Fella nampak menggigil.<br />
<br />
“ Boy, AC- nya dikecilin yah?” tangan Fella sembari mencapai tombol AC buat menaikkan temperatur. Tanganku lekas menahan tangannya. Peluang buat memegang tangannya.<br />
<br />
“ Jangan.. Udah dekat rumahmu kan? Saya tidak tahan panas. Temperatur segini saya baru dapat. Jika kalian naikkan, saya tidak tahan..” alasanku.<br />
<br />
Saya memanglah mau membuat Fella kedinginan. Kulihat Fella dapat paham. Tangan kiriku masih memegang tangannya. Kuusap lama- lama. Fella diam saja.<br />
<br />
“ Kugosok ya.. Supaya hangat..” kataku datar. Saya memberinya stimulum ringan. Fella tersenyum. Ia tidak menolak.<br />
<br />
“ Ya.. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, kalian suka jazz pula ya?”<br />
<br />
“ Nyaris seluruh musik saya suka. Oh ya, baru kali ini saya memandang penyanyi jazz perempuan yang dapat bermain keyboard. Mainmu asik lagi.”<br />
<br />
“ Haha.. Ini malam awal saya main keyboard sembari menyanyi.”<br />
<br />
“ Oh ya? Tetapi tidak nampak canggung. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak mengenakan scale altered dominant ya?” saya setelah itu memainkan tangan kiriku di tangannya seolah- olah saya bermain piano.<br />
<br />
“ What a Boy! Kalian ketahui jazz scale pula? Kalian dapat main piano yah?” Fella nampak kaget. Wajahnya nampak penasaran.<br />
<br />
“ Yah, dahulu main klasik. Kemudian tertarik jazz. Belum mahir kok.” Saya menyudahi di depan rumah Fella.<br />
<br />
“ Tinggal dengan siapa?” tanyaku kala kami masuk ke rumahnya. Ya, saya menerima ajakannya buat masuk sebentar meski ini telah nyaris jam 1 pagi.<br />
<br />
“ Saya kontrak rumah ini dengan sebagian temanku sesama penyanyi cafe. Yang lain belum kembali seluruh. Bisa jadi sekaligus kencan dengan pacarnya.”<br />
<br />
Fella masuk kamarnya buat mengubah pakaian. Saya tidak mendengar suara pintu kamar dikunci. Wah, kebetulan. Ataupun Fella memanglah memancingku? Saya lekas berdiri serta nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Fella berdiri cuma dengan bra serta celana dalam. Di tangannya terdapat suatu kaos. Kukira Fella hendak berteriak kaget ataupun marah. Nyatanya tidak. Dengan santai ia tersenyum.<br />
<br />
“ Maaf.. Saya ingin tanya kamar mandi dimana?” tanyaku mencari alibi. Malah saya yang gugup memandang panorama alam indah di depanku.<br />
<br />
“ Di kamarku terdapat kamar mandinya kok. Masuk aja.”<br />
<br />
Wah.. Lampu hijau nih. Di kamarnya saya memandang terdapat suatu keyboard. Saya tidak jadi ke kamar mandi malah memainkan keyboardnya. Saya memainkan lagu“ Body and Soul” sembari menyanyi lembut. Suaraku biasa saja pula permainanku. Tetapi saya percaya Fella hendak tertarik. Sebagian kali saya membuat kesalahan yang kusengaja. Saya mau memandang respon Fella.<br />
<br />
“ Salah tuh mainnya.” pendapat Fella. Ia turut bernyanyi.<br />
<br />
“ Ajarin dong..” kataku.<br />
<br />
Dengan lekas Fella mengajariku memainkan keyboardnya. Saya duduk sebaliknya Fella berdiri membelakangiku. Dengan posisi semacam memelukku dari balik, ia menampilkan sekilas notasi yang benar. Saya dapat merasakan nafasnya di leherku.<br />
<br />
Wah.. Telah jam 1 pagi. Saya menimbang- nimbang apa yang wajib saya jalani. Saya memalingkan mukaku. Saat ini mukaku serta Fella silih bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Jika ditolak, berarti ia tidak bermaksud apa- apa denganku. Bila ia diam saja, saya boleh melanjutkannya. Setelah itu tangannya menepis halus tanganku. Setelah itu ia berdiri. Saya ditolak.<br />
<br />
“ Katanya ingin ke kamar mandi?” tanyannya sembari tersenyum. Oh ya.. Saya melupakan alasanku membuka pintu kamarnya.<br />
<br />
“ Oh ya..” saya berdiri.<br />
<br />
Terdapat rasa sesak di dadaku menerima penolakannya. Tetapi saya tidak menyerah. Lekas kuraih badannya serta kupeluk. Setelah itu kuangkat ke kamar mandi!<br />
<br />
“ Eh.. Eh, apa- apaan ini?” Fella kaget. Saya tertawa saja.<br />
<br />
Kubawa ia ke kamar mandi serta kusiram dengan air! Biarlah. Jika ingin marah ya saya terima saja. Yang jelas saya terus berupaya mendapatkannya. Nyatanya Fella malah tertawa. Ia membalas menyiramku serta kami bersama basah kuyup. Lekas saya menyandarkannya ke bilik kamar mandi serta menciumnya!<br />
<br />
Fella membalas ciumanku. Bibir kami silih memagut. Sangat nikmat bercumbu di temperatur dingin serta basah kuyup. Bibir kami silih berlomba membagikan kehangatan. Tanganku merain kaosnya serta membukanya.<br />
<br />
Setelah itu bra serta celana pendeknya. Sedangkan Fella pula membuka kaos serta celanaku. Kami bersama tinggal cuma mengenakan celana dalam. Sembari terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut serta memicu payudaranya. Sedangkan tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya serta sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya saya dapat mencapai vaginanya. Menggosok- gosoknya dengan jariku.<br />
<br />
“ Agh..” kudengar rintihan Fella. Nafasnya mulai memburu. Suaranya sexy sekali. Berat serta basah. Lama- lama saya merasakan penisku ereksi.<br />
<br />
“ Egh..” saya menahan napas kala kurasakan tangan Fella menggenggam batang penisku serta meremasnya.<br />
<br />
Tidak lama ia mengocok penisku sampai membuatku kian terangsang. Badan Fella kuangkat serta kududukkan di bak air. Lumayan susah bercinta di kamar mandi. Licin serta tidak dapat tiduran. Sewaktu Fella duduk, saya cuma dapat memicu buah dada serta mencumbunya. Sedangkan pantat serta vaginanya tidak dapat kuraih. Fella tidak ingin duduk. Ia berdiri lagi serta menciumi puting dadaku!<br />
<br />
Nyatanya lezat pula rasanya. Baru kali ini putingku dicium serta dijilat. Fella lumayan aktif. Tangannya tidak sempat melepas penisku. Terus dikocok serta diremasnya. Sembari melaksanakannya, tubuhnya bergoyang- goyang seakan- akan ia lagi menari serta menikmati musik.<br />
<br />
Merasa tersendat dengan celana dalam, saya melepasnya serta pula melepas celana dalam Fella. Kami bercumbu kembali. Lidahku menekan lidahnya. Kami silih menjilat serta menghirup. Rintihan kecil serta desahan napas kami silih bergantian membuat alunan musik birahi di kamar mandi. Temperatur yang dingin membuat kami silih merapat mencari kehangatan. Terdapat sensasi yang berbeda bercinta kala dalam kondisi basah. Waktu bercumbu, terdapat rasa‘ air’ yang membuat ciuman berbeda rasanya dari umumnya.<br />
<br />
Saya menyalakan shower serta setelah itu di dasar air yang mengucur dari shower, kami terus menjadi hangat merapat serta silih memicu. Aliran air yang membasahi rambut, wajah serta segala badan, membuat badan kami kian panas.<br />
<br />
Kian bergairah. Kedua tanganku mencapai pantatnya serta kuremas agak keras, sedangkan bibirku melumat kian ganas bibir Fella. Sesekali Fella menggigit bibirku. Lama- lama tanganku merayap naik sembari memijat ringan pinggang, punggung serta bahu Fella. Dari bahasa badannya, Fella sangat menikmati pijatanku.<br />
<br />
“ Ogh.. Its nice, Boy.. Och..” Fella mengerang.<br />
<br />
Lidahku mulai menjilati telinganya. Fella menggelinjang geli. Tangannya turut meremas pantatku. Saya merasakan buah dada Fella kian tegang. Buah dada serta putingnya nampak begitu seksi. Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan.<br />
<br />
“ Payudaramu seksi sekali, Fella.. Mau kumakan rasanya..” candaku sembari tertawa ringan. Fella memainkan bola matanya dengan centil.<br />
<br />
“ Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.<br />
<br />
“ Lezat lho..” sambungnya sembari menjilat telingaku. Ugh.. Darahku berdesir. Lama- lama ujung lidahku mendekati putingnya. Saya menjilatnya persis di ujung putingnya.<br />
<br />
“ Ergh..” desah Fella. Caraku menjilatnya lah yang buatnya mengerang.<br />
<br />
Mulai dari ujung lidah hingga kesimpulannya dengan segala lidahku, saya menjilatnya. Setelah itu saya menghisapnya dengan lembut, agak kokoh serta kesimpulannya kokoh. Tidak lama setelah itu Fella setelah itu membuka kakinya serta membimbing penisku merambah vaginanya.<br />
<br />
“ Ough.. Lezat.. Mari, Boy” Fella memintaku mulai beraksi.<br />
<br />
Penisku lama- lama menembus vaginanya. Saya mulai mengocoknya. Maju- mundur, berbalik, Sembari bibir kami silih melumat. Saya berupaya keras buatnya merasakan kenikmatan. Fella dengan terampil menjajaki tempo kocokanku.<br />
<br />
Kalian bekerja sama dengan harmonis silih berikan serta memperoleh kenikmatan. Vaginanya masih rapat sekali. Mirip dengan Ria. Apakah begini rasanya perawan? Entahlah. Saya belum sempat bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya.<br />
<br />
“ Agh.. Agh..” Fella mengerang keras. Lama kelamaan suaranya kian keras.<br />
<br />
“ Come on, Boy.. Fuck me..” ceracaunya.<br />
<br />
Warnanya Fella merupakan jenis perempuan yang bersuara keras kala bercinta. Bagiku mengasyikkan pula mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat menghunjamkan penisku. Lambat- laun tempoku kian kilat.<br />
<br />
Sebagian dikala setelah itu saya menyudahi. Mengendalikan napas serta mengganti posisi kami. Fella menungging serta saya‘ menyerangnya’ dari balik. Doggy gaya. Kulihat buah dada Fella sedikit terayun- ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, setelah itu memasukkan jariku.<br />
<br />
“ Hey.. Nyeri tau!” teriak Fella. Saya tertawa.<br />
<br />
“ Sorry.. Kupikir lezat rasanya..” Saya menghentikan memasukkan jari ke anusnya namun senantiasa bermain- main di dekat anusnya sampai buatnya geli.<br />
<br />
Lumayan lama kami berpacu dalam birahi. Saya merasakan saat- saat orgasmeku nyaris datang. Saya berupaya keras mengendalikan ritme serta nafasku.<br />
<br />
“ Saya ingin nyampe, Fella..”<br />
<br />
“ Keluarin di dalam aja. Udah lama saya tidak merasakan semburan cairan laki- laki” Saya agak terhenti. Edan, keluarin di dalam. Jika berbadan dua gimana, pikirku.<br />
<br />
“ Nyaman, Boy. Saya terdapat obat anti berbadan dua kok..” Fella meyakinkanku. Saya yang tidak percaya. Tetapi masa bodoh ah. Ia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Fella berteriak kian keras.<br />
<br />
“ Yes.. Saya pula nyaris sampe, Boy…come on.. come on.. oh yeah..”<br />
<br />
Saat- saat itu kian dekat.. Saya mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. Membuat saraf- saraf penisku kegirangan. Srr.. Srr..<br />
<br />
“ Saya orgasme. Sesaat setelah itu kurasakan badan Fella kian bergetar hebat. Saya berupaya keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang- kejang hadapi puncak kenikmatan.<br />
<br />
“ Aarrgghh.. Yeeaahh..” Fella menyusulku orgasme.<br />
<br />
Ia menjerit kokoh sekali setelah itu membalikkan tubuhnya serta memelukku. Kami setelah itu bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat badannya, memijat kepalanya serta mencumbu hidung, pipi, leher, buah dada serta setelah itu perutnya.<br />
<br />
<br />
Saya buatnya kegelian kala hidungku bermain- main di perutnya. Setelah itu kuangkat ia. Mengambil handuk serta mengeringkan badan kami berdua. Sembari terus mencuri- curi ciuman serta rabaan, kami silih menyikat badan kami. Dengan badan telanjang saya mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya serta kembali menciumnya. Fella tersenyum puas. Matanya berbinar- binar.<br />
<br />
“ Thanks Boy.. Telah lama sekali saya tidak bercinta. Kalian sukses memuaskanku..”<br />
<br />
Pujian yang tulus. Saya tersenyum. Saya merasa belum hebat bercinta. Saya cuma berupaya melayani tiap perempuan yang bercinta denganku. Mencermati kebutuhannya.<br />
<br />
Saya sangat kaget kala seketika pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi kurang ingat mengunci pintu!! Seseorang perempuan timbul. Saya tidak pernah lagi menutupi badan telanjangku.<br />
<br />
“ Ups.. Gak harus kaget. Dari tadi saya udah dengar teriakan Fella. Tadi malah telah mengintip kamu di kamar mandi..” kata perempuan itu. Saya kemalingan. Tetapi apa boleh buat. Perkenankan saja. Kulihat Fella tertawa.<br />
<br />
“ Kenalin, ia Gladys. Mbak.. Ia Boy.” saya menganggukkan kepalaku padanya.<br />
<br />
“ Hi Gladys..” sapaku.<br />
<br />
Setelah itu saya berdiri. Dengan penis lemas terayun saya mencari kaos serta celana pendek Fella serta memanfaatkannya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. Telah jam 2 pagi.JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comSei Bakau, Kec. Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Indonesia-3.2605492873734931 113.83325147970659-33.950168287373494 72.5246604797066 27.429069712626507 155.14184247970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-40811249085982689562020-04-02T14:53:00.001-07:002020-04-02T14:53:36.687-07:00SEX TRAPIS <br />
<a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX</a>-Terapis CantikJakarta yang panas membuatku kegerahan di atas angkot. Kantorku tidak lama lagi nampak di kelokan depan, kurang lebih 100 m lagi. Namun saya masih betah di atas mobil ini. Angin menerobos dari jendela. Masih terdapat waktu leluasa 2 jam. Kerjaan hari ini telah kugarap tadi malam. Daripada suntuk diam di rumah, tadi malam saya menuntaskan kerjaan yang masih menumpuk. Kerjaan yang menumpuk sama merangsangnya dengan seseorang perempuan berusia yang keringatan di lehernya, yang aroma badannya tercium. Aroma asli seseorang perempuan. Baunya memanglah agak lain, namun sanggup membuat seseorang bujang menerawang sampai jauh ke alam yang belum sempat dia rasakan. Dik.., jangan dibuka lebar. Aku dapat masuk angin. kata seseorang perempuan separuh baya di depanku pelan.<br />
<br />
Saya tersentak. Masih melongo.<br />
<br />
Itu jendelanya dirapetin dikit.., katanya lagi.<br />
<br />
Ini..? kataku.<br />
<br />
Ya itu.<br />
<br />
Ya ampun, saya membayangkan suara itu berbisik di telingaku di atas ranjang yang putih. Keringatnya meleleh semacam yang kulihat saat ini. Napasnya tersengal. Semacam kulihat kala dia baru naik tadi, sehabis mengejar angkot ini semata- mata buat bisa secuil tempat duduk. Terima kasih, ucapnya ringan.<br />
<br />
Saya sesungguhnya mau terdapat suatu yang dapat diomongkan lagi, sehingga tidak butuh curi- curi pandang melirik lehernya, dadanya yang terbuka lumayan lebar sehingga nampak garis bukitnya. Aku pula tidak suka angin kencang- kencang. Tetapi aku gerah. meloncat begitu saja perkata itu.<br />
<br />
Saya belum sempat berani bicara begini, di angkot dengan seseorang perempuan, setengah baya lagi. Jika saat ini saya berani tentu sebab dadanya terbuka, tentu sebab peluhnya yang membasahi leher, tentu sebab saya sangat terbuai lamunan. Dia malah melengos. Sial. Kemudian asik membuka tabloid. Sial. Saya tidak bisa lagi memandanginya. Kantorku telah terlampaui. Saya masih di atas angkot. Wanita paruh baya itu juga masih duduk di depanku. Masih menutupi diri dengan tabloid. Tidak lama perempuan itu mengetuk langit- langit mobil. Sopir menepikan kendaraan persis di depan suatu salon. Saya perhatikan dia semenjak bangkit sampai turun. Mobil bergerak pelan, saya masih memandang ke arahnya, buat membenarkan ke mana arah perempuan yang berkeringat di lehernya itu. Dia tersenyum. Menantang dengan mata centil sembari mendekati pintu salon. Dia kerja di situ? Ataupun ingin gunting? Creambath? Ataupun apalah? Matanya dikerlingkan, bertepatan masuknya mobil lain di balik angkot. Sial. Dadaku seketika berdegup- degup. Bang, Bang kiri Bang..!<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitPUaAxSb_NL-VE7wKL5G91rIpL2oLIYwAdQ8ytOK6ECPPOUw363CkM6pl_dcXcxwaF4-5yKroST1ChPMdHazHpEs8u4RzEQrzw87BbCoK3QdFwzCjGMJC-dvZQV_NZjLQx_d2oPPaJgnz/s1600/82523184_153743826057742_8455451327646924800_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="720" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitPUaAxSb_NL-VE7wKL5G91rIpL2oLIYwAdQ8ytOK6ECPPOUw363CkM6pl_dcXcxwaF4-5yKroST1ChPMdHazHpEs8u4RzEQrzw87BbCoK3QdFwzCjGMJC-dvZQV_NZjLQx_d2oPPaJgnz/s400/82523184_153743826057742_8455451327646924800_n.jpg" width="300" /></a><br />
Seluruh penumpang menoleh ke arahku. Apakah suaraku mengusik ketenangan mereka?<br />
<br />
Pelan- pelan suaranya kan dapat Dek, si supir menggerutu sembari membagikan kembalian.<br />
<br />
Saya membalik arah kemudian berjalan kilat, penuh semangat. Satu 2, satu 2. Yes.., kesimpulannya. Tetapi, seketika keberanianku lenyap. Apa katanya nanti? Apa yang saya wajib bilang, lho tadi kedip- kedipin mata, artinya apa? Tiba- tiba jari tanganku dingin seluruh. Wajahku merah padam. Lho, salon kan tempat universal. Seluruh orang leluasa masuk asal memiliki duit. Bodoh amat. Come on lets go! Langkahku semangat lagi. Pintu salon kubuka. Selamat siang Mas, kata seseorang penjaga salon, Potong, creambath, facial ataupun massage( pijit)..?<br />
<br />
Massage, boleh. ujarku sekenanya.<br />
<br />
Saya dibimbing ke suatu ruangan. Terdapat sekat- sekat, tidak tertutup seluruhnya. Namun semenjak tadi saya tidak memandang perempuan yang lehernya berkeringat yang tadi mengerlingkan mata ke arahku. Ke mana dia? Ataupun jangan- jangan dia tidak masuk ke salon ini, cuma pura- pura masuk. Ah. Shit! Saya tertipu. Tetapi tidak apa- apa toh tipuan ini membimbingku ke alam lain. Dahulu saya sangat anti masuk salon. Jika potong rambut ya masuk ke tukang pangkas di pasar. Ah.., perempuan yang lehernya berkeringat itu begitu besar mengganti keberanianku.<br />
<br />
Buka bajunya, celananya pula, ucap perempuan tadi manja menggoda, Nih pake celana ini..!<br />
<br />
Saya disodorkan celana tepi laut tetapi lebih pendek lagi. Bahannya tipis, tetapi baunya harum. Garis setrikaannya masih nampak. Saya bagi saja. Membuka celanaku serta bajuku kemudian gantung di kapstok. Terdapat dipan kecil panjangnya 2 m, lebarnya cuma memuat tubuhku serta lebih sedikit. Perempuan muda itu telah keluar semenjak melontarkan celana pijit. Saya berbaring sembari baca majalah yang tergeletak di rak samping tempat tidur kecil itu. Sekenanya saja kubuka taman majalah. Tunggu ya..! ucap perempuan tadi dari jauh, kemudian berangkat ke balik ruangan ke meja depan kala dia menerima kedatanganku.<br />
<br />
Mbak Winny.., udah terdapat penderita tuh, ucapnya dari ruang sebelah. Saya jelas mencermatinya dari mari.<br />
<br />
Kembali ruangan hening. Cuma suara kebetan majalah yang kubuka kilat yang terdengar selainnya musik lembut yang mengalun dari speaker yang ditanam di langit- langit ruangan. Langkah sepatu hak besar terdengar, pletak pletok pletok. Kian lama kian jelas. Dadaku mulai berdegup lagi. Wajahku mulai panas. Jari tangan mulai dingin. Saya kian membenamkan wajah di atas tulisan majalah.<br />
<br />
Halo..! suara itu mengagetkanku. Hah..? Suara itu lagi. Suara yang kukenal, itu kan suara yang memohon saya menutup kaca angkot. Dadaku berguncang. Haruskah kujawab sapaan itu? Oh.., saya cuma bisa menunduk, memandang kakinya yang bergerak ke situ ke ayo di ruangan kecil itu. Betisnya lembut ditumbuhi bulu bulu halus. Saya masih ingat sepatunya tadi di angkot. Gelap. Saya tidak ingat motifnya, cuma ingat rupanya. Ingin dipijat ataupun ingin baca, ucapnya ramah mengambil majalah dari hadapanku, Mari tengkurep..!<br />
<br />
Tangannya mulai mengoleskan cream ke atas punggungku. Saya tersetrum. Tangannya halus. Dingin. Saya kegelian menikmati tangannya yang menari di atas kulit punggung. Kemudian pijitan turun ke dasar. Dia merendahkan sedikit tali kolor sehingga pinggulku tersentuh. Dia menekannekan agak kokoh. Saya meringis menahan sensasasi yang waow..! Saat ini dia pindah ke paha, agak berani dia masuk sedikit ke selangkangan. Saya meringis merasai sentuhan kulit jarinya. Tetapi belum begitu lama dia pindah ke betis. Balik tubuhnya..! pintanya.<br />
<br />
Saya membalikkan badanku. Kemudian dia mengolesi dadaku dengan cream. Pijitan turun ke perut. Saya tidak berani memandang mukanya. Saya memandang ke arah lain mengindari adu tatap. Dia tidak menceritakan apa- apa. Saya juga segan mengawali cerita. Dipijat semacam ini lebih nikmat diam meresapi remasan, sentuhan kulitnya. Bagiku itu telah jauh lebih nikmat daripada menceritakan. Dari perut turun ke paha. Ah.., selangkanganku dijamah lagi, diremas, kemudian dia menjamah betisku, serta berakhir. Dia lalu ke ruangan sebelah sehabis membereskan cream. Saya cuma ditempati handuk kecil hangat. Kuusap sisa cream. Serta kubuka celana tepi laut. Astaga. Terdapat cairan putih di celana dalamku. Di kantor, saya masih terbayang- bayang perempuan yang di lehernya terdapat keringat. Masih terasa tangannya di punggung, dada, perut, paha. Saya tidak tahan. Esoknya, dari rumah kuitung- itung waktu. Supaya peristiwa kemarin terulang. Jam berapa saya berangkat. Jam berapa wajib hingga di Ciledug, jam berapa wajib naik angkot yang penuh gelora itu. Ah sial. Saya terlambat separuh jam. Sementara itu, wajah perempuan separuh baya yang di lehernya terdapat keringat telah terbayang. Ini gara- gara ibuku menyuruh berangkat ke rumah Tante Selly. Bayar arisan. Tidak apalah hari ini tidak ketemu. Toh masih terdapat hari besok. Saya bergegas naik angkot yang melintas. Toh, sang separuh baya itu tentu telah lebih dahulu datang di salonnya. Saya duduk di balik, tempat kesukaan. Jendela kubuka. Mobil melaju. Angin menerobos kencang sampai seorang yang membaca tabloid menutupi mukanya tersendat.<br />
<br />
Mas Rendy.. hah..? suara itu lagi, suara perempuan separuh baya yang kali ini sebab mendung tidak lagi terdapat keringat di lehernya. Dia tidak melanjutkan kalimatnya.<br />
<br />
Saya tersenyum. Dia tidak membalas tetapi lebih ramah. Tidak pasang wajah perangnya. WinnyKayak kemarinlah.., ucapnya sembari mengangkut tabloid menutupi mukanya.<br />
<br />
Begitu kebetulankah ini? Keberuntungankah? Ataupun kesialan, sebab dia masih mengangkut tabloid menutupi wajah? Saya kira saya telah terlambat buat dapat satu angkot dengannya. Ataupun jangan jangan dia pula disuruh ibunya bayar arisan. Saya menyesal mengutuk bunda kala berangkat. Sangat tidak terdapat untungnya pula bunda menyuruh bayar arisan. Mbak Winny.., gumamku dalam hati.<br />
<br />
Butuh tidak ya kutegur? Kemudian ngomong apa? Lha wong Mbak Winny menutupi mukanya begitu. Itu maksudnya dia tidak ingin diganggu. Mbak Winny telah turun. Saya masih termangu. Turun tidak, turun tidak, saya hitung kancing. Dari atas: Turun. Ke dasar: Tidak. Ke dasar lagi: Turun. Ke dasar lagi: Tidak. Ke dasar lagi: Turun. Ke dasar lagi: Tidak. Ke dasar lagi: Hah habis kancingku habis. Kenapa kancing pakaian hanya 7? Hah, saya terdapat ilham: toh masih terdapat kancing di bagian lengan, jika belum lumayan kancing Bapak- bapak di sebelahku pula dapat. Begini saja daripada repot- repot. Anggap saja tiaptiap pakaian sama dengan jumlah kancing bajuku: 7. Saat ini hitung penumpang angkot serta supir. Penumpang 5 kemudian supir, jadi 6 kali 7, 42 hore saya turun. Tetapi eh.., seseorang penumpang gunakan kaos oblong, mati saya. Ah masa bodo. Pokoknya turun. Kiri Bang..!<br />
<br />
Saya kemudian mengarah salon. Alamak.., jauhnya. Saya kurang ingat kelamaan menghitung kancing. Ya tidak apa apa, hitung- hitung berolahraga. Hap. Hap. Ingin pijit lagi..? ucap suara perempuan muda yang kemarin menuntunku mengarah ruang pijat.<br />
<br />
Ya.<br />
<br />
Kemudian saya mengarah ruang yang kemarin. Saat ini telah lebih mudah. Saya ketahui di mana ruangannya. Tidak butuh diantar. Perempuan muda itu menjajaki di balik. Setelah itu menyerahkan celana tepi laut. Mbak Winny, penderita menunggu, katanya.<br />
<br />
Majalah lagi, ah tidak saya wajib bicara padanya. Bicara apa? Ah apa saja. Masak tidak terdapat yang dapat dibicarakan. Suara pletak pletok mendekat.<br />
<br />
Mari tengkurap..! kata perempuan separuh baya itu.<br />
<br />
Saya tengkurap. Dia mengawali pijitan. Kali ini lebih bertenaga serta saya memanglah betul- betul pegal, sehingga terbuai pijitannya. Telentang..! katanya.<br />
<br />
Kuputuskan buat berani memandang mukanya. Sangat tidak saya bisa memandang leher yang basah keringat sebab kepayahan memijat. Dia lumayan lama bermain- main di perut. Sesekali tangannya bandel menelusup ke bagian tepi celana dalam. Tetapi belum tersentuh kepala juniorku. Sekali. Kedua kali dia memasukkan jari tangannya. Dia menyenggol kepala juniorku. Dia masih dingin tanpa ekspresi. Kemudian pindah ke pangkal paha. Ah kenapa begitu kilat. Jarinya mengelus masing- masing mili pahaku. Sang Junior telah membeku. Betul- betul keras. Saya masih penasaran, dia semacam tanpa ekspresi. Namun eh.., diam- diam dia mencuri pandang ke arah juniorku. Lama sekali dia memijati pangkal pahaku. Seolah terencana memainkan Sang Junior. Kala Sang Junior melemah dia semacam ketahui gimana menghidupkannya, memijat pas di bagian pangkal paha. Kemudian dia memijat lutut. Sang Junior melemah. Kemudian dia kembali memijat pangkal pahaku. Ah sialan. Saya dipermainkan semacam anak balita. Berakhir dipijat dia tidak meninggalkan saya. Tetapi mengelap dengan handuk hangat sisa- sisa cream pijit yang masih melekat di tubuhku. Saya duduk di tepi dipan. Dia mensterilkan punggungku dengan handuk hangat. Kala menjangkau pantatku dia agak mendekat. Bau badannya tercium. Bau badan perempuan separuh baya yang yang meleleh oleh keringat. Saya pertegas kalau saya mengendus kuat- kuat aroma itu. Dia tersenyum ramah. Eh dapat pula perempuan separuh baya ini ramah kepadaku. Kemudian dia mensterilkan pahaku sebelah kiri, ke pangkal paha. Junior berdenyut- denyut. Terencana kuperlihatkan supaya dia bisa melihatnya. Di balik kain tipis, celana tepi laut ini dia sesungguhnya dapat memandang arah turun naik Sang Junior. Saat ini pindah ke paha sebelah kanan. Dia pas terletak di tengah- tengah. Saya tidak menjepit badannya. Tetapi kakiku saja yang semacam memagari badannya. Saya membayangkan bisa menjepitnya di mari. Namun, bayangan itu tersendat. Tersendat perempuan muda yang di ruang sebelah yang kadang- kadang tanpa tujuan jelas bolak- balik ke ruang pijat. Dari jarak yang begitu dekat ini, saya jelas memandang mukanya. Tidak sangat ayu. Hidungnya tidak mancung namun pula tidak pesek. Bibirnya lagi tidak sangat sensual. Nafasnya tercium hidungku. Ah fresh. Buah dada itu dari jarak yang lumayan dekat jelas membayang. Cukuplah jika tanganku menyergapnya. Dia terus mengelap pahaku. Dari jarak yang dekat ini hawa panas badannya terasa. Tetapi dia dingin sekali. Membuatku tidak berani. Ciut. Sang Junior seketika pula ikut- ikutan ciut. Namun, saya wajib berani. Toh dia telah semacam pasrah terletak di pelukan kakiku. Saya wajib, wajib, wajib..! Apakah butuh menhitung kancing. Saya tidak berpakaian saat ini. Lagi pula percuma, tadi saja di angkot saya kalah lawan kancing. Saya wajib mengawali. Simaklah, masak dia begitu berani tadi memegang kepala Junior dikala memijat perut. Ah, saat ini dia malah berlutut semacam menunggu satu kata saja dariku. Dia berlutut mengelap paha bagian balik. Kaki kusandarkan di tembok yang membuat dia leluasa berlama- lama mensterilkan bagian balik pahaku. Mulutnya persis di depan Junior cuma sebagian jari. Inilah peluang itu. Peluang tidak hendak tiba 2 kali. Mari. Tunggu apa lagi. Mari kilat dia nyaris berakhir mensterilkan balik paha. Mari..! Saya masih diam saja. Hingga dia berakhir mengelap bagian balik pahaku serta berdiri. Ah bodoh. Benarkan peluang itu melalui. Dia telah membereskan perlengkapan pijat. Tetapi saat sebelum lalu masih pernah melihatku sekilas. Betulkan, dia tidak hendak tiba begitu saja. Tubuhnya berputar kemudian melangkah. Pletak, pletok, sepatunya berbunyi memecah sepi. Kian lama suara sepatu itu semacam mengutukku bukan berbunyi pletak pelok lagi, tetapi bodoh, bodoh, bodoh hingga suara itu lenyap. Saya cuma mendengus. Membuang nafas. Sudahlah. Masih terdapat besok. Namun tidak lama, suara pletak- pletok terdengar terus menjadi nyaring. Dari iramanya bukan lagi berjalan. Namun berlari. Bodoh, bodoh, bodoh. Eh.., peluang, peluang, peluang. Saya masih mematung. Duduk di tepi dipan. Kaki ditumpukan di bilik. Dia tersenyum melihatku. Maaf Mas, sapu tangan aku ketinggalan, katanya.<br />
<br />
Dia mencari- cari. Di mana? Saya masih mematung. Kulihat di bawahku terdapat kain, ya semacam sapu- tangan.<br />
<br />
Itu kali Mbak, kataku datar serta tanpa tekanan.<br />
<br />
Dia berjongkok persis di depanku, semacam kala dia mensterilkan paha bagian dasar. Ini peluang kedua. Tidak hendak muncul peluang ketiga. Simaklah dia tadi begitu cermat membenahi seluruh perlatannya. Terlebih yang bisa tertinggal? Bisa jadi sapu tangan ini saja sesuatu kealpaan. Ya, seorang toh bisa saja kurang ingat pada suatu, pula pada sapu tangan. Sebab seperti itu, tidak hendak muncul peluang ketiga. Mari..! Mbak.., pahaku masih sakit nih..! kataku memelas, ya bagaikan alibi pula kenapa saya masih bertahan duduk di tepi dipan.<br />
<br />
Dia berjongkok mengambil sapu tangan. Kemudian memegang pahaku, Yang mana..?<br />
<br />
Yes..! Saya sukses. Ini.., kutunjuk pangkal pahaku.<br />
<br />
Esok saja Sayang..! ucapnya.<br />
<br />
Dia cuma mengelus tanpa tenaga. Tetapi dia masih berjongkok di bawahku.<br />
<br />
Yang ini ataupun yang itu..? katanya menggoda, menunjuk Juniorku. Darahku mendesir. Juniorku tegang semacam mainan kanak- kanak yang ditiup melembung. Keras sekali.<br />
<br />
Jangan hanya ditunjuk dong, dipegang boleh.<br />
<br />
Dia berdiri. Kemudian memegang Junior dengan sisi luar jari tangannya. Yes. Saya dapat miliki dia, perempuan separuh baya yang meleleh keringatnya di angkot sebab kepanasan. Dia menyentuhnya. Kali ini dengan telapak tangan. Tetapi masih terhalang kain celana. Hangatnya, supaya begitu, senantiasa terasa. Saya menggelepar. Sst..! Jangan di mari..! katanya.<br />
<br />
Saat ini dia tidak malu- malu lagi menyelinapkan jemarinya ke dalam celana dalamku. Kemudian dikocok- kocok sebentar. Saya memegang teteknya. Bibirku melumat bibirnya.<br />
<br />
Jangan di mari Sayang..! katanya manja kemudian membebaskan sergapanku.<br />
<br />
Masih hening ini..! kataku kian berani.<br />
<br />
Setelah itu saya merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Dia menikmati, tangannya mengocok Junior. Besar ya..? ucapnya.<br />
<br />
Saya kian bergairah, kian membara, kian dibakar. Perempuan separuh baya itu merenggangkan bibirnya, dia terengaengah, dia menikmati dengan mata terpejam.<br />
<br />
Mbak Winny telepon.., suara perempuan muda dari ruang sebelah menyalak, semacam bel dalam pertarungan tinju.<br />
<br />
Mbak Winny merapihkan pakaiannya kemudian berangkat menanggapi telepon.<br />
<br />
Ngapaian sih di sana..? katanya lagi semacam iri pada Winny. Saya mengambil pakaianku. Baru saja saya memasang ikat pinggang, Winny menghampiriku sembari mengatakan, Telepon saya ya..!<br />
<br />
Dia menyerahkan no telepon di atas kertas putih yang disobek sekenanya. Tentu terburu- buru. Saya langsung memasukkan ke saku pakaian tanpa mendengarkan nomor- nomornya. Terlihat terdapat pergantian besar pada Winny. Dia tidak lagi dingin serta ketus. Jika saja, tidak keburu perempuan yang melindungi telepon tiba, dia telah melumat Sang Junior. Amati saja dia telah setengah berlutut menuju pada Junior. Untung terdapat tissue yang tercecer, sehingga terdapat alibi buat Winny. Dia mengambil tissue itu, sembari mendengar berita gembira dari perempuan yang menunggu telepon. Dia cuma menampakkan diri setengah tubuh.<br />
<br />
Mbak Winny.., saya ingin makan dahulu. Jagain sebentar ya..!<br />
<br />
Ya seperti itu berita gembira, sebab Winny kemudian mengangguk. Sehabis mengunci salon, Winny kembali ke tempatku. Hari itu memanglah masih pagi, baru jam 11. 00 siang, belum terdapat yang tiba, baru saya saja. Saya menanti dengan debaran jantung yang membuncah- buncah. Winny tiba. Kami semacam tidak mau membuang waktu, melepas baju tiap- tiap kemudian mengawali pergumulan. Winny menjilatiku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Saya menikmati kelincahan lidah perempuan separuh baya yang ketahui di mana titik- titik yang wajib dituju. Saya terpejam menahan air sperma yang telah di ujung. Bergantian Winny saat ini telentang. Pijit aku Mas..! katanya melenguh.<br />
<br />
Kujilati payudaranya, dia melenguh. Kemudian vaginanya, basah sekali. Dia membuncah kala saya melumat klitorisnya. Kemudian mengangkang.<br />
<br />
Saya telah tidak tahan, mari dong..! ucapnya merajuk.<br />
<br />
Dikala kusorongkan Junior mengarah vaginanya, dia melenguh lagi.<br />
<br />
Ah.. Telah 3 tahun, barang ini tidak kurasakan Sayang. Saya cuma main dengan tangan. Kadang- kadang ketimun. Jangan dimasukkan dahulu Sayang, saya belum siap. Ya saat ini..! pintanya penuh manja. Namun tiba- tiba bunyi telepon di ruang depan berdering. Kring..! Saya mengurungkan niatku. Kring..!<br />
<br />
Mbak Winny, telepon. kataku.<br />
<br />
Dia berjalan mengarah ruang telepon di sebelah. Saya mengikutinya. Sembari menanggapi telepon di sofa dia menunggingkan pantatnya.<br />
<br />
Ya saat ini Sayang..! katanya. Halo..? katanya sedikit terengah.<br />
<br />
Oh ya. Ya tidak apa- apa, katanya menanggapi telepon.<br />
<br />
Siapa Mbak..? kataku sembari menancapkan Junior amblas seluruhnya.<br />
<br />
Sang Reni, yang tadi. Ia ingin kembali dahulu ngeliat orang tuanya sakit katanya sih begitu, kata Winny. Sehabis sebagian lama menyodoknya, Terus dong Yang. Auhh saya ingin keluar ah.., Yang tolloong..! ia mendesah keras.<br />
<br />
Kemudian dia bangkit serta berangkat secepatnya.<br />
<br />
Yang.., cepat- cepat berkemas. Sebantar lagi Mbak Mimi yang memiliki salon ini tiba, umumnya jam segini ia tiba.<br />
<br />
Saya langsung beres- beres serta kembali.<br />
<br />JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comBaruh Jaya, Daha Sel., Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Indonesia-2.5583350289106823 114.88793897970659-32.74205952891068 73.5793479797066 27.625389471089317 156.19652997970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-3396065502387255082020-03-31T16:58:00.001-07:002020-03-31T16:58:27.457-07:00NGENTOT DENGAN PRAMUGARI CANTIK<a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX</a>-Saya merupakan mahasiswi disebuah universitas swasta di kota“ S”, nama initialku Rus, serta saya sempat mengirimkan cerita“ Rahasiaku” kepada web ini. Dini mula saya hadapi Making Love dengan seseorang perempuan yang mengganti orientasi seksualku jadi seseorang biseksual, saya hadapi percintaan sesama tipe kala usiaku 20 tahun dengan seseorang perempuan berumur 45 tahun, entah kenapa seluruhnya terjalin begitu saja terjalin bisa jadi terdapat dorongan libidoku yang turut mendukung seluruh itu serta seluruh ini sudah kuceritakan dalam“ Rahasiaku.”<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxpF9X6JyHNSKjzskwxlidJLi8ZqkelWK15dnB1utiE880Oj1MW-zmYcZyCdhaOlr3mbg_gZV4ZTvIWWzk0Iab9Or_awkpazLpaWMgSIFd04HtPDaxOIxjAVfkDmD2XiqxSZ7dDMtMf2md/s1600/Screenshot_41.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="954" data-original-width="924" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxpF9X6JyHNSKjzskwxlidJLi8ZqkelWK15dnB1utiE880Oj1MW-zmYcZyCdhaOlr3mbg_gZV4ZTvIWWzk0Iab9Or_awkpazLpaWMgSIFd04HtPDaxOIxjAVfkDmD2XiqxSZ7dDMtMf2md/s400/Screenshot_41.jpg" width="386" /></a>Perempuan itu merupakan Bunda Kos- ku, dia bernama Tante Maria, suaminya seseorang orang dagang yang kerap keluar kota. Serta akibat dari pengalaman bercinta dengannya saya menemukan pelayanan istimewa dari Bunda Kos- ku, namun saya tidak mau jadi lesbian sejati, sehingga saya kerap menolak apabila diajak bercinta dengannya, meski Tante Maria kerap merayuku namun saya bisa menolaknya dengan metode yang halus, dengan alibi terdapat laporan yang wajib kukumpulkan esok, ataupun terdapat test besok hari sehingga saya wajib konsentrasi belajar, semula saya terdapat hasrat buat pindah kos namun Tante Maria meminta supaya saya tidak pindah kos dengan ketentuan saya tidak diganggu lagi olehnya, serta dia juga sepakat. Sehingga meski saya sempat bercinta dengannya semacam seseorang suami istri namun saya tidak mau jatuh cinta kepadanya, kadangkala saya kasihan kepadanya apabila dia sangat memerlukanku namun saya wajib seakan tidak memperdulikannya. Kadangkala saya heran pula dengan perilakunya kala suaminya kembali kerumah mereka seolah tidak akur, sehingga mereka terletak pada kamar yang terpisah.<br />
<br />
Sampai sesuatu hari kala saya kembali malam hari sehabis menyaksikan bioskop dengan sahabat priaku, waktu itu jam telah menampilkan jam separuh sebelas malam, sebab saya memiliki kunci sendiri hingga saya membuka pintu depan, atmosfer amat hening lampu depan telah padam, kulihat lampu menyala dari balik pintu kamar kos pramugari itu,<br />
<br />
“ Hmm.. dia telah tiba,” gumamku, saya langsung mengarah kamarku yang posisinya berdekatan dengan kamar pramugari itu. saya bilas wajahku serta berubah baju dengan pakaian piyamaku, kemudian saya mengarah ke pembaringan, seketika terdengar rintihan- rintihan yang aneh dari kamar sebelah. Saya jadi penasaran sebab suara itu pernah membuatku khawatir, kucoba memberanikan diri buat mengintip kamar sebelah sebab kebetulan terdapat celah hawa antara kamarku dengan kamar pramugari itu, meski ditutup triplek saya berupaya buat melobanginya, kuambil meja supaya saya bisa menjangkau lubang hawa yang tertutup triplek itu.<br />
<br />
Kemudian pelan pelan kutusukan gunting tajam supaya triplek itu berlobang, betapa terkejutnya saya kala kulihat panorama alam di kamar sebelahku. Saya memandang Tante Maria menindih seseorang perempuan yang nampak lebih besar, berkulit putih, serta berambut panjang, mereka berdua dalam kondisi bugil, lampu kamarnya tidak dipadamkan sehingga saya bisa memandang jelas Tante Maria lagi berciuman bibir dengan perempuan itu yang bisa jadi pramugari itu. Kala Tante Maria menciumi lehernya, saya bisa memandang wajah pramugari itu, serta dia sangat menawan mukanya bersih serta memiliki karakteristik khas seseorang generasi ningrat. Nyatanya pramugari itu pula terserang rayuan Tante Maria, dia memanglah sangat mahir membuat perempuan takluk kepadanya, dengan sangat hati- hati Tante Maria menjilati leher serta turun terus ke dasar. Bibir pramugari itu menganga serta menghasilkan desahan- desahan birahi yang khas, mukanya memerah serta matanya tertutup sayu menikmati kebuasan Tante Maria menikmati badannya itu. Tangan Tante Maria mulai memilin puting buah dada pramugari itu, sedangkan bibirnya menggigit kecil puting buah dada sebelahnya. Jantungku berdetak sangat kencang sekali menikmati adegan itu, belum sempat saya memandang adegan lesbianisme secara langsung, meski saya sempat merasakannya. Serta ini membuat libidiku naik besar sekali, saya tidak tahan berdiri lama, kakiku gemetaran, kemudian saya turun dari meja tempat saya berpijak, walaupun saya masih mau melihat adegan mereka berdua.<br />
<br />
Dadaku masih bergemuru. Entah kenapa saya pula mau hadapi semacam yang mereka jalani. Kupegangi liang vaginaku, serta kuraba klitorisku, bersamaan erangan- erangan dari kamar sebelah saya bermasturbasi sendiri. Tangan kananku menjentik- jentikan klitorisku serta tangan kiriku memilin- milin payudaraku sendiri, kubayangkan Tante Maria mencumbuiku serta saya membayangkan pula wajah menawan pramugari itu menciumiku, serta tidak terasa cairan membasahi tanganku, meski saya belum orgasme tetapi seketika seluruh hitam serta kala kubuka mataku, matahari pagi telah bersinar sangat cerah.<br />
<br />
<br />
<br />
Saya mandi mensterilkan diriku, sebab tadi malam saya tidak pernah mensterilkan diriku. Saya keluar kamar serta kulihat mereka berdua lagi bercanda di kursi. Kala saya tiba mereka berdua diam seakan kaget dengan kehadiranku. Tante Maria menghadirkan pramugari itu kepadaku,<br />
<br />
“ Rus, kenalkan ini pramugari kamar sebelahmu.”<br />
<br />
Kusorongkan tangan kepadanya buat berjabat tangan serta dia membalasnya,<br />
<br />
“ Hai, menawan namaku Vera, namamu saya telah ketahui dari Bunda Kos, mudah- mudahan kita bisa jadi sahabat yang baik.”<br />
<br />
Kulihat cahaya matanya sangat kasar kepadaku, mukanya memanglah sangat menawan, membuatku terpesona sekalian iri kepadanya, dia memanglah sempurna. Saya menanggapi dengan bersemangat pula,<br />
<br />
“ Hai, Kak, kalian pula menawan sekali, baru kembali tadi malam.”<br />
<br />
Serta dia mengangguk kepala saja, saya tidak ketahui apa lagi yang dikisahkan Tante Maria kepadanya tentang diriku, tetapi saya tidak hirau kami beranjak ke meja makan. Di meja makan telah ada seluruh masakan yang dihidangkan oleh Tante Maria, kami bertiga makan bersama. Kurasakan dia kerap melirikku meski saya pula sesekali meliriknya, entah kenapa dadaku bergetar kala tatapanku beradu dengan tatapannya.<br />
<br />
Seketika Tante Maria membongkar kesunyian,<br />
<br />
“ Hari ini Tante wajib menjenguk kerabat Tante yang sakit, serta apabila terdapat telpon buat Tante ataupun dari suami Tante, tolong katakan Tante ke rumah Tante Diana.”<br />
<br />
Kami berdua mengangguk ciri paham, serta selang sebagian menit setelah itu Tante Maria berangkat mengarah rumah saudaranya. Serta tinggallah saya serta Vera si pramugari itu, buat mengawali pembicaraan saya mengajukan persoalan kepadanya,<br />
<br />
“ Kak Vera, warnanya telah kos lama disini.”<br />
<br />
Serta Vera juga menanggapi,“ Yah, belum sangat lama, baru setahun, tetapi saya kerap bepergian, asalku sendiri dari kota“ Y”, saya kos disini cuma buat istirahat apabila industri mewajibkan saya buat menunggu shift disini.”<br />
<br />
Saya mengamati style bicaranya yang lemah lembut membuktikan karakteristik khas daerahnya, badannya besar semampai. Dari obrolan kami, kutahu dia baru berusia 26 tahun. Seketika dia menanyakan hubunganku dengan Tante Maria. Saya pernah kaget namun kucoba menenangkan diriku kalau Tante Maria sangat baik kepadaku. Namun rasa kagetku tidak menyudahi disana saja, sebab Vera mengakui hubungannya dengan Tante Maria telah ialah ikatan percintaan.<br />
<br />
Saya pura- pura kaget,<br />
<br />
“ Gimana bisa jadi kakak bercinta dengannya, apakah kakak seseorang lesbian,” kataku.<br />
<br />
Vera menanggapi,“ Entahlah, saya tidak sempat sukses dengan sebagian laki- laki, saya kerap dikhianati laki- laki, untung saya berupaya kokoh, serta kala kos disini saya bisa merasakan kenyamanan dengan Tante Maria, meski Tante Maria bukan yang awal bagiku, sebab saya awal kali bercinta dengan perempuan ialah dengan seniorku.”<br />
<br />
Saat ini saya baru paham rahasianya, namun kenapa dia ingin membocorkan rahasianya kepadaku saya masih belum paham, sehingga saya berupaya bertanya kepadanya,<br />
<br />
“ Kenapa kakak membocorkan rahasia kakak kepadaku.”<br />
<br />
Serta Vera menanggapi,“ Sebab saya mempercayaimu, saya mau kau lebih dari seseorang teman.”<br />
<br />
Saya sedikit kaget meski saya ketahui isyarat itu, saya ketahui dia mau tidur denganku, namun dengan Vera sangat berbeda sebab saya pula mau tidur dengannya. Saya tertunduk serta berpikir buat menjawabnya, namun seketika tangan kanannya telah memegang daguku.<br />
<br />
Dia tersenyum sangat manis sekali, saya membalas senyumannya. Kemudian bibirnya mendekat ke bibirku serta saya menunggu dikala bibirnya menyentuhku, begitu bibirnya memegang bibirku saya rasakan hangat serta basah, saya membalasnya. Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sedangkan bibirku pula merasakan hangatnya bibirnya. Lidahnya merambah rongga mulutku serta kami semacam silih memakan satu sama lain. Sedangkan saya fokus kepada pagutan bibirku, kurasakan tangannya membuka paksabaju kaosku, apalagi dia merobek pakaian kaosku. Walaupun kaget tetapi kubiarkan dia melaksanakan seluruhnya, serta saya membalasnya kubuka pakaian dasternya. Ciuman bibir kami tertahan sebentar sebab dasternya yang kubuka wajib dibuka melewati mukanya.<br />
<br />
Kulihat Bra hitamnya menopang payudaranya yang cukup besar, nyaris seukuran denganku namun payudaranya lebih besar. Kala dia mendongakkan kepalanya tanpa menunggu, saya cium leher jenjangnya yang sexy, sedangkan tanggannya melepas bra- ku seraya meremas- remas payudaraku. Saya sangat bernafsu dikala itu saya mau pula merasakan kedua puting payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya serta tersembul putingnya merah muda nampak mengencang, dengan kilat kukulum putingnya yang fresh itu. Kudengar dia melenguh kencang semacam seekor sapi, tetapi lenguhan itu sangat indah kudengar. Kunikmati lekuk- lekuk badannya, baru kurasakan dikala ini semacam seseorang laki- laki, serta saya mulai tidak bisa menahan diriku kemudian kurebahkan Vera di kursi itu. Kujilati seluruh bagian badannya, kulepas celana dalamnya serta lidahku mulai memainkan kedudukannya semacam yang dianjurkan Tante Maria kepadaku. Entah sebab nafsuku yang menggebu sehingga saya tidak jijik buat menjilati seluruh bagian analnya. Sedangkan badan Vera mengencang serta Vera menjambak rambutku, dia semacam menahan kekuatan dasyat yang melingkupinya.<br />
<br />
Kala lagi asik kurasakan badan Vera, seketika pintu depan berderit terbuka. Otomatis kami berdua alihkan pemikiran ke kamar tamu, serta Tante Maria telah berdiri di depan pintu. Saya agak kaget namun matanya terbelalak memandang kami berdua berbugil. Dijatuhkannya benda bawaannya serta tanpa basa- basi dia membuka seluruh pakaian yang dikenakannya, kemudian mendatangi Vera yang terbaring disofa. Diciuminya bibirnya, kemudian dijilatinya leher Vera secara membabi buta, serta tanggannya yang satu berupaya meraihku. Saya ketahui iktikad Tante Maria, kudekatkan wajahku kepadanya, seketika mukanya bergeser ke wajahku serta bibirnya menciumi bibirku. saya membalasnya, serta Vera berupaya berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Vera. Saya betul- betul merasakan sensasi yang luar biasa kami bercinta bertiga. Untung waktu itu hujan mulai tiba sehingga area mulai berganti jadi dingin, serta kondisi mulai temaram. Vera saat ini melampiaskan nafsunya menjarah serta menikmati tubuhku, sedangkan saya berciuman dengan Tante Maria. Vera menghirup klitorisku, saya tidak ketahui perasaan apa pada dikala itu. Sehabis mulut Tante Maria meluncur ke leherku saya berteriak keras seolah tidak hirau terdapat yang mendengar suaraku. Saya sangat tergetar secara jiwa serta raga oleh kenikmatan sensasi dikala itu.<br />
<br />
Saat ini giliranku yang dibaringkan di kursi, serta Vera masih meng- oral klitorisku, sedangkan Tante Maria memutar- mutarkan lidahnya di payudaraku. Akupun menjilati buah dada Tante Maria yang sedikit kusut di makan umur, kurasakan lidah- lidah mereka mulai menuruni tubuhku. Lidah Vera menjelejah pahaku serta lidah Tante Maria mulai menjelajahi bagian sensitifku. Pahaku dibuka lebar oleh Vera, sedangkan Tante Maria mengulangi apa yang sudah dicoba Vera tadi, serta saat ini Vera berdiri serta kulihat dia menikmati badan Tante Maria. Dijilatinya punggung Tante Maria yang menindihku dengan posisi 69, serta Vera menelusuri badan Tante Maria. Namun setelah itu dia menatapku serta dalam kondisi separuh terbuai oleh kenikmatan lidah Tante Maria. Vera menciumi bibirku serta saya membalasnya pula, sampai tidak terasa kami berjatuhan dilantai yang dingin. Saya sangat letih sekali dikeroyok oleh mereka berdua, sehingga saya mulai pasif. Namun mereka masih sangat kasar sekali, semacam tidak kehilangan ide Vera mengangkatku serta mendudukan tubuhku di kedua pahanya, saya cuma pasrah. Sedangkan dari balik Tante Maria menciumi leherku yang berkeringat, serta Vera dalam posisi berhadapan denganku, dia menikmatiku, menjilati leherku, serta mengulum payudaraku. Sedangkan tangan mereka berdua menggerayangi segala tubuhku, sebaliknya tanganku kulingkarkan kebelakang buat menjangkau rambut Tante Maria yang menciumi tengkuk serta segala punggungku.<br />
<br />
Entah berapa banyak rintihan serta erangan yang keluar dari mulutku, namun seolah mereka kian buas melahap diriku. Kesimpulannya saya menyerah kalah saya tidak kokoh lagi menahan segalanya saya jatuh tertidur, namun saat sebelum saya jatuh tertidur kudengar lirih mereka masih silih menghamburkan gairahnya. Dikala saya terbangun merupakan kala kudengar dentang bel jam berbunyi 2 kali, nyatanya telah jam 2 malam hari. Masih kurasakan dinginnya lantai serta hangatnya kedua badan perempuan yang tertidur disampingku. Saya berupaya buat duduk, kulihat sekelilingku sangat hitam sebab tidak terdapat yang menyalakan lampu, serta kucoba berdiri buat menyalakan seluruh lampu. Kulihat pakaian berantakan dimana- mana, serta badan telanjang 2 perempuan masih terbuai lemas serta tidak berdaya. Kuambilkan selimut buat mereka berdua serta saya sendiri melanjutkan tidurku di lantai bersama mereka. Kulihat wajah menawan Vera, serta wajah anggun Tante Maria, serta saya peluk mereka berdua sampai cahaya matahari tiba menyelinap di kamar itu.<br />
<br />
Pagi tiba serta saya wajib kembali berangkat kuliah, namun kala mandi seorang mengetuk pintu kamar mandi serta kala kubuka nyatanya Vera serta Tante Maria. Mereka masuk serta di dalam kamar mandi kami melaksanakan lagi acara seks ala lesbi. Saat ini Vera yang dijadikan pusat eksplotasi, semacam umumnya Tante Maria menggarap dari balik serta saya menggarap Vera dari depan. Seluruh dicoba dalam posisi berdiri. Badan Vera yang besar semampai membuat saya tidak lambat- laun buat berciuman dengannya saya lebih memfokuskan buat melahap buah dadanya yang besar itu. Sedangkan tangan Tante Maria membelai- belai wilayah sensitif Vera. Serta tanganku menikmati lekuk badan Vera yang memanglah sangat aduhai. Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di ranjang suami Tante Maria yang memanglah berdimensi besar, sehingga kami bertiga leluasa buat berguling, serta melaksanakan seluruh kepuasan yang mau kami rengkuh. Sampai pada hari itu saya betul- betul membolos masuk kuliah.<br />
<br />
Hari- hari lalu serta kami bertiga melaksanakan secara berganti- ganti. Kala Vera belum bertugas saya lebih banyak bercinta dengan Vera, namun sehabis seminggu Vera kembali bertugas terdapat ketakutan kehabisan hendak ia. Bisa jadi saya telah jatuh cinta dengan Vera, serta dia juga merasa begitu. Malam saat sebelum Vera bertugas saya serta Vera menyewa kamar hotel berbintang serta kami melampiaskan perasaan kami serta betul- betul tanpa nafsu. Saya serta Vera sudah jadi pacar sesama tipe. Malam itu semacam malam awal bagiku serta untuk Vera, tanpa terdapat kendala dari Tante Maria. Kami bercinta semacam perkelahian macan yang lapar hendak kasih sayang, serta sehabis malam itu Vera bertugas di industri maskapai penerbangannya ke bangkok.<br />
<br />
Entah kenapa kepergiannya ke lapangan terbang pernah membuatku menitikan air mata, serta bisa jadi saya sudah jadi lesbian. Sebab Vera membuat hatiku dipadati kerinduan hendak dirinya, serta saya masih menunggu Vera di kos Tante Maria. Meski saya senantiasa menolak buat bercinta dengan Tante Maria, namun dikala pembayaran kos, Tante Maria tidak mau dibayar dengan duit namun dengan kehangatan tubuhku di ranjang. Sehingga tiap satu bulan sekali saya melayaninya dengan bahagia hati meski saat ini saya mulai melirik perempuan yang lain, serta buat pengalamanku berikutnya kuceritakan dalam peluang yang lain.JITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comIndonesia-4.7271110340193525 116.99731397970659-35.36175053401935 75.6887229797066 25.907528465980647 158.30590497970658tag:blogger.com,1999:blog-8204819200909074294.post-28241359489057329262020-03-22T14:45:00.002-07:002020-03-22T14:45:28.015-07:00NGENTOT DENGAN PACAR KAKAK SAYA <a href="https://beritasex88.blogspot.com/" target="_blank">BERITASEX</a>-Hidup berumah tangga itu penuh dgn kejutan, Kadang ada aja yg bikin kita surprise contohnya seperti kisah sex berikut ini. Sebut saja Karina, adek perempuan istriku. Karina memiliki perawakan yg sangat aduhai, tingginya sekitar 160an cm dgn badan langsing serta bentuk lekuk badannya begitu indah tentu menggoda sekali.<br />
<br />
Umurnya juga masih muda sekitar 30 tahunan. Karina juga sudah berswami tetapi didalam pernikahannya Karina belom dikaruniai anak. Hubungan keluarga antara keluargaqu dgn keluarga Karina sangat dekat, sering kali kita berlibur bersama. Karina bekerja diperusahaan yg bergerak dibidang yg sama dgn tempatku bekerja tetapi berbeda perusahaan. Sehingga kami sering bertukar pikiran yg membuat akhirnya kita menjadi lebih akrab.<br />
<br />
Suatu hari Karina mengajaqu untuk bertemu, dia mengatakan ingin berbicara sesuatu kepadaqu. aqu pun mengiyakanya karena aqu penasaran apa yg akan dikatakan oleh Karina. Akhirnya setelah kita berjanjian disuatu café setelah pulang kerja, akhirnya aqu menemui Karina. Setelah aqu sampai dicafe, Karina sudah menunggu disitu.<br />
“Maaf telat Karin, udah nunggu lama ya??” tanyaqu sembari cipika cipiki.<br />
<br />
“Enggak kok mas, baru sebentar terus mas Datang” jawabnya.<br />
“Ooowh,,, yaudah pesen makanan dulu Karin” ucapku.<br />
Sembari menunggu makanan yg kita pesan datang, kita ngobrol kemana-mana, sampai akhirnya Karina membuka pembicaraan<br />
“Mas kalo sama kakak Rini (istriku) biasanya sehari melaqukan hubungan ranjang berapa kali mas??” tanya Karina.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXeENKxjTsOQONpvpIfYfToTXsyDXt-tUa5cA7655n696BVsCtqX76_hksrIQe_ouUNp8b6p7jr7ZzrjU8L4zqNIl2QKZvFaEaKIo3EZLwtJZqyd4kTgVwOE9vzDVdIukXtdkjkHP3-usr/s1600/Screenshot_14.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="598" data-original-width="601" height="318" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXeENKxjTsOQONpvpIfYfToTXsyDXt-tUa5cA7655n696BVsCtqX76_hksrIQe_ouUNp8b6p7jr7ZzrjU8L4zqNIl2QKZvFaEaKIo3EZLwtJZqyd4kTgVwOE9vzDVdIukXtdkjkHP3-usr/s320/Screenshot_14.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
“Lhoh lhah…kamu kok tiba-tiba tanya begitu Karin??” tanyaqu balik.<br />
“Gak papa mas, Cuma pingin tau aja kok, berapa kali mas??” tanya Karina.<br />
“Sehari sekali aja cukup kok Karin, tapi sebisa mungkin aqu membuat puas kakakmu dgn beberapa kali dia mencapai klimaks” jawabku.<br />
<br />
“Aaahhh enak ya jadi kakak Rini” ucap Karina dgn wajah termenung.<br />
“Kok enak, emangnya beda ya?? Kalo kamu sendiri berapa kali dalam sehari??” tanyaqu.<br />
“Swamiku sehari bisa sampai 4 kali mas minta dilayanin, tetapi aqu gak pernah bisa merasakan yg namanya klimaks mas” balas Karina.<br />
<br />
“Waaah swami kamu kurang teknik itu Karin, makanya gak bisa buat kamu puas” jawabku sembari tertawa menggoda Karina.<br />
“Mas kapan ke Bali lagi” tanya Karina.<br />
“Belom tau Karin, emangnya kenapa Karin??” tanyaqu.<br />
“Aqu besok lusa ditugaskan kantor untuk ke Bali mas, mas bisa nemenin Karina?? Tanya Karina.<br />
“Eeemmmm….oke deeh mas temenin” jawabku.<br />
“Makasiiih mas” ucap Karina dgn wajah senang terpancar diraut mukanya. Sampai akhirnya jam sudah menunjukkan 9 malam, akhirnya aqu dan Karina memutuskan untuk pulang.<br />
<br />
Pada hari yg ditentukan kita pergi ke Bali berangkat dari Jakarta jam 10.00, pada saat tiba di Bali kami langsung menuju Hotel Four Season di kawasan Jimbaran, hotel ini bernuansa alam dan sangat romantis Lingkungannya, pada saat menuju reception desk aqu langsung menanyakan reservasi atas nama aqu dan petugas langsung memberikan aqu 2 kunci bungalow, pada saat itu Karina bertanya kepadaqu, oh dua ya kuncinya, aqu bilang iya, esexeseks.com soalnya aqu taqut lupa kalo berdekatan dgn perempuan apalagi ini di hotel, dia menambahkan ngapain bayar mahal-mahal satu bungalow saja kan kita juga saudara pasti tak akan terjadi apa-apa kok, lalu akhirnya aqu membatalkan kunci yg satu lagi, jadi kita berdua share 1 bungalow.<br />
<br />
sewaktu menuju bungalow kami diantar dgn buggy car mengingat jarak antara reception dgn bungalow agak jauh, di dalam kendaraan ini aqu melihat wajah Karina, ya ampun cantik sekali dan membuat hatiku mulai bergejolak, sesekali dia melemparkan senyumnya kepada aqu, pikiran aqu, dasar swaminya tak tahu diuntung sudah dapat istri cantik dan penuh perhatian masih disia-siakan. Di dalam bungalow kami merapikan barang dan pakaian kami aqu menyiapkan bahan meeting untuk besok, sementara dia juga mempersiapkan bahan presentasi. Pada saat aqu ingin menggantungkan jas aqu tanpa sengaja tangan aqu menyentuh toketnya karena sama-sama ingin menggantungkan baju masing-masing, aqu langsung bilang<br />
“sorry ya Karin betul aqu tak sengaja,” dia bilang sudah tak apa-apa anggap saja kamu dapat rejeki. Wow, wajahnya memerah tambah cantik dia.<br />
<br />
Lalu kita nonton TV bersama filmya up close and personal, pada saat ada adegan ranjang aqu bilang sama Karina wah kalo begini terus aqu bisa tak tahan nih, lalu aqu berniat beranjak dari ranjang mau keluar kamar, dia langsung bilang mau kemana sini saja, tak usah taqut deh sembari menarik tangan aqu lembut sekali seakan memohon agar tetap di Sisinya, selanjutnya kita cerita dan berandai-andai kalo dulu kita sudah saLing ketemu dan kalo kita berdua menikah dan sebagainya Aqu memberanikan diri bicara, Karin kamu kok cantik dan anggun sih, Karina menyahut nah kan mulai keluar rayuan gombalnya, sungguh kok sih aqu tak bohong, aqu pegang tangannya sembari mengelusnya, oww geli banget, come on nanti aqu bisa lupa nih kalo kamu adalah swami kakak aqu. Biarin saja kata aqu.<br />
<br />
Perlahan tapi pasti tangan aqu mulai merayap ke pundaknya terus membelai rambutnya tanpa disangka dia juga mulai sedikit memeluk aqu sembari membelai kepala dan rambut aqu. Akhirnya aqu kecup keningnya dia bilang kamu sungguh gentle sekali. Oh, indahnya kalo dulu kita bisa menikah aqu bilang, Abis kamunya sih sudah punya pacar.<br />
Lalu aqu kecup juga bibirnya yg sensual, dia juga membalas kecupan aqu dgn agresif sekali dan aqu memakluminya karena aqu yakin dia tak pernah diperlaqukan sehalus ini. Kami berciuman cukup lama dan aqu dengar nada nafasnya mulai tak beraturan, tangan aqu mulai merambat ke daerah sekitar toketnya. Dia sedikit kaget dan menarik diri walaupun mulut kami masih terus saLing berciuman.<br />
<br />
Kali ini aqu masukkan tangan aqu langsung ke balik BH-nya, dia menggelinjang. Aqu mainkan pentilnya yg sudah mulai mengeras dan perlahan aqu buka kancing bajunya dgn tangan aqu yg kanan, setelah terbuka aqu lepas BH-nya. Woww, betapa indah toketnya, ukurannya kurang lebih mirip dgn istri aqu tetapi pentilnya masih berwarna merah muda mungkin karena dia tak pernah menyusui putranya, Karina terhenyak sesaat sembari ngomong, kok jadi begini.<br />
“Karin aqu suka ama kamu,” terus dia menarik diri.<br />
<br />
Aqu tak mau berhenti dan melepaskan kesempatan ini, langsung aqu sambar lagi toketnya kali ini dgn menggunakan lidah aqu sapu bersih toket beserta pentilnya. Karina hanya mendesah-desah sembari tangannya mengusap-ngusap kepala aqu dan aqu rasakan badannya semakin menggelinjang kegelian dan keringat mulai mengucur dari badannya yg harum dan putih halus.<br />
<br />
Aqu masih bermain dipentilnya sembari menyedot-nyedot halus. Dia semakin menggelinjang dan langsung membuka baju aqu pada saat itu aqu juga membuka kancing roknya dan terlihat paha yg putih mulus nan merangsang, kita sekarang masing-masing tinggal celana dalam saja, tangannya mulai membelai pundak dan badan aqu, sementara itu lidah aqu mulai turun ke arah pangkah paha.<br />
<br />
Dia semakin menggelinjang, Oww desir nikmat dan geli sekali. Perlahan aqu turunkan celana dalamnya, dia bilang jangan bilang sama siapa-siapa ya terutama kakak. bilang emang aqu gila kali, pakai bilang-bilang kalo kita berbuat macem2. setelah celana dalamnya aqu turunkan aqu berusaha untuk menjilat clitorisnya yg berwarna merah menantang. Pada awalnya dia tak mau, katanya dia belom pernah begituan, nah sekarang saatnya kamu mulai mencoba.<br />
<br />
Lidah aqu langsung menari-nari di clitorisnya, dia meraung keras, Ohh,, enaakk sekali, aqu, aqu tak pernah merasakan ini sebelomnya kamu pintar sekali sih,. Kemudian aqu jilat clitoris dan lubang Kemaluannya, tak berapa lama kemudian dia menjerit, Auuww aqu keluar Oohh nikmat sekali, dia bangkit lalu menarik dgn keras celana dalamku.Langsung dia sambar kemaluanku dan dilumatnya secara hot dan agresif sekali. Terus terang istri aqu tak perah mau melaqukan oral seks dgn aqu, dia terus memainkan lidahnya dgn Karincah sementara tangan aqu memainkan pentil dan kelentitnya. Tiba-tiba ia mengisap kemaluan aqu keras sekali ternyata dia klimaks lagi, dia lepaskan kemaluan aqu, ayo dong masukin ke sini, sembari menunjuk lubangnya.<br />
<br />
Perlahan aqu tuntun kemaluan aqu masuk ke Kemaluannya, dia terpejam saat kemaluan aqu masuk ke dalam Kemaluannya sembari dia tiduran dan mendesah-desah. Ohh biasanya swami aqu sudah selesai dan aqu belom merasakan apa-apa, tapi kini aqu sudah dua kali keluar, kamu baru saja mulai. Waktu itu kami bercinta sudah kurang lebih 30 menit sejak dari awal kita bercumbu.<br />
<br />
Sekarang aqu angkat ke dua kakinya ke atas lalu ditekuk, sehingga penetrasi dapat lebih dalam lagi sembari aqu sodok keluar masuk Kemaluannya. Dia terpejam dan terus menggelinjang dan bertambah liar. Aqu tak pernah menygka orang seperti Karina yg lemah lembuh ternyata bisa liar di ranjang. Dia menggelinjang terus tak karuan.<br />
Ohh aqu keluar lagi. Aqu angkat perlahan kemaluan aqu dan kita berganti poKarini duduk, terus dia yg kini mengontrol jalannya permainan, dia mendesah sembari terus menyebut, Ohh ,ohh . Dia naik turun makin lama makin kencang sembari sekali-kali menggoygkan pantatnya, tangannya memegang pundak aqu keras sekali.<br />
<br />
Iihh, uuhh aqu keluar lagi, kamu kok kuat sekali,come on keluarin dong aqu sudah tak tahan nih.Biar saja, kata aqu, Aqu mau bikin kamu keluar terus, kan kamu bilang sama aqu, bahwa kamu tak pernah klimaks sama swami kamu sekarang aqu bikin kamu klimaks terus.Iya sih tapi ini betul-betul luar biasa , ohh betapa bahagianya aqu kalo bisa setiap hari begini sama kamu.Ayo jangan ngaco ah, mana mungkin lagi, kata aqu.<br />
<br />
Aqu bilang, Sekarang aqu mau mencoba doggy style.Apa tuh, katanya.Ya ampun kamu tak tau.Tak tuh, katanya. Lalu aqu pandu dia untuk menungging dan perlahan aqu masukkan kemaluan aqu ke Kemaluannya yg sudah banjir karena keluar terus, pada saat kemaluan aqu sudah masuk sempurna mulailah aqu tusuk keluar masuk dan goygin makin lama makin kencang.<br />
<br />
Dia berteriak dan menggelinjang dan mengguncangkan badannya. , ampuun deh aqu keluar lagi nih. Waktu itu aqu juga sudah mau keluar.Aqu bilang,Nanti kalo aqu keluar maunya di mulut Karina.Ah jangan Karina belom pernah dan kayaknya jijik deh.Cobain dulu ya, akhirnya dia mengangguk.<br />
<br />
Tiba saatnya aqu sudah mau klimaks aqu cabut kemaluan aqu dan sembari dia jongkok aqu arahkan kepala kemaluan aqu ke mulutnya sembari tangan dia mengocok-ngocok kemaluan aqu dgn sangat bernafsu. Karin, Ketika mau keluar langsung kemaluan aqu dimasukkan ke dalam mulutnya tak lama lagi.<br />
<br />
“Crooott, crooott, croooott, croooott,” penuhlah mulut dia dgn sperma aqu sampai berceceran ke luar mulut dan jatuh di pipi dan toketnya. Dia terus menjilati kemaluan aqu sampai semua sperma aqu kering aqu tanya dia, Gimana Karin nikmat tak rasanya.Dia bilang, Not bad. Kita berdua tertidur sampai akhirnya kita bangun jam 11 malam.<br />
Karina mengecup halus bibir aqu, , thanks a lot, aqu benar-benar puas sama apa yg kamu berikan kepada aqu, walaupun ini hanya sekali saja pernah terjadi dalamJITU69http://www.blogger.com/profile/03212717335913062520noreply@blogger.comIndonesia-3.6114792494895793 118.75512647970659-33.795203749489581 77.4465354797066 26.57224525051042 160.06371747970658